Anda di halaman 1dari 61

SPIRITUALITAS

PERKAWINAN
KATOLIK
SeSi Pranikah Online
Keuskupan Bogor
PERKENALAN

PASUTRI AMBROS-GANIEK
PEMAHAMAN SIRITUALITAS
PERKAWINAN
• Akan mengarahkan calon mempelai
mewujudkan pekawinan mereka sebagai
sakramen.

• Akan menjadikan diri sebagai orang beriman


dalam konteks perkawinan.

• Akam membuat Sakramen Perkawinan


berperan dalam hidup mereka sebagai suami-
istri.
• Akan menghayati Sakramen Perkawinan dalam
relasi timbal balik dan dinamis suami-istri.

• Akan memahami bagaimana caranya orang


menikah (suami-istri) mewujudkan ethos
(bahasa Yunani artinya watak kesusilaan
atau adat kebiasaan) perkawinan kristiani.
SPIRITUALITAS
PERKAWINAN KATOLIK
• Spirituslitas Perkawinan Katolik terdiri dari
tiga kata

1. Spiritualitas

2. Perkawinan

3. Katolik
KATOLIK
• Katolik artinya umum karena ajaran-
ajaran dalam gereja Katolik sifatnya
umum.

• Hukum utamanya adalah cinta kasih dan


itu umum tidak hanya untuk orang
Katolik saja tetapi juga di luar Katolik
PERKAWINAN
• Arti Perkawinan (kan 1055) : Perkawinan
sebagai perjanjian antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan untuk membentuk
kebersaamaan seluruh hidup.
• Perkawinan dalam arti Katolik yaitu
persekutuan cinta antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan, sehingga dalam
perkawinan Katolik yang diutamakan dua buah
hati kalau mereka sepakat untuk menikah.
A. SPIRITUALITAS

1. Pengertian

2. Bentuk Dasar Spiritualitas Kristiani


1. Pengertian
• “Spirit” berasal dari bahasa Latin “spiritus”
yang berarti :

- Roh/jiwa, yaitu bagian non-fisik seorang


manusia yang merupakan tempat kedudukan
emosi (penghargaan) dan karakter orang
tersebut.

- Semangat, keberanian yaitu keadaan pikiran


ketika batin tergerak untuk melakukan
tindakan
• Spiritualitas adalah hidup keseharian manusia
sejauh dikuasai oleh Kasih Ilahi (Roh Kudus)
sebagai dinamika penyelamatan, kenyataan
hidup seseorang yang dipimpin oleh Roh Kudus
(Gal.5:25)
• Spiritualitas menyangkut seluruh dimensi
kehidupan manusia, yaitu jasmani-rohani,
sosial, intelektual, moral, dan afektif-emotif;

• Dalam spiritualitas, Allah menjadi pangkal dan


tujuan manusia
Sakramen
• Sakramen berasal dari bahasa latin Sakramentum
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus
atau ilahi.
• Sakramen adalah tanda dan sarana keselamatan
dari Allah kepada manusia.
• Yesus adalah sakramen dasar, seluruh hidup Yesus
menghadirkan Allah kepada manusia, rahmat dan
kasih Allah menjadi nyata dalam hidup Yesus
7 Sakramen Gereja
Katholik
• Sakramen Baptis
• Sakramen Ekaristi
• Sakramen Krisma
• Sakramen Tobat
• Sakramen Pengurapan Orang Sakit
• Sakramen Perkawinan
• Sakramen Imamat
2. Bentuk Dasar
Spiritualitas Kristiani
• Spiritualitas Kaum Awam, Yakni Pola
hidup orang awam untuk melibatkan diri
dalam nilai-nilai positif “dunia” dan
melawan nilai-nilai negatif “dunia”
a. Perkawinan
b. Kelompok Sekular adalah hidup
berkeluarga/bujangan namun
mengambil salah satu Regula dari
Tarekat misalnya Ordo ketiga
Fransiskan.
• Spiritualitas Rohaniwan (Klerikus) yakni
Pola hidup rohaniwan yang melayani
orang beriman dari segi praktis
(perilaku) dan dari segi teoritis
(pemahaman ttg penyelamatan)
Adalah kelompok orang yang mendapat
martabat tahbisan Diakon, Presbyterat
(Imam), Episcopat (Uskup)
• Spiritualitas Kaum Religius (Hidup Bhakti,
Bruder, Suster), Yakni Pola hidup orang
beriman yang secara nyata digariskan dalam
ketiga nasihat injil (kesucian, ketaatan, dan
kemiskinan)

• Ketiga bentuk spiritualitas memiliki coraknya


masing-masing, tetapi dijiwai Roh yang sama,
dirasuki kasih Allah yang sama, menghayati
dan mengikuti Yesus yang sama, dan Allah
menjadi pangkal & tujuan
B. Spiritualitas
Perkawinan
(matrimonii spiritualis)
• Karena apa disebut Spiritualitas Perkawinan?
• Karena jiwa Kristusnya membalut hidup
perkawinan itu maka perkawinan Katolik
artinya ikatan cinta/persekutuan cinta antara
seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
oleh Kristus diangkat menjadi suci dan kudus
melalui sakramen maka ada namanya
Sakramen Perkawinan, jadi Kristus
mengangkat.
1. Spiritualitas Perkawinan
merupakan bagian dari
spiritualitas awam
• Cara suami dan istri mewujudkan diri sebagai
orang beriman, yaitu sejauh mana Allah
menjadi jalan, kebenaran, dan kehidupan
sebagai suami istri
• Spiritualitas perkawinan terwujud, karena
secara khusus suami istri sendiri membuat
sakramen perkawinan, saling menerimakan
sakramen (simbol hubungan penyelamatan
antara Kristus dengan Gereja-Nya) dan
menghayatinya dalam relasi timbal balik dan
dinamis sebagai suami istri
2. Perkawinan Kristiani
Memiliki Martabat
• Spiritualitas perkawinan menegaskan
bahwa perkawinan adalah panggilan,
sebab Allah yang menghendaki adanya
perkawinan (Rom 1:6-7; 8:28; 1Kor
1:2,24),

• Sebagai panggilan, maka dalam hidup


perkawinan mengandung gagasan
pengutusan atau penugasan.
SEBAGAI PANGGILAN
ALKITAB MENGATAKAN
Rom 8 : 28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah
1 Kor 1 : 24
Tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik
Yahudi maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
• Suami istri adalah orang-orang yang
dipilih dan didorong oleh Allah untuk
percaya pada-Nya (1Ptr 1:15; 2:9; 5:10)

1 Ptr 1 : 15
Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di
dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia
yang kudus, yang telah memanggil kamu.
• Suami-Istri di panggil Allah untuk
mendapatkan suatu tugas tertentu.

Mat 10 : 1
Yesus memanggil ke duabelas murid-Nya dan
memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir
roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala
penyakit dan segala kelemahan.
3. Suami Istri Dipanggil
untuk Mewujudkan
Sakramen Perkawinan

• Perkawinan merupakan proses seumur hidup.


Cinta dan penyerahan diri secara timbal balik
suami istri berlaku sepanjang hayat,
demikian juga sakramen perkawinan.
• Spiritualitas perkawinan tampak ketika relasi
suami-istri yang dinamis dan majemuk
menjadi sakramen, yaitu suami-istri menjadi
tanda dari relasi kasih (agape = kasih yang
tak bersyarat) dari pihak Kristus (Ef 5:25) dan
ketaatan dari pihak Gereja

Ef 5 : 25
Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya.
4. Spiritualitas Perkawinan
Berdasar pada Iman,
harapan dan Kasih

Spiritualitas itu perkara Roh Kudus, Roh Kristus.


• Iman
Apa itu Iman (Ibr.11 : 1 Iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang yang tidak kita lihat).

Contoh : Ibr.11 : 11 Karena iman Abraham juga dan


Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak
cucu, walaupun usianya sudah lewat …..
Iman menyadarkan bahwa perkawinan bukan perkara
berdua, tetapi perkara bertiga, yaitu suami, istri dan
Allah dalam Kristus.

Iman memotivasi dan mendorong suami istri


mewujudkan perkawinan manusiawi sebagai
penyerahan timbal balik yang semakin mendalam,
meluas, meresap ke dalam hidup nyata sebagai suami
istri.

