Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN PEMBELAJARAN EFEKTIF


“Komunitas Belajar dan Motivasi Peserta Didik “
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Pembelajaran Efektif

Kelompok 6
Nabilah Putri 18004082
Rati Desi Putri 18004085
Revi Gusrianto 18004087
Rifana Indah Widianingrum 18004089

Dosen Pengampu:
Dr. Fetri Yeni J, M.Pd
Elsa Rahmayanti, M.Pd.

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah

memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas

rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Komunitas Belajar dan Motivasi Peserta Didik “ tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Dr. Fetri Yeni J, M.Pd

dan Ibu Elsa Rahmayanti, M.Pd. pada mata kuliah “Manajemen Pembelajaran

Efektif” di Universitas Negeri Padang. Selain itu, penulis juga berharap agar

makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang perspektif kelas

sebagai komunitas belajar, dukungan teoritis dan empirisnya dan strategi untuk

memotivasi peserta didik dan membangun komunitas belajar yang produktif,.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah

ikut bekerja sama dalam pembuatan makalah ini, dan semoga makalah ini

dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang komunitas belajar dan

motivasi peserta didik dalam memanajemen pembelajaran. Aamiin

Padang, 25 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 4

A. Perspektif Kelas Sebagai Komunitas Belajar ........................................................ 4

B. Dukungan Teoritis dan Empiris............................................................................ 7

C. Strategi Untuk Memotivasi Peserta Didik dan Membangun Komunitas Belajar

yang Produktif........................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 11

B. Saran ................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunitas dalam KKBI yaitu kelompok organisme (orang dan

sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu.

Komunitas adalah suatu kelompok yang terdiri beberapa orang dan memiliki

ketertarikan yang sama. Biasanya komunitas dibentuk karena memiliki hobi

yang sama seperti, komunitas fotografi, komunitas motor gede, komunitas tari

dan lain-lain.

Komunitas belajar adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa

orang yang memiliki ketertarikan dan tujuan yang cenderung bersifat

akademik. Komunitas belajar berfokus pada visi kelompok dengan bekerja

sama membagi pengetahuan dengan tujuan akademik (Zhu & Baylen, 2005).

Lebih lanjut disebutkan bahwa komunitas belajar, sebagai pendekatan belajar-

mengajar, menyediakan lingkungan bagi peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan dan meningkatkan kinerja akademiknya, di mana proses belajar-

mengajar itu terjadi di antara anggota yang pada umumnya rekan mereka.

Jadi, dalam komunitas belajar terjadi proses belajar-mengajar tanpa

menggunakan istilah guru peserta didik, tutor-murid, dan istilah sejenisnya.

Komunitas belajar fokus pada perkembangan grupnya melalui empat

fase. Bruce Tuckman dalam Francesca, Marco, Angelo, dan Giuseppina

(2010) mengusulkan empat fase yang terjadi dalam pengembangan komunitas

1
belajar. Fase pertama adalah forming, fase dimana komunitas dimulai

berdasarkan antusiasme dan hubungan. Fase kedua adalah storming, fase

untuk menentukan peran dan tanggung jawab dalam komunitas. Fase ketiga

adalah norming, tahap untuk menentukan aturan-aturan di dalam komunitas.

Fase terakhir adalah performing yaitu fase di mana anggota bisa berintaraksi

untuk berbagi pengetahuan dan membuat keputusan.

Komunitas belajar bisa mencari salah satu cara penambah motivasi

peserta didik. Motivasi ini didapatkan karena adanya tujuan yang sama di

dalam komunitas tersebut seperti sama-sama ingin mengembangkan diri dan

mendapatkan pengetahuan yang lebih di luar pengetahuan yang didapatkan

pada saat pembelajaran formal. Motivasi ini dapat terjadi jika komunitas

tersebut juga memiliki khas tersendiri dalam hal berdasarkan ketertarikan,

konten yang diajarkan, dan keterkaitannya dengan karir di masa depan. Selain

itu, anggota komunitas belajar juga dapat memperoleh banyah hal dalam

rangka mengembangkan diri dan pengetauannya seperti terciptanya relasi

baru dengan orang lain, pemerolehan pengetahuan baru, pengembangan skill,

kepercayaan diri, dan networking.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan ini kami akan

membahas materi berjudul “Komunitas Belajar dan Motivasi Peserta

Didik”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kelas sebagai komunitas belajar?

2
2. Bagaimana perspektif kelas sebagai komunitas belajar?

