IMAM
Dalam Bab I telah dijelaskan secara mendalam tentang mengenal pembinaan calon
imam diosesan di Seminari Tinggi Hati Kudus Yesus Pineleng. Komunitas seminari adalah
suatu keluarga yang ditandai dengan atmosfer pengalaman persahabatan dan persaudaraan.
Pengalaman tersebut membantu seminaris di masa depan untuk memahami dengan lebih baik
terkait dengan tuntutan, dinamika serta masalah-masalah keluarga yang dipercayakan dalam
reksa pastoralnya.1
Pada Bab II ini secara khusus akan dibahas tentang integrasi empat pilar pembinaan
calon imam yang merupakan dasar atau tolak ukur pembinaan para calon imam yang telah
berlangsung dan berkembang sampai saat ini. Dalam prosesnya, calon imam diharapkan
mampu untuk menghidupi dan menjiwai nilai empat pilar ini sebagai pegangan hidup dalam
menjalani hidup sebagai seorang calon imam dan imam bahkan menjadi pribadi yang berguna
bagi bangsa dan negara nantinya. Maka, pembinaan dan pendidikan calon imam berdasarkan
I. DIMENSI SPIRITUAL
Aspek yang paling penting dan menentukan dari formasi pembentukan calon imam
adalah dimensi rohani. Ini adalah karakteristiknya; ia membentuk dirinya sebagai abdi Allah,
memperkenalkan dirinya dengan Kristus, sang imam dan bersatu dengan dia sehubungan
1
Komisi Seminari, Konferensi Wali Gereja Indonesia: Karunia Panggilan Imamat;
Pedoman Pembentukan Hidup Imamat di Indonesia (Yogyakarta: Komisi Wali Gereja
Indonesia 2020), hlm. 66.
1
dengan tanaman anggur yang memberikan kehidupan. Tranformasi yang kita bicarakan
Pembentukan ini lebih didasarkan pada pengalaman dari pada pembelajaran. Ini
adalah pengalaman kasih: yang mana hal itu dimulai dengan cinta pada Tuhan untuk
manusia, dan dalam cinta yang sama, diperkuat dan disempurnakan. Hal ini dimaksudkan
untuk lebih mencintai Allah. Pengalaman hidup ini memiliki pusat yang penting dalam
Kristus dan sumber prinsipnya dalam injil. Tradisi gereja kuno yang diwariskan kepada kita
oleh penguasa kehidupan spiritual merupakan bantuan penting dan berfungsi sebagai contoh.
Intinya, spiritualitas Kristen adalah satu: satu Injil untuk semua. Namun kita dapat berbicara
tentang spiritual para imam seperti yang kita sebut sebagai spiritualitas awam atau
spiritualitas sebuah lembaga kehidupan bakti. Unsur-unsur yang kita analisis di sini adalah
umum untuk semua, tetapi mereka juga memiliki kekhasan khusus yang sesuai dengan
Pria dan wanita mencari teman dalam imam, seseorang yang dapat mereka
seseorang yang bijaksana dan menjadi orang yang arif dan siap sedia, serta mampu
memberikan kepada mereka nasihat yang baik dalam perjuangan pribadi mereka
dan dalam momen-momen suram iman mereka. Tetapi lebih dari apa pun, mereka
bertindak atas nama manusia sehubungan dengan Allah “(bdk Ibr 5:1) dan dengan
2
Marcial Maciel, L.C, Inegral Formation of Catholic priest (New York: Rodale, 1992), hlm. 61-62.
2
haruslah abdi Allah dalam kedalaman keberadaannya, perasaannya, pikirannya,
bertahap dan dinamis di mana Allah, sedikit demi sedikit, menuntut semua dari
karunia sesuai dengan kemurahan hati jiwa dan bekerja sama dengan tindakan ilahi.
Jalan terpasti adalah doa, yang dipahami sebagai kontak dengan Allah yang
meremajakan jiwa dan menghasilkan buah. Permohonan doa dan pada saat yang
sama memupuk tanggapan yang murah hati melalui praktik kebajikan, melalui
asketisme positif dan penuh kasih yang diperlukan untuk menyucikan seseorang dari
dosa dan pengaruhnya, dan melalui kesabaran hingga ilham Roh Kudus.3
Seperti termometer yang dapat diandalkan, ukuran tempat kita tinggal dan
kepemilikan atas diri kita, dan tingkat di mana kita diubah menjadi manusia
seutuhnya tidak ada tanda yang lebih baik akan kesejahteraan rohani dan pekerjaan
Allah daripada melihat bahwa seseorang tumbuh dalam nilai-nilai ini yang tujuannya
adalah Allah. Itu adalah kebajikan yang memurnikan dan mempercantik jiwa dan
1.2.1. Iman
3
Bdk. Ibid., hlm. 62-63.
3
Iman adalah jendela yang melaluinya jiwa melihat realitas rohani. Itu adalah
dasar dari semua kehidupan kristen dan juga kehidupan rohani imam. Tapi bagi
hari dia mempersembahkan kurban putra Allah dan mengambil Tubuh-Nya dalam
tangan-Nya, dan dalam nama Kristus dia mengampuni dosa-dosa, yang hanya Allah
yang dapat melakukan (bdk Mrk. 2:5); Ia menggambarkan Kristus sebagai kepala di
hadapan umat Allah.4 Dapatkah seorang imam hidup selaras dengan “perkara-
perkara Allah” (bdk Ibr 5:1) jika ia tidak hidup dalam iman dan iman? Kedua, imam
telah dipanggil untuk menjadi nabi kerajaan Allah, pengajar iman: jika kebajikan ini
diperlukan bagi semua, khususnya demikian bagi imam, yang memiliki misi untuk
menyampaikan iman kepada orang lain dengan pernyataan firman. Orang ini tidak
dapat dengan efektif mengkhotbahkan injil jika dia belum memiliki pesan secara
menyeluruh. Setiap imam harus menjadi menara iman.5 Bagaimana dia dapat
menjadi menara dan pengajar iman jika dia tidak sungguh-sungguh? Ketiga, salib
dan kesulitan sering kali melapisi kehidupan seorang imam. Ada saat-saat di mana
iman adalah segalanya dan tanpanya tidak ada yang dapat bertahan hidup. Oleh
karena itu, sangatlah penting agar formasi rohani kehidupan di seminari itu terpusat
Iman adalah suatu kebajikan ilahi yang tidak terbatas pada sekadar perasaan
kehadiran Allah dalam kehidupan seseorang atau pengetahuan yang sedikit lebih
terpelajar tentang Allah dan kebenaran yang diwahyukan. Percaya lebih dari sekadar
mengetahui atau merasakan. Itu adalah bentuk atau cara untuk melihat Allah dalam
4
Bdk LG. no.28
5
Jhon Paul II, Angelus, December 24,1989.
4
setiap orang dan dalam setiap peristiwa. Serta untuk mengarahkan secara konstan
setiap tindakan dan kegiatan kita kepada-Nya. Iman juga merupakan karunia ilahi.
Sehingga orang harus memintanya dengan rendah hati setiap hari, dan
mensyukurinya.
Dengan iman, para calon imam dapat menjalankan saat-saat dan kegiatan
menghidupkan, menerangi dan memperkuat iman para calon imam. Tetapi seorang
formator yang baik adalah seorang guru dan saksi akan iman kepada mereka dalam
setiap saat dan keadaan. Dalam sudut pandang dan keputusannya, dalam
1.2.2. Harap
Iman yang cemerlang menumbuhkan harapan kristen yang sejati dengan dua
aspek pujian: harapan yang menjadi prioritas utama Allah, dan harapan yang
Dia yang percaya pada Tuhan, percaya kepada-Nya. Dan dia percaya penuh
karena kepercayaan baik secara total atau tidak sama sekali. Harapan meyakinkan
orang bahwa Allah akan memperoleh kekuatan dan keberanian yang kita butuhkan
untuk menyelesaikan perlombaan, dan bahwa di dalam dia kita akan mewarisi
kegenapan dan kebahagiaan yang diciptakan yang tidak dapat diberikan. Seseorang
dengan harapan yakin bahwa Allah sangat mengasihi umat manusia, terlepas dari
sejumlah rintangan kejahatan dan kelemahan para pria dan wanita menciptakan
6
Bdk. Ibid., hlm. 65.
5
untuk berdirinya kerajaan Allah. Dengan harapan bahwa Roh Kudus akan
melanjutkan dalam Gereja pekerjaan keselamatan yang Yesus Kristus bawa bagi
manusia. Ketika kita hidup dengan harapan kita percaya pada kedatangan kerajaan
Allah dan kita menginginkan kebahagiaan masa depan yang hanya dapat diberikan
oleh Allah.
Di sini, seperti dengan iman, calon imam yang sedang mempersiapkan diri
bagi imamat harus mengakui bahwa harapannya bukan hanya untuk dirinya sendiri.
