Disusun Oleh :
Kelompok 4
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................2
1.2. Rumusan masalah....................................................................................................................2
1.3. Tujuan penulisan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
2.1. Pengertian Etika............................................................................................................................3
2.2. Pengertian Pluralistis....................................................................................................................3
2.3. Ideologi Sebagai Penyelamat........................................................................................................4
2.4. Pembahasan Kasus........................................................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................11
3.2. Saran......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti kita ketahui, etika sangat penting dalam kehidupan saat ini, baik dalam
masyarakat maupun kampus. Tetapi sayang saat ini sedikit-demi sedikit etika sudah mulai
ditinggalkan seperti cara berbicara dengan dosen, cara berpakaian, dan lain-lain.
Dikhawatirkan lama-kelamaan masyarakat kampus akan menjadi tidak beretika. Dapat
dibayangkan bagaimana jika kampus tanpa etika. Antara yang baik dengan yang buruk akan
sulit dibedakan. Oleh karena itu ada dua alas an mengapa pentingnya mempunyai etika, yaitu
karena kita hidup didalam masyarakat yang makin pluralistis dan banyaknya tawaran ideologi
sebagai penyelamat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan begitu, etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap
individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika
mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya,
etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam melakukan
bisnis, dan semacamnya.
Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam
bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang baik di
dalam kehidupan bermasyarakat.
Pluralisme berasal dari kata dasar plural yang berarti jamak atau lebih dari satu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pluralisme adalah keadaan masyarakat yang
3
majemuk.Selain itu, dalam Kamus Teologi yang ditulis oleh Gerald O'Collins dan Edward
Farrugia, pluralisme adalah pandangan filosofis yang tidak mereduksi segala sesuatu pada
satu prinsip terakhir, tetapi menerima adanya keragaman.
Menurut A.A. Ngr Anom Kumbara dalam jurnal Pluralisme dan Pendidikan
Multikutural di Indonesia (2009), pluralisme adalah keberagaman budaya ataupun agama
yang ada di masyarakat. Pluralisme juga bisa diartikan sebagai sikap toleransi terhadap
keragaman di lingkungan masyarakat.
Ada sebuah akses yang muncul dalam masyarakat yang sifatnya plural, yaitu
seringkali tumbuh perbedaan-perbedaan yang memunculkan potensi-potensi ke arah konflik.
Seringkali kemudian potensi-potensi konflik menjadi kenyataan, yang menjadi sumber dari
perbedaan-perbedaan dalam masyarakat. Pada akhirnya konflik itu memunculkan
perbenturan-perbenturan kepentingan yang berdampak negatif dalam masyarakat, termasuk
dalam hal ini adalah Bagaimana menyikapi masyarakat yang makin pluralistis, dan
dihadapkan dengan sekian banyak pandangan moral yang seringkali bertentangan
Ideologi sebagai penyelamat adalah gagasan bahwa sebuah sistem ideologi atau
keyakinan tertentu dapat menyediakan solusi atau jalan keluar untuk masalah dan tantangan
yang dihadapi oleh suatu masyarakat atau individu. Ideologi ini diyakini memiliki kekuatan
untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, memperbaiki kondisi sosial, dan menyelamatkan
manusia dari berbagai kesulitan dan penderitaan.
Namun, perlu diingat bahwa pandangan ini dapat bervariasi tergantung pada ideologi
yang dimaksud. Setiap ideologi memiliki visi dunia, tujuan, dan metode yang berbeda dalam
mencapai pembenaran dirinya sebagai "penyelamat". Beberapa contoh ideologi yang sering
kali dianggap sebagai penyelamat oleh para pendukungnya meliputi agama, komunisme,
kapitalisme, liberalisme, nasionalisme, dan sebagainya.
4
2.4. Pembahasan Kasus
a. Masyarakat Yang Makin Pluralistis
Contoh kasus toleransi masyarakat pluralistis :
5
menegaskan bahwa pada dasarnya semua umat beragama bersaudara, hal itu
seperti petuah yang disampaikan oleh tokoh NU, almarhum KH Achmad
Sidiq. Menurut KH Achmad Sidiq orang Islam terikat pada persaudaraan
sesama Muslim, persaudaraan sesama bangsa Indonesia, dan persaudaraan
sesama manusia. "Ketiga-tiga persaudaraan ini, kesediaan persaudaraan
seagama, persaudaraan sesama bangsa dan persaudaraan sesama umat
manusia, menghidupi kita semua dalam kehidupan bersama di negeri ini," ujar
Gus Dur disambut tepuk sorak hadirin. "Karena itu kita memohon kepada
Tuhan kita semua, kepada Tuhan yang kita yakini, dengan cara masing-
masing-masing, mudah- mudahan kita tetap diberi kekuatan untuk menjadi
bangsa yang satu, tetap diberi kemampuan untuk memelihara persaudaraan
yang sangat besar ini," kata Gus Dur.
Pembahasan:
1. Norma Agama
Toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk
dimiliki setiap orang saat ini. Jika setiap orang memiliki sikap toleransi
yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat
agama. Seperti yang disampaikan oleh Gus Dur dalam pidato Hari
Natal
2. Norma Kesusilaan
Sikap Gus Dur ini sangatlah berkaitan dengan norma kesusilaan,
karena hal yang dilakukan Gus Dur ini dapat meningkatkan rasa aman
terhadap umat kristiani, sehingga walaupun sebagai minoritas di
Indonesia mereka tetap merasa demikian (aman) karena di hormati
oleh agama lain, khususnya agama Islam dan Gus Dur menjunjung
tinggi nilai-nilai keberagaman.
