Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ETIKA DAN PERILAKU

“Etika dalam Masyarakat Pluralistis dan


Idelogi sebagai Penyelamat”

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Gerendra Bagaswara (062140342304)


2. Lukman Nul Hakim (062140342305)
3. Muhammad Gandi Has (062140342311)
4. Muhammad Rizki Darmawan (062140342312)
5. Muharram Khadafi (062140342315)
6. Yolanda Eka Pratiwi (062140342319)

JURUSAN TEKNIK ELEKTO

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................2
1.2. Rumusan masalah....................................................................................................................2
1.3. Tujuan penulisan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
2.1. Pengertian Etika............................................................................................................................3
2.2. Pengertian Pluralistis....................................................................................................................3
2.3. Ideologi Sebagai Penyelamat........................................................................................................4
2.4. Pembahasan Kasus........................................................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................11
3.2. Saran......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mahasiswa yang pada dasarnya pelaku di dalam pergerakan pembaharuan yang akan
menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa dan tanah air ke arah yang
lebih baik yang dituntut untuk memiliki etika. Etika bagi mahasiswa dapat menjadi alat
kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa
dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk.
Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam
lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak
mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri.

Seperti kita ketahui, etika sangat penting dalam kehidupan saat ini, baik dalam
masyarakat maupun kampus. Tetapi sayang saat ini sedikit-demi sedikit etika sudah mulai
ditinggalkan seperti cara berbicara dengan dosen, cara berpakaian, dan lain-lain.
Dikhawatirkan lama-kelamaan masyarakat kampus akan menjadi tidak beretika. Dapat
dibayangkan bagaimana jika kampus tanpa etika. Antara yang baik dengan yang buruk akan
sulit dibedakan. Oleh karena itu ada dua alas an mengapa pentingnya mempunyai etika, yaitu
karena kita hidup didalam masyarakat yang makin pluralistis dan banyaknya tawaran ideologi
sebagai penyelamat.

1.2. Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan etika?
2. Apa yang dimaksud dengan masyarakat yang makin pluralistis?
3. Apa yang dimaksud dengan ideologi sebagai penyelamat?

1.3. Tujuan penulisan


Untuk mengetahui hubungan etika dengan masyarakat pluralistis dan ideologi sebagai
penyelamat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika


Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ”ethos” yang artinya tampak dari
suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap,
atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan
kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan
prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar. Sedangkan pengertian etika secara umum
adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau
asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini
sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu.

Dengan begitu, etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta
kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap
individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika
mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.

Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya,
etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam melakukan
bisnis, dan semacamnya.

Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam
bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang baik di
dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2. Pengertian Pluralistis


Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat pluralis. Menurut Nurcholish
Madjid, Indonesia adalah salah satu bangsa yang paling pluralis di dunia (Woorward, 1998:
91). Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, agama, dan ras yang secara keseluruhan
membentuk tatanan kebudayaan nasional bangsa, yaitu kebudayaan Indonesia.

Pluralisme berasal dari kata dasar plural yang berarti jamak atau lebih dari satu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pluralisme adalah keadaan masyarakat yang

3
majemuk.Selain itu, dalam Kamus Teologi yang ditulis oleh Gerald O'Collins dan Edward
Farrugia, pluralisme adalah pandangan filosofis yang tidak mereduksi segala sesuatu pada
satu prinsip terakhir, tetapi menerima adanya keragaman.

Menurut A.A. Ngr Anom Kumbara dalam jurnal Pluralisme dan Pendidikan
Multikutural di Indonesia (2009), pluralisme adalah keberagaman budaya ataupun agama
yang ada di masyarakat. Pluralisme juga bisa diartikan sebagai sikap toleransi terhadap
keragaman di lingkungan masyarakat.

Ada sebuah akses yang muncul dalam masyarakat yang sifatnya plural, yaitu
seringkali tumbuh perbedaan-perbedaan yang memunculkan potensi-potensi ke arah konflik.
Seringkali kemudian potensi-potensi konflik menjadi kenyataan, yang menjadi sumber dari
perbedaan-perbedaan dalam masyarakat. Pada akhirnya konflik itu memunculkan
perbenturan-perbenturan kepentingan yang berdampak negatif dalam masyarakat, termasuk
dalam hal ini adalah Bagaimana menyikapi masyarakat yang makin pluralistis, dan
dihadapkan dengan sekian banyak pandangan moral yang seringkali bertentangan

2.3. Ideologi Sebagai Penyelamat


Di era globalisasi ini dimana telah banyak terjadi perubahan-perubahan besar, yang
akibatkan oleh beberapa hal (secara umum)yaitu perkembangan IPTEK, urbanisasi, dan
tuntutan hidup, dimana perubahan tersebut mengarah ke kualitas, pergeseran nilai dan norma,
gaya hidup yang semakin hedonistis/hedoniawan, budaya glamour.