Imam adalah harapan. Membentuk seorang imam berarti membentuk seorang pria
dengan misi menjadi saksi harapan kristen dan memperkuatnya dalam diri orang
lain. Dunia haus akan harapan. Imam itu, pria penuh harapan. Di atas semuanya,
Kita anggap itu biasa atau hanya mengabaikannya. Tetapi seorang formator, para
imam, tidak dapat mengabaikannya; misalnya ketika seorang calon imam sedang
penting dia harus membantu calon imam untuk mengangkat matanya kepada Allah
dan menemukan harapan dan kekuatannya. Dengan cara ini, keadaan yang negatif
menjadi kesempatan bagi calon imam untuk memperkuat tekad kristennya dan
1.2.3. Kasih
Allah adalah kasih (bdk. 1 Yoh 4:8). Kebenaran Perjanjian Baru ini adalah
gambaran pasti dari pewahyuan Allah yang progresif, misterius dan mengejutkan.
7
Jhon Paul II, Angelus, December 24,1989.
6
Allah menciptakan pria dan wanita menurut gambar dan rupa-Nya, sehingga mereka
mampu mengasihi dan mencintai. Tugas utama orang kristen adalah meniru Allah
melalui kasih yang dengan tekun dicurahkan ke dalam setiap hati melalui Roh
Kudus yang tinggal dalam seluruh yang dibaptis (bdk Rm 5:5). Kasih amal adalah
ringkasan dan kegenapan hukum (bdk. Mat 22-40; Rm 13:10), ratu kebajikan (bdk 1
kor 13-4), dan yang terbesar dari kebajikan supernatural (bdk 1 kor 13:13). Oleh
karena itu tidak dapat absen dari hati dan kehidupan imam. Dia telah dipilih untuk
semua orang. Ia telah dilantik sebagai perantara antara Allah dan manusia. Oleh
karena itu, aspek ganda dari amal imam-Nya adalah mengasihi Allah sebagaimana
semua orang harus mengasihi Dia, dan mengasihi semua orang sebagaimana mereka
Kesucian kristen nampak jelas dalam persatuan dengan Kristus. Bapa telah
memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan. Bahwa kita harus menjadi
kudus dan kosong di hadapan-Nya. Dia menetapkan kita dalam kasih untuk menjadi
putra-Nya melalui Yesus Kristus (bdk Ef 1 :4-5), dalam diri imam, kebenaran ini
memperoleh kekuatan istimewa. Bagian pertama mengingatkan kita bahwa inti dari
imamat adalah identifikasi dengan Kristus sang imam. Imam telah dipilih untuk
menjadi Kristus yang lain dalam kehidupan pribadinya dan bahkan dalam
tindakannya.
Remaja putra yang dipanggil dalam imamat harus berusaha dengan antusias
untuk menjadikan Kristus teladan dan pusat kehidupan pribadinya dan pelayanan
8
Bdk. Ibid., hlm. 66.
7
masa depannya sebagai gembala. Oleh karena itu, tugas utama dari selubung
pembentukan sebagai transformasi dalam arti proses di mana seseorang beralih dari
pengetahuan tentang suatu realitas ke penilaian interior dan penerimaan nilai, dan
mengikuti perkembangan yang sama: ini adalah proses yang dimulai dari
pengetahuan menjadi kasih, dan dari kasih menjadi meniru. Akhirnya, seseorang
yang mengenal dan mengasihi Kristus akan mengalami keinginan yang kuat untuk
adalah melalui kesaksian yang dia berikan dengan meniru Gurunya sendiri.9
Hal pertama adalah mengenal Yesus Kristus. Tetapi tidak hanya teologi iman.
Seorang calon imam yang puas dengan studi dan hanya berfokus pada aspek teori
kehidupan setiap hari, maka calon imam tersebut mungkin cukup menjadi seorang
sarjana, tetapi tidak pernah menjadi seorang imam yang baik (dan bahkan bagi
seorang teolog yang baik). Sebaliknya, kita sedang berbicara tentang pengetahuan
yang dimiliki oleh dua orang yang hidup. Melalui pengalaman iman, kita harus
membawa setiap calon imam pada suatu pengalaman pribadi dari Kristus yang hidup
dan nyata, yang mendekat kepada-Nya melalui Kristus. Injil, hadir dalam Ekaristi,
9
Bdk. Ibid., hlm. 70.
10
Bdk OT. no. 8.
8
Calon imam hendaknya familiar dengan standar-standar Kristus, cara
berpikirnya, dan mengevaluasi orang, keadaan dan peristiwa, dia harus mengetahui
bertindak, reaksi dan sikapnya. Tetapi di atas segalanya, dia harus mengalami
hubungan pribadi Tuhan dengan Dia ketika mereka bertemu dalam keakraban doa,
dalam pelukan Ekaristi, atau ketika mereka berada dalam hati di dalam sakramen
pengampunan.
Kasih bagi Kristus menuntun kita kepada gereja. Bagaimana mungkin untuk
mengasihi Kristus tanpa mengasihi gereja, karena kesaksian yang paling penuh
sukacita yang diberikan mengenai Kristus datang dari santo Paulus: “Dia mengasihi
mengasihi gereja karena Kristus mengasihi dia. Dia adalah ibu dan guru dari iman
kristen-Nya, penyatuan dari misi Tuhan, dan awal dari kerajaan-Nya di bumi.
Kristen dan pekerjaan keimamannya. Lahir di gereja dan dipelihara oleh dia. Dia
sadar bahwa dia telah diubah oleh Kristus sebagai imam gereja dan bagi gereja, dan
bahwa dia telah mengukuhkan pilihan ini dan mempersucikan dia dalam nama
Allah.
Pusat formasi bagi para imam masa depan adalah komunitas sejati gerejawi
salah satu fungsi utamanya adalah untuk menempa para calon imam sebagai pria
sejati gereja. Bukan fungsionaris gereja, melainkan orang kristen yang dengan tulus
mengasihi Gereja ini yang didirikan dan dikasihi Kristus. Para formator hendaknya
membantu para calon imam dalam kasih yang dalam bagi gereja. Itu harus menjadi
11
Paul VI, Encyclical letter Evangelii nuntiandi, no. 16.
9
kasih sejati yang mengawasi, menderita, berdoa, berjuang, pujian dan memahami
secara intim ibu kita. Seperti semua mencintai, itu baik afektif dan efektif. Adalah
kasih yang merenungkan gereja dalam iman, menerima dia dalam kepatuhan,
kehidupan seseorang.12
Yesus saat berada di Kalvari berkata kepada ibu-Nya: Ibu, lihatlah putramu …
Dia mendirikan sebuah peran keibuan universal. Yohanes adalah seorang imam.
Yesus tidak membatasi dirinya untuk mempercayakan kepada Maria misi ini kepada
ibumu.13
Sejak kalvari, Yesus Kristus telah berharap agar ibu-Nya dan para imam-Nya
tetap bersatu untuk selamanya. Setiap imam, yang mengikuti teladan Yohanes, harus
Ketika memprogram formasi rohani calon imam para pembina tidak bisa
melupakan segi ini dari kerohanian para imam. Ini bukan soal mengajarinya
dan kukuh kepada ibu dari Allah yang diajukan gereja. Satu-satunya pengabdian
gereja kepada Maria memiliki aspek-aspek yang berbeda. Ini adalah pemujaan yang
mendalam ketika dia merenungkan martabat unik dari perawan yang diberkati yang
12
Bdk. Ibid., hlm. 76.
13
Jhon Paul II, Angelus, December 24,1989.
10
menjadi ibu Kristus melalui pekerjaan Roh Kudus. Adalah kasih yang penuh
semangat ketika dia mempertimbangkan peran sebagai ibu rohani Maria dari semua
teladan dari hamba Tuhan yang rendah hati yang telah menjadi ratu belas kasihan.
Itu menjadi nyata sebagai imitasi praktis ketika dia memikirkan kekudusan dan
kebajikan Maria, penuh kasih karunia. Ini menjadi kekaguman yang mendalam
ketika gereja, meskipun masih seorang peziarah di bumi, melihat dalam Maria
seperti dalam refleksi yang paling murni, semua yang dia inginkan dan harapkan.
Pengabdian ini juga merupakan pembelajaran penuh perhatian, karena gereja melihat
Oleh karena itu, setiap calon imam tidak dapat membatasi pengabdiannya
kepada Maria pada jumlah pengabdian dan doa yang lebih besar atau lebih rendah,
tidak untuk studi yang terpisah tentang mariologi. Dia harus melangkah lebih jauh,
untuk meniru keberaniannya:14 melebihi semua iman, harapan dan kasih, kepatuhan,
kerendahan hatinya dan kerja samanya yang tanpa syarat dalam misteri penebusan. 15
“Dia adalah model yang paling lengkap dari makhluk baru lahir dari kuasa
penebusan Kristus dan saksi yang paling jelas akan hidup yang baru yang dihasilkan
oleh kebangkitan Tuhan. Mereka yang bertugas dalam formasi harus berupaya keras
untuk menyediakan sarana yang sederhana dan praktis bagi setiap calon imam untuk
mereka dap at menyisihkan waktu tertentu dalam jadwal harian untuk berdoa
14
Bdk LG. no. 67.
15
Bdk OT. no. 8.