Misalnya : Rasa percaya kepada pasangan perlu


dibalut dengan iman kepada Tuhan atau kepercayaan
kepada pasangan harus dibangun dengan iman akan
Kristus Tuhan.
. Harapan
Rom.8 : 24 Pengharapan anak-anak Allah.
Sebab kita diselamatkan dalam
pengharapan. Tetapi pengharapan yang
dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab
bagaimana orang mengharapkan apa yang
dilihatnya?
Suami-istri sama-sama membangun harapan.
Perlu punya harapan bahwa pasangan bisa
berubah.
• Kasih
- Cinta suami istri yang wajar (termasuk eros,
cinta berahi, kehangatan afektif, dan
senggama sebagai tanda dan saluranya)
tidak disingkirkan oleh kasih Ilahi (agape).
Sebaliknya cinta suami-istri dirasuki,
diperkuat, didukung, dan dimantapkan
oleh kasih ilahi (terlebih saat berduka,
sakit, atau kemalangan dan penyakit.)
- Cinta itu bukan ada apanya tetapi harus apa
adanya. Dalam hidup berkeluarga harus ada
kasih karena kasih itu milik Allah, Allah selalu
dan sudah lebih dahulu mengasihi kita
meskipun kita orang berdosa.

- Beda arti antara cinta dan kasih, cinta itu


secara manusiawi dan kodrati bisa akan luntur
dan pudar, tetapi kalau Kristus yang membalut
mungkin ada gejala mau rapuh dan pudar diasah
dan dimurnikan kembali oleh kasih Kristus.
5. Perkawinan Menjadi
Sakramen Penyelamatan
bagi Seluruh Gereja

• Suami istri dalam kebersamaan dan


kemanunggalan mendapat tiga tugas Kristus,
yaitu
a. Sebagai nabi : Mereka mewartakan kasih
Allah yang merasuki realias perkawinan.
Mereka mengenangkan dan menghadirkan
peristiwa penyelamatan Yesus di salib,
dimana Kristus dalam wafat-Nya
menyerahkan diri bagi Jemaat-Nya (Ef 5:25)
b. Sebagai Imam : Memaklumkan karya agung
Allah dan menguduskan dunia.
c. Raja/Gembala : Menggembalakan, saling
melayani.

- Suami-istri yang menikah secara kristiani


turut membangun Gereja sebagai misteri
Allah Penyelamat.
- Tugas kerasulan dan penginjilan suami dan istri itu tampak
seperti dalam konteks perkawinan campur (1Ptr 3 :1-2 dan
1Kor 7 :12-16)

1Kor 7 : 14
Karen suami yang tidak beriman itu di kuduskan oleh istrinya
dan istri yang tidak beriman itu di kuduskan oleh suaminya.
Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu cemar, tetapi
sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
C. YESUS SEBAGAI
POLA HIDUP
PERKAWINAN
• Suami istri belajar saling mencintai, tetap
setia dalam kesulitan, termasuk dalam
mendidik anak
• Yesus menghabiskan sebagian besar waktu dan
hidupNya dalam keluarga. Lahir di
Bethlemem, harus mengungsi ke Mesir, di
besarkan di Nazaret. (Mat 2:19-23)

Suami istri belajar bagaimana supaya anak-


anak merasa aman dan nyaman dalam
lingkup keluarga serta belajar apa yang
menjadi keutamaan keluarga (doa dan kerja)
• Yesus merupakan pribadi yang taat kepada
Bapa-Nya (walaupun derita dan kematian
harus Ia jalani) :
Suami istri belajar untuk mengutamakan nilai-nilai
luhur (ketaatan)