Ideologi sebagai penyelamat adalah gagasan bahwa sebuah sistem ideologi atau
keyakinan tertentu dapat menyediakan solusi atau jalan keluar untuk masalah dan tantangan
yang dihadapi oleh suatu masyarakat atau individu. Ideologi ini diyakini memiliki kekuatan
untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, memperbaiki kondisi sosial, dan menyelamatkan
manusia dari berbagai kesulitan dan penderitaan.

Namun, perlu diingat bahwa pandangan ini dapat bervariasi tergantung pada ideologi
yang dimaksud. Setiap ideologi memiliki visi dunia, tujuan, dan metode yang berbeda dalam
mencapai pembenaran dirinya sebagai "penyelamat". Beberapa contoh ideologi yang sering
kali dianggap sebagai penyelamat oleh para pendukungnya meliputi agama, komunisme,
kapitalisme, liberalisme, nasionalisme, dan sebagainya.

4
2.4. Pembahasan Kasus
a. Masyarakat Yang Makin Pluralistis
Contoh kasus toleransi masyarakat pluralistis :

Pidato Natal Gus Dur

Sepuluh ribu umat Kristiani yang memadati Balai Sidang Senayan,


Jakarta bertepuk tangan dan bersorak begitu mendengar pidato Abdurrahman
Wahid atau Gus Dur dalam Perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional pada
Senin, 27 Desember 1999. Mereka yang datang di Balai Sidang Senayan
tersentuh dengan pidato Gus Dur mengenai persaudaraan lintas agama di
momen Natal. Di hapadapan Umat Kristiani, Gus Dur membuka pidatonya
dengan ucapan: Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. "Saya
sengaja tidak mengucapkan selamat malam, karena kata assalamu 'alaikum
berarti kedamaian atas kalian, mudah-mudahan kalian diberkati dengan
kedamaian," ucap Gus Dur

Dalam pidatonya, Gus Dur menyampaikan bahwa jangan sampai


agama memecah belah dan memutus persaudaraan. Bagi dia, penting untuk
saling menghormati keyakinan satu sama lain. Sebagai tokoh Nahdlatul Ulama
(NU) dan orang yang hidup di lingkungan pesantren, Gus Dur mengaku sedih
ketika melihat perbedaan keyakinan justru menjadi sekat dan alasan untuk
saling mengkotak-kotakan. Menurut Gus Dur, keyakinan atas satu agama
bukan halangan untuk bertoleransi. “Saya adalah seorang yang menyakini
kebenaran agama saya. Tetapi ini tidak menghalangi saya untuk merasa
bersaudara dengan orang yang beragama lain di negeri ini, bahkan dengan
sesama umat manusia," ucap cucu pendiri NU Hasyim Asy'ari ini. "Sejak kecil
itu saya rasakan, walaupun saya tinggal di lingkungan pondok pesantren,
hidup di kalangan keluarga kiai. Tetapi tidak pernah sedetik pun saya merasa
berbeda dengan yang lain," kata Gus Dur.

Dalam pandangan Gus Dur merayakan Natal berarti memperteguh


kembali ikatan semua pihak sebagai bangsa Indonesia. Sehingga keyakinan
beragama tidak boleh menceraiberaikan masyarakat Indonesia. Gus Dur pun

5
menegaskan bahwa pada dasarnya semua umat beragama bersaudara, hal itu
seperti petuah yang disampaikan oleh tokoh NU, almarhum KH Achmad
Sidiq. Menurut KH Achmad Sidiq orang Islam terikat pada persaudaraan
sesama Muslim, persaudaraan sesama bangsa Indonesia, dan persaudaraan
sesama manusia. "Ketiga-tiga persaudaraan ini, kesediaan persaudaraan
seagama, persaudaraan sesama bangsa dan persaudaraan sesama umat
manusia, menghidupi kita semua dalam kehidupan bersama di negeri ini," ujar
Gus Dur disambut tepuk sorak hadirin. "Karena itu kita memohon kepada
Tuhan kita semua, kepada Tuhan yang kita yakini, dengan cara masing-
masing-masing, mudah- mudahan kita tetap diberi kekuatan untuk menjadi
bangsa yang satu, tetap diberi kemampuan untuk memelihara persaudaraan
yang sangat besar ini," kata Gus Dur.

