Konsep Kepemimpinan Kristen dan Kepemimpinan Hamba Menurut Sanders bahwa pemimpin Kristen merupakan pribadi yang memiliki perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan sifat-sifat kerohanian. Sifat-sifat alamiah membuat pemimpin dapat mencapai efektifitas yang tinggi dalam kepemimpinanya, sedangkan sifat-sifat spiritual kristiani membuat pemimpin sanggup mempengaruhi bawahanya, untuk mentaati dan memuliakan Tuhan. Dalam kepemimpinan Kristen daya pengaruh bukan bersumber dari keterampilan yang dimiliki pemimpin, melainkan kepribadian yang di pengaruhi oleh Roh kudus, dan yang di anugrahkan-Nya. Perbedaan Pemimpin Kristen dan Lainnya Pemimpin Kristen berbeda dengan pemimpin sekuler, dalam beberapa hal. Pemimpin Kristen mengenal Tuhan, mencari kehendak Tuhan, mentaati kehendak Tuhan, bergantung sepenuhnya pada Tuhan, mengasihi Tuhan dan sesama manusia dan poin terakhir memuliakan Tuhan. Seorang pemimpin Kristen adalah orang yang dipanggil oleh Allah untuk memimpin, pemimpin Kristen memimpin dengan karakter seperti Kristus dan menunjukkan kemampuan fungsional yang memungkinkan memimpin dengan efektif. Konteks pelayanan Kristen, maka keberhasilan seorang pemimpin tidak terletak pada kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, melainkan campur tangan Tuhan dalam segala perencanaan dan pelaksanaannya. Sebab pemimpin Kristen melayani dengan melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan Allah Ciri-Ciri Pemimpin Kristen Menurut Hammond ada sembilan karakteristik yang harus dimiliki pemimpin Kristen, agar dirinya dapat mencapai sasaran atau tujuan organisasi yang telah ditetapkan, yaitu: 1) Mengenal Tuhan, 2) Profektik, dalam arti sanggup mengantisipasi masa depan, 3) Pencetus strategi, yaitu dapat menyusun atau merencanakan strategi-strategi, 4) Komunikator, dalam arti dapat mengkomunikasikan visi dan strateginya, 5) Motivator, dapat memotivasi orang lain, dalam hal ini memotivasi orang-orang yang dipimpinnya, 6) Menjadi teladan, dapat memberikan contoh atau teladan yang baik, 7) Otoritas, sanggup menggunakan wewenang dengan baik, 8) Pengurus, dalam arti sanggup mengkoordinir sumber daya, 9) Memiliki hati Bapa. Menurut Kaleb Tong ada enam kriteria standar yang harus dipenuhi bagi pemimpin Kristen, yaitu: 1) Memiliki kehidupan rohani yang baik, 2) Moralitas yang tinggi, 3) Talenta yang baik, 4) Memiliki dedikasi yang baik, 5) Pemahaman yang dalam, dan 6) Memiliki reputasi yang baik atau tidak memiliki aib. Greenleaf menyatakan bahwa ciri perilaku pemimpin melayani sebagai hamba. Pemimpin pelayan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengikut melalui tindakan yang memberdayakan pengikut dengan pembagian kekuasaan dan praktik keaslian dalam kepemimpinan yang menguntungkan pengikut. Pemimpin hamba melibatkan pengikut dalam pengambilan keputusan sebagai salah satu perilaku etis yang kuat, dan berkorban bagi pengikutnya yang pada gilirannya pengikut dan organisasi akan menunjukkan sikap dermawan kepada pemimpin. Menurut Winston yang dikutip Harper bahwa kepemimpinan hamba / melayani adalah gaya utama yang diidentifikasi dalam kepemimpinan Alkitab dan diidentifikasi sebagai kepemimpinan yang terbaik seperti yang diperagakan oleh para pemimpin bersejarah seperti Yesus Kristus dan Rasul Paulus, yang menunjukkan komitmen dan pengorbanan demi Injil. Ajaran Yesus dan surat-surat yang ditulis oleh Paulus sebagai bentuk kepemimpinan hamba yang diterapkan, dan memiliki komitmen dalam pelaksanaan yang menunjukkan keberhasilan. Menurut Poli bahwa Servant Leadership adalah proses hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang dipimpin dimana di dalam prosesnya pemimpin pertama-tama tampil sebagai pihak yang melayani kebutuhan mereka yang dipimpin yang akhirnya menyebabkan ia diakui dan diterima sebagai pemimpin. Menurut Vondey bahwa Servant Leadership merupakan seorang pemimpin yang sangat peduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut, dirinya serta komunitasnya, karena itu ia mendahulukan hal-hal tersebut daripada pencapaian ambisi pribadi (personal ambitious) dan kesukaannya semata. Menurut Spears, terdapat sepuluh karakteristik Servant Leadership, yaitu sebagai berikut: 1. Mendengarkan (Listening). Servant-leader mendengarkan dengan penuh perhatian kepada orang lain, mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan kelompok, juga mendengarkan suara hati dirinya sendiri. 2. Empati (Empathy). Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha memahami rekan kerja dan mampu berempati dengan orang lain. 3. Penyembuhan (Healing). Servant-leader mampu menciptakan penyembuhan emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena hubungan merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi. 4. Kesadaran (Awareness). Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan etika, kekuasaan, dan nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi yang seimbang yang lebih terintegrasi. 5. Persuasi (Persuasion). Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain daripada memaksa kepatuhan. Ini adalah satu hal yang paling membedakan antara model otoriter tradisional dengan servant leadership. 6. Konseptualisasi (Conceptualization). Kemampuan melihat masalah dari perspektif konseptualisasi berarti berfikir secara jangka panjang atau visioner dalam basis yang lebih luas. 7. Kejelian (Foresight). Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari masa lalu, realitas saat ini, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk masa depan. 8. Keterbukaan (Stewardship). Menekankan keterbukaan dan persuasi untuk membangun kepercayaan dari orang lain. 9. Komitmen untuk Pertumbuhan (Commitment to the Growth of People). Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan pertumbuhan profesional karyawan dan organisasi. 10. Membangun Komunitas (Building Community). Mengidentifikasi cara untuk membangun komunitas. Menurut Dennis (2004), Servent Leadership dicirikan sebagai berikut: 1. Kasih Sayang (Love). Kepemimpinan yang mengasihi dengan cinta atau kasih sayang. Cinta yang dimaksud adalah melakukan hal yang benar pada waktu yang tepat untuk alasan dan keputusan yang terbaik. 2. Pemberdayaan (Empowerment). Penekanan pada kerja sama yaitu mempercayakan kekuasaan pada orang lain, dan mendengarkan saran dari followers. 3. Visi (Vision). Arah organisasi dimasa mendatang yang akan dibawa oleh seorang pemimpin. Visi akan mengispirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan. 4. Kerendahan Hati (Humility). Menjaga kerendahan hati dengan menunjukkan rasa hormat terhadap karyawan dan mengakui kontribusi karyawan terhadap tim. 5. Kepercayaan (Trust). Servant-leader adalah orang-orang pilihan yang dipilih berdasarkan suatu kelebihan yang menyebabkan pemimpin tersebut mendapatkan kepercayaan. Berdasarkan Injil Matius 20:25-28 kepemimpinan hamba ini ditiunjukkan melalui sikap: 1) Tidak semena-mena atau Persuasif dan Empati, 2) Mengutamakan orang lain atau pelayanan (service), 3) Memimpin dengan Kerendahan Hati, dan 4) Memimpin dengan Kasih.