3. Bagaimana dukungan teoritis dan empiris?

4. Bagaimana strategi untuk memotivasi peserta didik dan membangun

komunitas belajar yang produktif?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui maksud dengan kelas sebagai komunitas belajar

2. Untuk mengetahui perspektif kelas sebagai komunitas belajar.

3. Untuk mengetahui dukungan teoritis dan empiris

4. Untuk mengetahui strategi untuk memotivasi peserta didik dan

membangun komunitas belajar yang produktif

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunitas Belajar

Komunitas belajar dapat diartikan sebagai sebuah kelompok yang tediri

dari gurudan siswa di dalam kelas dan berinteraksi dalam kegiatan belajar

mengajar. Dengan mendefinisikan komunitas belajar sebagai" sebuah

organisasi dimana anggotanya me-ngembangkan kapasitasnya secara terus

menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan, mendorong pola berpikir

yang baru dan luas, dan terus belajar bagaimana belajar bersama-sama.

Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk

sosial, hal ini berimplikasi bahwa di sisi lain seseorang tidak bisa melepaskan

diri dari keter-gantungan terhadap orang lain. Dimana kelas merupakan

tempat terjadinya interaksidengan orang lain yaitu dengan guru dan siswa

maupun siswa dan siswa dalam bertukar informasi, ide, pengalaman, dan

berkerja sama dalam kegiatan belajar. 1efleksi dandiskusi merupakan dimensi

dari program tersebut. Dalam komunitas membina pem- belajaran, komentar,

konstruktif, mempertanyakan, mengajukan pertanyaan, dan kritik adalah

norma, bukan pengecualian (Santrock,2014).

4
B. Perspektif Kelas Sebagai Komunitas Belajar

Proses mengembangkan kelas sebagai komunitas belajar mengharuskan

guru memperhatikan banyak fitur dari para siswa dan kelas mereka. Beberapa

gagasan mengenai hal ini berasal dari tahun-tahun terdahulu. Beberapa

gagasan lebih baru.

Bagian ini membahas tiga topik. Pertama, disajikan perspektif yang agak

kuno yaitu persfektif yang memandang kelas sebagai tempat dimana

kebutuhan individu dan kelompok dipenuhi dan dimana kegiatan harian

mencerminkan kehidupan diluar sekolah. Kedua, diberikan penjelasan singkat

mengenai motivasi dan bagaimana pilihan-pilihan guru mengenai trategi-

strategi motivasi mempengaruhi perkembangan komunitas belajar serta

mengenai seberapa banyak siswa terlibat dalam pembelajaran. ketiga, di

jelaskan mengenai konsep komunitas belajar tersebut tersendiri dan ciri-ciri

komunitas belajar yang positif.

Adapun komunitas belajar Gabungan individu dan kelompok. Hubungan

antara individu dan kelompok merupakan hal kompleks dalam konteks

apapun dan seringkali di penuhi dengan di lema. Memikirkan mengenai

hubungan individu-kelompok berawal dari karya psikolok-psikolok social

zaman dahulu, yang di pimpin oleh Kurt Lewin yang terkenal (Lewin, Lippit,

& Wite, 1951) dan banyak kolega mereka yang tertarik pada bagian

kombinasi kebutuhan individu dan kondisi lingkungan menjelaskan perilaku

manusia.

5
Getzels dan Thelen (1960) menerapkan dan mengembangkan

model dua di mensi untuk melihat hubungan antara kebutuhan perorangan

siswa dan kondisi kehidupan kelas, yaitu:

1. Dimensi pertama dari model ini menjelaskan bagaimana dalam

kelas ada individu-individu dengan motif kebutuhan tertentu.

Perpektif ini dapat di sebut di mensi individu kehidupan kelas.

2. Dimensi ke dua dari model ini bagaimana dalam kelas ada dari

konteks social untuk memenuhi tujuan sistem. Dimensi ini dapat di

sebut dimensi kelompok dari kelas.

Bagi guru, faktor terpenting dalam sisi individu model ini adalah

motivasi karena konsep komunitas belajar merupakan faktor terpenting

dalam di mensi sosial kehidupan kelas.

6
C. Dukungan Teoritis dan Empiris

Salah satu dukungan yang dapat dilakukan yaitu dengan

memotivasi Manusia. Motivasi biasanya di definisikan sebagai proses

merangsang prilaku kita atau membangkitkan kita untuk mengambil

tindakan motivasi inilah yang membuat kita melakukan apa yang kita

lakukan. Dari table di bawah ada beberapa ciri-ciri perseorangan dan

kelompokdari komunitas belajar yang produktif yaitu:

Perseorangan Kelompok

 Guru dan siswa berbagi  Terdapat norma- norma

tujuanumum. untuk mengharapkan setiap

 Para siswa melihat diri orang melakukan intelektual

mereka untuk merasa terbaik mereka.

mampu dan menentukan  Terdapat norma- norma

nasib diri sendiri. untuk menyelesaikan

 Para siswa melihat diri pekerjaan akademik.

mereka sebagai pelajar  Terdapat norma- norma

dengan gaya tarik yang untuk membantu dan di

tinggi untuk satu sama lain. bantu.

