Anda di halaman 1dari 15

Nama : Is Ardiansah Dosen Pengampu : Rev. Dr.

Peter Wowor
Program Studi : S2 Teologi/M.Th Mata Kuliah : Teologi Pastoral
Tanggal : 9 Desember 2021 Semester : Gasal 2021/2022

PERMASALAHAN PASTORAL BERKAITAN


TENTANG KEPEMIMPINAN KRISTEN

I. PENDAHULUAN

Kepemimpinan dalam Teologi Pastoral tentu memiliki pengertian yang

berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh kepemimpinan dunia, secara umum.

Kepemimpinan dalam Teologi Pastoral bukan saja berbicara tentang suatu posisi atau

kekuasaan. Beda dengan perusahaan atau kerajaan yang tentu dipimpin oleh pemilik

atau penguasa, kepemimpinan Kristen haruslah dipimpin oleh seseorang yang

menyadari bahwa dirinya adalah pelayan atau hamba yang tunduk kepada Tuhan dan

melayani sesama. Di sinilah letak perbedaan dari kepemimpinan Kristen dimana

pemimpinan harus memimpin dengan prinsip-prinsip melayani sebagaimana diajarkan

oleh Gembala Agung Gereja, Yesus Kristus.

Pemimpin-pemimpin Kristen haruslah menunjukkan perbedaannya dengan

para pemimpin dunia. Seseorang bisa saja memiliki banyak karakter seorang pemimpin,

tetapi bila ia tidak menerapkan dasar-dasar kepemimpinan sesuai dengan kebenaran

Alkitab maka dirinya bukanlah pemimpin Kristen. Tuhan Yesus memberikan dasar

kepemimpinan Kristen yang benar, bahwa:

Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia


menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang.1

1
Matius 20:27-28,

1
Adapun dalam setiap kepemimpinan pastilah akan menghadapi yang namanya

masalah-masalah, baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu perlu memahami

secara benar maksud dari kepemimpinan Kristen dan bagaimana menyelesaikan

masalah-masalah yang ada dalam tanggung jawab sebagai seorang pemimpin Kristen.

Kepemimpinan adalah sebuah kehidupan yang terfokus pada panggilan Tuhan

dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal

dalam diri seseorang yang berdampak dan berpengaruh kepada banyak orang. Ketika

seseorang mendapatkan visi dan panggilan dari Tuhan dalam hidupnya, yang

selanjutnya itu juga memberikan damai sejahtera untuk mulai dikerjakannya. Hai inilah

yang membangun keteguhan tekad, yang diikuti kemudian dengan setiap ucapan dan

tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya. Sampai kemudian,

keberadaannya mendorong perubahan kepada komunitas atau banyak orang, pada saat

itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.

Jadi pemimpin bukan suatu posisi atau jabatan yang diberikan oleh manusia,

melainkan keteladanan hidup dan panggilan Tuhan untuk mengerjakan suatu perubahan

yang akan berdampak pada kehidupan di sekitarnya.

2
II. Landasan Teori

A. Pengertian Kepemimpinan Kristen

Kepemimpinan secara umum, merupakan suatu kekuatan yang menggerakkan

perjuangan atau kegiatan yang menuju kesuksesan. Kepemimpinan dapat juga diartikan

sebagai proses mempengaruhi orang lain atau memberi contoh oleh pemimpin kepada

pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan merupakan proses

mempengaruhi aktivitas kelompok untuk mencapaian tujuan tertentu. Dimana dalam

suatu kepemimpinan akan selalu dibutuhkan pemimpin, yang memegang suatu peran

untuk menentukan arah tujuan bersama. Dengan kata lain,

Pemimpin ialah seorang yang mengetahui tujuannya dengan jelas (dan mempunyai
keyakinan pribadi tentang tujuan itu), serta mampu mempengaruhi, menggerakkan dan
mengarahkan orang-orang lain untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif. 2

Adapun pengertian Kepemimpinan Kristen sendiri haruslah menjadi suatu

proses memimpin yang berlandaskan Firman Tuhan sebagai tolok ukurnya. Menurut

George Barna dalam bukunya Leaders on Leadership menjelaskan bahwa, “Kepemimpinan

Kristen adalah melakukan segala sesuatu dengan benar sesuai Firman Tuhan.” 3 Sedangkan J.

