Anda di halaman 1dari 18

Tantangan dan upaya pengembangan

Agroindustri pertanian di Indonesia


Pendahuluan
Definisi Agroindustri

1.Agroindustri adalah industri yang memberi nilai tambah pada produk pertanian dalam arti luas
termasuk hasil laut, hasilk hutan, peternakan dan perikanan (Handito Hadi Joewono)

2.Agribisnis adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan subsistem input, subsistem produksi,
subsistem pengolahan (agro-industri), subsistem pemasaran hasil dan sub sistem penunjang. Agro-
industri adalah usaha yang berkaitan dengan pengolahan yang melibatkan kegiatan pengolahan,
pengawetan, penyimpanan, dan pengepakan hasil pertanian khususnya hasil budidaya pesisir dan
laut (Ngangi, E.L.A. 2001)
Prinsip Prinsip Agroindustri
1.Memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah,

2.Memacu peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan agroindustri yang sesuai
dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan,

3.Memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya akan berfungsi
sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan,

4.Memacu pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-subsitem agribisnis,

5.Menghadirkan berbagai sarana pendukung berkembangnya industri pedesaan.


Tujuan dan Sasaran Agroindustri
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan agroindustri perdesaan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat perdesaan melalui upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian.

Pengembangan agroindustri perdesaan diarahkan untuk:

1.Mengembangkan kluster industri, yakni industri pengolahan yang terintegrasi dengan sentra-sentra produksi
bahan baku serta sarana penunjangnya,

2.Mengembangkan industri pengolahan skala rumah tangga dan kecil yang didukung oleh industri pengolahan
skala menengah dan besar, dan

3.Mengembangkan industri pengolahan yang punya daya saing tinggi untuk meningkatkan ekspor dan
memenuhi kebutuhan dalam negeri (www.litbang.deptan.go.id)
Ruang Lingkup Agroindustri
Agroindustri adalah industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik produk akhir
(Finish Product) maupun produk antara (Intermediate Product).

Sebenarnya agroindustri ada dua yaitu seperti pengertian tersebut di atas yang disebut agroindustri hilir dan
agroindustri hulu yaitu industri yang menghasilkan produk-produk berupa alat dan mesin pertanian, sarana produksi
pertanian dan bahan-bahan yang diperlukan oleh sector pertanian (Masyhuri, 2000).

Agroindustri mencakup penanganan pasca panen, industri pengolahan makanan dan minuman, industri biofarma,
industri bioenergi, industri pengolahan hasil ikutan (by-product) serta industri agrowisata.

Dalam pembahasan selanjutnya pengertian agroindustri dibatasi dengan pengertian yang sempit yaitu agroindustri
hilir.
Menurut Biro Pusat Statistik (2001) industri dikelompokkan menjadi 4
golongan yaitu:

1.Industri rumah tangga dengan tenaga kerja 1-4 orang

2.Industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang

3.Industri sedang atau  menengah dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang

4.Industri besar jumlah tenaga kerjanya lebih dari 100 orang.


Internal: Kekuatan dan
Kelemahan
Ciri Ciri Industri Rumah Tangga dan Industri
Kecil
1.Kebanyakan mengolah bahan baku alam di sekitarnya, dan tidak terlalu tergantung impor

2. Umumnya dikerjakan oleh keluarga dan kerabatnya dengan tidak ada pembagian tugas yang jelas

3. Hasil produksinya dijual tidak dengan promosi yang dipasarkan dalam pasar lokal dalam radius yang
sempit sehingga biaya distribusinya tidak mahal
Profil Industri Pengolahan Hasil Pertanian
(Makanan) Tahun 2000

Rumah Tangga 90.39%

Kecil 9.00%

Menengah dan besar 0.61%

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

https://indopuro.wordpress.com/2012/04/29/peranan-agroindustri-dalam-perekonomian-
indonesia-masa-lalu-sekarang-dan-masa-datang/
Permasalahan
1.Kurang tersedianya bahan baku secara kontinyu
2.Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan
3.Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri
4.Kurangnya fasilitas permodalan
5.Keterbatasan pasar
6. Lemahnya infrastruktur
7.Kurangnya penelitian dan  pengembangan produk
8.Lemahnya keterkaitan antara industri hulu dan industri hilir
9.Kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing
10.Lemahnya entrepreneurship
External: Peluang dan Tantangan
Agroindustri di Indonesia mempunyai peluang dan kelebihan untuk dapat dikembangkan karena
banyak hal. Bahan bakunya seperti ketela pohon, sagu, buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman
perkebunan, ikan laut  dan hasil hutan mempunyai potensi berlimpah.

Sebagian besar penduduk indonesia tergantung dari sektor pertanian.

Kandungan bahan baku agroindustri yang berasal dari impor relatif rendah.

Usaha agroindustri terutama sektor pertanian mempunyai keunggulan komparatif.

Pada era perdagangan bebas, tidak ada lagi restriksi terutama restriksi non tarif sehingga
pengembangan pasar ke luar negeri mempunyai peluang yang besar.
Negara-negara maju, dengan alasan melindungi kesehatan dan keselamatan konsumen telah
menetapkan standar mutu internasional seperti ISO 9000, ISO 14.000, HACCP (Haazard Analysis
and Critical Control Point), Nutritional Labelling and Education Actdan  HAM (Hak Azasi Manusia).
Standar mutu internasional tersebut dirasakan oleh Negara-negara berkembang sebagai suatu
hambatan non tarif.
Strategi
Agroindustri Berkelanjutan

Ciri-ciri agroindustri berkelanjutan yaitu :

1. Produktivitas dan keuntungan dapat dipertahankan atau ditingkatkan dalam waktu yang relatif lama
sehingga memenuhi kebutuhan manusia pada masa sekarang atau masa mendatang

2. Sumberdaya alam khususnya sumber daya pertanian yang menghasilkan bahan baku agroindustri dapat
dipelihara dengan baik bahkan dapat ditingkatkan, karena keberlanjutan agroindustri sangat tergantung
dari tersedianya bahan baku.

3. Dampak negatif dari adanya pemanfaatan sumber daya alam dan adanya agroindustri dapat
diminimalkan.
Agroindustri Lokomotif Pembangunan
Nasional
1.Industri pengolahan mampu mentransformasikan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompatitif yang pada
akhirnya memperkuat daya saing produk agribisnis Indonesia

2. Memiliki nilai tambah dan pangsa pasar yang besar sehingga kemajuan yang dicapai dapat mempengaruhi
pertumbuhan perekonomian nasional secara keseluruhan

3. Memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu maupun ke hilir (forward and bacward linkages), sehingga mampu
menarik kemajuan sektor-sektor lainnya

4. Memiliki basis bahan baku lokal (keunggulan komparatif) yang dapat diperbaharui sehingga terjamin
sustainabilitasnya

5. Memiliki kemampuan untuk mentransformasikan struktur ekonomi nasional dari pertanian ke industri dengan
agroindustri sebagai penggeraknya
Memaksimalkan keunggulan Komparatif
Indonesia memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam agroindustri. Kita
memiliki kekayaan keragaman hayati (biodivercity) daratan dan perairan yang terbesar di dunia,
lahan yang relatif luas dan subur. Dari kekayaan sumberdaya yang kita miliki hampir tak terbatas
produk-produk agroindustri yang dapat dihasilkan dari bumi Indoensia. Selain itu, Indonesia saat
ini memiliki sumberdaya manusia (SDM) agroindustri, modal sosial (kelembagaan petani, local
wisdom, indegenous technologies) yang kuat dan infrastruktur agroindustri / agribisnis yang relatif
lengkap untuk membangun sistem agroindustri / agribisnis.
Produk yang mungkin Indonesia memiliki keunggulan bersaing adalah produk-produk agribisnis,
seperti barangbarang dari karet, produk turunan CPO (detergen, sabun, palmoil, dll). Biarlah
Jepang menghasilkan mobil, tetapi Indonesia menghasilkan ban-nya, bahan bakar (palmoil
diesel), palmoil-lubricant
Agroindustri Berbasis Sumber Daya
Domestik
pembangunan sistem agroindustri / agribisnis yang berbasis pada sumberdaya domestik (domestic
resources based, high local content) tidak memerlukan impor dan pembiayaan eksternal (utang luar
negeri) yang besar. Hal ini sesuai dengan tuntutan pembangunan ke depan yang menghendaki tidak lagi
menambah utang luar negeri karena utang luar negeri Indonesia yang sudah terlalu besar.

Anda mungkin juga menyukai