Disusun oleh:
Jember, 15
Februari 2017
Penyus
un
Daftarisi
Daftar
isi ..........................................................................................................................................
..1
BAB I......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................2
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................2
1.3Tujuan...........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................9
3.2
saran...................................................................................................................................9
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................10
Lampiran ...............................................................................................................................
...............11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Didalam proses pembelajaran guru harus memahami peserta didik.
Aspek-aspek yang terkait dengan peserta didik salah satunya berkenaan
dengan pemahaman perkembangan fisik dan psikis. Dengan memahami
perkembangan moral peserta didik, maka guru dapat mengeksplorasi,
memilih dan menentukan bahan pelajar, strategi pembelajaran, model-model
pemberian motivasi serta mewujudkan proses pembelajaran yang efektif.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian teori perkembangan moral menurut Jean
Piaget
1.3.2 Mengetahui pengertian teori perkembangan moral menurut
Kolhberg
Pada tahap ini biasanya perilaku bai yang muncul pada anak-anak bukan
tumbuh sebagai suatu kesadaran akan kebaikan tersebut, akan tetapi hal itu
muncul karena adanya konsekuensi tertentu bilamana mereka melakukan atau
tidak melakukan sesuatu tindakan tersebut.
Pada tahap ini perilaku yang baik diartikan sebagai perilku yang
menyenangkan atau yang dapat membantu orang lain dan yang disetujui oleh
mereka.
Tahap 4: The Law and Order Orientation (orientasi perintah dan hukum)
Pada tahap ini teindakan seseorang lebih banyak berorientasi pada otoritas,
aturan-aturan yang pasti dan pemeliharaan tata aturan sosial.
Pada tahap ini, yang secara moral dipandang benar tidak harus dibatasi
oleh hukum-hukum atau aturan-aturan sosial, akan tetapi lebih dibatasi oleh kata
hati dan kesadarn menurut prinsip-prinsip etik.
Teori dari Kolhbrg tidak lepas dari kritik. Yang paling banyak mendapat
sorotan adalah pandangannya yang memberikan tempat istimewa terhadap
keadilan, sebagai tingkatan tertinggi atau tahap tertinggi dari konsep
perkembangannya. Berdasarkan kritika-kritikan yang muncul akhirnya
mendorong Kolhberg untuk merevisi konsep tahapan-tahapannya (dari keenam
kelima), dan sekaligus menuju kembali kecenderungan untuk menempatkan
keadilan sebagai prinsip tertinggi.
1. Trust vs Mistrust
Tahapan pertama ini berkaitan dengan persoalan apa yag patut
dipercaya(trust) dan apa yang tidak dapat dipercaya(Mistrust)
Seorang bayi akan dapat mengerti dunia sekitarnya melalui
perasaannya, dan akan dapat merasakan melalui lidahnya. Trust dalam
hubungan ini diartikan sebagai suatu kesesuaian antara kebutuhan-
kebutuhan bayi dengan dunia sekitarnya.
Berkaitan dengan Mistrust, Erikson tidak melihat bahwa setiap
tahap merupakan kunci untuk menguasai secara penuh kualitas moral
pada tahap berikutnya. Erikson membatasi mistrus sebagai kesiapan
terhadap kemungkinan bahaya, ancaman, atau suatu antisipasi terhadap
keadaan yang tidak menyenangkan.
Dari apa yang dikemukakan di atas nampak bahwa Erikson lebih
cenderung mengembangkan suatu orientasi terhadap sifat dasar
manusia.
2. Auntonomy vs Doubt
Menurut Erikson tiap-tiap tahap dalam perkembangan seseorang
distrukturkan melalui cara-cara yang sama.
Dalam tahap kedua ini Erikson mengidealisasikan tumbuhnya
sifat-sifat positif (auntonomi) dan sifat-sifat negatif (doubt) secara
bersama-sama. Dalam hubungan ini Erikson melihat bahwa
pertumbuhan Auntonomy pada dasarnya memerlukan pengembangan
rasa percaya diri. Kendati demikian satu hal yang patut untuk
diperhatikan bahwa auntonomi yang berlebihan dapat membahayakan.
3. Initiative vs guilt
Dalam pandangan Erikson konflik yang paling menonjol ditahap
ketiga ini adalah perkembangan suatu initiative terhadap satu sasaran
atau tujuan, dan kemungkinan tumbuhnya guilt dalam upayanya untuk
mencapai sasaran atau tujuan yang lain.
4. Industry vs Inferiority
Tahap keempat adalah tahap dimana anak-anak mulai mampu
menggunakan cara berpikir deduktif, disamping tumbuhnya kemauan
untuk mau belajar mematuhi aturan-aturan.
6. Intimacy vs isolation
Menurut Erikson konflik yang paling menonjol ditahap enam
adalah intimacy disatu pihan dan isolation dipihak lain. Dalam periode
ini tali persahabatan mulai dikembangkan dengan kuat, bahkan
pengikatan hubungan dalam tali perkawinan mulai memperoleh
tempat.
7. Generativity vs self absorption
setelah memasuki hubungan perkawinan, kemudian membangun
rumah tangga maka akan mengalami konflik masalah pertumbuhan
dan kemandengan.
8. Integrity vs despair
Dimensi psikososial yang mencerminkan tercapainya kematangan
konflik antara integrity dengan dispair. Ketidakmampuan menguasai
salah satu konflik tersebut diatas, sudah cukup untuk mengakibatkan
kegagalan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi seseorang.
1. Periode sensorimotorik
Menurut Piaget, sampai usia kurang lebih delapan belas bulan
perkembangan skema lebih terpusat kepada sensorimotorik. Pembentukan
konsep pada periode ini terbatas pada objek permanen, yaitu objek yang
tampak dalam batas pengamatan anak.
1.3 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan yaitu:
3.2 Saran
3.2.1 Perkembangan moral tidak hanya dalam diri sendiri tetapi juga
perlu adanya peran aktif dari keluarga dan juga lingkungan sekitar.
3.2.2 Guru juga harus berperan aktif guna meningkatkan potensi siswa
agar siswa dapat perkembang secara optimal.
Daftar Pustaka