Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN AGAMA KELAS 9

BAB VI. ORANG BERIMAN MEMBANGUN MASA DEPAN

A. CITA-CITA DEMI MASA DEPAN


RINGKASAN MATERI:
1. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang
selalu ada di dalam pikiran dan menjadikan seseorang berusaha untuk mewujudkannya.
2. Setiap orang pasti menginginkan dan mencita-citakan hidup yang sejahtera dan bahagia. Bercita-
cita menjadi seorang yang sukses. Tetapi sukses tidak datang sendirinya. Sukses diperoleh
dengan kerja keras, disiplin, tekad yang kuat, pantang menyerah dan tidak mudah mengeluh.
Orang yang sukses mau belajar dari pengalaman hidupnya maupun pengalaman hidup orang lain,
mau menjalin kerjasama dengan sesama dilandasi sikap rendah hati.
3. Adapun beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan dalam menentukan cita-cita kita
antara lain:
a. Mengukur kemampuan yang kita miliki
b. Bersikap realistis
c. Selalu siap untuk berubah
d. Siap untuk bekerja keras
e. Tidak mudah putus asa
4. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus mengajak kita untuk menyadari bahwa kita
berhak dan bebas untuk menentukan cita-cita kita masing-masing.
5. Selain itu, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus juga menyampaikan bahwa tujuan
akhir dari segala sesuatu yang kita lakukan, termasuk juga dalam memperjuangkan cita-cita,
adalah keselamatan dan untuk mendapat keselamatan orang harus mengabdi Tuhan dan sesama.
6. Agar hidup semakin terarah setiap orang perlu memiliki cita-cita hidup (bdk. 1 Korintus 9: 26).
Cita-cita harus dilandasi dengan minat sehingga ada daya juang untuk mewujudkan cita-cita
hidupnya.

7. Ada banyak hal yang mendukung terwujudnya cita-cita, antara lain sebagai berikut:
 Bakat yang menunjang
 Dukungan finansial
 Rencana yang matang
 Ketekunan
 Kedisiplinan
 Kerja keras
 Relasi dengan sesama
 Ketabahan dalam menghadapi hambatan dan lain sebagainya.
8. Kegagalan harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Demikian pula keberhasilan dalam
mewujudkan cita-cita harus semakin membuat kita rendah hati dan senantiasa bersyukur atas
segala kebaikan dan kemurahan Tuhan.

B. SAKRAMEN PERKAWINAN
RINGKASAN MATERI:

1. Berbagai macam pandangan tentang perkawinan dalam masyarakat, antara lain;


2. Perkawinan dipandang sebagai persekutuan antara pria dan wanita atas dasar ikatan cinta kasih
yang total dengan persetujuan bebas dari keduanya
a. Ada yang memandang perkawinan sebagai kontrak atau perjanjian
b. Ada yang menekankan perkawinan dari segi tujuannya yakni adanya anak atau keturunan
c. Ada yang menghubungkan perkawinan sebagai usaha memperoleh status, harta warisan,
kekuasaan dan sebagainya.
Pandangan-pandangan tentang perkawinan akan menentukan penghayatan hidup
perkawinan.
3. Dalam Gereja Katolik dasar perkawinan adalah CINTA, diantara dua orang (laki-laki dan
perempuan) yang mengikat janji dalam sebuah perkawinan.
4. Gereja Katolik memandang dan memahami bahwa hidup berkeluarga itu sungguh suci dan
bernilai luhur, karena keluarga merupakan “Persekutuan hidup dan kasih suami istri yang mesra,
yang diadakan oleh sang pencipta, dan dikukuhkan dengan hukum-hukumnya, dan dibangun
oleh janji pernikahan atau persetujuan pribadi yang tak dapat ditarik kembali
5. Perkawinan disebut sakramen karena melambangkan hubungan antara Kristus dan Gereja-Nya
(lih. Ef 5: 22-33).
6. Tujuan perkawinan Kristiani adalah kesejahteraan suami istri sebagai pasangan, keturunan atau
kelahiran anak, pendidikan anak dan kesejahteraan masyarakat.
7. Ciri-ciri atau sifat perkawinan Kristiani antara lain; a) Tak terceraikan, setia sampai mati. b)
Bersifat monogam, hanya antara seorang pria dengan seorang wanita, dan cintanya tak terbagi.
C. SAKRAMEN TAHBISAN
RINGKASAN MATERI:

1. Menjadi seorang imam merupakan sebuah panggilan yang menuntut suatu konsekuensi yaitu
kesediaan untuk meninggalkan segala-galanya guna mengikuti Yesus.
2. Para rasul dan para penggantinya yang kini disebut Uskup mendapat kuasa untuk merayakan
Perjamuan Tuhan dan untuk mengampuni dosa. Uskup kemudian melimpahkan kuasa ini juga
kepada para pembantunya, yaitu para imam. Seorang imam bertugas menjadi pemersatu dan
gembala bagi umat yang dipercayakan kepadanya. Imam menggembalakan umat baik dalam
bidang liturgi, bidang pewartaan, bidang persaudaraan, dan bidang pelayanan.
3. Para imam memiliki tugas pokok yaitu ikut ambil bagian dalam tri tugas Yesus sebagai raja,
nabi dan imam yaitu mengajar, menguduskan dan memimpin (Kanon 1008).

4. Untuk menjadi seorang imam tidaklah dengan begitu saja seseorang mau menjadi imam,
kemudian langsung bisa diterima dan dilantik menjadi imam. Ada sejumlah syarat yang
diberikan kepada seorang yang ingin menjadi imam. Syarat itu antara lain:
 Seorang pria normal, sehat jasmani dan rohani, dan yang telah menerima inisiasi
Katolik,
 Bersedia hidup selibat
 Menyelesaikan pendidikan filsafat, teologi, moral, dan hukum Gereja di Seminari.
 Mempunyai hidup rohani yang baik serta mempunyai motivasi dan cita-cita yang kuat
untuk menjadi imam.
5. Seseorang yang telah membaktikan diri dan hidupnya sebagai seorang imam, harus siap secara
total memberikan dirinya bagi karya pewartaan, pengudusan, dan pelayanan. Hidupnya tidak lagi
berorientasi pada hal-hal duniawi. Seorang imam menjadi milik Allah dan milik Gereja.
6. Ada tiga macam Tahbisan yaitu:
d. Tahbisan Episkopat, yaitu Tahbisan seorang Uskup. Tahbisan Uskup ini merupakan
Sakramen Imamat tertinggi atau keseluruhan pelayan suci (LG. 21).
e. Tahbisan Presbiterat, yaitu Tahbisan untuk para Imam. Mereka ditahbiskan untuk
mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman dan untuk merayakan ibadat ilahi,
sebagai imam sejati “Perjanjian Baru” (LG. 28).
f. Tahbisan Diakonat; Tahbisan untuk seorang diakonat.

TUGAS:

1. Bacalah kutipan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus berikut ini!
“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan memukul”. (1
Korintus 9: 26)
2. Berdasarkan kutipan teks Kitab suci tersebut, buatlah kesimpulan yang berkaitan dengan cita-cita
yang akan kita raih di masa depan!
3. Mengapa cita-cita sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang, terutama bagi dirimu sebagai
seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMP?
4. Tuliskan cita-citamu dan usaha yang akan kamu lakukan untuk mencapai cita-citamu tersebut!
5. “Ciri-ciri hakiki perkawinan ialah kesatuan dan sifat tak dapat diputuskan, yang dalam
perkawinan kristiani memperoleh kekukuhan khusus atas dasar sakramen. (KHK Kan. 1056).
Buatlah kesimpulan tentang ciri-ciri perkawinan Katolik berdasarkan Kitab Hukum Kanonik
1056 tersebut!
6. Apa yang bisa kamu lakukan untuk mendukung keharmonisan dalam keluargamu?
7. Bacalah (halaman 130-131):
a. Kanon 1008
b. Injil Lukas 22:14-20
c. Yohanes 20:19-23

Jawablah pertanyaan berikut:

a. Apa dasar dari panggilan hidup utnuk menjadi seorang Imam berdasarkan teks tersebut?
b. Apa saja tugas seorang Imam menurut ketiga teks tersebut!

Anda mungkin juga menyukai