11
Dengan cara ini, seraya si pemanen mendekat dalam penahbisan-penahbisan,
ia akan bertumbuh dalam kebiasaan berbicara dengan ibu surgawinya. Ini adalah
kerasulannya.
selain tiga kebajikan teologis, ada banyak hal lain yang memperkaya dan menghiasi
kehidupan seorang kristen. Kerohanian para imam. Seperti yang kita katakan
dalam dinas pelayanan ditandaskan? Dalam pengertian ini, kita dapat berbicara
Dengan janji selibat yang secara resmi dinyatakan pada hari pentahbisan
diakon, imam masa depan secara total, secara pasti dan eksklusif
yang lengkap untuk dinas itu tentang kerajaan surga (bdk. Mat 19:12), dan
karunia diri yang mendalam, lahir dari hati yang jatuh cinta. Selibat tidak
dibentuk pada hari tahbisan. Hal ini penting bagi calon imam untuk
16
Bdk. Ibid., hlm. 79.
12
membentuk perhatiannya dari awal setelah perayaan imam dan orientasi itu
bagi Kristus jika calon imam dengan sadar mengakui imamat sebagai nilai
pernikahan. Dan jika dia dengan bebas, terhormat dan murah hati
menyerahkan apa yang dia anggap sebagai kebaikan yang besar. Formasi
sebagai kekayaan yang dihasratkan oleh Allah bagi gereja dan bagi dunia.
keadaan hidupnya sendiri. Tidak terbatas pada integrasi yang benar dari
sayang dan pada akhirnya, cinta pada seorang pria. Jika seorang calon imam
mengizinkan dirinya masuk dalam hubungan seperti itu dia pasti akan menjadi
mangsa dari perasaan tersebut mereka akan menjadi ancaman serius bagi
hati dan hidupnya kepada Kristus dan sifat kerajaan-Nya memiliki hukum-Nya
sendiri. Kita tidak bisa bermain dengan mereka. Para formator harus sangat
realistis dan masuk akal dalam bidang ini. Tetapi bukan hanya itu: mereka
13
juga harus adil. Dengan hak apa kita dapat mengekspos calon imam kita atau
kemurnian yang membentuk bagian dari pekerjaan yang mereka miliki dengan
imam untuk kematangan bukan untuk mengisolasi dia dari dunia. Adalah sama
umat manusia tidak hadir dalam dirinya. Pendidikan untuk kesucian terdiri
sangat positif.
cukup lama karena hal itu berkaitan erat dengan perkembangan fisik dan
psikologis orang tersebut. Baik formator dan calon imam harus diingat bahwa,
memiliki saat-saat kesulitan yang lebih besar atau lebih rendah, kasih sayang
yang lebih kuat atau lebih lemah, dari godaan yang lebih besar atau lebih
tenang dan gigih dalam menerapkan cara-cara yang gereja, setelah lama dan
dan di hadapan matanya sendiri. Oleh karena itu, hal itu erat kaitannya dengan
17
Bdk. Ibid., hlm. 80-82.
14
ketaatan, karena kerendahan hati memungkinkan seseorang untuk taat dan
menyempurnakannya.
"tidak untuk dilayani, tetapi untuk melayani" (bdk Mat 20:28). Apabila
kerendahan hati itu nyata, kerendahan hati tidak menanamkan sifat pengecut,
sifat malu atau kelalaian dalam memenuhi tanggung jawab seorang imam,
juga tidak membuat kita lari dari kepuasan pribadi. Sebaliknya, kerendahan
hati meneguhkan tekad pria yang menyadari bahwa dia adalah alat Allah. Ini
kekuatan individu.
Imam yang rendah hati dijamin menjadi imam yang bergairah. Buah
kerasulan bergantung pada kuasa Kristus, dan bukan pada sifat-sifat, bakat
atau usaha yang sudah tidak ada, karena tanpa dia tidak ada yang dapat
dilakukan dalam tata tertib kasih karunia. Baik formator maupun calon imam
tentang Kristus, dan dalam kehidupan rohani secara umum, terkait dengan
rendah hati calon imam, semakin penuh dengan Allah dia akan menjadi: lebih
adil, lebih mirip dengan Kristus, dan lebih terbuka, murah hati dan dapat
memahami sesamanya.
18
Bdk. Ibid., hlm. 86-87.
15
membuka jalan menuju kasih karunia dan kemunduran pemahaman.
1.7. Berdoa
Doa adalah sumber terang bagi jiwa. Dalam itu kepastian iman diperkuat. Doa
menghasilkan kasih. Dalam doa, kehendak kita berkaitan dengan kehendak Allah
yang kudus. Doa adalah pendukung yang gigih dalam bertindak: di dalamnya Allah
mengisi kita dengan gairah untuk pelayanan kepada-Nya dan untuk memberi diri
kita kepada orang lain. Adalah perlu untuk membentuk calon imam sehingga dia
ingin berdoa, belajar untuk berdoa, dan benar-benar berdoa. Seminari harus menjadi
sekolah doa, tempat berdoa, dan komunitas doa. Oleh karena itu, program dari pusat
formasi hendaknya menyisihkan saat-saat tertentu secara khusus untuk doa bersama
Doa merupakan dialog pribadi dan akrab dengan Allah yang membentuk dan
dan harapan, dan orang yang telah hidup dalam pelayanan Allah mengetahui melalui
pengalaman bahwa dia tidak dapat menjalani harinya tanpa meluangkan banyak
waktu untuk berbicara secara pribadi dan secara eksklusif kepada-Nya. Kita tidak
bisa mengisi hari kita dengan kegiatan, belajar dan bekerja dan kemudian
memberikan kepada Tuhan remah-remah yang jatuh dari meja kita. Doa yang dalam
dan bermakna tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa, dengan sembrono, untuk
memuaskan suatu kewajiban. Doa membutuhkan waktu agar jiwa dapat memasuki
19
Jhon Paul II, Angelus, March 11, 1990.
16
kontak yang akrab dengan Allah, dan Roh Kudus dapat mengatakan apa yang ia
inginkan.
Para calon imam akan mengerti, tanpa perlu penjelasan, bahwa doa bukan
sekadar kegiatan lain dalam pembentukan mereka, melainkan waktu yang sangat
penting dalam kehidupan seorang imam. Hal ini juga menghindari risiko yang sangat
nyata bahwa kemalasan atau komitmen harian mereka mendorong mereka untuk
Beberapa orang lebih suka berdoa di ruang sakramen. Sebelum Kristus dalam
Ekaristi. Yang lain lebih suka menyendiri di kamar mereka. Yang penting adalah
bahwa baik waktu dan tempat, serta suasana pusat, benar-benar mendukung
Doa sebagai meditasi adalah seni sulit yang seseorang pelajari melalui praktik
berkelanjutan. Oleh karena itu kita hendaknya tidak mengharapkan pemuda yang
baru tiba itu tiba untuk berdoa dengan sempurna. Kita seharusnya membantunya
sejak awal untuk dengan sabar dan antusias dalam petualangan rohani ini. Hal ini.
Sangat penting agar para calon imam membentuk diri mereka dalam doa. Yang
terutama, mereka harus meyakinkan diri bahwa doa dibutuhkan untuk kehidupan
mereka sebagai imam dan untuk pelayanan mereka. Maka mereka harus belajar
untuk berdoa, untuk berdoa dengan baik Untuk menggunakan semua momen doa
dengan cara terbaik, menurut metode yang memberi mereka hasil terbaik.
pentingnya doa dalam kehidupan calon imam, hal itu hendaknya menjadi topik yang
sering dibahas dalam kehidupan rohani.21 Dengan demikian, para formator dapat
20
Bdk. Ibid., hlm. 91.
21
Bdk. Ibid., hlm. 92.
17
membantu setiap calon imam untuk mengatasi kesulitan yang timbul seraya waktu
berlalu, dan menganjurkan mereka untuk tetap bersukacita dalam pertemuan sehari-
Roh doa lebih dari sekadar praktik doa. Seorang imam dalam
pencarian akan kekudusan dan buah kerasulan berusaha untuk hidup bersatu
dengan pokok anggur (bdk. Yoh 15:4). Dia tidak puas untuk memenuhi tugas
kehidupan masyarakatnya dengan kehidupan batin yang kuat dan segar. Kita
kehidupan rohani ini, dan memberi mereka nasihat praktis yang mereka
hanya tentang Allah. Hal ini jauh lebih sederhana dan alami. Itu adalah
pertumbuhan dari benih yang Allah setorkan dalam jiwa setiap orang kristen
18
Liturgi adalah puncaknya dimana kegiatan gereja diarahkan; Itu juga
mempersembahkan dan memimpin ibadat kepada yang setia. Ini adalah salah satu
layanan utamanya kepada masyarakat. Oleh karena itu, adalah sangat diperlukan
untuk calon imam dalam menerima pembentukan liturgi melalui yang memadai yang
meneguhkan yang setia. Kelas-kelas spesifik yang bersifat teori dan praktis tentang
liturgi, makna dan perayaannya dapat sangat membantu. Tapi tentunya hal yang
paling penting adalah partisipasi kita dalam liturgi. Dalam arti tertentu, liturgi harus
berada di pusat komunitas gerejawi seperti seminari dan menjadi pusat dan hidup
Organisasi internal dan bahkan tata letak fisik seminari dapat mencerminkan
pusat dan dasar dari liturgi. Kelas liturgi paling efektif adalah perayaan liturgi yang
dengan kehidupan dan partisipasi aktif. Oleh karena para formator membentuk imam
gereja katolik, dalam kejujuran dasar adalah tugas mereka untuk membentuk para
calon imam secara liturgi menurut pedoman dari gereja universal dan lokal.
