Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MAKALAH ETIKA MORAL

“MENJUNJUNG TINGGI NILAI KEMANUSIAN DAN


BERTUGAS BERDASARKAN AGAMA, MORAL, DAN
ETIKA”

Dosen Pengampu: Drs. Zulkarnaen Sitanggang, MA.

Disusun Oleh Kelompok 3:


Indis Gustia Zahra
Naila Dwi Sakinah
Sabrina Azzahra
Tut Wuri Handayani
Nur Nabila
Putri Handayani
Ika Irawan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


DAN DIPLOMA III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR
Alhamdullillah, puji serta syukur kami ke hadirat Allah SWT atas rahmat

dan izin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan mudah

guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Etika Moral yang berjudul

“Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan dan Bertugas Berdasarkan Agama, Moral,

dan Etika” dari Dosen Pengampu Bapak Drs. Zulkarnaen Sitanggang, MA.

Sholawat serta salam kami teteap tercurahkan kepada nabi kita Muhammad

SAW. Terima kasih kepada anggota kelompok kami yang telah berkontribusi dalam

bentuk pikiran maupun materi dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sangat

berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah

pengetahuan bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini

bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari har khususnya bagi penulis umumnya bagi

pembaca.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, maka dari itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2023

Penyusun Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Nilai Kemanusiaan
2.2 Defenisi Nilai Moral
2.3 Defenisi Nilai Etika
2.4 Defenisi Nilai Akhlaq
2.5 Mengimplementasi Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari
2.6 Mengimplementasi Akhlaq Dalam Kehidupan Sehari-Hari
2.7 Mengimplementasi Moral Dalam Kehidupan Sehari-Hari
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

