PEMURIDAN
OLEH:
NIMBROT TODING LA’BI’
3020175411
KEPEMIMPINAN KRISTEN
bagi jemaat maupun dalam masyarakat.Dalam kehidupan berjemaat di sebuah gereja tentu
kita juga membutuhkan seorang pemimpin atau gembala untuk memimpin kita dalam
melaksanakan kegiatan jemaat dan masyarakat. Jika kita lihat pada dasarnya terkadang orang
bertanya siapakah pemimpin itu? dan siapakah gembala itu?. Seorang pemimpin itu dapat
kita ketahui dari hasil kerjanya setelah dia menjabat sebagai pemimpin, Jika sesuatu yang
dikerjakannya berhasil atau tidak. Kepemimpinan dalam gereja sama seperti itu dalam halnya
juga sebagai gembala dan pemuridan. Salah satu hal yang perlu kita ketahui untuk di
tanamkan dalam kepemimpinan bergereja ialah bahwa seorang pemimpin atau seorang
gembala bukanlah Tuhan.Akan tetapi mereka itu di pakai oleh Tuhan untuk memimpin umat-
Nya, jadi tentu mereka juga tidak terlepas dari yang namanya kelemahan dan kekurangan.
Setiap pemimpin dan gembala akan terus belajar untuk memperbaiki kepemimpinannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen.Vol. 4, No. 2, Oktober 2018 (157-158)
2
Eli Wilson, JurnalPemimpin Sebagai Gembala,April 2004,hal. 28-29
Ada begitu banyak pemimpin dalam gereja. Tetapi tidak semua orang disebut
pemimpin di dalam gerja berada pada level kepemimpinan yang sama. Kepemimpinan
bukanlah hal seperti itu.Kepemimpinan adalah pengaruh bukan merupakan posisi atau tempat
atau kedudukan. Orang hanya dapat memimpin orang lain sejauh ia dapat memengaruhi
merka. 3
pendelegasian tugas:
Selain menentukan visi dan misi sebuah gereja, peran utaama dari seorang gembala
jemaat adalah mendelegasikan tugas-tugas pelayanan.Patriot kayoi mengatakan, “pelayanan
dalam music gereja dan penghubung pemuda telah didelegasikan oleh gembala kepada
saya”.Emmy Mariani mengatakan, “gembala telah mendelegasikan tugas pelayanannya
kepada saya untuk mengkoordinir pelayanan dibidang liturgi dan penetapan jadwal.4
Yesus sebagai gembala yang baik yang selalu memanggil domba-dombanya sesuai
nama mereka masing-masing dan perlu kita ketahui dahwa kegiatan ini merupakan salah satu
tradisi secara turun-temurun sampai pada saat ini. Setiap makhluk hidup memiliki nama
masing-masing , terlebih kita sebai manusia ciptaan Allah yang paling mulia. Seorang
gembala harus mengenal domba-dombanya, begitupun seorang pemimpin sebagai gembala
harus mengenal orang-orang yang dipimpinnya.Seorang pemimpin juga harus bisa melihat
keadaan massyarakatnya, karena itu adalah salah satu tugas sebagai seotrang pemimpin yang
baik dan andal. Karena jika seorang gembala atau pemimpin tidak mengenal domba-
dombanya maka pengaruh buruk akan tampak kepada apa yang dipimpinnya. Dengan
demikian perang sebagai gembala sangat besar pengaruhnya dalam menggembalakan umat
Allah yang dipercayakan kepadanya , dan jika Tuhan menyerahkan tugas yang sederhana
kepada hamba-hambanya misalnya sebagai orangtua dalam membina imam anak-anaknya
atau sebagai pelayan umat Tuhan dalam sebuah kelompok kecil sebagai sebuah persekutuan
doa atau lingkungannya, seorang gembala perlu mengusahakan tujuan ini yaitu supaya
orang-orang yang dipimpinnya yang dipercayakan Tuhan kepadanya dan dapat mengenal
dan mengasihi Kristus.5
3
Jhon Maxwell, memahami kepemimpinan, hal. 1
4
Jurnal Jaffray, Kepemimpinan Yesus Sebagai Acuan bagi Kepemimpinan Gereja Masa Kini, vol.16, No.
2(oktober 2018)
5
Makalah, Yesusu Sebagai Gembala Yang Baik
Kepemimpinan memiliki arti penting bagi perkembangan gereja. Yesus Kristus sebagai
kepala gereja, telah membuktikan kemampuan memimpinNya melalui pelayanan selama Ia
berada di dunia. Pola kepemimpinan juga telah diterapkan di dalam gereja mula mula oleh
para Rasul dan sepanjang perjalanan pelayanan mereka di luar Yerusalem untuk
memberitakan Injil.Setelah pencurahan Roh Kudus, Petrus tampil sebagai pemimpin di antara
para rasul.Dalam pendirian dan perkembangan gereja Tuhan selanjutnya, Paulus mengambil
alih peran tersebut.