Suami istri belajar menghadapi penderitaan dengan


tabah dan tawakal demi sesuatu yang luhur
• Yesus selalu berdoa  doa menjadi pusat
kehidupan keluarga dan prioritas utama suami
istri
D. BELAJAR DARI KELUARGA KUDUS
NAZARET (YESUS, MARIA DAN YOSEF
• Spiritualitas perkawinan menjadi
konkret karena bisa menampakan diri
dalam pola pikir, pola tindak, dan pola
ucap suami-istri, baik di dalam keluarga
maupun di luar rumah.
• Keluarga yang dirasuki Roh Kudus dan
menampilkan keimanannya dalam hidup
harian mereka adalah Keluarga Kudus
Nazareth
• Keluarga Kudus Nazaret mengajar
keluarga kristiani mengenai :
1.keheningan dalam keluarga,
2.keluarga sebagai komunitas kasih
dan sharing
3.Soal kerja keras dan kedisiplinan.
Sebagai keluarga kristiani, kita dipanggil
untuk menyerasikan keluarga kita masing-
masing dengan keluarga Kudus Nazareth
1. Keheningan
* Keluarga yang beranggotakan Yusuf,
Maria dan Yesus adalah keluarga yang steril
dan meditatif, jauh dari gangguan dan roh-roh
dunia
• Keheningan tidak lepas dari peran Bunda
Maria yang merupakan sosok perenung
• Maria selalu merenungkan dalam keheningan
hatinya segala peristiwa yang terjadi.(Luk 2 :
41-52)
• Bunda Maria paham betul bahwa dalam
keheningan dirinya, ia membiarkan Allah
bertutur kata. Dalam keheningan Allah
bersabda
Luk 2 : 52 Lalu Ia pulang bersama-sama
mereka ke Nazaret….. Dan ibu-Nya
menyimpan semua perkara itu dalam hatinya.

- Suami istri dilatih berdoa, melakukan kontemplasi,


dan membangun persekutuan dengan Allah.
- Dalam keheningan, suami istri akan bebas dari
gangguan
2. Keluarga Sebagai
Komunitas Kasih dan
Sharing

• Maria dan Yusuf memberikan diri bagi


keluarga (saat mengandung mengunjungi dan
melayani Elisabet, Luk 1:39-56) dan sesama
(menunjukkan kepekaan akan kebutuhan
sesama pada peristiwa perkawinan di Kana,
Yoh 2:1-11)
Luk 1 : 43, 56
Siapakah aku (Elisabeth) ini sampai ibu
Tuhanku datang mengunjungi aku?
Dan Maria tinggal kira-kira tiga minggu
lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang
kembali ke rumahnya.
Yoh 2 : 1-11 Perkawinan di Kana
Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus
berkata kepada-Nya :”Mereka kehabisan
anggur”. Kata Yesus kepadanya :”Mau apakah
engkau dari pada-Ku ibu?......
• Hubungan Maria dengan Yesus
- Maria selalu kuatir apabila anaknya tidak ada di
sampingnya, Maria dan Yusuf mencari Yesus
sampai ketemu (Luk 2:44 dst)

- Maria tampil sebagai ibu yang setia menemani


putranya yang sangat menderita,hingga wafat di
kayu salib dan memangku jenazah-Nya dalam
pangkuannya.
Luk 2 : 43, 44
Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka
berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem
tanpa diketahui orang tua-Nya.
Karena mereka menyangka bahwa Ia (Yesus) ada
diantara orang-orang seperjalanan mereka,
berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya,
lalu mencari Dia diantara kaum keluarga dan
kenalan mereka.
• Hubungan Maria dengan Yusuf
• Sangat mengasihi dan menghormati Yusuf Luk.2 :
48
• Suami istri tampak kompak, rukun dan damai

Luk 2 : 48
Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia,
tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya :
“Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian
terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas
mencari Engkau”
• Yusuf
• Keturunan Daud, Anak Abraham (Mat 1:1-17)
• Orang yang tulus hati, “uomo giusto” (pria yang
tepat), orang benar di mata Allah
• Taat kepada Allah dan hukum positif yang berlaku
• Tabah dalam menghadapi kesulitan
Mat 1 : 18-20
..Pada waktu Maria, ibu-Nya bertunangan
dengan Yusuf ternyata ia mengandung dari Roh
Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami-
istri.
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati
dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di
muka umum, ia bemaksud menceraikannya
dengan diam-diam. Tetapi ketika ia
mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan
Nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata :
”Yusuf anak Daud, janganlah engkau takut
mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak
yang di dalam kandungannya adalah dari Roh
Kudus”
• Maria & Yusuf sebagai suami istri identik
dengan pelayanan satu sama lain, berbagi
kegembiraan dengan sanak saudara, dan peka
dengan kebutuhan sesama
Bagaimana dengan keluarga
kita ?
• Spiritualitas pekawinan akan semakin Nampak
ketika suami dan istri dalam ketunggalan
mereka menjadi pribadi-pribadi yang rela
berbagi dan melayani sesamanya.
• Jika suami-istri semakin mampu melayani satu
sama lain, sakramentalitas perkawinan juga
nampak.
• Jika rasa aman, nyaman, dan kepedulian
terhadap sesama bisa diwujudkan oleh suami-
istri; ini tanda Roh Kudus merasuki mereka.
3. Kerja Keras dan Displin
• Sesudah kanak-kanak Yesus ditemukan kembali
dalam Bait Allah, Yesus taat kepada orangtua-
Nya, Ia makin dewasa, bertambah hikmat-Nya,
dan makin dikasihi Allah dan manusia (Luk
2:52).
• Yesus ikut belajar dan membantu ayah-Nya
sebagai tukang kayu. Berkat kerja keras dan
kedisiplinan Maria & Yusuf dalam mendidik
Yesus, akhirnya Yesus tumbuh dewasa dan
semakin bertambah hikmat-Nya.
Tugas orang tua (suami-istri)
- Membiarkan anak-anak mereka membantu
tugas-tugas harian di rumah.
- Agar anak belajar ketelitian, disiplin diri
dan tanggung jawab.
- Agar anak mempelajari nilai pekerjaan
- Agar belajar ketaatan kepada kehendak
orang tua, adalah latihan untuk taat
kepada kehendak Allah Bapa
ROH APA YANG MENJIWAI
HIDUP PERKAWINAN
KARUNIA ROH KUDUS DAN BUAH-BUAH ROH