Oswald Sanders berpendapat bahwa, “Kepemimpinan Kristen adalah suatu pengaruh untuk

mengarahkan orang lain menuju tujuan yang diperjuangkan bersama oleh pemimpin dan

pengikut-pengikutnya memakai kebenaran Firman.4

Sehingga kepemimpinan Kristen bukan lagi berpusat kepada manusia yaitu

kehendak pemimpin itu sendiri, melainkan kepemimpinan yang berdasarkan pada

tuntunan dan kehendak Tuhan yang dipahami dari dalam Firman Tuhan. Pemimpin

Kristen harus mampu memegang tanggungjawab dan memastikan hidupnya sesuai

Firman Tuhan sehingga menjadi teladan hidup bagi orang-orang yang dipengaruhinya.

2
Poctavianus, Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah, (Malang: Gandum Mas,
1994), 55

3
George Barna, Leader on Leadership, (Malang: Gandum Mas, 2002), 22.
4
Ibid, 23.

3
B. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kristen

Sebagai seorang pemimpin Kristen seharusnya menjalani kehidupan yang patut

dicontoh, baik bagi orang Kristen maupun non-Kristen. Dia harus mampu hidup sesuai

standar moral menurut standar kebenaran Allah. Seorang pemimpin harus hidup dengan

penuh iman, menunjukkan harapan dan mewujudkan kasih Tuhan sejati yang alkitabiah

dalam setiap hubungan. Seorang pemimpin harus menjalani kehidupan yang tertib,

sehingga berita Injil menjadi menarik bagi orang-orang yang belum percaya.

Menurut Jonathan Lamb ada empat hal utama yang perlu dibangun oleh para

pemimpin Kristen untuk hidup dalam teladan Kristus sehingga hidupnya bisa menjadi

teladan bagi para pengikutnya, yaitu :

1. Kristus sebagai model. Ketuhanan Kristus, yaitu menjadikan Yesus sebagai Tuhan

dalam setiap keputusan kehidupan.

2. Injil sebagai dasar. Keyakinan akan Injil sebagai dasar dari kehidupan menuntut

untuk memahami Firman Tuhan sebagai dasar dalam setiap keputusan yang akan

diambil. Injil bukan hanya mengubah diri tetapi juga akan menjadi daya pengaruh

terhadap orang di sekitar.

3. Tubuh Kristus sebagai tujuan panggilan. Hal ini akan mengubah seluruh prioritas dan

strategi hidup. Sasaran dan perencanaan kepemimpinan tidak lagi berorientasi kepada

diri sendiri saja tetapi kepada amanat yang Tuhan percayakan.

4. Kehidupan yang terus-menerus menyerupai Kristus. Gaya hidup yang menyerupai

Kristus adalah wujud nyata dari kepemimpinan yang berpusatkan Kristus.5

Kepemimpinan Kristen harus menghasilkan dampak bagi masyarakat di

sekitanya dan dunia secara luas. Dalam hal ini pemimpin Kristen harus berjuang untuk

membawa orang-orang yang dipimpinnya bergerak bersama menuju suatu tempat dan

5
Jonathan Lamb, Integritas. (Jakarta : Perkantas – Divisi Literatur, 2008).31-32

4
juga mampu memastikan orang-orang itu untuk pergi bersamanya. Pemimpin Kristen

diharapkan mampu menularkan pengaruh positif kepada para pengikutnya.

Kepemimpinannya diikuti karena adanya nilai-nilai unggul dalam dirinya yang

dapat terlihat dan membawa kebaikan dalam hidup banyak orang. Artinya pemimpin

Kristen tersebut berhasil menggunakan kekuatan dari posisi yang diembannya, atau

sebagai pemimpin yang banyak diikuti karana keberadaannya. Karena kualitas seorang

pemimpin diukur dari kualitas yang dimiliki para pengikutnya. Sebab kualitas dari para

pengikut mencerminkan kualitas seorang pemimpin.

