Anda di halaman 1dari 14

PRINCIPLES OF LEADERSHIP

TEACHER MANUAL RELIGION 180 R

Oleh

Edyanto Saputra Simatupang


Program Pasca Sarjana (S2) Magister Pendidikan Agama
Kristen

Tugas ini di berikan kepada Dr. Heryanto, M.Th Sebagai Tugas Mata
Kuliah Kepemimpinan Kristen Program Pasca Sarjana (S2) STT Paulus
Medan

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA PAULUS MEDAN


2017
KONSEP 1. PEMIMPIN HARUS
TEMPAT PRIORITAS TINGGI PADA ETERNAL
KEHIDUPAN DARI PADA HAL DARI DUNIA INI.
KOMENTAR

Selama Khotbah-Nya di Bukit, Yesus mengajarkan: Lay tidak bagimu harta


di bumi, di mana ngengat dan karat merusakkannya dan di mana pencuri
membongkar serta mencurinya.Karena di mana hartamu berada, di situ akan Anda
jantung berada(Matius 6:19, 21). Penatua Delbert L. Stapley, yang merupakan
anggota dari Kuorum Dua Belas, menjelaskan: pembaharuan The dan pengudusan
dari tubuh kita dengan kekuatan Roh Kudus diperoleh dengan menjalankan Injil.
harta kami perbuatan baik yang mendahului kita yang membangun rumah-rumah
kekal kita. Untuk memproyeksikan seseorang berpikir ke dalam kekekalan di bawah
pengaruh roh akan meregangkan pikiran seseorang dan memberikan yang jelas visi
dari rencana Allah, yang akan membantu memetakan benar Tentu saja kembali ke
kehadirannya. Menjaga keabadian selalu sebelum Anda di sini mortalitas dan
mendasarkan tindakan Anda dan penilaian dan keputusan pada Allah yang kekal
hukum.

Kepemimpinan memegang peranan penting dan sangat menentukan maju

mundurnya suatu organisasi atau ruang lingkup kepercayaan yang diberikan

terhadapa seorang pemimpin. Di mana ada kehidupan, organisasi, kelompok,

komunitas, keluarga, gereja, perusahaan, negara, dan lain sebagainya, di situ

kepemimpinan dibutuhkan untuk menata mekanisme kehidupan bersama yang

didukung oleh proses harmonisasi dalam kehidupan ruang lingkup komunitas

tersebut, dari gejala serta kebutuhan ketergantungan sesama yang ada dalam

komunitas yang mempunyai struktur sosial, identifikasi jati diri identitas, hasrat untuk
mempertahankan kesatuan kehidupan bersama dalam dinamika kehidupan yang ada

dan pengorganisasian kehidupan dari komunitas tersebut. Keberhasilan dan keuletan,

penuh inspirasi dan motivasi untuk hidup lebih kreatif dan produktif menghantar

seorang pemimpin akan berhasil. Artinya pemimpin yang demikian akan terhisab

kepada tujuan suatu komunitas/ organisasi ataupun lembaga yang ada itu berhasil

guna dan berdaya guna.

Itulah sebabnya power yang dimiliki seseorang yang mendapat kepercayaan, selalu

fokus kepada tiga hal penting:

1. Pemimpin memiliki tempat yang khusus dalam kepemimpinan


2. Pemimpinlah yang bertanggungjawab menentukan keberhasilan
kepemimpinan
3. Pemimpin bertanggungjawab membawa kemaslahatan atas orang yang
dipimpin

Pemimpin Kristen bukanlah orang-orang yang dipilih atas dasar kemampuan

pribadinya, atau kekayaannya, atau pemaksaan suatu keadaan dalam ruang lingkup

yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu oleh suatu keinginan. Pemimpin Kristen

bukanlah seorang penguasa tunggal yang memaksa orang-orang lain dalam jemaat

untuk mengikuti keputusannya di atas dasar kepentingan pribadinya. Tetapi

memimpin dengan baik, melayani dan memelihara, serta menjagai jemaat dan

memberikan dirinya sendiri untuk pelayanan. Pemimpin Kristen adalah tugas

pelayanan dan bukan penguasa atau jabatan. Kunci pemimpin sejati sebagaimana

Kristus, adalah dengan menjadikan dirinya sendiri menjadi teladan bagi orang-orang

yang dipimpinnya. Kepemimpinan Yesus Kristus yang memimpin dari hati, yang

berlandaskan kasih dan dengan kekuatan, kebenaran dan kebaikan, menjadi pola

kepemimpinan untuk menjadi penerima mandat, panggilan dan menjadi pemimpin


yang unggul, kompetitif di semua aspek kehidupan yang tidak dibatasi oleh ruang

maupun waktu bagi hormat dan kemuliaanNya.1[5] Kepemimpinan Kristen bukan

suatu kekuasaan yang mengatur seperti kekuasaan pimpinan di luar gereja (=dunia),

tetapi adalah suatu kepemimpinan rohani, Kis. 20: 17, 28; I Tim. 5: 17; Ibr. 13; 17.