Seminari tidak diminta untuk menghasilkan penemu besar ritual liturgi tetapi
perayaan yang baik akan ibadat yang Kristus percayakan kepada gereja-Nya. Saksi
hidup para formator dalam cara mereka untuk merayakan dan menjalankan
sakramen adalah menentukan untuk pembentukan liturgi abadi dari para calon imam
23
Bdk SC. no.17.
24
Bdk. Ibid., hlm. 94.
19
1.8.1. Sakramen Ekaristi
komunitas gerejawi para anggota seminari atau para calon imam dan imam
khusus yang disiapkan oleh para calon imam dan para formator dengan
karunia dari diri-Nya sendiri yang Kristus berikan kepada kita, dalam
hasratnya untuk membuktikan kasih-Nya yang luar biasa bagi kita sampai ke
akhir. Kasihnya harus menggerakkan hati imam itu kepada kasih yang sama,
juga rasa syukur dan sikap menghormati. Adalah perlu untuk mengajari
20:23). Tetapi ia sendiri juga membutuhkan belas kasihan. Sulit bagi seorang
imam untuk menjadi imam yang baik jika dia tidak sering memiliki
25
Bdk. Ibid., hlm. 95.
20
pria dalam pelatihan untuk imamat hendaknya menerima sakramen
dengan Kristus dan gereja. Dia, lebih daripada siapa pun juga, harus
itu nikmat pengetahuan, membuat kita tumbuh dalam kerendahan hati dan
rohani, memperkuat kehendak kita dan menuntun jiwa kita pada identitas yang
penerima pengakuan dosa yang sama selama beberapa waktu. Ini adalah cara
Tetapi hal ini tidak boleh membatasi kebebasan total calon imam untuk pergi
Bagian penting lain dari kehidupan rohani imam masa depan adalah
pembentukan di seminari, imam masa depan atau calon imam telah secara
26
Bdk PO. no. 18; Bdk CIC. no 246 $ 4. (catatan kaki ini langsung ditulis di akhir kalimat)
27
Bdk SC. no. 84. (catatan kaki dari dokumen langsung diisi pada akhir kalimat)
21
bertahap belajar untuk berdoa pada liturgi jam-jam dengan pengabdian yang
kebiasaan meluangkan cukup waktu untuk itu, berdoa tanpa repot pada waktu
terbaik dan di tempat yang tepat. Meskipun sebagai imam masa depan dia
tidak akan selalu dapat berdoa pada jabatan ilahi dalam masyarakat, seminari
akan mendapati praktik ini menjadi bantuan bagi semangat pribadi dan sebuah
pembentukan diri. Pada dasarnya calon imam itu sendiri yang paling bertanggung
jawab atas panggilan dan pilihan hidupnya, tapi semua tentunya membutuhkan
orang lain untuk membantu dalam proses pembentukan diri, yakni formator.
Sehingga perpaduan atau kolaborasi formator dan calon imam sangat diperlukan
guna tercapainya sebuah proses pembinaan yang disebut direksi rohani, konferensi
pembentukan pribadi, orientasi rohani atau bimbingan rohani.29 Yang penting adalah
kita memahaminya sebagai suatu bentuk dari kerja sama yang mana seorang imam
yang cakap akan Tuhan yang telah ditandai baginya. Pemimpin rohani tidak ada di
sana untuk mengarahkan calon imam seperti seorang pengemudi yang sedang
spiritual, seperti setiap formator, bekerja sama dengan calon imam dalam ukuran di
mana dia juga bekerja dengan Roh Kudus. Kami mengatakan tugasnya adalah untuk
28
Bdk. Ibid., hlm. 96-97.
29
Bdk CIC no. 246 $ 4.
22
membantu calon imam agar menemukan cara terbaik untuk hidupnya. Tempatnya
bukan untuk menunjukkan arah bahwa dia, sebagai orang yang berpengalaman dan
bijaksana, percaya bahwa dia yang paling tepat. Hal ini, dilakukan untuk membantu
calon imam untuk menemukan apa yang Tuhan inginkan di setiap saat.
untuk keinsafan hati yang diperlukan kepada Bapa belas kasihan, dan untuk
menandai kemajuan atau kemunduran pribadi yang kita alami dalam usaha
kita untuk menguduskan diri kita sendiri dan memenuhi misi kita. Upaya yang
serius dalam kehidupan rohani, menyiratkan bahwa kita sering berhenti untuk
dan serius terhadap kehidupan rohani kita, kita juga akan sering berhenti untuk
mengevaluasi situasi pribadi kita. Ketika mengajar para calon imam untuk
Analisa diri yang pertama dan terutama, itu adalah momen doa di
hadapan Allah dan itu memerlukan suasana dialog pribadi dan intim dengan
kasih karunia-Nya. Apa yang harus ia periksa? Dia harus melihat apa yang
30
Bdk. Ibid., hlm. 99.
23
komitmen yang telah dia buat, latihan yang luar biasa tentang kebajikan,
Dalam membina dan mendidik hidup rohani dari para calon imam, maka
hendaknya ditangani oleh para ahlinya yakni kepada para formator yang telah
dalam proses pencarian akan kekudusan imam dan dalam dedikasi mereka
pada misi yang telah dipercayakan. Dalam proses latihan rohani, tentunya kita
memerlukan satu hari atau satu minggu yang khusus dibaktikan untuk hidup
doa, permenungan dan kesendirian dengan Allah. Sebab ketika kita hidup di
lingkungan dengan intensitas rohani yang lebih besar, maka lebih mudah
untuk mendengar suara Allah yang mungkin sia-sia untuk didengar karena kita
Kita semua butuh waktu untuk mundur. Karena kondisi yang terbatas
dan sebagai manusia kita menderita kehausan waktu. Kita mulai melupakan
asas-asas yang kita pelajari, cita-cita kita menjadi kabur, antusias kita
berkurang. Oleh karena itu kita perlu momen pembaruan dalam kehidupan kita
24
setengah hari setiap bulan, atau selama waktu khusus tahun liturgi. Selain itu,
khusus untuk doa pribadi dalam suasana keheningan di dalam dan di luar
ruangan.32
Hal yang sama dapat dikatakan mengenai latihan rohani. tidak ada
konferensi, dan panel informasi dapat sangat bermanfaat. Tetapi tidak ada
Allah yang mencirikan latihan rohani. Ini adalah pengalaman yang telah
rohani yang Allah berikan kepada gereja melalui St. Ignatius dari Loyola.
Sangat bagus bagi para calon imam untuk mengadakan latihan rohani
setiap tahun. Mereka harus mengikuti dinamika yang tepat untuk latihan. Ini
meliputi periode sejak pertemuan rohani yang terakhir (jika disarankan bagi
para imam); Dan, berdialog dengan seorang bapa rohani untuk memeriksa
32
Bdk. Ibid., hlm. 100.
25
kehidupan kita sendiri dengan bantuannya dan menganalisis arah yang harus
kemampuan kaum muda sekarang jika kita berpikir mereka tidak mampu
kaum muda awam dari gerakan dan paroki di seluruh dunia berperan serta
dalam latihan rohani setiap tahun dengan sukacita besar dan buah rohani yang
melimpah.
kita. Kita tidak dapat menyangkal bahwa ada ketidakpastiannya dalam hal-hal
roh. Karena bagi Allah satu hari sama dengan seribu tahun, dan seribu tahun
sama dengan satu hari (bdk. Mzm 90:4). Dia bisa memberi kita dalam sekejap
apa yang telah kita coba untuk dapatkan selama bertahun-tahun. Ada banyak
lembaga yang terlibat dalam kehidupan rohani dan kehidupan itu harus selalu
Allah.33
kemajuan kita dalam kekudusan. Kita memilah nilai-nilai yang paling kita
33
Bdk. Ibid., hlm. 101.
26
butuhkan untuk mengatasi kekurangan ini dan untuk menjadi matang di jalan
menuju kekudusan.
Allah dan dengan inspirasi Roh Kudus, kita dapat menetapkan program kita
menguntungkan hanya ketika itu menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita
harus sering kembali ke sana. Kita dapat memeriksa hati nurani kita di atasnya
setiap hari, menjadikannya topik untuk arahan rohani atau mempersiapkan diri
orang kristen mana pun, adalah apa yang Allah sendiri tulis. Kita harus
27
Pembacaan rohani, untuk menjadi makanan sejati bagi roh
memiliki waktu pada jadwal harian seseorang untuk itu. Ini adalah
Formasi rohani mendahului dan mengandalkan pada manusia formasi imam masa
depan. Formasi calon imam sebagai manusia harus berjalan beriringan dengan formasinya
sebagai seorang pengikut Kristus dan calon imam, agar energi alaminya dimurnikan dan
dibantu oleh doa, kasih karunia dan sakramen, seperti juga oleh pengaruh dari kebajikan
supranatural yang menemukan dalam kebajikan alami sebuah pembelaan, dan pada saat yang
Pembentukan manusia tidak hanya bermanfaat bagi para calon imam, tetapi juga
dan kekuatan kehendaknya akan sangat mempengaruhi, untuk kebaikan atau kejahatan pada
kesuburan kerasulannya. Imam yang manusiawi dan sosial (cara dia berpikir dan bertindak,
cara dia berbicara dan sopan santun, dengan cara berpakaian dan berekspresi). Banyak orang
akan mencari atau menghindari seorang imam karena mereka tertarik atau muak dengan
34
Bdk. Ibid., hlm. 102.
28
kesan kepribadiannya terhadap mereka. Jadi, terbentuknya manusia tidak berarti masa bodoh,
Para formator dan para calon imam sendiri harus menghadapi aspek dasar dari
formasi integral seorang imam ini. Program formasi, kegiatan dalam seminari, dan, di atas
segalanya. Tujuan utama pembentukan manusia untuk calon imam adalah kedewasaan penuh.
Ini adalah konsep yang sangat kaya dan rinci yang sulit untuk didefinisikan dan dituliskan
karena ada begitu banyak cara yang berbeda untuk mendekatinya, yang tidak ada yang
harus terlebih dahulu mengembangkan sampai maksimal semua kekuatan yang berbeda yang
mereka sendiri dalam skala, masing-masing memenuhi fungsinya sendiri tanpa mengganggu
yang lain.35
yaitu jendela jiwa. Ini adalah pengemudi kepribadian kita. Tidak heran, kematangan
intelektual yang kuat untuk mengatasi masalah-masalah yang dibawa orang setia
kepada-Nya, untuk memberikan nasihat yang mereka cari. Dia harus membuat
penilaian mengenai orang dan situasi, serta berurusan dengan pria dan wanita dari
35
Bdk. Ibid., hlm. 103-104.
29
Membentuk kecerdasan berarti mengembangkan empat fungsi prinsip:
konferensi, artikel, masalah manusia, paragraf, frase atau bahkan kata. Seseorang
yang segera mengenali tempat dari suatu bagian secara keseluruhan yang merupakan
miliknya adalah seseorang yang menganalisis dengan baik. Untuk mensintesis adalah
untuk membentuk keseluruhan yang bermakna, dan untuk segera membedakan yang
penting dari yang kecelakaan dan perifer. Ini adalah dengan tepat dan secara ringkas
menyatukan aspek variasi dari realitas tunggal yang kompleks, (misalnya, chapterso
yang berbeda buku atau berbagai buku oleh penulis yang sama, dari periode yang
sama atau hanya topik yang sama; Subdivisi dari kursus; Era-historis yang berbeda
atau manifestasi dari era tertentu), untuk membentuk keseluruhan organik dalam
Menilai dengan baik berarti bahwa seseorang memahami dan secara objektif
mengevaluasi kebenaran yang ia temukan dalam pesan, masalah, orang, situasi dan
tindakan manusia bahwa ia tidak gegabah dalam opininya, juga tidak sekadar setuju:
36
Bdk. Ibid., hlm. 105-107.
30
Kehendak kita adalah elemen kunci dalam kepribadian kita. Pada tingkat yang
benar-benar alami, nilai seseorang banyak bergantung pada seberapa jauh ia menjalin
kehendaknya. Kehendak seseorang adalah di mana dia mengatur jalan yang membimbing
dan mengendalikan seluruh keberadaannya. Dengan kata lain, seseorang bebas dalam
ukuran bahwa dia adalah menguasai dirinya sendiri, dan dalam ukuran di mana dia
mengarahkan dan mendominasi nafsu, perasaan, dan instingnya. Seseorang bebas ketika,
terlepas dari keadaan eksternal, dia bertindak menurut kriteria pemikirannya yang
Dilihat dalam dimensi yang benar, pembentukan kehendak sangat penting. Itu
tidak dapat diabaikan dari pembentukan seorang calon imam. Kecuali Allah membantu
dengan cara yang luar biasa keberhasilannya dalam segala bidang (manusia, rohani dan
kerasulan) bergantung pada kekuatan kehendak-nya. Segala sesuatu yang lain (manfaat
kasih karunia, sifat-sifat manusia, dsb.) menghadapi ancaman serius jika kehendak tidak
mendukungnya.37 Oleh karena itu, calon imam harus berusaha untuk membentuk
kehendak kuat yang patuh pada kecerdasannya, efektif dan konstan dalam menginginkan
yang baik, gigih dalam menghadapi kesulitan, dan mampu mengatur dan penyaluran,
menyiratkan meninggalkan keduniawian. Melepaskan diri adalah cara yang luar biasa
untuk menempa dan mendidik kemampuan kita untuk melakukan kehendak. Ini bukan
berarti negatif karena apa yang penting adalah tidak menyangkal kebaikan, melainkan
memilih kebaikan yang lebih besar. Pada tingkat manusia kita sekarang berbicara tentang
apa yang secara tradisional disebut abnegation atau penolakan terhadap diri kita sendiri.
37
Bdk. Ibid., hlm. 108-109.
31
Kehidupan biasa memberikan banyak sekali kesempatan untuk menjalankannya:
menolak keinginan kita dengan memilih untuk memenuhi tugas kita dengan bertanggung
jawab; Menolak rencana pribadi kita dengan memilih untuk hidup bermasyarakat dan
menganut ketaatan; Tidak membiarkan diri kita terbawa oleh kelelahan, pesimisme atau
perasaan dengan memilih jalan ketenangan dan pengendalian diri menolak keinginan
Gairah adalah kecenderungan yang berkembang di luar normal. Ini terjadi pada
intelektual kita atau kecenderungan masuk akal kita. Dalam dan dari diri mereka sendiri,
gairah tidak negatif, mereka hanya kekuatan yang lebih besar intensitas yang lebih
rendah. Adalah suatu kesalahan untuk berpikir bahwa formasi gairah terdiri dalam
menindas atau menekan mereka. Ini sebenarnya kontraproduktif: dorongan alami dari
gairah, jika ditekan, dapat menyembunyikan dirinya sendiri di alam bawah sadar dan dari
sana, tak terlihat, berperang. Sebaliknya, formasi sejati dari gairah adalah untuk dengan
benar dan tegas menyalurkan potensi mereka yang berharga, mengangkat dan
mengarahkan mereka, sehingga mereka menjadi stimulus dan energi dalam usaha kita
bahwa pengaruh kita terhadap nafsu bukanlah “despotik” melainkan politis.” Kekuatan
dengan penuh gairah otomatis cenderung terhadap tujuan mereka sendiri. Kehendak
tidak memiliki kontrol langsung atas mereka. Kita dapat melatih tindakan tidak langsung
atau politis menggunakan cara-cara tertentu yang tenang, mengalihkan atau mengarahkan
32
Cara pertama dan yang paling mendasar adalah benar-benar terserap oleh cita-cita
kita. Kasih yang dalam terhadap kehidupan pribadi yang ideal membuat seluruh
kepribadian kita menyimpang darinya. Tidak hanya kecerdasan kita dan akan tetapi juga
masa lalu kita akan menjalankan pengaruh mereka sesuai dengan petunjuk yang
mempersatukan yang kita miliki. Tetapi itu tidak cukup untuk menginginkan yang ideal.
Hasrat itu, yang sifatnya otomatis, dapat “memberontak” setiap saat. Kita perlu
kesiagaan dan keteguhan untuk menghindari apa pun yang dapat memicu semangat kita
untuk memberontak. Pengalaman pribadi mengajari kita situasi eksternal atau internal
menyadari bahwa nafsu telah berkobar dalam diri kita dan secara membabi buta menekan
kita ke arah yang tidak patut, adalah bijaksana untuk tidak bertindak untuk tidak
ditimbulkan oleh berbagai penyebab (keadaan pikiran yang berlangsung lama atau
sementara yang berisi reaksi tidak sadar terhadap lingkungan, kondisi fisik, peristiwa.
Situasi-situasi). Yang memberikan kesan positif atau negatif pada seseorang, merangsang
dalam dirinya berbagai naluri dan kecenderungan dalam mengetahui jenis perasaan apa
yang ada dan akan membantu kita memahami aspek ini dari diri kita sendiri.
menggunakannya untuk kebaikan pribadi secara keseluruhan dan untuk pelayanan pada
misi yang masing-masing telah terima dari Allah. Dengan cara ini, pernyataan tersebut
38
Bdk. Ibid., hlm. 110-111.
33
sangat memperkaya dan memungkinkan dia memiliki pengalaman manusia yang
mendalam, untuk mendekatkan diri kepada Allah dan orang lain. Langkah pertama yang
sangat penting adalah menyadari bahwa kita selalu memiliki kemungkinan untuk
Formator harus membantu calon imam untuk menemukan komponen kebiasaannya ini
hendaknya membantu dia untuk menerima dirinya dengan lembut, penuh sukacita dan
bersyukur, dan untuk berusaha secara terus-menerus dan positif untuk keseimbangan,
Semuanya adalah anugerah bagi hati yang jatuh cinta pada Tuhan. Sebagaimana
yang paulus katakan: “bagi mereka yang mengasihi Allah, segala sesuatu berjalan
dengan baik” (Rm 8:28). Seseorang yang mencintai pekerjaannya dan yang sepenuhnya
Pendidikan tentang perasaan juga berkaitan dengan pembentukan yang benar dari
40
Bdk. Ibid., hlm. 113-114.
34
II.5. Pembentukan Imaginasi dan Kreasi
kita sekarang ini, yang didominasi oleh media (khususnya film dan televisi) telah
menciptakan “peradaban indra atau gambar” yang sesungguhnya Pria dan wanita, tua
dan muda, menghargai segala sesuatu yang asli, kreatif dan nyata dalam pengabaran
dan penulisan seorang imam. Mereka akan mengingat pesannya dengan lebih baik
jika itu disajikan kepada mereka dalam bungkusan yang menyenangkan dan bervariasi
yang hanya dapat diciptakan oleh orang kaya dengan imajinasi. Selain itu, imajinasi
yang dipupuk dengan baik juga merupakan tambang inisiatif inisiatif dalam pekerjaan
kerasulan seorang imam dan dalam kehidupannya secara umum seperti biasa, tugas
lemah dan membosankan, mereka harus mencoba untuk mempertajam itu sebanyak
mungkin.
St. Teresa dari Avila menyebutnya, dan menjadi hamba yang rendah hati dan
efisien bagi individu dan misi kerasulannya. Ini berarti bahwa kadang-kadang kita
hanya harus menempatkan kendali pada imajinasi kita. Tapi itu berarti terutama
bahwa kita harus membuatnya bekerja sama dengan kecerdasan dan kemauan kita,
fokus pada objek yang mereka kejar. Misalnya, alih-alih membiarkan imajinasi kita
berkelana selama penelaahan atau doa, kita dapat menjadikannya bekerja, membantu
pikiran kita menembus lebih dalam ke dalam konsep-konsep yang sedang kita coba
tinggalkan atau membantu roh kita mengidentifikasi dengan objek meditasi kita.41
41
Bdk. Ibid., hlm.115.
35
Kecepatan dalam seminari (kehidupan rohani, praktik konstan dari kebajikan,
pembentukan intelektual, dsb.) adalah kuat. Olahraga dan rekreasi penting agar bisa
pulih secara fisik dan mental, menjaga kesehatan dan meningkatkan persahabatan.
Konsili vatikan kedua memahami hal ini sewaktu berbicara tentang pendidikan pada
umumnya pada zaman kita: olahraga dapat turut menjaga keseimbangan emosi, Dan
luar biasa untuk mengetahui dan membentuk diri sendiri dan menjalankan banyak
kemurahan hati, keterbukaan kasih amal terhadap orang lain, dan sebagainya. Selain
itu, sebagian besar siswa yang mendambakan jabatan imam adalah para pemuda yang
keseimbangan batin. Hal ini tidak berarti bahwa semua harus menjadi atlet, tetapi
gerak badan jasmani dalam jumlah tertentu tidak semua orang baik, seperti bermain
pegunungan. Biasanya seorang pemuda tidak malu-malu dari latihan dan upaya fisik,
atau pekerjaan yang menggantikan keringat dan kelelahan. Jika tidak, itu bisa berarti
Formasi fisik tidak hanya terbatas pada olahraga. Itu mencakup perlunya
melatih diri sendiri sekarang dan lagi dalam pekerjaan fisik yang memerlukan upaya
fisik. Pekerjaan adalah salah satu fase kehidupan kristus yang harus kita tiru. Itu
tentang kondisi, tenaga kerja dan keran banyak orang dan bisa memahami mereka
dengan lebih baik. Itu membantu kita mengatasi kecenderungan kita untuk menghibur
42
Bdk. Ibid., hlm. 116-117.
36
dan menjalani semangat kemiskinan yang lebih autentik. Baik pekerjaan olahraga
dengan pusat formasi. Mereka memberi masyarakat suasana keluarga yang otentik
dan membuat semua orang berpikir tentang seminari sebagai rumah mereka sendiri.
Dimensi intelektual merupakan dasar dari formasi calon imam. Itu sebabnya
baik formator maupun calon imam harus menyadari bahwa persiapan intelektual tidak
dapat diganti dengan apa pun: baik dengan semangat, atau hati yang besar. Atau
bakat, atau rencana besar untuk murtad. Biasanya, kasih karunia bertindak melalui
lengkap. Selain memperoleh data tertentu, calon imam harus mengembangkan dan
formator memiki peran penting dalam memberikan pemahaman kepada calon imam
43
Bdk. Ibid., hlm. 124-125.
37
bahwa dimensi pendalaman intelektual calon imam sangatlah penting. Itu sebabnya
tidak cukup bagi para calon imam hanya memfokuskan diri mengambil unsur-unsur
pengetahuan dalam kelas atau ketika mendapat arahan dalam pembentukan intelektual
kepada mereka. Fokus dan gaya pendidikan dan studi yang diberikan kepada mereka
mereka.
Oleh karena itu, adalah perlu untuk mengetahui bagaimana selalu memotivasi,
membimbing dan mendesak mereka. Kita harus membuat mereka benar-benar ingin
belajar, bahkan jika tidak datang secara alami. Selain itu, adalah juga perlu bahwa
melalui tidak dari upaya dan dedikasi berkelanjutan mereka memperoleh kebiasaan
intelektual yang baik, seperti: kemampuan untuk berkonsentrasi dengan cepat dan
teratur saat membaca, kemampuan untuk mengikuti kelas atau kuliah secara aktif,
DLL. Kebiasaan ini, selain membantu mereka mendapatkan hasil maksimal dari
kursus seminari, akan menjadi jaminan terbaik bahwa mereka akan terus
memperbarui diri mereka secara intelektual sebagai bagian dari formasi mereka yang
Studi filosofis adalah sekolah refleksi. Berkat mereka, seorang calon imam belajar
untuk berpikir secara mendalam dalam hal, objektivitas: indra kritisnya tajam; Ia
44
Bdk. Ibid., hlm. 126.
38
bertumbuh dalam gairah akan kebenaran di mana pun itu dapat ditemukan, dan ia
belajar untuk mendeteksi dan menyanggah kesalahan. Dengan menelaah filsafat kita
menerima seluruh pusaka kebijaksanaan setua usia manusia itu sendiri.45 Calon imam
bertatap muka secara sistematis dan di kedalaman dengan yang paling teoritis dan
masalah eksistensi manusia dan menyelidiki ke akar mereka. Oleh karena itu, ia
diperkenalkan pada ide-ide yang telah menentukan jalannya sejarah dan yang telah
menjelaskan apa itu manusia, melalui kuasa pikirannya tahu tentang dirinya, dunia
dan Allah. Akibatnya dikatakan, filsafat memiliki nilai budaya yang tak tergantikan;
bahkan hanya untuk manusia; Itu menjadi tempat pertemuan dialog terutama di antara
orang-orang percaya dan tidak percaya.47 Optatam Totius menunjukkan pada kita cara
untuk mencapai tujuan ini. Ini merekomendasikan agar dalam studi filsafat baik
sistematis dan setiap bagiannya, sedemikian rupa sehingga calon imam akan dituntun
untuk memperoleh pemahaman yang solid dan koheren tentang manusia, dunia, dan
Allah, mendasarkan diri mereka pada warisan filosofis yang sah secara abadi. Calon
imam juga harus fasih dengan penyelidikan filosofis kontemporer, terutama mereka
yang menggunakan pengaruh khusus di negara mereka sendiri, dan dengan kemajuan
ilmiah terkini. Ini berarti bahwa kita tidak boleh mengacaukan penelitian filsafat
dengan mempelajari sejarah filsafat, yang hanya satu di antara banyak mata pelajaran
lainnya.48
45
Congregation for Catholic Education, The Teaching of Philosphy in seminaris, January 20,1972, no.
III.2.
46
Bdk Ibid, no. II.2. (catatan kaki font 12)
47
Bdk Ibid, no. II.3.c.
48
Bdk. Ibid., hlm. 127.
39
Filsafat berarti belajar untuk merenungkan realitas dengan pikiran sendiri,
didukung oleh kontribusi mereka yang telah mendahului kita dalam sejarah. Itu juga
merupakan struktur dasar filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang mencari penyebab
akhir dari realitas. Misalnya, studi ilmu pengetahuan yang merupakan titik awal dari
refleksi pada menjadi seperti itu, memberikan kecerdasan kita cara yang sangat
berharga untuk pergi secara mendalam karena menganalisis realitas apapun. Ini
menempatkan kita dalam kontak dengan tingkat tertinggi dari semua yang ada,
tuhan dan mar sangat penting bagi pria yang dipanggil untuk menjadi jembatan antara
adalah calon untuk imamat dan itulah sebabnya mereka menelaahnya. Pengalaman
mengajarkan bahwa tidaklah aneh bagi mereka untuk mengalami masalah dengan
iman mereka selama periode pembentukan mereka ini. Pada tahap ini dalam
berada di bawah efek dari disiplin akademik yang mewajibkan dia untuk menimbang
segala sesuatu dengan alasannya, dan dia dalam kontak yang diperlukan dengan arus
pemikiran dan penulis asing atau menentang transcendence dan iman. Ini semua dapat
49
Bdk. Ibid., hlm. 128.
40
Pendidikan teologi merupakan puncak pendidikan seorang imam. Di sini dia
masalah-masalah gembala yang akan segera dia gunakan dalam terang wahyu, yang
nyata dari hati kerasulannya dan kearifan teologi gembala yang baik, sebagai
penelaahan dari Allah, adalah ilmu yang mencirikan imam, sebagai orangnya Allah.
makanan bagi kehidupan rohani mereka dan, ketika mereka menjadi imam,
karena itu, tugas utama kita adalah untuk memberi mereka pandangan lengkap dan
organik mengenai pokok-pokok dasar, tanpa mengabaikan yang lainnya yang kurang
penting namun juga penting bagi bentuk ajaran dan penggembalaan mereka.
Untuk mengajarkan teologi dan mempelajari kita harus melihat pada tradisi
lama gereja, serta pada gerakan pembaruan yang sah pada tahun-tahun terakhir: peran
dalam perumusan dan pendekatan teologi moral, dan sebagainya. Dalam upaya
pembaruan ini kita harus memperhatikan kontribusi dari para penulis modern yang
lebih menonjol, dan untuk pedoman terbaru dari Magistenum. Dokumen tentang
pembentukan teologis para imam masa depan merupakan pokok acuan yang sangat
berharga. Kita juga dapat menambahkan dokumen-dokumen suci lihat dalam liturgi,
ekumenis, pastoral dan formasi misionaris, dalam studi para bapa gereja, di gereja-
gereja timur, tentang ateisme dan dokumen-dokumen lain yang melengkapi gambaran
50
Congregation for Catholic Education, Instruction on liturgical training in seminaries, June 3 1979.
41
Berdasarkan sifatnya sendiri, teologi harus menuntun pada pertemuan pribadi
dengan Allah, menggerakkan para siswa untuk berdoa dan merenung. Kerohanian bon
dari kehidupan iman dapat dikatakan sebagai dimensi teologi internal. Teologi yang
tidak memperdalam iman kita, atau membawa kita untuk berdoa, dapat menjadi
pengganti dari kata-kata mengenai Allah: tetapi itu tidak akan pernah menjadi
ceramah yang benar mengenai Allah, Allah yang hidup, Allah yang ada, dan yang
wujudnya adalah kasih. Oleh karena itu, siswa tersebut hendaknya mendekati teologi
dengan pikiran yang saya diterangi dengan iman yang hidup dan aktif sehingga
memperdalam penyisiannya yang penting dalam gereja dan menjadikan dia lebih
Kebudayaan umum yang luas merupakan dasar yang kuat untuk membangun
ilmu falsafah dan teologi. Sehingga kita dapat menghindari bahaya spesialisasi yang
dapat membuat kita buta secara fungsional. Benar-benar jenius dalam bidang
tertentu kita sendiri tapi hampir benar-benar tidak tahu apa-apa lagi. Area yang
sangat berguna dari pembentukan budaya imam adalah studi tentang kemanusiaan.
itu adalah sarana utama untuk masuk ke kontak langsung dengan warisan universal
yang kita bicarakan. Sejarah, sastra, seni, musik adalah sarana yang mengumpulkan
pelayanan nilai pada pembelajaran gerejawi. Saat ini, para remaja putra yang
42
modern. Mentalitas ini bertentangan langsung dengan tujuan, metode dan proses
mental yang dituntut oleh filsafat dan teologi. Dengan membaca karya-karya tulis
yang bersifat clas dan menghargai nilai estetika, moral dan spiritual yang ada di
pikiran menuju ruang yang juga memungkinkan refleksi dan keterbukaan yang
klasik juga mendukung struktur mental dan keakuratan logis, yang sangat
dibutuhkan jika filsafat dan teologi lebih dari sekadar penyimpangan intelektual.
itu akan berlipat ganda karena adanya pembentukan intelektual yang baik, atau
bahkan nilai rata-rata. Jika tidak dikembangkan itu hampir dapat berkompromi toko
nya teologis dan pengetahuan budaya tidak peduli seberapa brilian ini. Seorang imam
yang pandai membaca dan tidak dapat berkomunikasi adalah seperti sumur yang
dalam, penuh dengan air tawar, tetapi tanpa kantong si pelancong yang lewat harus
pergi dalam perjalanannya dalam keadaan kering. Sudah cukup untuk mendengar
komentar jemaat tentang beberapa homili. Kita tahu bahwa tidak semuanya
tergantung pada pengetahuan manusia. “Sebab firman Allah itu hidup dan aktif, lebih
tajam daripada pedang bermata dua mana pun (Ibr 4:12). Kasih karunia ilahi dapat
menembus jiwa tanpa, atau bahkan terlepas, campur tangan manusia. Namun dalam
rencana keselamatan Allah, firman utusan itu biasanya merupakan penghubung antara
pesan injil dan hati mereka yang mendengarkan. Ketika sebuah mata rantai gagal,
51
Bdk. Ibid., hlm. 131-132.
43
rantai rusak. “Bagaimana mereka percaya kepada dia yang tentangnya mereka tidak
pernah mendengar? Dan bagaimana mereka bisa mendengar tanpa itu Seorang
dengan benar dan bersemangat. Tentu saja, di antara para calon untuk imamat
beberapa selalu lebih berbakat daripada yang lainnya di bidang ini. Seni ekspresi
lisan atau tertulis banyak bergantung pada sifat-sifat alami seseorang dan
terlepas dari bakat natura kita harus bekerja dengan, sampai kita mendapatkan
tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu program akademik seminari harus
siswa untuk menulis surat, laporan, cerita, atau artikel surat kabar dengan benar,
DLL. Kita membutuhkan penulis kristen untuk penginjilan budaya dan opini publik.
Seorang imam bisa menjadi salah satu dari mereka, kelas, dan yang lebih penting
lagi latihan ekspresi lisan, proyeksi suara, teknik klasik dan modern pidato, dan
homiletik hampir mutlak diperlukan. Lebih lanjut lagi, kita harus menemukan cara
bagi somme, yang lebih berbakat untuk ini, untuk dipersiapkan dalam keterampilan
berdebat, grouip dynamics, atau dalam komunikasi radio atau televisi. Imam adalah
53
Bdk. Ibid., hlm. 134.
44
Formasi calon imam di area-area yang dianalisis sampai sekarang memiliki arti khusus
dalam misi pastoral nya. Prinsip dalam formasi penggembalaan yang paling umum
menandaskan fakta bahwa formasi para rasul harus meresap ke dalam seluruh identitas
keimaman baik secara rohani, dimensi intelektual dan manusia. Semuanya itu untuk
Namun di samping fokus umum proses pembentukan ini, perlu menganalisis formasi
pastoral dan kerasulan sebagai area tertentu dengan tujuan dan sarana sendiri, karena itu
bukanlah sekadar tuaian yang memberikan sentuhan akhir pada seorang imam. Kristus
memanggil dua belas rasul “untuk diutus untuk berkhotbah” (Mk. 3:14). Dia memberi mereka
kekuatan imam untuk digunakan untuk misi yang dia percayakan kepada mereka. Sejak awal,
mereka sudah tahu bahwa mereka adalah para rasul dan mengerti bahwa keimaman mereka
merupakan bagian dari identitas kerasulan mereka. Dengan cara yang sama, pemuda yang
telah memasuki seminari telah dipanggil untuk diutus sebagai utusan kerajaan Allah. Jika
seminari kita hanya menghasilkan imam yang menerima karakter sakramen yang
memungkinkan mereka untuk merayakan misteri-misteri ilahi namun yang tidak memiliki
hati kerasulan dan tidak siap untuk memenuhi misi mereka dengan efektif. Kami telah gagal
sebagai formators. Semua formasi untuk kerasulan condong pada dua tujuan mendasar:
Namun di samping fokus umum proses pembentukan ini, perlu menganalisis formasi
pastoral dan kerasulan sebagai area tertentu dengan tujuan dan sarana sendiri. Karena itu
Dengan cara yang sama, calon imam yang telah memasuki seminari telah dipanggil untuk
diutus sebagai utusan kerajaan Allah. Jika seminari kita hanya menghasilkan imam yang
ilahi namun yang tidak memiliki hati kerasulan dan tidak siap untuk memenuhi misi mereka
dengan efektif, maka tentunya sebagai pembina atau formator gagal dalam pendampingan.
45
Oleh karena itu, untuk menghindarinya semua formasi untuk kerasulan condong pada dua
tujuan mendasar yakni pembentukan hati kerasulan dan persiapan untuk pekerjaan pastoral.54
Kasih calon imam bagi Kristus harus mengarah pada identitasnya dengan dia, dan
dengan cinta abadinya untuk umat manusia. Inilah yang mencetuskan keinginan yang
urgensi dan hasrat yang bergairah untuk berjuang tanpa lelah untuk mengumumkan
dan memperluas kerajaan Allah dengan segala cara yang baik, sah dan mungkin,
sampai Kristus memerintah dalam hati rakyat dan masyarakat. Untuk membentuk
semangat kerasulannya kita harus membuat calon imam sadar akan misinya. Dia
harus memahami bahwa misinya diidentifikasikan dengan misi Kristus dan bahwa
oleh karena itu pekerjaan dan kehidupannya merupakan bagian dari sejarah
keselamatan.
pembentukan sampai itu menjadi perhatian yang menyerap segala sesuatu, titik fokus
dari seluruh kehidupannya, dari perubahan kepribadiannya, dalam kesadaran ini para
calon imam terus berusaha untuk memperbaiki dirinya dalam kehidupan rohaninya,
dalam kecerdasan dan pembentukan manusia, dan dalam persiapan pasalnya. Ketika
dia terlibat dalam pertobatan, kesadaran ini akan misinya terbukti dalam semangatnya
Seorang calon imam tidak akan menjadi rasul kecuali dia memiliki
54
Bdk. Ibid., hlm. 137.