Selanjutnya keberhasilan para pemimpin Kristen juga dapat dikenali dari ada

tidaknya proses dalam kepemimpinannya untuk menghasilkan pengembangan calon-

calon pemimpin baru. Hanya pemimpin yang hidupnya menjadi teladan dan kerelaan

melayani yang tuluslah yang akhirnya dapat mengubah lingkungan sekitarnya dengan

nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan yang dijalaninya setiap hari. Keseharian mereka

yang sederhana dan tekun dapat menjadi pemicu perubahan yang menciptakan suatu

ekosistem positif untuk mengasilkan pertumbuhan para pemimpin-pemimpin baru.

Dari sini terlihat jelas bahwa pemimpin Kristen haruslah memiliki kehidupan

kerohanian yang sehat yang bersumber dari kebenaran Firman Tuhan setiap harinya.

Sehingga melalui kepemimpinannya maka banyak orang yang akan melihat bahwa apa

yang dikerjakannya memberi pengaruh yang baik bagi banyak orang. Pemimpin ini

akan teruji oleh waktu dan teruji oleh masalah sekalipun, dan banyak orang akan

melihat kehidupannya sebagai teladan hidup yang nyata. Bambang Yudho menegaskan

bahwa kepemimpinan Kristen adalah berkat bagi dunia, karena:

Kepemimpinan rohani memiliki dua dimensi, yaitu “Perintah Allah” sebagai dimensi
Illahi dan “Tanggapan manusia atas pilihan dan perintah Allah” sebagai dimensi
manusia. Sebagai pemimpin Kristen yang baik, haruslah memerhatikan segi “dimensi
manusia” dengan menjaga “integritas” kehidupan, karena Allah selalu memilih manusia
dengan “integritas” yang baik.6

6
Bambang Yudho, How to Become A Christian Leader, (Yayasan Andi),2006, 19.

5
C. Masalah-masalah Dalam Kepemimpinan Kristen Masa Kini

1. Pemimpin Yang Hidupnya Tidak Lagi Sejalan Dengan Firman Tuhan.

Pemimpin Kristen harus memiliki pengetahuan yang benar dan lengkap akan

Firman Tuhan.  Bagi pemimpin Kristen, Alkitab sudah seharusnya menjadi sumber

utama kehidupannya dan sumber hikmat dalam mengambil keputusan. Sehingga

mendapatkan tuntunan yang benar dan teruji dari Tuhan untuk menyelesaikan tantangan

dan permasalahan yang dihadapinya.

Yakob Tomatala menjelaskan banyak pemimpin Kristen memulai pelayanannya

dengan ketekunan penuh atas Firman Tuhan, namun berakhir dengan mengabaikan

ketekunannya belajar Firman Tuhan karena kesibukan pelayanannya, sebagaiman ia

jelaskan bahwa:

Itulah sebabnya kalau ada seorang pemimpin Kristen atau seorang hamba Tuhan
jatuh dan gagal dalam integritas maka hal ini jelas akan menjadi sorotan.
Tentunya bukan mereka yang disoroti tetapi kita sebagai orang percaya juga
dituntut hal yang sama baik oleh dunia dan terutama oleh Tuhan.7

Pemimpin perlu terus menerus mampu mendisiplinkan diri dalam mempelajari

Firman Tuhan, baik di tengah kesibukkan pelayanan sekalipun. Kedisiplinan itu dapat

dilakukan melalui renungan pada saat teduh setiap pagi, studi Akitab, mengikuti

seminar-seminar yang membahas tentang penyelidikan Alkitab, membaca buku-buku

rohani yang menambah pengetahuan akan Firman Tuhan.  Usaha-usaha ini akan

menjadikan pemimpin sebagai seseorang yang bijaksana dan penuh hikmat dalam

mempimpin dan dalam pengambilan keputusan. 

Pemimpin Kristen sesungguhnya dituntut lebih dalam lagi untuk hal ini, karena

dia juga menjadi panutan bagi orang-orang yang dipengaruhi olehnya. Kalau dia gagal

untuk hidup seturut Firman Tuhan, maka akan banyak orang juga jatuh bersamanya.