Pemimpin Kristen bukanlah seorang yang melaksanakan keputusan-keputusan

manusia, berdasarkan suara terbanyak dalam suatu pertemuan. Atau juga yang sering

di adopsi dalam kancah berpolitik untuk suatu kepentingan yang sifatnya temporer,

yang menyebutkan vox populi-vox dei2[6] suara rakyat adalah suara Tuhan.

Upaya mencari dan menemukan kepemimpinan Kristen yang ideal dalam konteks

gereja dan pelayanan yang bertumbuh dan dewasa, tentu saja dimulai dari memahami

adanya unsur-unsur kepemimpinan tradisional yang ditunjang sikap terbuka akan

konteks sosio-cultural yang ada dalam kehadiran pemimpin Kristen. Kehidupan

seorang pemimpin Kristen yang sejati harus mencerminkan kehidupan Kristus, oleh

karena dia menjadi seorang pemimpin atas pilihan dan panggilan Kristus dan juga

untuk menjamin keberhasilannya sebagai seorang pemimpin.3[7] Penemuan Format

kepemimpinan Kristen/ gereja akan lebih pasti dan jelas dengan adanya pemahaman

akan dunia dan dasar kepemimpinan Alkitabiah guna membangun landasan


mengembangkan suatu format kepemimpinan Kristen yang relevan.4[8] Untuk itulah

dasar panggilan memimpin, menjadi suatu komitmen untuk membawa kemajuan

integritas pemimpin yang memahami kepemimpinan Kristen dengan baik dengan

pendekatan inkarnatif Kristus. Pemimpin Kristen adalah seorang yang menjadi

pemimpin dari antara sekian banyak orang Kristen, dengan tujuan untuk

mempermuliakan nama Tuhan di dunia ini, baik melalui kesaksin hidup sehari-hari

maupun dengan persekutuan.

Kita harus mendidik diri kita sendiri tidak hanya untuk waktu tetapi juga
untuk selamanya ( dalam Conference Report, September - Oktober 1967, 75).
Penatua M. Russell Ballard, yang kemudian anggota Tujuh Puluh, menasihati: Ingat,
keabadian sekarang, tidak samar-samar, masa depan yang jauh. Kita mempersiapkan
setiap hari, sekarang, untuk hidup yang kekal. Jika kita tidak mempersiapkan untuk
kehidupan kekal, kami sedang mempersiapkan untuk sesuatu yang lain, mungkin
sesuatu yang jauh lebih (Dalam Conference Report, September-Oktober 1978, 100;.
Atau Ensign, November 1978, 66). Presiden Harold B. Lee, yang kemudian Penasihat
dalam Presidensi Utama, menyarankan: Sebagian besar pria tidak menetapkan
prioritas untuk membimbing mereka dalam mengalokasikan waktu, dan sebagian
besar laki-laki mereka lupa bahwa yang pertama prioritas harus mempertahankan
spiritual mereka sendiri dan kekuatan fisik.

1. SIFAT-SIFAT/ KARAKTER KEPEMIMPINAN KRISTEN


Sebagaimana dijelaskan pada bagian pendahuluan, bahwa seorang pemimpin jemaat

tidak sama dengan pemimpin di luar jemaat, maka sudah jelas pemimpin jemaat

dipilih untuk melayani Tuhan dan pekerjaannya di tengah-tengah jemaat. Dengan


kata lain pemimpin Kristen dipanggil untuk pelayanan dan pembangunan tubuh

Kristus, Ef. 4: 13 Sangat jelas bahwa kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi

gereja adalah berdasarkan panggilan Tuhan. Seorang pemimpin Kristen dalam

melaksanakan fungsinya ada keharusan meneladani kehidupan Kristus, Sang

Gambala Agung.