2. Etika, moral, dan


akhlak merupakan suatu
unsur yang penting
dalam
3. kehidupan sehari-hari
di masa modern
seperti saat ini,
sayangnya seiring
4. berkembangnya zaman
nilai-nilai tersebut mulai
luntur di masyarakat.
Kurangnya
5. pengetahuan tentang
etika, moral, dan akhlak
merupakan salah satu
penyebab utama
6. mengapa lunturnya
unsur-unrus tersebut di
masyarakat.
7. Di samping kemajuan
teknologi akibat adanya
era globalisasi, kita
melihat
8. pula arus kemunduran
Etika, Moral, dan Akhlak
yang melanda di kalangan
sebagian
9. pemuda pemudi
Indonesia. Dalam
berbagai surat kabar
banyak kita jumpai berita
10. tentang perkelahian
pelajar, penyebaran
narkotika, pemakaian
obat bius, minum
11. minuman keras,
penjambretan yang
dilakukan oleh anak-anak
yang berusia belasan
12. tahun, meningkatnya
kasus-kasus kehamilan
dikalangan remaja
putri, dan
13. sebagainya.
14. Oleh karena itu
untuk memperbaiki
kerusakan sikap
pemuda pemudi
15. Indonesia seharusnya
kita sebagai generasi
milenial mulai
menghidupkan kembali
16. kehidupan
bermasyarakat yang
beretika, bermoral, dan
berakhlak. Serta
sebagai
17. pemuda di era
globalisasi kita sepatutnya
lebih memperdalam
wawasan kita tentang
18. Etika, Moral, dan
Akhlak dan
merealisasikan di
kehidupan
bermasyarakat agar
19. terciptanya persatuan
dan kesatuan di antara
masyarakat sehingga
menciptakan
20. negara yang aman dan
damai.
21. Etika, moral, dan
akhlak merupakan suatu
unsur yang penting
dalam
22. kehidupan sehari-hari
di masa modern
seperti saat ini,
sayangnya seiring
23. berkembangnya
zaman nilai-nilai tersebut
mulai luntur di
masyarakat. Kurangnya
24. pengetahuan tentang
etika, moral, dan akhlak
merupakan salah satu
penyebab utama
25. mengapa lunturnya
unsur-unrus tersebut di
masyarakat.
26. Di samping kemajuan
teknologi akibat adanya
era globalisasi, kita
melihat
27. pula arus kemunduran
Etika, Moral, dan Akhlak
yang melanda di kalangan
sebagian
28. pemuda pemudi
Indonesia. Dalam
berbagai surat kabar
banyak kita jumpai berita
29. tentang perkelahian
pelajar, penyebaran
narkotika, pemakaian
obat bius, minum
30. minuman keras,
penjambretan yang
dilakukan oleh anak-anak
yang berusia belasan
31. tahun, meningkatnya
kasus-kasus kehamilan
dikalangan remaja
putri, dan
32. sebagainya.
33. Oleh karena itu
untuk memperbaiki
kerusakan sikap
pemuda pemudi
34. Indonesia seharusnya
kita sebagai generasi
milenial mulai
menghidupkan kembali
35. kehidupan
bermasyarakat yang
beretika, bermoral, dan
berakhlak. Serta
sebagai
36. pemuda di era
globalisasi kita sepatutnya
lebih memperdalam
wawasan kita tentang
37. Etika, Moral, dan
Akhlak dan
merealisasikan di
kehidupan
bermasyarakat agar
38. terciptanya persatuan
dan kesatuan di antara
masyarakat sehingga
menciptakan
39. negara yang aman dan
damai.
40. Etika, moral, dan
akhlak merupakan suatu
unsur yang penting
dalam
41. kehidupan sehari-hari
di masa modern
seperti saat ini,
sayangnya seiring
42. berkembangnya
zaman nilai-nilai tersebut
mulai luntur di
masyarakat. Kurangnya
43. pengetahuan tentang
etika, moral, dan akhlak
merupakan salah satu
penyebab utama
44. mengapa lunturnya
unsur-unrus tersebut di
masyarakat.
45. Di samping kemajuan
teknologi akibat adanya
era globalisasi, kita
melihat
46. pula arus kemunduran
Etika, Moral, dan Akhlak
yang melanda di kalangan
sebagian
47. pemuda pemudi
Indonesia. Dalam
berbagai surat kabar
banyak kita jumpai berita
48. tentang perkelahian
pelajar, penyebaran
narkotika, pemakaian
obat bius, minum
49. minuman keras,
penjambretan yang
dilakukan oleh anak-anak
yang berusia belasan
50. tahun, meningkatnya
kasus-kasus kehamilan
dikalangan remaja
putri, dan
51. sebagainya
Etika, moral, dan akhlak merupakan suatu unsur yang
penting dalamkehidupan sehari-hari di masa modern seperti saat ini,
sayangnya seiringberkembangnya zaman nilai-nilai tersebut mulai luntur di
masyarakat. Kurangnyapengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak
merupakan salah satu penyebab utamamengapa lunturnya unsur-unrus tersebut
di masyarakat. Di samping kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi,
kita melihat pula arus kemunduran Etika, Moral, dan Akhlak yang melanda di
kalangan sebagianpemuda pemudi Indonesia. Dalam berbagai surat kabar
banyak kita jumpai beritatentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika,
pemakaian obat bius, minum minuman keras, penjambretan yang dilakukan
oleh anak anak yang berusia belasantahun, meningkatnya kasus-kasus
kehamilan dikalangan remaja putri, dan sebagainya.
Dalam menghadapi situasi seperti itu, muncul berbagai pertanyaan,
seperti apakah masih mungkin untuk merumuskan kembali standar yang
konsisten, universal, dan etika kelompok agama yang berbeda? Apakah masih
mungkin bagi kita untuk menerapkan hasil rumusan itu? Ini karena norma tidak
akan bermakna dalam kehidupan tanpa dukungan dari subjek pelaku. Tentu saja
pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan hati nurani, baik secara individual
maupun kolektif. Dengan kata lain, kesadaran individu dan kolektif harus ada
untuk memanfaatkan nilai-nilai altruistik untuk kepentingan manusia secara
keseluruhan.
Agama, moralitas, dan etika adalah istilah dan entitas yang sangat
populer dalam kehidupan sehari-hari karena dianggap sebagai sumber nilai
untuk mengatur kehidupan manusia. Bahkan di kalangan ilmuwan, telah
berkembang menjadi komoditas kajian akademis yang sudah melembaga sejak
lama. Sebagai lembaga yang sama yang mengajarkan prinsip, prinsip kebaikan,
agama, dan etika, mereka seharusnya saling mengisi satu sama lain (Saleh,
2003:5). Itu juga berlaku untuk moral. Dengan kata lain, seharusnya ada
dialektika antara kasta moral dan etika antara agama, di mana satu kasta
mengisi yang lain.