2. Pemimpin Yang Kehilangan Integritasnya


7
Yakob Tomatala, Pemimpin yang Handal (Jakarta: Institut Filsafat Teologi dan Kepemimpinan
Jaffray), 31.

6
Integritas (integrity) berasal dari kata ‘integrare’ (Latin) yang berarti: ‘to make

whole’ atau membuatnya utuh atau menyatu.8 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kata integritas diartikan sebagai ‘keterpaduan, kebulatan, keutuhan, jujur dan dapat

dipercaya.’9 Ini berarti bahwa orang yang memiliki integritas adalah orang yang

memiliki keutuhan yakni satunya kata dan tindakan, jujur dan dapat dipercaya. Eddie

Gibbs mengatakan tentang ini bahwa,

Dapat dikatakan juga, sebagai nilai moral, integritas adalah seseorang yang sama
baik di dalam maupun diluarnya. Tidak berbeda antara yang diucapkan dan yang
dikerjakannya. Tidak ada penyimpangan antara yang dikatakan dengan yang
dilakukan. Hidup dan gaya hidupnya adalah seperti sebuah buku yang terbuka
yang dapat dibaca oleh semua orang.10

Pemimpin Kristen tidak perlu untuk meniru atau mengikuti pola hidup orang

lain, atau berpura-pura menjadi orang lain. Dia hanya perlu menjadi otentik dirinya

sendiri dalam hidupnya seturut kebenaran Firman Tuhan. Sehingga tidak ada yang perlu

disembunyikan ataupun yang perlu ditakuti. Kehidupan seorang pemimpin adalah

seperti surat Kristus yang terbuka.

Beberapa ciri integritas seorang pemimpin Kristen: pertama, hidup sesuai


dengan apa yang diajarkan; kedua, melakukan sesuai dengan apa yang
dikatakan; ketiga, jujur dengan orang lain; keempat, memberikan yang terbaik
bagi kepentingan orang lain atau organisasi daripada diri sendiri; kelima, hidup
secara transparan.11

Integritas merupakan bagian dari sifat yang harus dimiliki pemimpin Kristen,

sifat ini bukanlah sifat yang dimilikinya sejak lahir, melainkan dibangun dengan

disiplin pribadi setiap harinya. Itulah sebabnya bagi pemimpin Kristen, dia akan lebih

dikenal sebagai pribadi dengan teladan yang baik dan ini akan jauh lebih berharga jika

8
Eddie Gibbs, Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, (Jakarta: BPK Gunung  Mulia, 2012) 16.

9
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung  Mulia, 1984) 57.
10

Ibid. Eddie Gibbs, 16.

11
http://www.danielronda.com/index.php/kepemimpinan/56-mengembangkan-karakter-
pemimpin-kristen.html, diakses tanggal 4 Desember 2021.

7
dibandingkan dengan bakat kemampuan atau karunia ilahi manapun. Namun kegagalan

seorang pemimpin Kristen, juga bukan terletak pada kepandaiannya menjalankan

pelayanan dan kemampuannya dalam memimpin, melainkan pada integritas yang

dimilikinya terjaga atau tidak.

Integritas merupakan ciri utama seorang pemimpin, sebagaimana diungkapkan

oleh Dwight D. Eisien Hower, “Kualitas utama pemimpin adalah integritas. Selain ciri

utama, integritas juga merupakan salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin.”12

Integritas dapat disimpulkan sebagai keutuhan yang melibatkan seluruh aspek

kehidupan yang dinyatakan dalam kesatuan antara perkataan dan perbuatan, di mana

apa katakan oleh pemimpin itulah yang dilakukannya, sehingga ia dapat dipercaya,

disegani dan dihormati oleh orang-orang yang dipimpinya.