Pembahasan:

Norma-norma yang berkaitan dari kasus diatas, yaitu:

1. Norma Agama
Toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk
dimiliki setiap orang saat ini. Jika setiap orang memiliki sikap toleransi
yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat
agama. Seperti yang disampaikan oleh Gus Dur dalam pidato Hari
Natal

2. Norma Kesusilaan
Sikap Gus Dur ini sangatlah berkaitan dengan norma kesusilaan,
karena hal yang dilakukan Gus Dur ini dapat meningkatkan rasa aman
terhadap umat kristiani, sehingga walaupun sebagai minoritas di
Indonesia mereka tetap merasa demikian (aman) karena di hormati
oleh agama lain, khususnya agama Islam dan Gus Dur menjunjung
tinggi nilai-nilai keberagaman.

3. Norma Kesopanan

6
Sikap Gus Dur ini merupakan salah satu contoh dari norma kesopanan
yaitu saling menghormati antar umat beragama. Dalam pidatonya
beliau menyebutkan bahwa jangan sampai agama memecah belah dan
memutus persaudaraan.
4. Norma Hukum
Berdasarkan hukum Indonesia, kebebasan beragama telah dijamin oleh
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu” sehingga kita harus saling hormat menghormati
setiap agama.

Maka dari itu cara kita menyikapi keragaman pandangan moral yang
seringkali bertentangan dalam masyarakat yang semakin pluralistis yaitu
dengan Dialog Antarbudaya dan Pengertian,Salah satu pendekatan penting
dalam menyikapi keragaman pandangan moral dalam masyarakat yang
semakin pluralistis adalah melalui dialog antarbudaya dan pengertian. Dialog
antarbudaya melibatkan komunikasi terbuka dan saling mendengarkan antara
individu-individu dengan pandangan moral yang berbeda. Menurut Sen
(2006), dialog antarbudaya membantu membangun pengertian dan toleransi
terhadap keragaman moral yang ada,serta.Pendidikan etika juga memainkan
peran penting dalam menyikapi pandangan moral yang bertentangan dalam
masyarakat pluralistis. Melalui pendidikan etika, individu dapat memperoleh
pemahaman tentang prinsip-prinsip moral yang mendasari berbagai
pandangan. Menurut Noddings (2005), pendidikan etika dapat membantu
membentuk pemikiran kritis dan mempromosikan nilai-nilai moral universal
seperti keadilan, saling menghormati, dan empati.

7
b. Ideologi Sebagai Penyelamat
Contoh kasus ideologi sebagai penyelamat:

Kisah Gereja Sesat di Korea, Pemimpinnya Gila Seks

Gereja-gereja yang terafiliasi dengan Jesus Morning Star (JMS) di


Korea tengah menjadi sorotan warga dunia setelah Netflix merilis serial
dokumenter yang mengungkap aksi bejat dan sesat pimpinan JMS karena telah
memerkosa ratusan pengikut perempuannya.

Serial berjudul "In the Name of God: A Holy Betrayal" itu


mengungkap bagaimana Jeong Myeong-seok, pimpinan gereja JMS,
menjadikan para pengikutnya sebagai budak seks atas nama agama. Bahkan,
para wanita korbannya disebut sebagai "Pengantin Tuhan."

Serial itu menceritakan awal mula Jeong Myeong-seok mendirikan


sebuah gerakan keagamaan yang bernama The Providence, kemudian dikenal
dengan nama Jesus Morning Star (JMS), dan mulai aktif menyebarkan ajaran
keagamaannya pada tahun 1980.

Di mata pengikutnya, Jeong Myeong-seok adalah sosok yang cerdas.


Meskipun tidak berpendidikan tinggi, dia memiliki banyak analogi masuk akal
ketika menjelaskan isi Alkitab. Tak cuma itu, salah satu mantan pengikut
JMS menyebut bahwa Jeong Myeong-seok bisa meramal masa depan. Salah
satu ramalannya yang terbukti adalah hasil pemilu presiden di Korea. Ini
menjadi salah satu alasan kuat mengapa JMS memiliki banyak pengikut.
Dalam khotbahnya, Jeong Myeong-seok sering mengklaim diri sebagai wakil
Tuhan. "Kalau Anda tidak bisa melihat Tuhan, lihat saja saya. Anda tidak
perlu mencari Tuhan, sayalah Tuhan itu," ujarnya dalam sebuah video
khotbah.