 Para siswa dan guru  Norma- norma mendukung

berkaca pada pengalaman komunitas dan dialog

masa lalu dan terbuka.

merayakan prestasi.

7
Para psikolog membedakan dua jenis motifasi, yaitu:

8
1. Motivasi intrinsik adalah ketika prilaku di picu secara internal oleh

minat atau keingintahuan seseorang atau semata- mata karena

kesenangan akan pengalaman.

2. Motivasi ekstrinsik adalah ketika orang di pengaruhi bertindak karena

faktor luar atau lingkungan. Seperti hadiah, hukuman, atau tekanan

social.

Secara umum terdapat banyak teori motivasi, Lima di antaranya yang

relevan bagi pendidikan adalah :

a. Teori prilaku menekankan pentingnya individu merespons terhadap

peristiwa-peristiwa lingkungan dan penguatan ekstrinsik

b. Teori kebutuhan bahwa orang dibangkitkan untuk bertindak oleh

kebutuhan bawaan dan tekanan intrinsik, daripada oleh hadiah

ekstrinsik atau hukuman. Abraham Maslow menggolongkan

kebutuhan-kebutuhan menjadi 7 tingkatan yaitu Kebutuhan

fisiologis, Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan akan rasa memiliki

dan dicintai, Kebutuhan akan harga diri, Kebutuhan untuk

mengetahui dan memahami, Kebutuhan keindahan serta

Kebutuhan aktualisasi diri.

c. Teori Kognitif menekankan pentingnya cara orang berfikir dan

keyakinan serta atribusi yang mereka miliki mengenai situasi-

situasi hidup.

9
d. Teori kognitif social mengatakan bahwa tindakan orang

dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki oleh tujuan-tujuan tertentu dan

harapan-harapan mereka akan keberhasilan.

e. Teori Sosikultural mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi tidak

hanya dari factor di dalam individu, seperti kebutuhan, orientasi

tujuan dan harapan tetapi juga harapan dan prilaku kelompok

dimana orang menjadi anggotanya.

10
D. Strategi Untuk Memotivasi Peserta Didik dan Membangun Komunitas

Belajar yang Produktif

Membangun komunitas belajar yang produktif dan memotivasi siswa

untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna merupakan tujuan

utama. Namun, banyak unsur membentuk motivasi siswa untuk belajar.

Keberhasilan tergantung pada penggunaan penggunaan stratergi motivasi

yang berasal dari setiap perspektif serta mengguanakan strategi yang

membantu sekelompok orang berkembang menjadi komunitas belajar yang

produktif.

Ada beberapa strategi-strategi untuk memotivasi siswa dan membangun

komunitas belajar yang produktif, yaitu :

1. Percaya pada kemampuan siswa dan perhatikan factor-faktor yang

dapat berubah.

2. Hindari terlalu menekankan Motivasi Ekstrinsik.

3. Menciptakan situasi belajar dengan suasana perasaan positif.

4. Pengembangan minat dan nilai-nilai intrinsk siswa.

5. Perhatikan kebutuhan siswa, termasuk kebutuhan akan determinasi

diri.

6. Perhatikan sifat tujuan-tujuan pembelajaran dan kesulitan dari tugas-

tugas intruksional.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar.

Apabila tenaga pendidik dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik

pada peserta didik atau anaknya, maka dalam diri peserta didik atau anak

akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan

motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat

belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi

belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi

para peserta didik yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negatif dari

luar diri peserta didik. Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi

belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan

belajar dalam rangka mencapai tujuan.

B. Saran

Dengan memahami dan mengetahui Komunitas Belajar dan Motivasi

Peserta Didik, Tidak hanya tenaga pendidik, motivasi juga penting bagi

peserta didik agar peserta didik dan tenaga pendidik mampu mencapai tujuan

pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brophy,J. 2004. Motivating students to learn. Hillsdale. NJ: Lawence Erlbaum.

Sekar, Kamarubiani. 2020. Komunitas Belajar Sebagai Sarana Belajar dan

Pengembangan Diri. Indonesian Journal Of and Community Education

Vol.2, No. 1, Agustus 2020, I-SSN: 2686-6153.

Sullo, B. 2007. Activating the desire to learn. Alexandria, VA:

Association forSupervision and Curriculum Development.

Watkins, C.2005. Classroom aslearning communities. What’s in it for schools?

New York: Routledge

13

Anda mungkin juga menyukai