Sifat Kristus yang harus diteladani oleh para pemimpin Kristen itu ialah menyangkut

dan tertuju :

1. Kerendahan hati, Mat. 11: 295[19]

Yesus menasihati agar pemimpin rendah hati seperti Dia, supaya jiwa mendapat

ketenagan. Yesus Kristus, Anak Allah itu telah datang ke dunia dengan kerendahan

hati, agar kita sebenarnya yang tidak layak lagi di hadapan Tuhan, dilayakkan,

sehingga kita dapat menghampiriAllah Yang Maha Agung. Disinilah perlu seorang

pemimpin berhikmah dalam mempengaruhi jemaat untuk tidak membedakan, jemaat

yang miskin, jemaat yang bodoh, maupun jemaat yang rendah kedudukannya.

2. Kelemahlembutan, Mat. 11: 29

Yesus Kristus dalam masa pelayananNya sebagai manusia, selalu bersikap lemah

lembut terhadap semua orang. Kita meneladaninya dari kesaksian Alkitab:

i. Yesus lemah lembut terhadap seorang perempuan berdosa, Luk 7: 37-39, 44.

ii. Yesus begitu lemah lembutnya terhadap Petrus, sebelum Petrus

menyangkalNya, maupun sesudah Petrus menyangkalinya, Luk 22: 31; Yoh 21: 15
iii. Yesus juga lemah lembut kepada Yudas, walaupun Yesus sendiri mengetahui

bahwa Yudas akan menghianatiNya, Mat. 26: 50; Yoh 13: 21

iv. Yesus lemah lembut terhadap orang-orang yang menyalibkannya. Luk. 23:

34

3. Seorang yang menginginkan pekerjaan yang indah. 1 Tim. 3: 1-7; Tit 1: 6-9

Artinya seseorang yang terpanggil untuk melakukan pekerjaan pelayanan yang indah

dalam pandangan Tuhan, bukan menurut pandangan dunia. Pekerjaan memimpin

tersebut adalah dalam rangka memuliakan Allah. Untuk menerapkannya, seorang

yang memimpin harus yakin akan panggilan Tuhan dalam melayaniNya sebagai

pemimpin di dalam gereja. Dia sesungguhnya harus yakin bahwa pekerjaan yang ia

lakukan adalah merupakan pekerjaan yang paling indah di dunia ini. Melakukan

pekerjaan yang paling indah tersebut hanya untuk mempermuliakan nama Tuhan atau

tidak mencari pujian bagi diri sendiri.

4. Seorang yang tidak bercacat.

Syaratnya berarti memiliki hidup yang baik, yang berkenan di hadapan Allah dan

manusia. Kehidupan rohaninya luar dan dalam memancarkan terang Kristus yang bisa

dilihat dan disaksikan orang lain, terutama oleh jemaat yang digembalakan. Jadi

bukanlah dia seorang yang membenci saudaranya. Dan dari kehadirannya sebagai

pemimpin di tempat orang lain membawa berkat.

5. Seorang yang menjadi suami dari satu isteri dan isteri dari satu suami

Jika pemimpin adalah laki-laki hanyalah memiliki satu isteri dan sebaliknya jika ia

seorang perempuan haruslah juga memiliki satu suami. Yang lain tidak. Jika ia

seorang homo atau lesbian, Alkitab memberitahukan bahwa Allah menciptakan laki-
laki dan perempuan, Kej. : 27. 6[20] Jadi mereka tidak bisa jadi pemimpin untuk

konteks bergereja. Hal ini juga memungkinkan bagi seorang akan jadi pemimpin,

apakah ia sudah pernah menikah sebelum menjadi suami atau isteri saat sekarang.

6. Seorang yang dapat menahan diri

Hanya seorang yang mampu mengendalikan diri akan mampu mengambil sikap yang

benar dan bijaksana, tidak tergesa-gesa, tidak sembrono, tidak ceroboh mengambil

keputusan dan tidak menjadi pemarah. Instropeksi diri untuk tidak cepat melepaskan

kemarahan. Sejalan dengan itu, bagaimana sikap untuk menghadapi tantangan yang

berat akan menjadi hal biasa.

7. Seorang yang sopan, 1 Kor. 14: 407[21]

Menjadi seorang yang mengerti cara-cara pergaulan yang berlaku.

Sejauh tidak melanggar Firman Allah, bersikap menghargai dan menghormati orang

lain, tahu menempatkan diri dan tidak menjadi batusandungan dikarenakan tingkah

lakunya yang tidak layak, menjadi indicator yang tepat. Menghargai senioritas dan

orang yang lebih tua, dan muda maupun anak-anak dalam mensikapi pergaulannya

setiap hari. Menempatkan diri pada orang lain, jika suaananya memerlukan.