1.2. Rumusan Masalah


1. Definisi nilai kemanusiaan dalam kehidupan
2. Definisi moral, akhlak, dan etika
3. Implementasi nilai moral, etika dan akhlak dalam kehidupan
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mampu memahami dan menjelaskan nilai kemanusiaan
2. Mampu memahami dan menjelaskan makna moral, etika, dan akhlak
3. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai moral, etika, dan akhlak dalam
kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Nilai Kemanusiaan
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah
keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan dan keseimbangan, antara lahir
dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri dan
makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. Keadaban mengindikasikan
keunggulan manusia dibanding dengan makhluk lain, yaitu hewan, tumbuhan,
dan benda tak hidup. Karena itu perbuatan itu dikatakan baik apabila sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan
keadaban.
Kemanusiaan merupakan suatu sifat yang penting dalam menciptakan
kehidupan yang harmonis antar sesama manusia, seperti yang disebutkan
Notonagoro dalam Pamono dan Kartini (1984:74), bahwa hakekat manusia
adalah majemuk tunggal (monopluralis). Sehingga manusia selain makhluk
yang individual juga merupakan makhluk sosial yaitu membutuhkan manusia
lainnya dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu dalam berhubungan antar
manusia perlu adanya interaksi yang positif, yaitu dihadirkannya sifat
kemanusiaan yang menjunjung tinggi harkat sesama manusia dan menghormati
setiap manusia agar tujuan untuk menciptakan kehidupan bersama yang
diharapkan dapat tercapai.
Pesan yang berhubungan dengan kemanusiaan dapat disampaikan dalam
sebuah media massa, seperti yang dicontohkan dalam pemberitaan media
online, Selain dari pemberitaan media online, ada beberapa media massa yang
mengambil peran penting untuk menyampaikan pesan-pesan yang mengandung
kemanusiaan seperti media film.

2.2 Nilai Moral


Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin,
bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata cara atau adat istiadat. Moral
merupakan serangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi.
Menurut KBBI, moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang
berhubungan dengan etika atau adat sopan santun. Moralitas adalah istilah yang
menjelaskan tentang nilai-nilai tertentu dari kelompok tertentu pada titik waktu
tertentu. Kebanyakan moral tidak tetap. Mereka biasanya berubah seiring
berjalannya waktu.
Kata moral juga sering disamakan dengan etika, yang berasal dari kata ethos
dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti sikap, kebiasaan, adat, watak, akhlak,
perasaan, atau cara berpikir.
Kebanyakan orang lebih sering bertindak secara moral dan mengikuti pedoman
sosial. Meski moral bisa berubah seiring berjalannya waktu, moral tetap menjadi
standar perilaku yang diterapkan untuk menilai benar dan salah. Moralitas juga
merupakan istilah yang sering kali memaksa seseorang meninggalkan kepentingan
jangka pendeknya untuk kepentingan masyarakat.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan
yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan
kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan
untukmemberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik
atau buruk, benar atau salah.
2.3 Nilai Etika
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya
yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang
kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika
diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian
kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan
tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan
ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para
ulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharus nya diperbuat.
2.4 Nilai Akhlak
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, yakni jama’ dari “khuluqun” Yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, Sopan santun,
adab, dan tindakan. Kata akhlak juga berasal dari kata Khalaqa atau khalaqun
artinya kejadian, serta erat hubungan dengan “Khaliq” yang artinya menciptakan,
tindakan, atau perbuatan, Sebagaimana terdapat kata al-khaliq yang artinya
pencipta dan makhluq Yang artinya diciptakan.
Secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Sinonim kata akhlak adalah budi pekerti,
tata krama, sopan santun, moral dan etik. Sedangkan akhlak menurut istilah
sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut :
akhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang manusiayang
dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sopan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila naluri tersebut melahirkan
suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama,
maka disebut budi pekerti yang baik.
Dari beberapa pengertian tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa
akhlak / khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga
dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan
pemikiran / pertimbangan terlebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari
luar.

2.5 Mengimplementasi Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari


1. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Tua
Yang dimaksud orang yang lebih tua disini adalah para orang tua kita, yaitu
Bapak, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak dan orang lain yang lebih tua dari
kita. Kita wajib menghormati orang tua yang telah memelihara kita dan
membesarkan, mendidik dan membiayai hidup kita, tidak sedikit pengorbanan
mereka lahir dan batin, baik materi, tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk
kepentingan anak-anaknya. Walaupun mereka tidak mengharapkan balasan atas
kasih sayang dan pengorbanan kepada kita. Namun tidak selayaknya kita
mengabaikan kewajiban menghormati dan menunti segala nasehat dan
perhatiannya. Kakek, nenek, paman, bibi, dan kerabat kita yang lebih tua juga harus
kita hormati dan kita perlakukan seperti orang tua kita. Oleh karena itu kita harus
berlaku hormat dan sopan, tidak bersikap melawan atau menentang pada saat ada
perselisihan. Karena bila kita bersikap hormat dan sopan insya Allah mereka pun
akan berlaku sama.