Integritas bagi seorang pemimpin merupakan alat yang sangat kuat untuk

memimpin dan dapat meningkatkan kredibilitasnya di mata orang-orang yang

dipimpinnya. Ciri-ciri integritas yang sangat penting menurut Jonatahan Lamb, yaitu: 1)

Ketulusan: motivasi yang murni, 2) Konsistensi: menjalani kehidupan sebagai suatu

keseluruan, dan 3) Keandalan: mencerminkan kesetiaan Allah.13

Integritas tidak dapat dilepaskan dari spiritualitas seorang pemimpin. Ketika

seorang pemimpin dekat dengan Tuhan, maka dia memiliki kecenderungannya hidup

yang menjaga integritasnya. Tetapi seorang pemimpin yang jauh dari Tuhan, maka

kecenderungan hatinya dikuasai oleh kedagingan. Berkenaan dengan hal ini, Jerry

Bridges menyatakan bahwa supaya memiliki kekuatan dalam melawan godaan dan

pencobaan sebagai seorang pemimpin, janganlah mengandalkan kekuatan manusia.

Seorang pemimpin harus memiliki kerendahan hati meminta Tuhan untuk diberikan

kekuatan dan hikmat untuk menyelesaikannya.


12
Charles R. Swindoll, Kepemimpinan Kristen Yang berhasil, (Surabaya: Yakin), 42.
13

Ibid.

8
Jika kita menyepelekan hal-hal kecil, hal-hal besar akan mengganyang kita -
bahkan mungkin menghancurkan hidup kita yang sebenarnya bisa menjadi
kesaksian sekaligus merusak hubungan kita dengan Tuhan.14

Namun jika hidup seorang pemimpin Kristen sudah mulai melenceng dan mulai

berdalih untuk membenarkan kesalahannya, maka hal itu akan membawa kepada

kehancuran hidupnya. Karena jika pemimpin Kristen tidak hidup dalam disiplin untuk

terus menerus mendekat kepada Tuhan, maka hidupnya akan masuk pada apa yang

disebut sebagai awal kehancurannya.

3. Ketidakmampuan Mengkomunikasikan Visi Kepemimpinannya.

Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kepemimpinan Kristen, karena

dari kemampuan berkomunikasi yang baik seorang pemimpin Kristen maka visi dan

tujuan yang ingin dicapai dapat dipahami dan juga menyatukan segenap potensi yang

dimiliki oleh kelompok orang yang dipimpinnya. Kemampuan berkomunikasi ini dalam

tulisan Yakob Tomatala, dijelaskan bahwa,

Komunikasi dalam kepemimpinan ialah kemampuan dan keahlian atau


kecakapan menyampaikan informasi (transmisi informasi) sehingga komando
atau perintah atau intruksi atau penjelasan atau permintaan menjadi jelas serta
dapat dipahami dengan baik oleh para bawahan sehingga aktivitas kerja menjadi
lancar.15

Seorang pemimpin adalah seorang yang pasti harus banyak berkomunikasi

dengan orang lain. Untuk ini harus melatih diri untuk menjadi seorang yang dapat

berkomunikasi dengan orang lain. Keberhasilan banyak pemimpin sering dipengaruhi

oleh kecakapannya berkomunikasi. Hal yang membuat seseorang menjadi pemimpin

Kristen adalah cara dia berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Pemimpin

Kristen akan mampu membantu orang-orang yang dipimpinnya meraih apa yang

14
Poctavianus, Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah,  (Malang: Gandum Mas,
1994), 55.

15
Yakub Tomatala, Kepemimpinan Yang Dinamis (Malang: Gandum Mas, 1997), 222.

9
mereka raih, membangun impian untuk masa depan, memberi dorongan, melatih dan

membina, serta membangun dan mempertahankan hubungan yang baik. Selanjutnya

berkaitan dengan komunikasi pemimpin Kristen, Dale Carnegie mengungkapkan,

Ia harus dapat memotivasi orang lain, mengungkapkan perhatian yang tulus


terhadap orang lain, menghormati martabat orang lain, mendengar untuk belajar,
membangun sikap yang positif, belajar untuk tidak khawatir, mencapai
keseimbangan, fokus dan disiplin, menetapkan sasaran, membentuk tim masa
depan dan melihat sesuatu dari orang lain. Semua itu tidak bisa dilakukan tanpa
komunikasi.16

Pemimpin Kristen yang tidak mampu berkomunikasi adalah pemimpin yang

gagal mempengaruhi orang lain. Padahal seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa

pemimpin adalah aktivitas mempengaruhi orang lain, ia telah gagal sebagai pemimpin.