8. Seorang yang suka member tumpangan


Seorang pemimpin bersedia dengan rela hati, memberikan rumahnya untuk tempat

menginap bagi saudara seiman/ hamba-hamba TUhan yang memerlukan penginapan,

karena perjalanan atau pelayanan. Selain itu juga bersedia menampung atau member

tumpangan bagi setiap orang yang memerlukan penginapan karena hal-hal yang

sama. Artinya sikap terhadap orang lain yang kemalaman karena perjalanan, yang

meminta tolongan menginap haruslah tidak menolaknya.

9. Seorang yang cakap mengajar

Artinya dia adalah seorang yang mempunyai kemampuan mengajar, menasihati,

memberikan kesaksian tentang Injil, sehingga dengan ajaran dan nasihat serta

kesaksiannya, orang lain dikuatkan dalam iman, memperoleh penghiburan dan

memperoleh keyakinan.

10. Orang yang bukan peminum atau pemabuk

Dia adalah orang yang tidak mempunyai kesukaan atau kebiasaan minum minuman

keras, bir, anggur dan sebagainya yang bisa memabukkan, ataupun kebiasaan nuntuk

meminum minuman dengan tujuan kesenangan daging. Dan seorang yang

menghentikannya, karena itu bisa menjadi belenggu yang membawa kepada dosa.

11. Seorang yang bukan pemarah melainkan seorang peramah

Kebiasaan marah adalah menjadi kejelekan. Marah berarti mengikuti hawa nafsu.

Seorang yang gampang marah karena perkara-perkara kecil maupun besar,

berdampak buruk bagi karakter pemimpin. Hal ini tidak berarti seorang pemimpin

tidak bisa marah. Seorang itu bisa marah untuk membangun suatu kebaikan dan

bukan mengulangi timbulnya dosa-dosa yang baru.

12. Seorang pendamai


Orang yang suka dan berbeban untuk memperdamaikan perselisihan haruslan di

dalam kasih. Kalau itu berhubungan dengan diri sendiri segeralah memaafkan. Bila

tidak menyangkut dengan diri sendiri atau berhubungan dengan orang lain, ia

berbeban untuk menyelesaikan dengan baik untuk menjadikan mereka saling

mengasihi. Ini memnjadi bagian hidup seorang pemimpin dengan hati, berlandaskan

kasih dan dengan kuasa, kekuatan dan kebaikan tujuan bagi kemuliaan Allah akan

menjadi nyata.8[22]Itulah menjadi berkat pemimpin yang memiliki integritas.

III. 2. KEMBANGKAN POTENSI KARUNIA ALLAH

Apakah para pemimpin memang dilahirkan sebagai pemimpin atau mereka

dibentuk ? Pertanyaan ini gampang, tetapi sulit untuk menemukan jawabannya.

Memang benar bahwa ada orang yang kelihatannya dilahirkan dengan segudang

kemampuan dan karunia untuk memimpin. Tetapi juga benar bahwa beberapa orang

di antara pemimpin terbesar di dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang oleh dunia

dianggap tidak memiliki kualifikasi sebagai pemimpin. Apa yang diperlukan oleh

orang-orang seperti ini adalah pengakuan orang lain atas potensi yang mereka miliki

dan membantu mereka mengembangkan potensi tersebut. Seringkali mereka akhirnya

menjadi orang yang paling berharga dan efektif dalam kepemimpinan. Untuk itu

kenalilah potensi yang dimiliki lalu kembangkan sebagai seorang yang tidak saja
terlahir sebagai pemimpin tetapi dibentuk menjadi pemimpin. Tidak ada orang yang

memulai pada garis akhir. Mengembangkan potensi yang ada berarti:

i. Pengembangan potensi pribadi merupakan pekerjaan utama setiap orang.

