Anda di halaman 1dari 30

BULLYING

Oleh Tim Penyuluh Hukum


Pusat Penyuluhan Hukum Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI 2010

Pengertian
Bullying adalah bentuk intimidasi fisik ataupun psikologis yang terjadi berkali-kali dan secara terus-menerus membentuk pola kekerasan. Bullying adalah pengalaman yang biasa
dialami oleh banyak anak-anak dan remaja di sekolah.

School Bullying

Perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Bentuk-bentuk Bullying
Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barangbarang yang dimiliki orang lain) Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip)

Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal). Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng). Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).

Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnya bullying. Faktor-faktor penyebabnya antara lain: Faktor Keluarga, Faktor Sekolah dan Faktor Kelompok Sebaya.

Korban Bullying
Seseorang yang berulangkali mendapatkan perlakuan agresi dari kelompok sebaya baik dalam bentuk serangan fisik, atau serangan verbal, atau bahkan kekerasan psikologis. Korban bullying adalah mereka yang lemah secara fisik dibandingkan dengan kelompok sebayanya. Kebanyakan dari keluarga atau sekolah yang overprotective sehingga si anak/siswa tidak dapat mengembangkan secara maksimal kemampuan untuk memecahkan masalah.

Contoh :
Cyber bullying bisa diartikan sebagai pencemaran nama baik dalam bentuk teks atau gambar (termasuk foto & video) melalui internet, ponsel, atau media elektronik lain. Bentuk lain cyber bullying adalah pemakaian data pribadi korban (nama asli, alamat) untuk mempublikasikan gossip tak sedap atau memalukan, yang merusak nama baik si korban pada halaman atau forum online. Semakin maraknya pengguna social networking seperti Facebook, membuat banyak orang membuka informasinya.

Melakukan Bullying
Tradisi Balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban lakilaki) Ingin menunjukkan kekuasaan Marah karena korban tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan Mendapatkan kepuasan (menurut korban perempuan) Iri hati (menurut korban perempuan)

Akibat Bullying
Bullying bisa membentuk sebuah kepribadian yang menempatkan seorang anak pada perjalanan dan pengalaman hidup yang kelam. Bullying sudah menjadi masalah global yang kemudian tidak bisa kita abaikan lagi. Menyelamatkan perkembangan psikologis anakanak dan remaja. Kekerasan sejak dini bukan merupakan bagian dari perkembangan psikologis mereka, oleh sebab itu banyak elemen harus ikut terlibat, baik orang tua, pihak sekolah, bahkan pemerintah.

Pandangan Masyarakat
Menganggap bullying adalah hal biasa dalam kehidupan remaja dan tak perlu dipermasalahkan. Pendapat lain bahwa sesekali penindasan tidak akan berdampak buruk terhadap kondisi psikologis siswa. Pihak sekolah yang tidak boleh lepas tangan terhadap bullying yang dilakukan di lingkungan mereka.

Bullying di sekolah merupakan embrio kekerasan di masyarakat. Upaya mencegah bullying di sekolah, membentuk budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa takut. pendidikan karakter, kebijakan pencegahan bullying di masing-masing sekolah,melibatkan siswa, serta membangun kesadaran tentang bullying dan pencegahannya kepada stakeholders sampai ke tingkat rumah tangga dan RT/RW.

Apa dampak dari bullying? Dampak Fisik sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian.

Dampak yg berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan penyesuaian sosial yang buruk. Hasil penelitian , ketika mengalami bullying, korban merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga.

Para korban kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu. Apabila masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah.

Dampak psikologis Timbulnya gangguan psikologis , seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder), merasa hidupnya tertekan, takut bertemu pelaku bullying, bahkan depresi dan berkeinginan untuk bunuh diri dengan menyilet-nyilet tangannya sendiri.

Pada umumnya yang menjadi korban bullying hanyalah sebagian siswa. Sisanya, jika tidak menjadi pelaku, biasanya menjadi penonton aktivitas bullying yang terjadi di sekitarnya.
Siswa-siswa yang berpihak pada pelaku akan semakin semakin agresif dan tidak sensitif terhadap penderitaan korban akibat perlakuan mereka. Mereka mengalami perlindungan (dari pelaku) dan status sosial yang lebih tinggi. Pada akhirnya akan terbentuk kelompok yang solid dan mampu melakukan aktivitas terencana.

Indikasi awal anak mengalami bullying di sekolahnya?


Kesulitan untuk tidur Mengompol di tempat tidur Mengeluh sakit kepala atau perut Tidak nafsu makan atau muntah-muntah Takut pergi ke sekolah Sering pergi ke UKS/ruang kesehatan Menangis sebelum atau sesudah bersekolah Tidak tertarik pada aktivitas sosial yang melibatkan murid lain Sering mengeluh sakit sebelum berangkat sekolah Sering mengeluh sakit pada gurunya dan ingin orangtua segera menjemput pulang Harga diri yang rendah

Perubahan drastis pada sikap, cara berpakaian, atau kebiasaannya Kerusakan atau kehilangan barang-barang pribadi, berkurangnya uang jajan yang tak dapat dijelaskan Lecet atau luka yang tidak dapat dijelaskan, atau dengan alasan yang dibuat-buat Bersikap agresif di rumah Tidak mengerjakan atau menyelesaikan tugastugas sekolah, prestasi menurun Sering merasa tidak berdaya menghadapi permasalahan, submisif

Bagaimana sebaiknya bertindak ketika menghadapi bullying?

Jangan membawa barang-barang mahal atau uang yang berlebihan Jangan sendirian Jangan cari gara-gara tampil percaya diri berani melapor

Menjauhlah dan cari pertolongan guru atau orang tua. Dengan tetap berada di situ dan menonton, anda menyemangati pelaku untuk terus melakukan aksinya.Akan lebih baik jika anda bisa mengajak teman-teman lain untuk menjauh juga. Jangan ikut mem-bully meski hanya secara verbal, seperti mengejek atau menyindir. Inilah yang diharapkan pelaku dari para penonton. Sebaliknya, dekatilah korban bullying. Dorong mereka untuk melaporkan kejadian ini pada orangtua atau guru. Temani mereka.

Bagaimana sikap kita dalam menangani kasus bullying? Penerapan nilai-nilai disiplin, respek, kesantunan dan kepedulian, baik terhadap orangtua dan guru dan sebaliknya. Mengajak anak didik untuk menunjukkan standard prestasi yang tinggi, Guru menciptakan dukungan agar hal tersebut dapat dicapai. Menjadi suri tauladan, yang mampu membangun dialog dan hubungan positif dengan anak didik, sembari mengatasi masalah-masalah disiplin secara langsung dengan cara yang adil dan menghargai.

Bagaimana aspek hukum kasus bullying?

Istilah dalam hukum (pidana) untuk pemalakan (bullying) secara sempit dapat dirujuk dalam Pasal 368 (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (selanjutnya disingkat : KUHP), yaitu pemerasan sebagaimana diatur dalam Bab XXIII tentang Pemerasan dan Pengancaman.

Pasal 368 (1) KUHP :


Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau kepunyaan orang lain, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 351 KUHP


Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Jika perbuatan mengakibatkan lukaluka berat, yang bersalah diancam denga pidana penjara paling lama lima tahun.

UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak


Anak : seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Perlindungan Anak : segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hakhaknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 80 UUPA
Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan anak, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72.000.000. Dalam hal mengakibatkan anak luka berat, pelaku dipidana penjara paling lama 5 (lima)tahun dan/denda paling banyak Rp.100.000.000.,

KESIMPULAN Apabila pemalakan (bullying) masih dapat ditangani, baik oleh guru maupun orangtua atau di antara anak sendiri, sebaiknya hindari membawa anak terlibat dalam proses peradilan pidana; Mencegah lebih baik daripada mengobati

Tips agar kuat dan bertahan


Percaya Diri Menjauh Tenang Mendinginkan diri Bernafas Dalam-dalam Curhat Tidak balas dendam

STOP BULLYING MULAI DARI SEKARANG

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai