Anda di halaman 1dari 6

NAMA : JACQUALINE DWINAYA P.

J
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

KEPEMIMPINAN MISI

Definisi seseorang mengenai kepemimpinan akan mempengaruhi bagaimana


dia menerapkan kepemimpinannya. Peter G. Wiwcharuk memiliki pemahaman yang
sama, ketika dia berkata, ”Kita harus mengerti dengan jelas apa itu kepemimpinan
jika kita ingin memakai dan mengembangkan-nya dalam diri kita sendiri dan dalam
diri orang lain.”
Dalam rangka pemahaman secara konprehensif mengenai makna
kepemimpinan, seseorang perlu mempelajari dan memahami berbagai definisi
mengenai kepemimpinan. Wiwcharuk mengatakan, “Kepemimpinan dapat
didefinisikan dalam banyak difinisi yang berbeda tetapi sering difinisi tersebut
membingungkan seperti kepemimpinan itu sendir
Sementara itu Edgar H. Schein menjelaskan alasan mengapa begitu banyak
defenisi yang berbeda mengenai kepemimpinan. Bukan hanya definisi yang
berbeda, tetapi teori kepemimpinan juga sangat beragam. Bengt Karlof mengatakan,
“Pemimpin berasal dari bahasa Jerman yang kata dasarnya berarti seorang yang
dapat membuat orang berjalan.” Melalui definisi tersebut dapat dikatakan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi orang lain
melangkah. Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain mengambil tindakan.
Prinsip Dasar Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk memberdayakan
sejumlah talenta dan mengoperasikannya secara efektif melalui orang-orang,
membuat mereka dengan senang hati menerima tujuan pemimpin, serta memiliki
kebebasan untuk melakukannya dengan cara mereka. Karena itu, seorang
pemimpin yang baik mengerti dan memenuhi pengharapan dari orang yang dipimpin
tentang bagaimana mereka seharusnya dipimpin.

A. Kepemimpinan Hamba
H. Venema menuliskan: “Dalam bahasa Latin “missio” berarti
pengutusan. Berdasarkan Yohanes 20:21, kata “missio” (pengutusan)
dapat disimpulkan; Allah Sang Pengutus Agung mengutus Anak-Nya
Yesus Kristus (Missio Dei) dan Yesus Kristus mengutus
rasul-rasul-Nya/gereja-Nya (Missio Christi). Allah menjadi pemimpin atas
Yesus Kristus dan Yesus Kristus menjadi pemimpin atas para rasul dan
gerejanya. Model kepemimpinan yang diajarkan oleh Yesus dapat dilihat
dalam Matius 20:25-28: “Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata:
“Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan
kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Model kepemimpinan ini
disebut sebagai servant leadership (kepemimpinan yang
menghamba/melayani).
Kepemimpinan dunia pada umumnya ternyata tidak cocok dengan
pandangan Yesus tentang kepemimpinan. Sementara dunia memandang
kepemimpinan sebagai masalah kekuasaan, gaya/cara atau teknik
memimpin, Yesus menyatakan bahwa kepemimpinan adalah masalah
karakter. Bagi seorang percaya, peran sebagai pemimpin mempunyai
dimensi rohani karena kepemimpinan adalah tanggung jawab secara
rohani dan orang-orang yang kita pimpin adalah amanah dari Tuhan yang
harus dipertanggung-jawabkan suatu hari kelak (Mat. 25:14-30).
Perbedaan yang jelas dalam penekanan bahwa melayani terlebih dahulu,
untuk memastikan kepentingan orang lain adalah prioritas untuk dilayani.
Seorang pemimpin Misi, dalam kepemimpinannya seharusnya meneladani
Tuhan Yesus, memberikan hidupnya bagi kepentingan orang lain. Dirinya
sendiri siap diutus oleh Tuhan Yesus ke dunia manapun dan dia sendiri
juga melayani orang-orang yang dipimpinnya untuk menunaikan Amanat
Agung Tuhan Yesus.
B. Kepemimpinan Misi yang memberikan Dampak
Seorang pemimpin yang mementingkan diri sendiri, congkak, malas
atau munafik tidak akan dapat memiliki pengikut. Rasul Paulus menyatakan;
“Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani
yang murni dan iman yang tulus ikhlas” (1Tim 1:5). Tujuan akhir dari segala
petunjuknya adalah menghasilkan kasih terhadap orang lain, hati nurani yang
baik dalam diri sendiri, serta iman sejati kepada Allah. Prinsip yang membuat
dampak demi pekerjaan Allah adalah semangat dan kesungguhan hati. ”
Kesungguhan hati dan semangat adalah luapan dari kasih yang membakar
dalam hati kepemimpinan misi. Dari sana ia menyebar ke hati serta hidup
orang lain yang turut merasakan kobarannya untuk memberitakan Injil kepada
dunia.
C. Kepemimpinan Misi di Gereja dan Lembaga Misi
Kepemimpinan Misi yang bertanggung jawab dalam hidup dan pelayanannya
yang pertama harus meluangkan waktu merenungkan untuk menemukan apa
sebenarnya misi yang baru di dalam gerejanya.
- Pelipat Gandaan
Seorang pemimpin gereja yang memiliki hati misi akan membina
jemaatnya menjadi jemaat yang misioner, Amanat Agung Tuhan Yesus
menjadi satu semboyan yang terus disuarakan oleh pemimpin tersebut.
Membina jemaat yang misioner berarti mengorganisasikan kegiatan warga
gereja, melengkapi dan melatih mereka agar mampu menghadirkan
Kerajaan Allah dan mengajak orang banyak menyambut Kristus sebagai
Juruselamat. Seorang pemimpin misi dalam strateginya akan mendorong
dan memberikan kesempatan kepada warga gereja untuk berkembang
dimana saja. Misalnya jemaat dimotivasi untuk mengembangkan
persekutuan di kampung, di desa, di kota lain, kompleks perumahan, di
tempat transmigrasi, kompleks industri, di kampus universitas.
“Gembala, pemimpin, murid – hal terbaik yang harus dilakukan adalah
mencari 12 orang itu untuk Anda ajarkan pelatihan ini. Firman Allah dan
Roh Kudus akan menyatukan iman dan komitmen setiap orang, dan
mentransferkan karakter Kristus di dalam kelompok Anda melalui
pemuridan ini, sebelum Anda melepas mereka yang siap untuk
memenangkan 12 orang lagi, sementara Anda tetap dalam persekutuan
dengan mereka sebagai kelompok Anda yang tetap. Lihatlah betapa luar
biasa kekuatan G12 ini: Bila Anda mengajar diri Anda sendiri, maka hanya
1 orang mendengar firman Tuhan. Bila Anda membagikan pelajaran
kepada 12 orang, maka 13 orang mendengar firman Tuhan. seperti ini
terbukti menjadi satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengajarkan
ribuan orang yang memutuskan untuk mengikut Kristus.”
Dengan metode ini, seorang pemimpin dapat melatih banyak orang,
untuk menjadi orang percaya yang dewasa rohani, dan yang bersedia
pergi melakukan pekerjaan pelayanan, menginjili, memuridkan untuk
menyebarluaskan Injil. Sehingga pemimpin memiliki team di dalam
pekerjaannya dan penjangkauan dunia bagi Kerajaan Allah semakin
meluas.
- Penjangkauan Lintas Budaya
Salah satu cara untuk memperluas penjangkauan dunia adalah
dengan pelayanan lintas budaya. Gereja hendaknya dimobilisasi untuk
mendoakan dan melihat daerah lain yang berbeda sama sekali dengan
gereja lokal.
Orang Kristen mula-mula memang benar-benar mempercayai
Juruselamat dan bersedia mengikuti-Nya, dengan memikul salib
penganiayaan dan penderitaan (Lukas 14: 25-27; Kis 4, 5, 7, 12 dst),
tetapi sebagai bangsa Yahudi mereka merasa terikat kepada kebiasaan-
kebiasaan yang sudah berlaku dari zaman dahulu. Sulit melepaskan diri
dari semua kebiasaan itu, atau menganggap bahwa semuanya itu tidak
penting lagi (Kis 10:15 dan 15:11). Itulah sebabnya mereka tinggal di
Yerusalem dan tidak mengambil inisiatif untuk pergi. Yesus Kristus
sebagai pemimpin Misi yang sejati mengantisipasi masalah tersebut
dengan mencurahkan Roh Kudus. Betepa bijaksananya pertolongan Roh
Kristus ini. Tuhan menggunakan situasi penganiayaan di Yerusalem,
untuk meneruskan pemberitaan Injil di seluruh daerah Yudea dan
Samaria. Dengan ini kendala pertama bisa dilewati.
Sebagai pengikut Kristus yang memiliki jiwa Misi, ketika berada di
daerah baru hendaknya bersikap luwes terhadap semua orang. Tidak
perduli bagaimana perbedaannya budaya dan lingkungan yang ada,
tujuannya adalah bisa mendekati mereka dan memenangkan jiwa mereka.

JENIS KEPEMIMPINAN
1. Charismatic Leadership
Kepemimpinan Karismatik ialah kepemimpinan yang dihasilkan
oleh karena kepribadian, prinsip dan pandangan yang kuat dari
pemimpin tersebut. Keinginan untuk berkuasa memotivasi seseorang
untuk menjadi seorang pemimpin. Contoh : Adolf Hitler, David Koresh,
Martin Luther King, Jr.
Joy Conger menganalisa empat tahap kepemimpinan
karismatik, yaitu Tahap I : Pemimpin membuat suatu visi perubahan
dari kondisi status quo. Tahap II : Pemimpin mengkomunikasikan visi
itu dan memotivasi orang lain untuk berubah dari kondisi status
quo.Tahap III : Pemimpin membagun kepercayaan dengan
menunjukkan kualitasnya seperti kemampuan, keberhasilannya,
keberanian mengambil resiko dan tindakan-tindakan yang baru
(unconventional).Tahap IV : Pemimpin mendemonstrasikan
tindakannya untuk mencapai visi tersebut dengan kekuatan
pengikutnya.
2. Transactional Leadership
Kepemimpinan jenis ini terjadi selama antara pemimpin dan
pengikut ada hubungan timbal balik yang didasarkan pada kebutuhan
namun tidak ada ikatan emosi.
Empat dimensi dari kepemimpinan ini ialah :
 Penghargaan sewaktu-waktu (Contingent reward) Penghargaan
yang diberikan jika ada suatu kesepakatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Contoh seorang guru memberi hadiah bagi muridnya yang
berhasil mengumpulkan tugas pada waktunya.
 Pengendalian secara aktif (Active management by exception)
Pemimpin mengawasi penyimpangan terhadap suatu aturan dan
standard tertentu dan memberikan koreksi terhadap pengikutnya.
 Pengendalian secara pasif (Passive management by exception)
Pemimpin secara pasif menilai kinerja pengikutnya.
 Laissez faire Pemimpin memberikan tanggungjawab sepenuhnya
dan menghindari keputusan.
3. Transformational Leadership
Kepemimpinan jenis ini mengutamakan tujuan bersama yang
didasarkan atas kebutuhan dari pengikutnya.
Empat dimensi dari kepemimpinan ini ialah :
 Karisma : Pemimpin menunjukan visi & misinya yang didukung
dengan kepribadiannya yang kuat sehingga pengikutnya
tertarik.
 Inspirasi : Pemimpin memberikan inspirasi yang kuat bagi
pengikutnya.
 Rangsangan Intelektual (Intellectual stimulation) : Pemimpin
menunjukkan intelektualitasnya, keberanian mengambil resiko
dan kemampuannya memecahkan masalah tertentu.
 Petimbangan Individual : Pemimpin menunjukkan perhatian
personal kepada pengikutnya.
Contoh : Nelson Mandela.
4. Servant Leadership (Kepemimpinan Pelayan)
Kepemimpinan pelayan ialah kepemimpinan dimana seorang
pemimpin menjadi pelayan bagi orang lain. Dalam arti bagaimana
pemimpin dapat memberikan kontribusinya bagi perkembangan orang
lain sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan bersama.

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN
Terdapat banyak unsur proses yang Allah pakai untuk terus
mengembangkan seorang pemimpin. Berikut ini kita hanya akan
memperhatikan tiga diantaranya :
1. Pengasingan – yaitu masa dimana seorang pemimpin
terpisah dari pelayanan yang biasa dilakukannya, biasanya
untuk suatu jangka waktu tertentu, karena pengasingannya
ini, ia melalui suatu pengalaman yang baru dan lebih dalam
bersama Allah. Contoh : sakit, dipenjara, konflik kepribadian
dll.
2. Konflik – yaitu masa-masa dalam kehidupan seorang
pemimpin dimana Allah memakai konflik, baik konflik pribadi
atau berhubungan dengan pelayanan, untuk
mengembangkan kebergantungan pemimpin tersebut
kepada Allah, iman dan pemahaman yang berhubungan
dengan kehidupan pribadi dan pelayanan.
3. Krisis – yaitu situasi dalam hidup yang memiliki tekanan
yang sangat hebat, yang dipakai Allah untuk menguji dan
mengajarkan kita untuk bergantung padaNya. Contoh :
terancam kehilangan nyawa, kekacauan batin/jiwa,
penganiayaan, dll.

TUJUH KEBIASAAN PARA PEMIMPIN PELAYAN MISI LINTAS BUDAYA YANG


SANGAT EFEKTIF
1) Kerohanian
2) Keluarga
3) Mental
4) Fisik
5) Pergaulan
6) Visi
7) Aktifitas
TERIMAKASIH TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai