Anda di halaman 1dari 6

Berdasarkan Pasal 182 KUHD dan dikaitkan dengan mekanisme pengalihannya cek dapat dibagi

menjadi:
1) Cek atas unjuk atau cek kepada orang yang ditulis namanya dengantambahan klausula "atau
penggantinya”, harus dibayar kepada yang namanya tertera dalam cek dan pengalihannya secara
endosemen.
2) Cek atas nama adalah cek kepada orang yang disebut namanya dengan tambahan klausula
"tidak kepada pengganti”, maka alihannya secara cessie.
3) Cek atas bawa adalah cek kepada pembawa atau kepada orang yang disebut namanya dengan
tambahan klausula “atau kepada pembawa" atau cek tanpa penyebutan nama penerimanya, maka
pengalihannya cukup dengan penyerahan fisik cek saja. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam
transaksi yang menggunakan cek adalah:
1) Penarik (drawee) adalah giran yang menerbitkan cek atau pihak yang memiliki kewajiban
pembayaran.
2) Pemegang (namer, holder), dalam hal ini adalah kreditur atau pemilik piutang
3) Tertarik (betrokkene, drawee, payce), adalah pihak lain (biasanya bank) yang memperoleh
perintah dari Penarik untuk membayar kepada Pemegang atau Pembawa atau Pengganti dari
Pemegang.
4) Pembawa (toonder, bearer), adalah siapa pun yang memegang cek dengan klausula kepada
pembawa.
5) Pengganti (order), adalah siapa pun yang namanya tercantum dalam cek dengan klausula
kepada pengganti.
6) Endosant (Indorser) adalah pemegang cek dengan klausula kepada pengganti yang
mengalihkan hak tagih kepada pihak lain yang namanya tercantum sebagai perszanti. Cek
memiliki tenggang waktu pengunjukannya yaitu untuk cek yang diterbitkan dan dibayarkan di
Indonesia, harus diunjukkan dalam tenggang waktu 70 hari sejak tanggal penerbitannya (Pasal
206 KUHD) ditambah 6 bulan tenggang waktu sebelum kadaluwarsa (Pasal 229 KUHD).
Selanjutnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam cek:
1) Dalam cek tidak berlaku tanggal efektif, sehingga pembayaran wajib dilakukan pada saat
diunjukkan.
2) Apabila tempat pembayaran tidak ditulis dalam cek, maka nama tempat di samping nama
bank pembayar dianggap sebagai tempat pembayaran (Pasal 179 KUHD).
3) Bila ada beberapa tempat yang ditulis, maka nama tempat yang ditulis terdahululah yang
dianggap sebagai tempat pembayaran (Pasal 179 KUHD).
4) Jika petunjuk-petunjuk dalam butir 1, 2 dan 3 di atas tidak ada, maka pembayaran dianggap di
kantor pusat bank pembayar (Pasal 179 KUHD).
5) Jika tempat di mana cek itu diterbitkan tidak tertulis, maka tempat yang tertulis di samping
nama penerbit dianggap sebagai tempat diterbitkannya warkat cek (Pasal 179 KUHD). Kwitansi-
kwitansi dan Promes atas Tunjuk Kwitansi atas tunjuk yang dikemukakan oleh Mr. Chr
Zevenbergen yang dikutip oleh Emy Pangaribuan adalah suatu surat yang ditanggali, diterbitkan
oleh penandatangannya terhadap orang lain untuk suatu pembayaran sejumlah uang yang
ditentukan di dalamnya kepada penunjuk (atas tunjuk) pada waktu diperlihatkan. Dalam kwitansi
atas tunjuk tersebut tidak disyaratkan tentang
selalu adanya klausula atas tunjuk.
e. Saham
Saham diatur dalam Pasai 40 KUH Dagang dengan kata-kata bahwa modal perseroan dibagi atas
saham-saham atau sero-sero atas nama atau blanko. Pemegang saham atau sero tidak
bertanggung jawab lebih
daripada jumlah penuh saham-saham itu. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau
kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham.
1) Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:
a) Saham Biasa (common stock) Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang
dimiliki perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah
sebesar investasi pada saham tersebut.
b) Saham Preſeren (Preferred Stock) Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),
tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor. f. Konosemen/Bill
of Lading Dalam Pasal 504 KUD disebutkan pengirim dapat meminta agar pengangkut
mengeluarkan konosemen tentang barang yang diterimanya untuk diangkut, dengan menarik
kembali tanda terima, sekiranya telah dikeluarkan olehnya. Pengirim di lain pihak wajib
memberikan pada waktu yang tepat bahan-bahan yang diperlukan guna pengisian konosemennya
(KUHD 347, 479,505 dan seterusnya, 518k, 519s). Berdasarkan Pasal 506 KUHD, konosemen
adalah suatu surat bertarıggal yang dibuat oleh pengangkut (dalam hal ini perusahaan pelayaran),
yang menerangkan bahwa ia telah menerima barang-barang (dari pengirim) untuk diangkut ke
suatu tempat tertenru dan selanjutnya menyerahkannya kepada orang tertentu (penerima), surat
mana di dalamnya juga menerangkan mengenai syarat-syarat penyerahan barang- barang
dimaksud. Pihak-pihak yang terlibat dalam konosemen adalah:
1) Penerbit, dalam hal ini perusahaan pelayaran yang diwakili oleh nakhoda kapal.
2) Pihak penerima atau penggantinya. Penerima, sebagaimana dimaksud di atas, dapat:
1) Orang yang namanya ditunjuk dalam konosemen.
2) Kepada orang penggantinya pengirim atau kepada orang yang ditunjuk oleh pengirim (kepada
pengganti).
3) Kepada orang penggantinya pihak ketiga atau kepada orang yang ditunjuk oleh pihak ketiga
(kepada pengganti).
4) Kepada orang yang namanya disebut dalam konosemen atau pem- bawa (kepada pembawa).
5) Kepada orang yang membawa surat konosemen itu (kepada pembawa). AT Pihak-pihak yang
tercantum dalam B/L Penggunaan B/. sebagai bagian dari dokumen yang dibutuhkan dalam
perdagangan ekspor impor melibatkan berbagai pihak, antara lain:
a) Shipper yaitu pihak yang bertindak sebagai beneficiary
b) Consignee yaitu pihak yang diberitahukan tentang tibanya barang- barang
c) Notify party yaitu pihak yang ditetapkan dalam L/C.
d) Carrier yaitu pihak pengangkutan atau perusahaan pelayaran.
2) Fungsi Pokok Bill of Lading
B/L memiliki fungsi antara lain:
a) Bukti tanda penerimaan barang, yaitu barang-barang yang diterima olchi pengangkut (carrier)
dari shipper (pengirim barang atau eksportir) ke suatu tempat tujuan dan selanjutnya
menyerahkan barang-barang tersebut kepada pihak penerima (consignee atau importit).
b) Bukti pemilikan atas barang (document of title), yang menyatakan bahwa crang yang
memegang B/L merupakan pemilik dari barang- barang yang iercantum pada B/L. Buku
perjanjian pengangkutan dan penyerahan barang antara pihak pengangkut dengan pengiriman.
3) Pernilikan Bill of lading (B/0) Kepemilikan suatu B/L dapat didasarkan kepada beberapa hal
antara lain:
a) B/L atas pemegang (Bearer B/L) Jenis B/L ini jarang digunakan. Yang dimaksud dengan
"bearer" adalah pemegang B/1. dan karena itu setiap orang yang memegang atau memiliki B/L
tersebut dapat menagih barang-barang yang tersebut pada B/L. Jenis ini mencantumkan kata
"bearer" di bawah
alamat consignee. Atas nama dan kepada order (B/L made out to order) Pada B/L ini akan
tercantum kalimat "consigned to order of " di depan atau di belakang nama consignee atau
kepada notify address. 4) Jenis-jenis B/L
Suatu B/L dapat dibedakan berdasarkan pernyataan yang terdapat pada B/L tersebut, dibagi
menjadi beberapa jenis antara lain:
Received for Shipment B/ B/L yang menunjukkan bahwa barang-barang telah diterima oleh
perusahaan pelayaran untuk dikapalkan, tetapi belum benar-benar dimuar atau dikapalkan pada
batas waktu yang ditetapkan dalam L/C yang bersangkutan.
a. Bilyet Giro Bilyet Giro adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah dibakukan
bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro
yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya, kepada bank yang sama
atau kepada bank lainnya.
Dengan demikian, pembayaran dana Bilyet Giro tidak dapat dilakukan dengan uang cunai dan
tidak dapat dipindahtangankan melalui endosemen (SK Direksi Bank Indonesia No.4/670, Sub
I). Bilyet Giro adalah suatu perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk menindahbukukan
sejumlah uang yang ada pada bank di mana penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam
jumlah yang cukup ke rekening milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro terschut.
Definisi lain yang lebih luas adalah suatu pernyataan yang dike- luarkan oleh bank untuk
mempertaruhkan credit (tingkat kepercayaan) akan dirinya yang telah cukup dikenal baik,
sebagai pengganti credit terhadap importir tersebut, yang mungkin baik juga tapi tidak begitu
dikenal.
1) Tujuan dan Fungsi 1/C
1/C pada umumnya cenderung ditujukan untuk kepentingan eksportir dan sebagai akibatnya
eksportir akan mendesak importir agar menerbitkan L/C guna kepentingannya sebelum
pengawalan barang
terjadi. Berdasarkan L/C maka bank-bank yang terlibat setuju mengadakan pembayaran atas
dokumen-dokumen yang diserahkan bila menurut pengam Lahnya telah memenuhi persyaratan
L/C. Bank sama sekali tidak terikat dan tidak punya kepentingan atas kontrak barang. Bilamana
barang yang dikapalkan ternyata salah atau lebih rendah Tutunya akan tetapi dokumen yang
bersangkutan memenuhi syarat, maka importirlah yang bertanggung jawab atas pembayarannya
kendatipun dokumen tersebut telah dipalsukan. Bisa juga terjadi bahwa importir menerima
barang-barang yang tidak sesuai dengan yang diminta tetapi ia terpaksa harus membayarnya
juga. Untuk mencegah kerugian tersebut importir dapat menggunakan berbagai pilihan
kemungkinan langkah-langkah yang dapat dilakukan pada saat proses penanganan L/C.
Penggunaan 1/C dimaksudkan untuk mempermudah proses pembayaran serta memberikan
jaminan terlaksananya pembayaran tersebut. Warrant walantau stocks warrani dalam Black's
Law Dictionary.lidefinisikan sebagai sertifikat yang membuktikan kepemilikan hak untuk
membeli sahan dalam jumlah, waktu, dan pada harga tertentu. Dalam alacks.com Dictionary
dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut: Such chefer from rock options ardy in that options are
generally granted to employees and warrants are sold to the public. Warrants are typoally long
period options are freely transferable, and if the underlying shares are listed on Securities
exchange, are also publicly traded."
Pihak-pihak yang terlibat dalam Warrant adalah Penzivi (entien) adalah PT yang menerbitkan
warnt.) Pemegang warrant.
BAB V
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
S
uatu perusahaan dalam menjalankan usahanya, baik sejak
awal ataupun dalam waktu lama memiliki dan memperoleh
harta kekayaan yang sangat berharga baik secara materiel
maupun secara immaterial,
Yang dimaksud dengan harta kekayaan perusahaan ialah apa saja
yang dapat dijadikan hak milik dalam perusahaan atau sesuatu yang
sangat berharga bagi perusahaan dan dapat diperjualbelikan. Harta
perusahaan itu bisa yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Yang
berwujud biasanya seperti segala sesuatu yang berupa barang baik
bergerak maupun tidak bergerak.
Dalam kesempatan ini akan dibahas harta kekayaan perusahaan yang
tidak berwujud yang biasaya disebut hak atas kekayaan intelektual.
Dalam ilmu hukum, kekayaan milik intelektual dimasukkan dalam
golongan hukum harta kekayaan, khususnya hukum benda (zakenrecht)
yang mempunyai objek benda intelektual, yaitu benda yang tidak
berwujud. Istilah Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) merupakan
padanan dari istilah intellectual property sebagaimana yang dikemu-
kakan olch Thomas W. Dunfee dan Frank F. Gibson, yang berarti suatu
manifestasi fisik suatu gagasan praktis kreatif atau artistik serta cara
tertentu dan mendapatkan perlindungan hukum.
World Intelellectual Property Organization (WIPO) merumuskan
intelectual properly sebagai hasil karya manusia baik hasil karya yang
berupa aktivitas dalam ilmu pengetahuan, industri, kesusaslidari dari
seni. Ruang lingkup Hak atas Kekayaan Intelektual seperti dirumuskan
oleh WIPO itu mempunyai pengertian luas yang mencakup, antara
lain: karya kesusastraan, pertunjukan oleh para artis, ilmu pengetahua?
(scientific), penyiaran audi visual artistik, penemuan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai