BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini penulis ingin membahas beberapa bagian, yakni latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan.
1
Yakob Tomatala, Kepemimpinan Yang Dinamis, (Jakarta: YT.Leadership Foundation,
1997), hal. 5
2
Petrus Octavianus, Manajemen Dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah, (Malang:
Gandum Mas, 1991), hal. 55
3
J Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2001), hal. 17
2
membayar harga.4 Ini artinya untuk menjadi seorang pemimpin rohani, bukanlah
suatu perkara mudah Karena tanggung jawab besar yang harus dipikul. Oleh sebab
itu, seorang pemimpin rohani harus dipersiapkan dalam berbagai aspek. Agar seorang
pemimpin menjadi pribadi yang siap dalam menjalankan tugas kepemimpinannya,
sehingga tujuan yang digariskan Tuhan dapat tercapai.
Di jaman ini banyak pemimpin rohani-rohani yang gagal dalam
kepemimpinannya, karena tidak memiliki kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan
seorang pemimpin serta tanpa disiapkan terlebih dahulu sebelum menjadi seorang
pemimpin. Oleh sebab itu, seorang pemimpin rohani harus, memenuhi kriteria-
kriteria sebagai seorang pemimpin dan harus dipersiapkan.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis menuangkan pemikiran dalam karya tulis
ini dengan tema “Kriteria dan Persiapan Seorang Pemimpin Rohani sesuai
dengan Buku Manajemen dan Kepemimpinan menurut wahyu Allah ”.
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
1. Siapa Yang Boleh Menjadi Pemimpin Rohani ?
2. Bagaimana Persiapan Praktis Menjadi Seorang Pemimpin Rohani ?
4
Petrus Octavianus, Manajemen Dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah, (Malang:
Gandum Mas, 1991), hal. 68
3
Sistematika penulisan
Pada bagian ini akan diuraikan secara besar Sistematika Penulisan berupa
uraian dari tiap-tiap bab pembahasan. Adapun garis besar dari tiap-tiap pembahasan
tersebut antara lain:
Bab I Dalam bab ini diuraikan suatu pendahuluan dari penelitian yang meliputi
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penulisan,
dan Sistematika Penulisan.
Bab II. Dalam bab ini diuraikan beberapa bagian, yakni Siapa yang boleh
memimpin, dan Persiapan Praktis Menjadi Pemimpin.
Bab III. Dalam bab ini ditarik kesimpuloan dari pembahasan di bagian Bab kedua.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis ingin membahas beberapa bagian, yakni Siapa yang
boleh memimpin, dan Persiapan Praktis Menjadi Pemimpin.
2. Orang Yang Punya Tujuan Yang Jelas, Dan Mampu Mempengaruhi Orang
Lain, Untuk Mencapai Tujuan.
pemimpin adalah seorang yang harus mengetahui tujuannya dengan jelas, atau
mempunyai keyakinan pribadi tentang tujuan itu. Seorang pemimpin juga, harus
dapat mempengaruhi orang lain, serta mampu menggerakkan dan mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif.
5
Hal itulah yang dapat membuat para pemimpin gereja, mampu bertahan dalam
penderitaan atau aniaya karena panggilan Tuhan dalam pelayanan.
Sebenarnya, jabatan juga penting dalam pelayanan Tuhan karena, dengan
adanya jabatan maka fungsi dalam pelayanan dapat berjalan dengan baik. Misalnya
contoh didalam Firman Tuhan bahwa,
1. Persiapan Rohani.
Dalam persiapan rohani ini, ada dua yang dituntut Tuhan yaitu:
a. Orang itu harus berkenan dihadapan Tuhan. (1 Samuel 13:14).
b. Orang itu harus dipenuhi dengan Roh Kudus. (Bilangan 27:18-20).
Seorang pemimpin harus yang berkenan kepada Tuhan dan dipenuhi dengan Roh
Kudus karena banyak sekali pemimpin yang gagal karena kehilangan kuasa Roh
Kudus. Kedua persiapan rohani inilah yang menjadikan seorang pemimpin
berwibawa. Tuhan berkata kepada Yosua “semua rakyat akan mendengarkan dia dan
taat kepadanya.” Kekuatan kepemimpinan rohani terletak kepada kekuatan wibawa
rohani. Tanpa kekuatan dan wibawa rohani, kita tidak bisa menjalankan pekerjaan
rohani.
3. Persiapan Mental.
Seorang pemimpin, perlu mempersiapkan mental untuk masuk dalam masa
depan kepemimpinannya itu. Ada beberapa pokok penting yaitu:
7
e. Tetap Waspada.
Dalam mengatur kehidupan bersama, seorang pemimpin harus berhati-hati. Hidup
bersama lebih penting daripada hidup sendiri. Seorang pemimpin harus dapat
mengusahakan suasana yang hangat dalam persekutuan dan mengusahakan
suasana yang akrab serta mengusahakan kehangatan rohani. Hal-hal ini merupakan
tugas pemimpin.
4. Hidup Terbuka.
Yang dimaksudkan disini adalah, seorang pemimpin harus terbuka terhadap
pandangan orang lain. Terbuka terhadap kritik, terbuka melihat kesalahannya;
serta terbuka mengakui kesalahannya dan kekurangannya karena hal itu akan
menolong seorang pemimpin mengalami pertumbuhan dan kedewasaan pribadi.
Kalau seorang pemimpin terbuka, maka orang yang dipimpinnya akan terbuka.
9
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari paper ini adalah sebagai berikut:
1. Jika seorang pemimpin rohani mempunyai kriteria-kriteria seperti:
a. Dipilih oleh Allah.
b. Mempunyai tujuan yang jelas.
c. Mempunyai ambisi yang positif dan rohani untuk memimpin.
d. Mengutamakan fungsi bukan jabatan.
Maka, menurut buku ”Manajemen dan Kepemimpinan menurut wahyu Allah”
karangan DR Petrus Octavianus, dia dapat menjadi pemimpin rohani yang handal dan
dapat dipercaya.
2. Jika seorang pemimpin dapat melakukan persiapan praktis seperti:
a. Mempersiapkan rohaninya.
b. Mempersiapkan materi dengan rela berkorban.
c. Mempunyai persiapan mental yang cukup.
d. Mampu mengerjakan pekerjaan yang hina.
e. Dapat mengerjakan pekerjaan dengan sempurna.
f. Dapat mengembangkan kebiasaan yang baik.
g. Dapat memperhatikan orang lain.
h. Mampu tetap waspada.
i. Mampu hidup terbuka.
Maka, menurut buku ”Manajemen dan Kepemimpinan menurut wahyu Allah”
karangan DR Petrus Octavianus, dia dapat menjadikan dirinya pemimpin yang siap
dan handal dalam kepemimpinan yang dia lakukan.
10