3. Norma Kesopanan
6
Sikap Gus Dur ini merupakan salah satu contoh dari norma kesopanan
yaitu saling menghormati antar umat beragama. Dalam pidatonya
beliau menyebutkan bahwa jangan sampai agama memecah belah dan
memutus persaudaraan.
4. Norma Hukum
Berdasarkan hukum Indonesia, kebebasan beragama telah dijamin oleh
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu” sehingga kita harus saling hormat menghormati
setiap agama.
Maka dari itu cara kita menyikapi keragaman pandangan moral yang
seringkali bertentangan dalam masyarakat yang semakin pluralistis yaitu
dengan Dialog Antarbudaya dan Pengertian,Salah satu pendekatan penting
dalam menyikapi keragaman pandangan moral dalam masyarakat yang
semakin pluralistis adalah melalui dialog antarbudaya dan pengertian. Dialog
antarbudaya melibatkan komunikasi terbuka dan saling mendengarkan antara
individu-individu dengan pandangan moral yang berbeda. Menurut Sen
(2006), dialog antarbudaya membantu membangun pengertian dan toleransi
terhadap keragaman moral yang ada,serta.Pendidikan etika juga memainkan
peran penting dalam menyikapi pandangan moral yang bertentangan dalam
masyarakat pluralistis. Melalui pendidikan etika, individu dapat memperoleh
pemahaman tentang prinsip-prinsip moral yang mendasari berbagai
pandangan. Menurut Noddings (2005), pendidikan etika dapat membantu
membentuk pemikiran kritis dan mempromosikan nilai-nilai moral universal
seperti keadilan, saling menghormati, dan empati.
7
b. Ideologi Sebagai Penyelamat
Contoh kasus ideologi sebagai penyelamat:
8
Diperkirakan 90% pengikut JMS adalah mahasiswa, kaum muda yang
pintar dan berasal dari kampus ternama di Korea, termasuk Korea National
University, KAIST, dan Hongik University. Gerakan mahasiswa di Korea
pada waktu itu terbagi menjadi dua, satu adalah kelompok sosial yang
melakukan protes, dan kedua adalah kelompok yang berbasis agama. Sedang
mengalami masa-masa suram, para mahasiswa melihat ajaran agama yang
disampaikan gereja JMS seperti solusi praktis atas permasalahan yang sedang
dihadapi negara. Terlebih, pada waktu itu gereja JMS sering mengadakan
acara menarik mulai dari turnamen sepakbola, berkemah, hingga pameran seni
dan budaya yang menarik minat banyak anak muda.
9
"Jeong Myeong-seok mengatakan saya akan masuk neraka jika saya
berpacaran dengan pria lain," kata salah satu korban. Salah satu korban
JMS yang bernama Yun-ju menceritakan bagaimana perempuan-perempuan
muda memandikan Jeong Myeong-seok usai bertanding bola lalu dia akan
melakukan hubungan seks dengan para "pengantin Tuhan" tersebut. Mereka
juga diminta memanggil Jeong Myeong-seok dengan panggilan "sayang."
Menurut korban tersebut, Jeong Myeong-seok biasa melakukan hubungan seks
dengan 3-4 perempuan sekaligus. Namun korban lain menyebut dia juga
pernah diperkosa oleh Jeong Myeong-seok bersama 10-15 wanita lainnya.
Pembahasan:
1. Norma Agama
2. Norma Kesusilaan
3. Norma Kesopanan
10
Tindakan yang dilakukan Jeong Myeong-seok sangatlah tidak sopan,
karena membawa-bawa agama untuk memenuhi keinginannya yang
negatif, yaitu perzinahan.
4. Norma Hukum
11
- Ideologi yang dianggap sebagai penyelamat mungkin perlu mengalami
perubahan atau penyesuaian seiring berjalannya waktu dan perubahan
konteks sosial.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Masyarakat yang semakin pluralistis seringkali memiliki pandangan moral yang
bertentangan. Dalam menghadapi tantangan ini dialog antarbudaya dan pendidikan etika
memiliki peranan yang penting bagi individu dan kelompok untuk mengembangkan
pemahaman, toleransi, dan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi keragaman
pandangan moral yang ada.
Penting untuk diingat bahwa ideologi bukanlah entitas yang hidup dan bertindak,
melainkan kerangka pemikiran dan nilai-nilai yang diadopsi oleh sekelompok orang.
Pengaruh ideologi pada penyelamatan seseorang atau masyarakat bisa sangat bergantung
pada interpretasi, penerapan, dan efektivitas dalam konteks sosial dan politik yang ada.
3.2. Saran
Mengembangkan sikap terbuka terhadap keragaman masyarakat untuk menerima dan
menghargai perbedaan dalam agama, budaya, etnis, bahasa, dan pandangan dunia. Hindari
prasangka dan stereotip yang mungkin timbul, dan berusaha membangun pemahaman yang
lebih mendalam tentang pengalaman dan perspektif orang-orang yang berbeda.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sulistiyawan, Luqman.2022.Mengenang Pidato Natal Gus Dur dan Perintah untuk Menjaga
Gereja…Jakarta:Indonesia. Mengenang Pidato Natal Gus Dur dan Perintah untuk Menjaga
Gereja... Halaman all - Kompas.com
14