Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ALAM SYAH HAKIM

NIM : 2018200125
KELAS : D
MATKUL : PENGANTAR ILMU HUKUM (PIH)

TUGAS RESUME BAB I & II


PENGANTAR ILMU HUKUM
J.B. Dalio, S.H.

BAB I

 PENGERTIAN PENGANTAR ILMU HUKUM

1.1 Batasan Pengertian Tentang Ilmu Hukum


Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum. Dengan demikian maka ilmu
hukum akan mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum, misalnya mengenai asal mula,
wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan, fungsi dan
kedudukan hukum di dalam masyarakat. Ilmu hukum sebagai ilmu yang mempunyai objek
"hukum", menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan manusia dimanapun
di dunia ini dari masa kapanpun.
Dalam mempelajari hukum dapat digunakan beberaps metode seperti berikut:
1. Metode idealis,
adalah metode yang bertitik tolak dari suatu pandangan atau penglihatan bahwa hukum
sebagai. perwujudan dari nilai-nilai tertentu. Metrode ini selalu menguji apakah yang
dilakukan oleh hukum untuk mewujudkan nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai tertentu yang
dimaksud oleh hukum adalah keadilan.
2. Metode normatif analitis,
adalah metode yang melihat hukum sebagai suatu sistem aturan yang abstrak. Metode ini
melihat hukum sebagai lembaga yang benar-benar otonom dan dapat dibicarakan sebagai
subjek tersendiri terlepas dari hal-hal lain yang berkaitan dengan peraturan- peraturan.
3. Metode sosiologis,
adalah metode yang bertitik tolak dari pandangan yang melihat hukum sebagai alat untuk
mengatur masyarakat. Perharian metode ini adalah pada faktor kemasyarakatan yang
mempengaruhi pembenrukan, wujud, dan perkembangan hukum, serta efektifiras hukum
itu sendiri dalam kehidupan masyarakat.

4. Metode historis
adalah metrode yang mempelajari hukum dengan melihat sejarah hukum itu sendiri.
Dengan menggunakan metode ini orang yang mempelajari hukum dapat mengetahui
bagaimana hukum yang berlaku di masa lampau dan di masa sekarang, dapat mengetahui
pula bagaimana perbedaan hukum yang berlaku di masa lampau dan di masa sekarang.
Dari sejarah hukum orang dapat mengetahui bagaimana lahir, berkembang dan lenyapnya
hukum dan dapat melihat pula tentang perkembangan lembaga-lembaga hukum.
5. Metode sistematis,
adalah metode yang mempelajari hukum dengan cara melihat hukum sebagai satu sistem
yang terdiri atas berbagai subsistem seperti hukum perdata, hukum pidana, hukum acara,
hukum tata negara. Ilmu pengetahuan hukum vang melihat hukum dengan cara demikian
ini dinamakan systematiche rechtswetenschap.
6. Metode komparatif,
adalah metode yang mempelajari hukum dengan membandingkan antara tata hukum yang
berlaku di suatu negara tertentu dengan tata hukum yang berlaku di negara lain, di masa
lampau dan sekarang ini. Dari perbandingan hukum tersebut dapat diketahui perbedaan
atau persamaan antara rata hukum yang berlaku di negara yang satu dengan yang lain
baik yang berlaku d waktu lampau maupun sekarang.

1.2 Batasan Pengertian Tentang Pengantar Ilmu Hukum


Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hakikat Pengantar Ilmu Hukum adalah sebagai
dasar dari pengetahu- an hukum yang mengandung pengertian-pengertian dasar yang menjadi
akar dari ilmu hukum itu sendiri.

1.3 Kedudukan Dan Fungsi Pengantar Ilmu Hukum


Oleh karena itu Pengantar Ilmu Hukum berfungsi memberikan pengertian-pengertian dasar baik
secara garis besar maupun secara mendalam mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
hukum.Selain itu Pengantar Ilmu Hukum juga berfungsi pedagogis yakni menumbuhkan sikap
adil dan membangkitkan minat untuk dengan penuh kesungguhan mempelajari ilmu hukum.