8
Diperkirakan 90% pengikut JMS adalah mahasiswa, kaum muda yang
pintar dan berasal dari kampus ternama di Korea, termasuk Korea National
University, KAIST, dan Hongik University. Gerakan mahasiswa di Korea
pada waktu itu terbagi menjadi dua, satu adalah kelompok sosial yang
melakukan protes, dan kedua adalah kelompok yang berbasis agama. Sedang
mengalami masa-masa suram, para mahasiswa melihat ajaran agama yang
disampaikan gereja JMS seperti solusi praktis atas permasalahan yang sedang
dihadapi negara. Terlebih, pada waktu itu gereja JMS sering mengadakan
acara menarik mulai dari turnamen sepakbola, berkemah, hingga pameran seni
dan budaya yang menarik minat banyak anak muda.

Seiring dengan semakin tersebarnya ajaran JMS, banyak


pengikut Jeong Myeong-seok yang mengkultuskan sang pemimpin, bahkan
menganggapnya sebagai Tuhan itu sendiri. Maple, salah satu korban mengaku
bahwa dia pernah menganggap Jeong Myeong-seok lebih tinggi
derajatnya dari Yesus. "Saya tanpa sadar berdoa kepada Jeong Myeong-seok,
bukan Yesus."

Apalagi, Jeong Myeong-seok dipercaya bisa menyembuhkan beragam


penyakit. Entah bagaimana caranya, seorang wanita penderita kanker mengaku
penyakitnya hilang usai didoakan oleh Jeong Myeong-seok. Sejak itu, banyak
orang berbondong-bondong ingin bertemu Jeong Myeong-seok untuk
mengadu berbagai macam permasalahan hidup mereka.

Jeong Myeong-seok selalu dikelilingi orang-orang penting, pengusaha


kaya, dan wanita-wanita cantik pengikutnya. Dia sering memanggil pengikut
wanitanya untuk menemuinya secara private dengan dalih akan melakukan
pemeriksaan kesehatan. Di sinilah Jeong Myeong-seok melakukan aksi bejat
memerkosa korbannya. Jeong mengatakan kepada wanita muda itu, 'Ini bukan
kejahatan seksual. Kamu sedang menerima kasih Tuhan'.

Seperti yang dijelaskan dalam serial Netflix, Jeong sering


memanipulasi korban sehingga mereka tidak bisa menolak permintaannya.
Menurut informan, dia melakukan pelecehan seksual terhadap ratusan
pengikut perempuan, bahkan anak di bawah umur.

9
"Jeong Myeong-seok mengatakan saya akan masuk neraka jika saya
berpacaran dengan pria lain," kata salah satu korban. Salah satu korban
JMS yang bernama Yun-ju menceritakan bagaimana perempuan-perempuan
muda memandikan Jeong Myeong-seok usai bertanding bola lalu dia akan
melakukan hubungan seks dengan para "pengantin Tuhan" tersebut. Mereka
juga diminta memanggil Jeong Myeong-seok dengan panggilan "sayang."
Menurut korban tersebut, Jeong Myeong-seok biasa melakukan hubungan seks
dengan 3-4 perempuan sekaligus. Namun korban lain menyebut dia juga
pernah diperkosa oleh Jeong Myeong-seok bersama 10-15 wanita lainnya.

Pembahasan:

Norma-norma yang berkaitan dari kasus diatas, yaitu:

1. Norma Agama

Berdasarkan pandangan agama tindakan-tindakan yang dilakukan oleh


Jeong Myeong-seok sudah melanggar aturan agama kristen. Karena
dalam setiap agama tidak pernah diperbolehkan untuk melakukan
perzinahan. Gereja Katolik memandang “semua tindakan seksual di
luar pernikahan sebagai dosa berat.” Terlebih lagi alibi Jeong Myeong-
seok ini sebagai utusan Tuhan untuk melakukan perzinahan kepada
jemaat gereja Jesus Morning Star. Tentu hal ini sudah menyimpang
dari pengajaran agama kristen.

2. Norma Kesusilaan

Kaitannya norma kesusilaan dengan kasus ini yaitu, banyaknya korban


pelecehan yang dilakukan oleh Jeong Myeong-seok. Hal ini tentunya
melanggar norma kesusilaan. Karena pelecehan seksual merupakan
tindakan asusila.

3. Norma Kesopanan

10
Tindakan yang dilakukan Jeong Myeong-seok sangatlah tidak sopan,
karena membawa-bawa agama untuk memenuhi keinginannya yang
negatif, yaitu perzinahan.

4. Norma Hukum

Dalam Undang-Undang Korea Selatan perzinahan dilegalkan, namun


untuk di Indonesia perzinahan tidak dilegalkan karena merupakan hal
yang tabu. Dan bagi yang melakukan perzinahan akan mendapatkan
sanksi yang diatur dalam Pasal 411. Dan contoh seperti di Aceh jika
ada yang melakukan perzinahan maka akan dihukum cambuk.

Menyikapi ideologi sebagai penyelamat adalah suatu pendekatan yang


kompleks dan tergantung pada sudut pandang dan keyakinan individu. Penting
bagi kita untuk menjaga kewaspadaan kritis, melakukan penelitian mendalam,
dan tetap terbuka terhadap pemikiran yang beragam sebelum membuat
keputusan yang tepat. Ketika kita dihadapkan pada ideologi yang dianggap
sebagai penyelamat langkah yang dapat kita lakukan untuk menyikapi suatu
ideologi adalah sebagai berikut :

- Pertama, kenali dan pahami sepenuhnya ideologi tersebut. Pelajari asas-


asas, prinsip-prinsip, dan tujuan-tujuannya. Evaluasi manfaat dan
konsekuensi yang mungkin timbul dari penerapan ideologi tersebut.
- Selidiki sebanyak mungkin sumber informasi yang berbeda dan dapat
dipercaya tentang ideologi tersebut. Cari tahu tentang sejarah, efek di masa
lalu, dan dampaknya pada masyarakat. Periksa apakah ada argumen atau
kritik yang masuk akal terhadap ideologi tersebut.
- Pertimbangkan apakah ideologi tersebut sesuai dengan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip etis yang Anda anut. Tinjau apakah ideologi tersebut
menghormati hak asasi manusia, kebebasan individu, dan prinsip-prinsip
keadilan.
- Waspadai tanda-tanda fanatisme atau kebutaan terhadap kekurangan dan
kesalahan ideologi tersebut. Fanatisme bisa mencegah orang untuk melihat
secara obyektif dan kritis terhadap ideologi yang dianggap sebagai
penyelamat.

11
- Ideologi yang dianggap sebagai penyelamat mungkin perlu mengalami
perubahan atau penyesuaian seiring berjalannya waktu dan perubahan
konteks sosial.

Dalam menyikapi ideologi yang dianggap sebagai penyelamat, penting


untuk tetap kritis dan tidak membiarkan diri terjebak dalam pikiran yang
sempit atau dogma. Tetaplah berpikir secara rasional, bertanya, dan mencari
pemahaman yang lebih mendalam sebelum membuat keputusan atau
mempercayainya sepenuhnya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Masyarakat yang semakin pluralistis seringkali memiliki pandangan moral yang
bertentangan. Dalam menghadapi tantangan ini dialog antarbudaya dan pendidikan etika
memiliki peranan yang penting bagi individu dan kelompok untuk mengembangkan
pemahaman, toleransi, dan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi keragaman
pandangan moral yang ada.

Penting untuk diingat bahwa ideologi bukanlah entitas yang hidup dan bertindak,
melainkan kerangka pemikiran dan nilai-nilai yang diadopsi oleh sekelompok orang.
Pengaruh ideologi pada penyelamatan seseorang atau masyarakat bisa sangat bergantung
pada interpretasi, penerapan, dan efektivitas dalam konteks sosial dan politik yang ada.

3.2. Saran
Mengembangkan sikap terbuka terhadap keragaman masyarakat untuk menerima dan
menghargai perbedaan dalam agama, budaya, etnis, bahasa, dan pandangan dunia. Hindari
prasangka dan stereotip yang mungkin timbul, dan berusaha membangun pemahaman yang
lebih mendalam tentang pengalaman dan perspektif orang-orang yang berbeda.

Lakukan penilaian kritis terhadap ideologi tersebut. Tinjau prinsip-prinsip, nilai-nilai,


dan tujuan yang diusulkan oleh ideologi tersebut. Pertanyakan implikasi praktisnya dan
dampaknya terhadap masyarakat dan individu. Analisis secara kritis bagaimana ideologi
tersebut memecahkan masalah dan apakah ada aspek yang mengabaikan atau merugikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sabat, Olivia.2021.Tentang Pluralisme dan Contohnya di Indonesia.Jakarta:Indonesia,


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5796880/tentang-pluralisme-dan-contohnya-di-
indonesia.

Karunia, Vanya, Mulia Putri.2021.Contoh Penerapan Sikap Pluralisme.Jakarta:Indonesia.


https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/14/145759369/contoh-penerapan-sikap-pluralisme.

Sulistiyawan, Luqman.2022.Mengenang Pidato Natal Gus Dur dan Perintah untuk Menjaga
Gereja…Jakarta:Indonesia. Mengenang Pidato Natal Gus Dur dan Perintah untuk Menjaga
Gereja... Halaman all - Kompas.com

Nandy.2022.Pengertian Etika:Macam-Macam Etika & Manfaat Etika.Jakarta:Indonesia.


https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/

14

Anda mungkin juga menyukai