Dalam gereja mula-mula, kepemimpinan dijalankan oleh sebuah sistem yang dikelola
para penatua.Di dalam Kisah Para Rasul, 20:28 dituliskan bahwa, “Karena itu jagalah dirimu
dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik
untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri”.
Menurut Strauch, “Catatan Perjanjian Baru yang jelas menyatakan bahwa tugas
penggembalaan di kebanyakan gereja mula mula dilakukan oleh dewan para penatua”6.
Pola kepemimpinan seperti ini disebut sebagai kepemimpinan rohani dan orang yang
terlibat melaksanakan tugas itu disebut sebagai pemimpin rohani.Disebut rohani bukan
semata-mata karena wilayah pengaruhnya tetapi dari potensi kekuatan pengaruh yang
dimilikinya. Seorang pemimpin rohani, sebagaimana dikemukakan oleh Sanders,
mempengaruhi orang lain bukan dengan kekuatan kepribadiannya sendiri saja, melainkan
kepribadian yang diberi kekuatan oleh Roh Kudus7.
Karakter atau kepribadian inilah yang membedakan antara kepemimpinan alamiah
dengan kepemimpinan rohani.Sanders mengatakan bahwa, “kepemimpinan rohani
merupakan suatu campuran antara sifat-sifat alamiah dan rohani.Sifat sifat alamiah pun
bukannya timbul begitu saja, melainkan diberikan oleh Allah, dan oleh karena itu sifat-sifat
ini akan mencapai efektifitasnya yang tertinggi, jika digunakan di dalam melayani Allah bagi
kemuliaanNya”.
Ditambahkan oleh Sanders bahwa salah satu ciri khas kepemimpinan rohani adalah
tidak ada seorangpun menjadi pemimpin rohani atas kehendaknya sendiri. Seorang
pemimpin dikatakan mampu mempengaruhi orang lain secara rohani hanya karena Roh Allah
bekerja didalamnya dan melalui dia, sampai pada taraf yang lebih tinggi daripada orang-
orang yang dipimpinnya8.
6
Alexander Strauch, Manakah Yang Lebih Alkitabiah: Kepenatuaan Atau Kependetaan (Yogyakarta: Andi Offset,
1992), 2.
7
Sanders J, Kepemimpinan Rohani, 21.
8
Ibid., 21.
Alkitab menyediakan banyak sekali contoh pemimpin yang dipakai Allah secara luar
biasa untuk melakukan kehendakNya bagi bangsa Israel di Perjanjian Lama dan untuk
pemberitaan Injil di Perjanjian Baru. Bukan karena kemampuan atau kesediaan mereka.Juga
bukan atas kapasitas pribadi yang mereka miliki sebelumnya.Setiap pemimpin itu amat
berbeda dan punya corak khas.Allah memberi kekuatan baru dan kemampuan yang luar biasa
dalam berbicara, bertindak atau mengambil keputusan.Di mulai dari zaman Adam, Nuh lalu
Abraham hingga pada Paulus dan kawan kawan, tokoh tokoh itu adalah prototype pemimpin
rohani yang dipakai Allah melaksanakan pekerjaan tanganNya di dunia.
9
Caleb Tong, “Pemimpin Rohani Yang Kompeten,” in Kepemimpinan Dan Pembinaan Warga Gereja, ed. Wisnu
T. Hanggoro (Jakarta: Sinar Harapan, 1988), 170.
Proses untuk menuju kedewasaan rohani akan berlangsung atau mengalir terus
menerus sepanjang hidup (Filipi 3:12-14). Kedewasaan rohani, perlu untuk
melakukan penataan ulang secara radikal prioritas seseorang, dari menyenagkan diri
sendiri dan untuk menyenagkan Tuhan dan belajar untuk tetap setia kepada Tuhan.
3. MEMILIKI KARAKTER KRISTUS
Orang Kristen yang telah mengalami kedewasaan rohani tentunya juga akan memiliki
4. MEMILIKI KESETIAAN DALAM PELAYANAN
Seorang Kristen yang telah mengalami kedewasaan rohani dan telah memiliki
karakter Kristus tentunya dia akan memiliki kesetiaan dalam pelayanan.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk melakukan pemuridan harus memiliki kedewasaan rohani, karakter Kristrus,
dan terutama setia melayani Tuhan.Istilah gembala iyalah salah satu analogi dogmatis yang
mengammbarkan peran dan harapan terhadap para pemimpin masa kini, khususnya bagi patra
pemimpin gerja.Tugas gembala yang dalam jemaat untuk memelihara umat Allah,
merupakan tugas yang sangat strategis. Oleh sebab itu tugas pemimpin sebagai gembala yang
baik itu sebuah tugas yang muliah.Kira sebagai seorang gembala tetap menjadi pemimpoin
bagi jemaatnya terutama dalam masyarakat yang luas.
10
Jurnal Theologia Aletheia. Vol. 19. No. 12 Maret 2019