1.4 Perbedaan dan Hubungan antara Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Hukum
Indonesia
Pengantar Hukum Indonesia adalah mempelajari keseluruhan hukum positif Indonesia sebagai
suatu sistem hukum yang sedang berlaku di Indonesia dala garis besarnya. Jädi objek dari
Pengantar Hukum Indonesia adalah hukum positif Indonesia. Fungsi Pengantar Hukum
Indonesia mengantarkan setiap orang yang akan mempelajari hukum positif Indonesia. Dari
uraian di atas dapat disimpul kan bahwa perbedaan antara Pengantar Ilmu Hukum dengan
Pengantar Hukum Indonesia adalah terletak pada objek dan fungsinya. Pengantar Ilmu Hukum
objeknya adalah hukum pada umumaya dan tidak terbatas pada waktu serta tempatnya,
Pengantar Ilmu Hukum berfungsi mendasari setiap orang yang akan mempelajari hukum dengan
segala hal yang berkaitan dengannya. Pengantar Hukum Indonesia objeknya adalah hukum
positif Indonesia. Fungsinya adalah mengarahkan setiap orang yang akan mempelajari hukum
yang sedang berlaku di Indonesia.
Hubungan antara Pengantar Ilmu Hukum dengan Pengantar Hukum Indonesia ialah bahwa
Pengantar Ilmu Hukum mendukung atau menunjang kepada setiap orang yang akan mempelajari
hukum positif Indonesia. Sebagai suatu ilmu yang berstarus pengantar, kedua-duanya adalah
sama-sama sebagai mata kuliah dasar keahlian. Kareni itu keduanya sangat erat hubungannya,
Pengantar Ilmu Hukum perlu dipelajari lebih dahulu sebelum seseorang mempelajari tentang
hukum positif Indonesia, karena pengertian-pengertian dasar yang berhubungan dengan bukum
diberikan didalam Pengantar Ilmu Hukum. Sebaiknya pokok-pokok bahasan Pengantar Hukum
Indonesia merupakan. contoh konkrit apa yang dibahas di dalam Pengantar Ilmu Hukum.

BAB II

 Manusia Sebgai Mahluk Sosial

1.1 Manusia Dan Masyarakat


Bentuk – Bentuk Masyarakat
Menurut kodrat alam manusia sebagai makhluk sosial di manapun mereka berada, selalu hidup
bersama dan berkelompok-kelompok. Kelompok-kelompok manusia dalam tempat atau wilayah
tertentu itulah yang dinamakan masyarakat.
Aristoteles mengatakan bahwa manusia itu adalah "Zoon Politicon" artinya bahwa manusia itu
sebagai makhluk pada dasarnya ingin selalu berkumpul dengan sesamanya. Manusia sebagai
makhluk pribadi memang mempunyai kehidupan jiwa mandiri, namun sebagai makhluk sosial
tidak mungkin memisahkan diri secara total dari masyarakat, karena sejak lahir, hidup dan
berkembang serta meninggal dunia di dalam masyarakat.
Kelompok-kelompok manusia yang lazimaya disebut masyarakat, dibedakan menjadi beberapa
bentuk menurut dasar pembentukannya, hubungannya, perikehidupan atau kebudayaannya dan
menurut hubungan kekeluargaannya. Menurut dasar pembentukannya, bentuk masyarakat dapat
dibedakan menjadi tiga:
1. Masyarakat teratur, yaitu masyarakat yang diatur dengan tujuan tertentu. Contoh perkumpulan
olah raga.
2. Masyarakat teratur yang terjadi dengan sendirinya, yaitu masyarakat yang tidak dengan
sengaja dibentuk, tetapi masyarakat itu ada karena kesamaan kepentingan. Contoh: penonton
pertandingan sepak bola, penonton bioskop.
3. Masyarakat tidak teratur, adalah masyarakat yang terjadi dengan sendirinya tanpa dibentuk.
Contoh: sekumpulan manusia yang membaca surat kabar di tempat unaum.
Menurut dasar hubungan yang diciptakan oleh para anggotanya, bentuk masyarakat dibedakan
menjadi dua:
1. Masyarakat paguyuban (gemeinschaft) adalah masyarakat yang antara anggota yang satu
dengan lainnya ada hubungan pribadi, sehingga menimbulkan ikatan batin. Contoh: perkumpulan
kematian, rumah tangga.
2. Masyarakat patembayan (gesselschaft) adalah masyarakat yang hubungan antara anggota yang
satu dengan lainnya bersifat lugas dan mempunyai tujuan yang sama untuk mendapat
keuntungan material. Contoh: Firma, Perseroan Terbatas.
Menurut dasar perikehidupan atau kebudayaannya masyaakat dapat dibedakan menjadi lima
bentuk:
1. Masyarakat primitif dan masyarakat modern. Masyarakat primitif adalah masyarakat yang
masih serba sederhana baik cara hidup, cara, berpakaian, peraturan tingkah lakunya dan lain
sebagainya. Masyarakat modern adalah masyarakat yang sudah lebih maju dibanding dengan
masyarakat yang primitif mengenai segalanya.
2. Masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup
bersama di desa. Masyarakat kota adalah sekelompok orang yang hidup bersama di kota.
3. Masyarakat teritorial, adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal dalam satu daerah
tertentu.
4. Masyarakat genealogis adalah masyarakat yang anggota- anggotanya ada pertalian darah.
5. Masyarakat teritorial genealogis, adalah masyarakat yang para anggotanya mempunyai
pertalian darah dan bersama- sama bertempat tinggal dalam satu daerah tertentu.
Menurut hubungan keluarga, bentuk masyarakat dapat dibedakan menjadi empat:
1. Keluarga inti (nuclear family) yang anggotanya hanya terdiri atas suami, isteri, dan anaknya.
2. Keluarga luas (extended family) yang anggotanya lebih luas dari keluarga inti, meliputi orang
tua, saudara. sekandung, saudara sepupu, paman, bibi dan sanak saudara lainnya yang masih ada
hubungan darah satu sama lain.
3. Suku bangsa.
4. Bangsa.
II.1.2 Faktor-faktor pendorong untuk hidup bermasyarakat
Manusia ingin selalu hidup berkelompok dengan sesamanya atau hidup bermasyarakat karena
didorong oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Hasrat untuk memenuhi makan dan minum atau untuk memenuhi kebutuhan ekonomis.
2. Hasrat untuk membela diri.
3. Hasrat untuk mengadakan keturunan. Ketiga faktor pendorong tersebut dinamakan faktor
dorongan kesatuan biologis.