Komunikasi bukan saja komunikasi secara sosial antar manusia yang dikemas dalam

bahasa diplomasi tetapi juga hubungan pribadi yang harmonis, terutama kepada orang-

orang yang menjadi pilar-pilar dalam kepemimpianannya.

Bagi seorang pemimpin jemaat, majelis gereja dan pemimpin pusat, obyek yang
penting adalah dengan siapa seorang pemimpin merajut hubungan batin. Dalam
berkomunikasi seorang pemimpin harus dapat menangkap umpan balik
anggotanya. Umpan balik ini selain berfungsi untuk mengetahui respon anggota
dalam mendengar suara pemimpin juga memberi tanggapan kepada mereka
sesuai dengan kondisi atau konteks.17

Melalui kemampuan komunkasi seorang pemimpin Kristen maka pengaruhnya

dapat mengubahkan orang banyak dan berdampak bagi transformasi komunitasnya.

Sehingga pengaruh kepemimpinannya semakin luas, bukan hanya dikerjakan olehnya,

tetapi juga oleh apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang ada dalam pengaruhnya.

4. Pemimpin Kristen Yang Kehilangan Visi

16
Dale Carnegie, Pemimpin Dalam Diri Anda (Jakarta: Mitra Utama Spektrum), 25.
17

Anthony J. Alessandra, Hunsaker I, Seni Komunikasi Bagi Para Pemimpin (Yogyakarta:


Kanisius, 1996), 71.

10
Pemimpin Kristen dalam mengerjakan pelayanannya, pasti dimulai dengan visi yang

didapatkannya dari Tuhan dan kemudian dibagikan kepada orang-orang di sekitarnya. Visi yang

dimaksudkan adalah pandangan seorang pemimpin untuk apa yang hendak dicapai bersama

pada masa ke depan. Hal ini memberikan dampak terhadap si pemimpin sendiri maupun orang

lain serta organisasi yang dipimpinnya. Bob Gordon menyimpulkan hal ini bahwa,

1. Pimpinan memiliki arah perjalanan organisasi.


2. Pimpinan tersemangati untuk mencapai tingkat-tingkat kemajuan sesuai dengan
fokus atau orientasi organisasi.
3. Orang-orang yang dipimpin mendapat bantuan secara visual arah perjalanan seluruh
kegiatan seluruh kegiatan organisasinya.
4. Roda organisasi akan berjalan lebih lancar dan akan lebih terkoreksi dan terevaluasi
eksistensinya.
5. Seluruh kegiatan beriorentasi pada tujuan. 18

Visi pemimpin Kristen ini harus dipegang teguh dan menjadi penunjuk arah bagi

pemimpin itu sendiri dalam menentukan skala prioritas dalam kepemimpinannya. Visi ini

menentukan kebijakan dan keputusan yang akan diambil. Seorang pemimpin haruslah mampu

menjaga dan mengawal visi ini sampai tercapai dan tidak mudah berubah-ubah atau mengganti

visi itu dengan visi yang lain, karena ini dapat menyebabkan kebingungan dan hilangnya

kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya. Lebih lanjut Bob Gordon menjelaskan,

Visi disini maksudnya adalah pewahyuan Allah yang menentukan arah hidup mereka
dimana visi tersebut tidak hanya bermuatan kuasa Roh Tuhan yang memberi
kehidupan, tetapi juga mengandung benih-benih hasrat Tuhan bagi kehidupan orang
tersebut.19