Setiap orng memiliki potensi, tetapi dirinya tidak akan pernah melihat potensi

tersebut terwujud sebelum dirinya beriman kepada Allah dan yakin bahwa ia dapat

melakukan apa saja yang Allah katakana bisa dilakukan di dalam firmanNya.

ii. Jika tidak seorangpun di dunia ini percaya kepada anda, Allah tetap mempercayai

dirimu dengan keyakinan anada sanggup melakukan apa saja yang Allah ingin kita

lakukan.

iii. Potensi tidak bisa terwujud tanpa bentuk. Mengetahui bentuk potensi berarti

mengembangkan potensi dengan benar, harus membuat suatu rencana, memiliki

tujuan dan mengambil tindakan. Itulah karunia yang Tuhan berikan. Ada orang yang

diurapi mengerjakan segala hal yang harus diselesaikan. Allah tidak akan

membiarkan dirinya menghabiskan hidup dengan melakukan sesuatu yang tidak

dirinya sukai.

iv. Pemimpin yang cerdas tahu apa yang bisa ia lakukan dan apa yang tidak bisa ia

lakukan dan ia memiliki, orang-orang sekitarnya yang bisa mengerjakan dengan baik

apa yang tidak bisa dia kerjakan.

v. Kembangkan benih karunia yang dimiliki, yang oleh Tuhan sudah berikan dan

jangan ditidurkan begitu saja. Pentingnya pengembangan potensi sebagaimana

Alkitab mengatakan, 1 Ptr. 4: 10; Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan

karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih

karunia Allah. Sangat tepat bahwa pemimpin diminta untuk mengembangkan dan
menggunakan karunia-karunia setiap orang untuk saling memberkati. Itulah tujuan

Allah memberikan karunia memimpin, yaitu agar kita bisa menjadi berkat bagi orang

lain.9[23]

vi. Dengan menyerahkan waktu dan tenaga untuk mengembangkan apa yang telah Allah

taruh di dalam hidup, seseorang akan menikmati sukacita.10[24] Pada Gal. 6: 9,

Tuhan sudah janjikan demikian; Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena

apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

Potensi adalah harta yang tak ternilai seperti emas. Masing-masing manusia memiliki

emas yang terpendam di dalam hidupnya, tetapi dirinya harus menggali untuk

mendapatkannya.

Kemudian datang keluarga mereka, maka Gereja, dan kemudian mereka


profesi-dan semua perlu waktu(Ajaran dari Harold B. Lee, ed. Clyde J. Williams
[1996], 615). Elder Ballard, setelah ia menjadi anggota dari Kuorum Dua Belas,
menambahkan nasihat ini: Pertama, berpikir tentang kehidupan Anda dan
menetapkan prioritas Anda. Menemukan waktu tenang secara teratur untuk berpikir
secara mendalam tentang mana Anda akan pergi dan apa yang akan Anda perlu
lakukan untuk sampai ke sana. Yesus, teladan kita, sering mengundurkan diri dirinya
ke padang gurun, dan berdoa(Lukas 05:16).
Kita perlu melakukan hal yang sama sesekali untuk meremajakan diri kita
secara rohani sebagai Juruselamat lakukan. Tuliskan tugas yang Anda ingin capai
setiap hari. Perlu terpenting dalam pikiran suci Perjanjian Anda telah membuat
dengan Tuhan seperti yang Anda menuliskan jadwal harian Anda(dalam Conference
Report, April 1987, 15; atau Ensign, Mei 1987, 14). TEACHING IDEA Baca dengan
siswa Matius 6: 19-21; Luke 12: 13-21. Diskusikan apa yang suci ini mengajarkan
kita tentang kepentingan relatif dari temporal dan hal yang kekal (lihat juga
komentar).

Mintalah siswa kegiatan daftar dan kekhawatiran bahwa bersaing untuk waktu
mereka. daftar mereka mungkin termasuk mempelajari tulisan suci, memberikan
pelayanan, bekerja, melakukan hal-hal dengan teman-teman, menghabiskan waktu
dengan keluarga, berolahraga, melakukan pekerjaan sekolah, dan menciptakan.
Mintalah siswa peringkat setiap aktivitas di daftar dari yang paling untuk paling
penting, dan mendiskusikan kriteria mereka untuk peringkat. Pastikan siswa
memahami bahwa kadang-kadang kita mungkin perlu untuk menyisihkan bahkan
prioritas tinggi untuk memenuhi keadaan darurat, menyelesaikan tugas berharga, atau
melayani orang lain.

Demikian pula, prioritas yang mungkin tampak kurang penting dari perspektif
kekal, seperti sebagai sekolah, mungkin sangat penting dalam mempersiapkan kami
untuk layanan di masa depan kerajaan. Melalui semua prioritas kita kita harus terus
hidup kita berpusat di Yesus Kristus dan yang GOSP.

Anda mungkin juga menyukai