II.2 Kaidah Sosial Sebagai Perlidungan Kepentingan Manusia


Dalam kontak sosial manusia dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang mengatur tingkah laku dan
sikap mereka, karea jika tidak demikian akan terjadi ketidak seimbangan dalam masyarakat.
Dengan pembawaan sikap pribadinya biasanya manusia ingin dipenuhi kepentingannya terlebih
dahulu tanpa mengingat kepentingan orang lain. Jika keadaan seperti itu tidak diatur atau tidak
dibatasi oleh ketentuan-ketentuan maka manusia yang lemah akan tertindas. Ketentuan yang
mengatur tingkah laku manusia atau yang menjadi pedoman manusia untuk berperilaku guna
menjaga keseimbangan kepentingan mereka dalam masyarakat itu dinamakan kaidah sosial.

II.3 Jenis – Jenis Kaidah Sosial


 (Kaidah agama) atau kaidah kepercayaan yaitu kaidah sosial yang asal nya dari tuhan
yang berisikan larangan – larangan, Perintah – perintah dan anjuran – anjuran.
 (Kaidah kesusialaan) adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Suara
hati manusia menentukan mana berbuatan mana yang baik mana yang buruk oleh karna
nya kaidah kesusilaan bergantung pada setiap pribadi manusia
 (Kaidah kesopanan) adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan dalam
masyarakat tertentu. Kaidah kesopanan dasar nya adalah kepantasan , kebiayasaan atau
kepatutan yang berlaku dalam masyarakat\
 (Kaidah Hukum) Adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi oleh
penguasa masyarakat atau penguasa negara,mengikat setiap orang dan berlakunya dapat
dipasksakan oleh aparat masayarakat atau oleh aparat negara sehingga berlaku nya kaidah
hukum dapat dilaksanakan
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, SH menggolongkan ke empat macam kaidah sosial di atas
menjadi dua golongan yaitu:
a. Tata kaidah dengan aspek pribadi, termasuk kelompok ini adalah kaidah agama atau
kepercayaan dan kaidah kesusilaan.
b. Tata kaidah dengan aspek kehidupan antarpribadi, termasuk dalamnya adalah kaidah
kesopanan dan kaidah hukum
II.4 Perbedaan antara Kaidah Hukum dengan Kaidah- kaidah Sosial lainnya.
1. Perbedaan antara kaidah hukum dengan kaidah agama dan kaidah kesusilaan dapat
ditinjau dari beberapa segi seperti berikut:
a. Ditinjau dari tujuannya kaidah hukum bertujuan untuk menciptakan tata tertib masyarakat
dan melindungi manusia beserta kepentingannya, sedang kaidah agama dan kaidah
kesusilaan bertujuan untuk memperbaiki pribadi manusia agar menjadi manusia ideal.
b. Ditinjau dari sasarannya kaidah hukum mengatur tingkah laku manusia dan diberi sanksi
bagı setiap pelanggarnya, sedangkan kaidah agama dan kaidah kesusilaan mengarur sikap
batin manusia sebagai pribadi. Kaidah hukum menghendaki tingkah laku manusia sesuai
dengan aturan, sedangkan kaidah agama dan kaidah kesusilaan menghendaki sikap batin
setiap pribadi manusia itu baik.
c. Ditinjau dari sumber sanksinya, kaidah hukum dan kaidah agama sumber sanksinya
berasal dari luar dan dipaksakan oleh kekuasaan dari luar diri manusia (beteronom),
sedangkan kaidah kesusilaan sanksinya berasal dan dipaksakan oleh suara hati masing-
masing pelanggarnya (otonom).
d. Ditinjau dari kekuatan mengikatnya, pelaksanaan kai- dah hukum dipaksakan secara
nyata oleh kekuasaan dari luar, sedangkan pelaksanaan kaidah agama dan kesusilaan
pada asasnya tergantung pada yang bersang- kutan sendiri.
e. Ditinjau dari isinya kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (atributif dan
normatif), sedang kaidah agama dan kaidah kesusilaan hanya memberikan kewa- jiban
saja (normatif).
2. Perbedaan antara kaidah hukum dengan kaidah kesopanan
a. Kaidah hukum memberi hak dan kewajiban, kaidah kesopanan hanya memberi kewajiban
saja.
b. Sanksi kaidah hukum dipaksakan oleh masyarakat secara resmi, sanksi kaidah kesopanan
dipaksakan oleh masyarakat secara tidak resmi.
3. Perbedaan antara kaidah kesopanan dengan kaidah agama dan kaidah kesusilaa:
a. Asalnya kaidah kesopanan dari luar diri manusia, kaidah agama dan kaidah kesusilaan
berasal dari pribadi manusia.
b. Kaidah kesopanan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap lahir manusia, Kaidah Agama
dan Kaidah Kesusilaan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap batin manusia.
c. Tujuan kaidah kesopanan mentertibkan masyarakat agar tidak ada korban, kaidah agama
dan kaidah kesusilaan, bertujuan menyempurnakan manusia agar tidak menjadi manusia
jahat.
II.5 Hubungan Antara Kaidah Hukum Dengan Kaidah Sosial Lainnya
A. Hubungan Positif Yakni Hubungan Yang Paling Memperkuat
a. Hubungan antara kaidah hukum dan kaidah agama. Kaidah hukum dan kaidah agama
sangat erat hubungannya, kaidah agama menunjang tercapainya tujuan kaidah hukum
b. Hubungan antara kaidah hukum dengan kaidah kesusilaan. Kaidah hukum dan akidah
kesusilaan mempunyai kaitan yang erat karena kedua nya saling melengkapi. Kalau suara
hati setiap pribadi manusia menghendaki agar manusia itu selalu berbuat baik, maka
pribadi – pribadi manusia yang hidup bersama di tengah masyarakat itu juga baik, dalam
pergaulan mereka tidak menimbulkan sesuatu yang tercela, akhirnya kehidupan
masyarakat tertib dan damai dengan demikian tujuan kaidah hukum untuk mewujudkan
masyarakat yang tertib dapat tercapai
c. Hubungan antara kaidah hukum dengan kaidah kesopanan. Kedua kaidah inipun saling
mengisi, saling melengkapai maka hubungan antara kedua nya erat sekali. Anggota
masyarakat yang mengetahui kaidah kesopanan akan selalu bertingkah laku sopan, tidak
mengganggu orang lain, sehingga jika semua anggota masyarakat berperilaku seperti itu
masyarakat akan tertib dan damai, makan tujuan kaidah hukum itu dapat tercapai.
B. Hubungan negatif yakni hubungan yang saling melemahkan yaitu jika isi kaidah hukum
dan kaidah sosial lainnya saling bertentangan. Contoh : larangan oleh salah satu agama
membunuh sesama manusai dengan alasan apapun bertentangan dengan udang – undang
wajib milter.

Anda mungkin juga menyukai