Namun banyak dijumpai bahwa pemimpin Kristen sering tidak setia dengan visi atau

panggilan yang didapatkannya dari Tuhan, dan beralih pada visi yang lain oleh karena

kenyataan di lapangan. Hal inilah yang bisa membuat kekecewaan dan hilangnya kepercayaan

dari banyak orang yang dengan tulusnya mendukung visi tersebut dan mempercayainya sebagai

perintah atau mandat dari Tuhan. Dalam hal ini seorang pemimpin memiliki tanggung jawab

yang sangat besar. Ia tidak boleh mengatasnamakan Tuhan saat menggeser atau merubah visi

yang awalnya ingin dicapai dengan visi lain, dimana seolah-olah visi baru tersebut dari Tuhan,

padahal visi tersebut berasal dari dirinya sendiri. Inilah yang dimaksud sebagai pemimpin yang

18
Bob Gordon, Visi Seorang Pemimpin, (Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000), 11

19
Ibid.

11
mulai kehilangan visi dari Tuhan oleh karena dorongan atau kesulitan yang dialaminya. Sebagai

pemimpin Kristen, keinginan-keinginan yang timbul dalam hatinya harus diuji dengan Firman

Tuhan. Seorang pemimpin yang benar-benar setia dan berpegang teguh dengan visi yang

diperolehnya. James M. Kauzes menjelaskan dalam tulisannya,

Seorang pemimpin harus memelihara visi yang Tuhan percayakan kepadanya dan tetapi
berada pada koridor visi tersebut apapun resikonya. Selanjutnya ia juga harus
mengkomunikasikan visi tersebut atau membagi visi tersebut kepada orang-orang yang
dipimpinnya sehingga menjadi visi bersama. Pelibatan orang lain dalam visi adalah
sesuatu yang sangat signifikan, sebab kalau visi tersebut hanya melibatkan seorang
pemimpin, maka keberhasilan mencapai tujuan sangat kecil, bahkan tidak mungkin
menjadi gagal. Penting untuk dipahami seorang pemimpin dalam mengkonfirmasikan
visi yaitu hendaknya tidak ada unsur pemaksaan kepada anggota. 20

Hal ini dimaksudkan agar anggota mendukung atau terlibat dalam visi tersebut dengan

rela dan sukacita. Misalnya dalam lingkungan gereja, visi harus dibagikan kepada jemaat,

dimana jemaat dimotivasi untuk menginjili orang- orang disekitarnya.

Walaupun mereka orang-orang awam yang tidak pernah mengecap bangku Sekolah
Tinggi Teologia, tetapi mereka adalah orang-orang potensial yang dapat menjadi pilar-
pilar pelayanan. Jangan anggap remeh umat Tuhan, seorang pemimpin harus
memperhitungkan umat sebagai partisipan dan praktikan visi organisasi. 21

Pemimpin Kristen tidak boleh kehilangan visi yang diperolehnya dari Tuhan,

sebaliknya harus mampu menggerakkan dan membuat orang-orang yang dipimpinnya

memahami bahwa visi Allah akan disertai oleh dukungan dan campur tangan Allah

sampai visi itu menjadi nyata. ’God’s vision will be followed by God’s provision.’

IV. KESIMPULAN

James M. Kauzes dan Barry Z. Posner, Leadership The Challenge (Tantangan


20

Kepemimpinan), (Erlangga, 2004, Edisi Ketiga), 152.

21
Michael Griffiths, Gereja dan Panggilannya Dewasa ini, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995),
138.

12
Krisis kepemimpinan Kristen dewasa ini menjadi masalah besar dalam dinamika

kehidupan gereja di Indonesia dan juga di dunia secara luas. Sangat sulit untuk melihat

adanya pemimpin Kristen yang bangkit dengan hidupnya yang saleh, benar, jujur, setia,

tulus hati dan bertanggung jawab. Hal ini semakin menjadi-jadi akhir-akhir ini, jika

pemimpin yang hendak dicari adalah pemimpin Kristen yang berintegritas dan

berkomitmen penuh hanya kepada Tuhan. Ditengah sulitnya mencari pemimpin Kristen

ini, bukan berarti pemimpin Kristen yang berintegritas dan berkomitmen sudah tidak

ada lagi. Justru muncul semacam paradoks, semakin sulit untuk dicari namun juga

semakin banyak bangkit pemimpin Kristen yang punya integritas dan komitmen. 

Kepemimpin Kristen juga menghadapi tantangan jaman dan persoalan yang

besar, bahkan mungkin lebih besar dari tantangan kepeminpinan dunia. Sehingga

banyak pemimpin Kristen yang kehilangan kepemimpinannya. Adapun beberapa hal

yang menjadi permaslahan pemimpin Kristen ini antara lain: karena adanya pemimpin

yang hidupnya tidak lagi sejalan dengan Firman Tuhan, pemimpin yang kehilangan

integritasnya, ketidakmampuan mengkomunikasikan visi kepemimpinannya dan juga

adanya pemimpin kristen yang kehilangan visi yang diperolehnya dari Tuhan.

Selain pastinya masih ada permasalahan-permasalan lain yang juga sangat mungkin

untuk menghancurkan kepemimpinan Kristen, namun peneliti mengampil empat hal di atas

sebagai materi yang perlu diangkat untuk diwaspadai dan sesegera mungkin diselesaikan

sebelum menjadi penghancur kepemimpinan Kristen.

Akhirnya, kiranya pujian serta syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus,

Gembala dan Pemimpin agung gereja di sepanjang zaman. Atas segala kebaikan dan

kemurahannya atas kehidupan kita. Amin.

DAFTAR ISI

13
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................3

A. Pengertian Kepemimpinan Kristen ......................................................................................3

B. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kristen.................................................................................4

C. Masalah-masalah Dalam Kepemimpinan Kristen Masa Kini ……………………… 6

1. Pemimpin Yang Hidupnya Tidak Lagi Sejalan Dengan Firman Tuhan .....................Error!

Bookmark not defined.6

2. Pemimpin Yang Kehilangan Integritasnya ……………………………………......... 7

Error! Bookmark not defined.

3. Ketidakmampuan Mengkomunikasikan Visi Kepemimpinannya.........................................9

4. Pemimpin Kristen Yang Kehilangan Visi …………………………………………………. 11

BAB III KESIMPILAN .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSAKA.......................................................................................................14

14
DAFTAR PUSAKA
Alessandra, Anthony, J. Hunsaker I, Seni Komunikasi Bagi Para Pemimpin,
Yogyakarta: Kanisius, 1996.

Barna, George, Leader on Leadership, Malang: Gandum Mas, 2002.

Carnegie, Dale, Pemimpin Dalam Diri Anda. Jakarta: Mitra Utama Spektrum.

Eims, Leroy: 12 Ciri Kepemimipinan Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1999).

Gibbs, Eddie, Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, Jakarta: BPK Gunung Mulia,


2012.

Gordon, Bob, Visi Seorang Pemimpin, Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000

Griffiths, Michael. Gereja dan Panggilannya Dewasa ini, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1995.

Kauzes, James M., Barry Z. Posner, Leadership The Challenge (Tantangan


Kepemimpinan), Erlangga, 2004, Edisi Ketiga.

Kristo, Thomas. : Inspirasi Pemimpin. Jakarta : Kelompok Gramedia, 2012.

Lasut, Christian J.: Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen. Batam : STT Basom, 2015.

Lamb, Jonathan, Integritas. Jakarta: Perkantas – Divisi Literatur, 2008.

Poctavianus, Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah, Malang:


Gandum Mas, 1994.

Swindoll, Charles R. Kepemimpinan Kristen Yang berhasil, Surabaya: Yakin.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984.

Tomatala, Yakob, Kepemimpinan yang Dinamis. Jakarta: Gandum Mas 1997.

Tomatala, Yakob, Pemimpin yang Handal. Jakarta: Institut Filsafat Teologi dan
Kepemimpinan Jaffray.

Wongso, Peter: Theologia Penggembalaan. Malang : Seminar Alkitab Asia Tenggara,


1995.

Yudho, Bambang, How to Become A Christian Leader, Yayasan Andi ,2006.

Bahan Internet

http://www.danielronda.com/index.php/kepemimpinan/56-mengembangkan-karakter-
pemimpin-kristen.html, diakses tanggal 4 Desember 2021.
15

Anda mungkin juga menyukai