7 Karunia Roh Kudus Buah-Buah Roh (Gal 5:22-23)


(Yes 11:2-3/Puji Syukur No. 93) 1. Kasih
1. Roh Hikmat 2. Sukacita
2. Roh Pengertian 3. Damai Sejahtera
3. Roh Nasihat 4. Kesabaran
4. Roh Keperkasaan
5. Kemurahan
5. Roh Pengenalan akan Allah
6. Kebaikan
6. Roh Kesalehan
7. Kesetiaan
7. Roh Takut akan Allah
8. Kelemahlembutan
9. Penguasaan Diri
ROH YANG MENJIWAI HIDUP
PERKAWINAN ANDA
Dalam menjalankan hidup perkawinan, kita
membutuhkan Roh yang menjiwai hidup
perkawinan minimal kita pilih sbb :

1. Roh Hikmat
2. Roh Pengertian
3. Roh pengenalan akan Allah
4. Roh takut akan Allah
ROH YANG MENJIWAI HIDUP
PERKAWINAN ANDA
1. Roh Hikmat :
Roh yang dibutuhkan orang yang bisa
mengarahkan dia pergi kepada Tuhan,
menjadi orang bijak agar dapat menghargai
dan mencintai pasangan, mengutamakan
cita-cita surgawi.
2. Roh Pengertian :
Roh pengertian ini penting untuk hidup
perkawinan, karena perkawinan tanpa
pengertian maka selalu bertengkar. Tuhan
mengirimkan kepada kita Roh Pengertian untuk
menerangi budi kita agar memahami ajaran
Yesus dan melaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari. Yesus mengajarkan kalau kamu
mencintai, cintailah orang lain seperti kamu
ingin dicintai.
3. Roh pengenalan akan Allah.
Kita harus mengenal baik Allah yang kita
percayai/Imani. Meskipun kita tidak
mencintai Allah tetapi Allah selalu mencintai
kita. Allah mengingatkan kita bahwa semua
yang ada di dunia ini sifatnya hanya
sementara saja. Allah menghendaki agar kita
menggunakan hal-hal duniawi untuk
kemuliaan-Nya
4. Roh takut akan Allah :
Roh mengajarkan kita untuk takut dan
tunduk kepada Allah dalam menjalankan
hidup perkawinan kita. Kalau kita percaya
bahwa pasangan kita adalah
pemberian/pilihan Allah, ketika kita takut
akan Allah maka kita juga takut kepada
pasangan kita.
KESIMPULAN
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
CATATAN :
1. Afektif :
Adalah aspek yang berkaitan dengan
> Emosi (penghargaan)
> Nilai (perasaan)
> Semangat (minat)
> Sikap terhadap suatu hal
2. Karakter :
Adalah sekumpulan kualitas diri seseorang yang
membentuk ciri khas seseorang tersebut dan
kemudian akan menentukan bagaimana orang
tersebut berespon, membuat keputusan,
membangun hubungan, cara berkarya dan
menyelesaikan persoalan.

Anda mungkin juga menyukai