Agama Islam mengajarkan agar kita selalu hormat dan sopan kepada semua
orang yang lebih tua, dari mereka yang sudah mengenyam banyak pengalaman, kita
memperoleh ilmu untuk bekal dimasa datang. Kita mendapat warisan kebudayaan
yang akan kita teruskan. apalagi para pahlawan yang turut memerdekakan bangsa
kita. Barang siapa yang bersikap hommat kepada orang yang lebih tua, maka akan
dijanjikan oleh Rasulullah SAW, akan dihormati pula pada masa tuanya nanti dan
apabila tidak menghormati orang yang lebih tun maka Rasulullah SAW, pun tidak
hendak mengakui seseorang tersebut sebagai umatnya.
Tiada seorang pemuda yang menghormati orang yang tua usianya, melainkan Allah
akan menyediakan orang-orang yang akan menghormatinya jika ia telah tua
usianya. (HR Turmudzi).

Tidak termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang yang lebih
(muda), dan tidak mengerti hak-hak orang yang lebih (tua). Bukanlah termasuk
golonganku orang yang menipu kami, seorang mukmin yang lain, seperti mencintai
diri sendiri. (Tabrani dari Damrah).

2. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Sebaya


Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan dengan orang sebaya
sangat penting. Hampir setiap hari, dikalangan masyarakat maupun di sekolah, kita
sering kali berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dengan kita
dalam beberapa hal. Pada saat kita kesulitan, merekalah orang yang tepat untuk m
dimintai tolong baik bersifat pribadi pun kita lebih terbuka. Manusia adalah
makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain
setan orang memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang
lain. Dalam pergaulan sehari-hari kita sela bersama mereka, maka kita patut
menghormatinya serta menghargai kedudukan mereka, demikian pula mereka akan
menghormati dan menghargai kita, cara bergaul yang baik dengan mereka (orang
sebaya) yaitu hendaknya kita turut memikirkan dan mempedulikan persoalan dan
kesulitan mereka serta turut meringankan beban permasalahannya.
3. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Muda
Dalam pergaulan, tidak hanya orang yang lebih tua dan orang yang menjadi
perhatian kita untuk selalu kita hormati, tapi juga orang-orang yang lebih muda.
Islam menganjurkan kita agar bersikap merendah dan santun sesama mukmin,
termasuk orang yang lebih muda dari kita. Walau kita banyak kelebihan dibanding
mereka, kita tak boleh sombong, dan congkak pada mereka justru kita harus
membantunya dengan penuh kasih sayang dan segala kecintaan.Pergaulan dengan
orang lebih muda termasuk juga terhadap orang yang keadaan perekonomiannya
rendah,pengetahuan dan pengalamannya lebih lemah dari kita, juga anak yatim dan
fakir miskin. Terhadap mereka kita wajib menyantuni dan bersikap penuh kasih
sayang, tidak berbuat dan berkata kasar, tidak menghina keadaan dan derajat
mereka. Jika kita tidak hormat dan tidak sopan terhadap mereka yang lebih muda
dari kita, maka niscaya mereka pun tidak akan menghormati kita.
4. Etika Pergaulan Dengan Sesama Muslim Dan Umat Islam
Pergaulan antar sesama muslim berkaitan dengan peraturan-peraturan tentang
pergaulan umat Islam antar satu golongan atau satu agama. Kita sebagai muslim
dan umat Islam yang menganut ajaran Allah harus mengetahui bagaimana etika
pergaulan dikalangan masyarakat muslim, yaitu kita harus bertingkah laku yang
sopan santun. lemah lembut dan tidak bertindak salah (keliru) kita harus bisa
membedakan yang baik dan buruk seperti halnya bagaimana kita menghadapi berita
khayal (kosong) yang dibawa dan disebarkan oleh orang fasik dan jail.
Cara menyelesaikan persengketaan antar sesama orang muslim yang timbul
dikalangan umat Islam, yaitu dengan bersatu padu dalam satu tujuan melawan
kejahilan orang karena pada dasarnya muslim dan mu'min itu bersaudara
hubungannya sangat erat sekali bagaikan bangunan, jika satu penyangga hilang
akan roboh. begitu dengan kaum muslim satu ceroboh akan mendatangkan
musibah.

5. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama


Agama Islam menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan orang-orang
yang berbeda agama dengan agama kita. Pada dasarnya mereka pun sama dengan
kita (makhluk ciptaan Allah) hanya saja berbeda keyakinan, banyak beraneka sifat
prilaku dan keinginan. juga kepercayaan dan keyakinan yang berbeda namun
merupakan bagian dari masyarakat bangsa. Kita membutuhkan mereka dalam hal
pekerjaan, perniagaan dan kemasyarakatan. Tak selayaknya kita membedakan
orang yang berbeda agama, kita harus tetap bergaul dengan mereka sebagai sesama
makhluk Allah dan sebagai anggota masyarakat.

6. Etika Dalam Berpakaian Dan Memandang


Fungsi pakaian adalah sebagai penutup aurat sekaligus perhiasan agama Islam
memerintahkan agar setiap orang memakai pakaian yang baik dan bagus, baik
berarti sesuai dengan fungsinya yaitu menutupi aurat, sedangkan bagus berarti
memadai (serasi) sebagai perhiasan penutup tubuh yang sesuai kemampuan si
pemakai. Untuk keperluan ibadah sholat di masjid kita dianjurkan pakai pakaian
yang baik dan suci bersih (terhindar najis).
Berpakaian bagi kaum perempuan mukmin telah digariskan oleh Al Qur'an
adalah menutup seluruh auratnya. Pada dasarnya pakaian muslim tidak
menghalangi si pemakai melakukan kegiatan sehari-hari dalam masyarakat, semua
kembali pada niat si pemakai dalam melaksanakan ajaran Allah. Selain berpakaian
kita juga memandang, mata adalah anugerah Allah yang paling penting yaitu untuk
melihat, mata disini yang dimaksud adalah untung memandang hal-hal yang baik-
baik saja, karena Rasulullah mengatakan "janganlah kalian kaumku sekaian semua
memandangi sesuatu yang tidak baik (buruk) dengan matamu sekalian umatku.

7. Etika Dalam Berbicara Kepada Masyarakat


Alat komunikasi paling utama dalam pergaulan adalah berbicara, dengan
bicara kita dapat menyampaikan sesuatu, sebaliknya kita juga dapat mengetahui
keinginan orang lain. Berbicara bisa mendatangkan banyak orang (teman) dan bisa
pula mendatangkan musuh, maka dari itu kita harus pandai-pandai menjaga cara
berbicara kita dengan baik. Agama Islammengajarkan agar kita berbicara sopan
supaya tidak berakibat merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Mulut dapat kita
gunakan sebagai nasehat akan kebenaran hindarilah cara bicara yang bisa
menimbulkan perselisihan karena perselisihan itu kehendak setan yang ditujukan
untuk mengadu domba, fitnah, isu dan gosip.

8. Etika Dalam Makan Dan Minum


Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia untuk dapat bertahan
hidup secara wajar dan schat. Banyak makanan yang langsung diambil dari alam.
Dari banyak jenis makanan dan minuman itu, kita dianjurkan oleh agama untuk
memilihmakanan yang baik dan halal, dan benar-benar diperlukan untuk kesehatan,
tidak boleh berlebihan. Makanan yang baik, adalah makanan yang bergizi. Halal
berarti diperbolehkan agama. Makanan yang baik belum tentu halal, demikian juga
halal belum tentu baik untuk kesehatan. Jadi kita harus memilih makanan yang baik
sekaligus halal. Disini banyak cara makan dan minum harus benar-benar
memperhatikan etika, adab, tata krama, dalam memakan dan meminum sesuatu.

9. Etika Mahasiswa di Lingkungan Kampus


Kampus merupakan pusat kegiatan utama mahasiswa yakni tempat untuk
menimba ilmu pengetahuan, wawasan serta pengalaman. Etika sangat diperlukan
oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari di kampus. Adapun beberapa etika
yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa di lungkungan kampus diantaranya:
a. Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah yakni nilai-nilai dalam menuntut dan
menimba ilmu pengetahuan yang dilakukan dikampus dengan cara belajar dengan
sungguh-sungguh.
b. Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus mulai dari
peraturan berbusana serta menaati peraturan peraturan lainnya.
c. Menghormati dan menghargai dosen selaku orang yang mengarahkan dan
memberi ilmu pengetahuan kepada mahasiswa
d. Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman
setingkat dan kakak tingkat.
e. Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa.
f. Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas
yang mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai agama.
g. Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral.
h. Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap peraturan
yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.
2.6 Mengimplementasikan Akhlaq Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Akhlak Islam memiliki karakteristik positif berati akhlak dalam islam
selalu menunutn dan mengarahkan kita dalam hal yang positif atau kebaikan,
dengan moral Islam ini dapat mengarahkan kita untuk memperjuangkan dan
meneruskan keyakinan agama, serta menghadapi trend sosial yaitu pesimisme
(keputusasaan), dan kemalasan. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran Islam ke dalam tingkah laku sehari hari.
1. Akhlak kepada Allah
a. Beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah untuk
menyembah-Nya sesuai dengan syariat islam.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi
dan kondisi, baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati.
c. Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan
dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan
kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah
dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina
di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain,
dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah
f. Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah
karena apa yang diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik untuk
hamba-Nya

. 2. Akhlak kepada diri sendiri


a. sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan
terhadap apa yang menimpanya.
b. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah di beri oleh
Allah, baik syukur dalam ucapan maupun perbuatan.
c. Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin.

3. Akhlak kepada keluarga


a. Memuliakan dan menghormati kedua orang tua
b. Mendoakan kedua orang tua
c. Bersikap baik kepada kedua orang tua
d. Berkata lembut kepada kedua orang tua
e. Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayamgi kita
sewaktu kecil

4. Akhlak kepada sesama manusia


a. Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan
b. Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong
c.. Suka memaafkan kesalahan orang lain d. Menepati janji yang telah
dibuat

2.7 Mengimplementasikan Moral Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Proses penerapan nilai-nilai moral tersebut dapat dilakukan melalui dua macam
pendidikan yaitu:
-Pendidikan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Proses kependidikan jenis ini
sering disebut dengan istilah education by discovery, yaitu berproses melalui
kegitan penelitian untuk menemukan hakikat segala sesuatu yang dipelajari tanpa
bantuan orang lain. Self deducation bertumpu pada proses natural pada diri manusia
sendiri, karena manusia mempunyai kapasitas natural untuk belajar sendiri. Oleh
karena itu, self-education merupakan salah satu aspek dari kemampuan berkembang
manusia yang memotivasinya bersumber dari Tuhan sendiri.

-Pendidikan melalui orang lain, berproses melalui kerjasama dengan orang lain.
Manusia pada mulanya tidak mengetahui segala sesuatu tentang apa yang ada
didalaam dirinya, karena itu ia memerlukan orang lain untuk menolong proses
kegiatan mengetahuinya. Namun kedua proses belajar tersebut pada hakikatnya
saling mempengaruhi, karena orang yang mengajar orang lain senantiasa
memberikan stimulasi atau motivasi agar ia aktif belajar sendiri.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi
ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian dari
filsafat.Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat.
Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga
sikap hidup yang berbicara tentang baik dan burak yang yang ukurannya: adalah
wahyu tuhan.Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh
ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari. Seperti akhlak kepada tuhan,
diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia.

3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Etika

Setiawan. Pengertian Moral dan Etika, Persamaan serta Perbedaan. (2021).


Diakses pada 07 Oktober 2021, dari https://www.gurupendidikan.co.id/moral
dan etika/

Prawiro. M. Nilai Moral: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Nilai Moral.


(2020). Diakses pada 07 Oktober 2021 dari
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/nilai-moral.html

https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-etika-moral-dan-
akhlakdalam-kehidupan/

http://makalah73.blogspot.com/2012/11/akhlak-dan-aktualisasinya-dalam.html
Wahyudin, Achmad, M. Ilyas, M. Saifulloh dan Z. Muhibbin.2009.Pendidikan
Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Grasindo

Rokayah. 2015. "Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan sehari-hari".


Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2(1): 15
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak. PT Raja
Grafmdo Persada: Jakarta

Secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Sinonim kta akhlak adalah budi pekerti,
tata krama, sopan santun, moral dan etic. Sedangkan akhlak menurut istilah
sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut :
akhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang manusiayang
dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sopan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila naluri tersebut melahirkan
suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama,

maka disebut budi pekerti yang baik. Dari

Anda mungkin juga menyukai