55
Bdk. Ibid., hlm. 138.
46
Tetapi dia tidak akan menjadi orang baik jika dia tidak menerima persiapan gembala
yang spesifik. Sekadar ingin menjadi murtad saja tidak cukup baginya; Dia juga
Dalam dimensi pastoral terdapat bidang pembentukan dan unsur pastoral yang
ditekankan diantaranya adalah menawarkan kursus atau sarana lain untuk membantu
para calon imam dalam mempersiapkan diri bagi beberapa jenis pekerjaan kerasulan
yang sering menjadi bagian dari kerasulan apa pun: kursus mengenai arahan rohani,
bagaimana memberikan latihan rohani. Sehingga terlepas dari setiap pekerjaan calon
imam di masa depan, bentukan pribadi dari calon imam hendaknya mencakup unsur-
unsur dasar dari metode para rasul. Aspek kunci dalam dimensi pembentukan ini
adalah efektivitas. Efektivitas sebagai pola pikir dan keterampilan adalah elemen
kerasulan seseorang untuk menghasilkan buah, tetapi itu juga dapat diajarkan
Selain itu, terdapat pula aspek kunci lainnya adalah belajar untuk bekerja sama
dengan orang lain. Pertama-tama, calon imam harus memiliki semangat kerja sama
yang akan membawa mereka untuk memasukkan diri sepenuhnya ke dalam program
pastoral keuskupan dan bekerja sama dengan para imam lainnya. Tetapi mereka juga
membutuhkan keterampilan kerja sama dan kerja sama tim. Di masa depan calon
imam harus bekerja dengan imam lain di paroki, serta dalam pertemuan-pertemuan
lainnya dapat mengkoordinasikan para calon imam sebagai anggota hidup dan tim
yang efektif. Di sini di seminari adalah waktu untuk mempelajari teori dan praktik
kerja tim.56
56
Bdk. Ibid., hlm. 146-147.
47
Kerja sama ini tidak hanya berkaitan dengan para imam lainnya. Hal ini sama
pentingnya, jika tidak lebih, bahwa ia dapat bekerja dengan kaum awam. Imam masa
depan harus menghargai pekerjaan dan misi spesifik dari anggota yang dibaptiskan
dari umat Allah. Sinode uskup pada tahun 1977 mengungkapkan hal ini ketika
mereka mengundang para imam dan anggota seminari untuk mempersiapkan diri
mereka dengan cermat agar dapat meningkatkan pekerjaan dan misi orang awam.
Lumen Gentium meminta agar para imam belajar untuk mengenali dan
meningkatkan martabat dan tanggung jawab anggota gereja yang awam, menugasi
tugas-tugas kepada mereka dalam pelayanan gereja dan mendorong mereka untuk
terakhir ini, ketetapan mengenai pembentukan imam meminta agar para imam masa
depan siap untuk menggugah dan mendorong tindakan kerasulan umat awam.
Apa yang telah kita katakan akan menjadi teori yang adil jika kita tidak
memikirkan cara yang dapat kita gunakan untuk mencapai dalam mempraktikkan
formasi kerasulan dan penggembalaan. Oleh karena itu, marilah kita pertimbangkan,
beberapa cara yang lebih mendukung pertumbuhan semangat kerasulan dan beberapa
lainnya yang akan diarahkan secara khusus terhadap persiapan yang diperlukan dan
Di atas segalanya, kita hendaknya ingat bahwa gairah imam dan rasa misi
adalah kasih karunia ilahi, suatu persekutuan dalam kasih Kristus bagi kemanusiaan.
Oleh karena itu, sarana pertama yang kita miliki adalah doa. Bagi seorang rasul
dalam formasi (dan doa formatornya) adalah permohonan bagi kasih karunia ini. Itu
adalah kontak erat dengan sumber kasih, dan ungkapan kasihnya bagi jiwa dan dia
dipanggil untuk melayani injil dan bagi siapa dia berdoa dari seminari. Ingatlah
48
biarawati yang ditutup namanya, Theresa dari Lisieux, yang patut diberi nama
Kristus sang rasul, yang memberikan dirinya seutuhnya pada misinya. Tidak ada
sekolah kerasulan yang lebih baik, terutama karena rasul imam yang diidentifikasi
dengan cara yang unik dengan Tuhan melalui sakramen.57 Rasa misi seminari,
semangat kerasulan, semangat gerejawi dan kasih amal pastoral akan diperkuat jika
kita membuka mata mereka terhadap penderitaan dan ketidakadilan yang harus
ditanggung oleh banyak pria dan wanita, dan bahkan seluruh bangsa. Rasa tanggung
jawab formator sendiri dan kesadaran mereka akan kebutuhan untuk membantu para
calon imam akan membantu mereka menemukan cara terbaik. Sebagai formator,
hendaknya dipastikan bahwa program ini berjalan dengan baik dan bahwa calon
adalah baik bagi para formator untuk bertemu secara berkala dengan kelompok-
kelompok dari mereka yang terlibat dalam kerasulan yang sama sehingga
orientasi pribadi mereka dapat memperlihatkan minat mereka pada kerasulan yang
dilakukan oleh seorang calon imam, kesulitan dan pencapaiannya, pematangan yang
Akan tetapi, sewaktu para pemuda itu membaktikan jangka waktu yang
panjang untuk menjadi murtad, para imam yang bekerja bersama mereka hendaknya
formasi gembala yang spesifik ini. Namun, jelaslah bahwa para pembina atau para
57
Bdk. Ibid., hlm. 149.
49
formator di seminari terus menjadi penanggung jawab langsung atas para calon
imam itu. Hendaknya para fomrator berusaha untuk menolong calon imam untuk
terus membentuk diri mereka dalam setiap dimensi, dari rohani sampai pastoral,
bahkan ketika mereka berada di medan pastoral. Selama periode ini, mungkin
hari untuk kerasulan, atau membentuk tim pekerjaan pastoral di bawah bimbingan
V. KESIMPULAN
Pembinaan dan pendidikan calon imam diosesan Seminari Tinggi Hati Kudus Yesus
Pineleng yang merupakan dasar atau tolak ukur pembinaan para calon imam telah
berlangsung dan berkembang sampai saat ini. Dan dalam prosesnya, dasar dari pembinaan
dan pendidikan calon imam berpusat pada empat pilar pembinaan yakni dimensi spiritual,
Aspek utama yang paling penting dan menentukan dari formasi pembentukan calon
imam adalah dimensi rohani. Ini merupakan cara pembentukan karakter sebagai calon imam
yang bersatu dengan Kristus. Pembentukan ini lebih didasarkan pada pengalaman dari pada
pembelajaran. Itu sebabnya aspek ini merupakan pengalaman kasih: di mana penyerahan diri
secara utuh dan total kepada Tuhan demi dan untuk karya perutusan di tengah-tengah
kehidupan umat manusia, dan dalam cinta yang sama, diperkuat dan disempurnakan. Hal ini
dimaksudkan agar calon imam lebih mencintai Allah dan melaksanakan tugas perutusan
dengan penuh tanggung jawab.59 Dan pada akhirnya dengan penuh kesadaran menyadari dan
58
Bdk. Ibid., hlm. 152.
59
Marcial Maciel, L.C, Inegral Formation of Catholic priest (New York: Rodale, 1992), hlm. 61.
50
mengakui bahwa pengalaman hidup ini memiliki pusat yang penting dalam Kristus dan
Formasi rohani mendahului dan mengandalkan pada manusia formasi imam masa
depan. Sebagai calon imam, hendaknya mampu berjalan bersama Kristus dalam doa dan
lewat perayaan sakramen-sakramen lainnya sehingga dapat memperoleh energi postif yang
dapat dibagikan kepada umat Allah yang dijumpai. Dimensi intelektual merupakan dasar dari
formasi calon imam. Itu sebabnya baik formator maupun calon imam harus menyadari bahwa
persiapan intelektual tidak dapat diganti dengan apa pun. Prinsip dalam formasi
penggembalaan yang paling umum menandaskan fakta bahwa formasi para rasul harus
meresap ke dalam seluruh identitas keimaman baik secara rohani, dimensi intelektual dan
manusia.60 Semuanya itu untuk membentuk karakter dari calon imam. Fokus umum proses
pembentukan ini, perlu menganalisis formasi pastoral dan kerasulan sebagai area tertentu
dengan tujuan dan sarana sendiri. Karena itu Dengan cara yang sama, calon imam yang telah
memasuki seminari telah dipanggil untuk diutus sebagai utusan kerajaan Allah.
60
Bdk. Ibid., hlm. 137.
51