Anda di halaman 1dari 3

Kursus Persiapan Perkawinan semua perjalanan manusia di dunia dari kelahiran dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi

sampai kematian. KGK 1123 menerangkan: satu daging. Mereka keduanya telanjang,
manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak
Perkawinan Katolik “Sakramen-sakramen dimaksudkan untuk merasa malu” (Kej. 2:18, 21-25).
sebagai Sakramen menguduskan manusia, membangun
Oleh karena Allah telah menciptakannya sebagai
Oleh P. Jufri Kano, CICM Tubuh Kristus, dan akhirnya pria dan wanita, maka cinta di antara mereka
mempersembahkan ibadat kepada Allah. menjadi gambar dari cinta yang tak
Apa itu sakramen?
Tetapi sebagai tanda, Sakramen juga tergoyangkan dan absolut, yang dengannya Allah
Sakramen adalah tanda suci yang ditetapkan dimaksudkan untuk mendidik. Sakramen tidak mencintai manusia.
oleh Kristus sendiri untuk menyalurkan hanya mengandaikan iman, melainkan juga
Menurut Kitab Suci, perkawinan seringkali
rahmat Allah. Katekismus Gereja Katolik (KGK) memupuk, meneguhkan dan digunakan sebagai gambaran hubungan antara
1131 berbunyi: mengungkapkannya dengan kata-kata dan Allah dengan manusia. Sama seperti suami dan istri
tindakan. Maka juga disebut Sakramen iman.” dekat satu dengan yang lain, demikianlah Allah
“Sakramen-sakramen ditetapkan Kristus dan dekat dengan manusia, ciptaan-Nya. Bukan hanya
dipercayakan kepada Gereja sebagai tanda Mengapa Perkawinan Katolik disebut dalam Perjanjian Lama, dalam Perjanjian Baru pun
berdaya guna yang menghasilkan rahmat Sakramen? perkawinan seringkali digunakan untuk
dan memberikan kehidupan ilahi kepada kita. menggambarkan hubungan antara Yesus dengan
Perkawinan Katolik disebut sakramen sebab Gereja Gereja-Nya.
Ritus yang tampak, dengan mana Sakramen-
Katolik berkeyakinan bahwa Allah sendirilah
sakramen itu dirayakan, menyatakan dan Pencipta Perkawinan. Dialah yang menginginkan Ketika Tuhan mempertemukan dua insan dalam
menghasilkan rahmat, yang dimiliki setiap agar manusia menikah. Panggilan untuk cinta yang indah dan mempersatukan keduanya
Sakramen. Bagi umat beriman yang Perkawinan sudah terletak dalam kodrat pria dan dalam ikatan perkawinan yang suci, cinta itu adalah
menerimanya dengan sikap batin yang wajar, wanita, sebagaimana mereka muncul dari tangan pemberian, anugerah, yang dikaruniakan-Nya
mereka menghasilkan buah.” Pencipta. TUHAN Allah berfirman: dengan cuma-cuma, kita tidak perlu
mengusahakan apapun untuk memperolehnya.
Gereja mengartikan Sakramen sebagai “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Tetapi agar pemberian itu berdaya guna dan
Aku akan menjadikan penolong baginya, yang menghasilkan kebahagiaan yang didambakan
Tanda dan Sarana. Sakramen adalah TANDA
sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah manusia dan Tuhan, harus ada kerjasama dari
yang kelihatan dari rahmat yang tak kelihatan. membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia kedua manusia yang menerimanya, agar cinta itu
Sakramen ada agar rahmat Allah yang tak kelihatan tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk tetap menyala dan aktif bekerja, tidak redup, lalu
tersebut dapat dipahami oleh indera manusiawi dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan dingin dan padam. Di sinilah komitmen dan niat
kita. Sebagai contoh: bunga [tanda] untuk daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN baik itu masuk. Cinta akan selalu menjadi dasar
mengungkapkan cinta [rahmat]. Sakramen adalah Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang utama sepasang suami istri menjalani hidup
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia berkeluarga, tetapi cinta yang tidak hanya berhenti
SARANA untuk menyalurkan rahmat Allah agar
itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, pada pemberian dari Tuhan, tetapi yang juga
yang menerima berkembang dalam kekudusan. tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. disadari sebagai sebuah keputusan, dan disyukuri
Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dengan tanggung jawab.
Gereja Katolik mempunyai 7 sakramen. Masing-
dari laki-laki. Sebab itu seorang laki-laki akan
masing Sakramen tersebut berusaha ‘menyucikan’ meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
Arti sesungguhnya Sakramen Perkawinan dapat selibat, jika panggilan itu dijalani dengan baik. KGK 1601 berbunyi:
disimak dalam Efesus 5:25-33. Dengan demikian, saling mencintai sebagai
pasangan adalah jalan menuju surga. “Perjanjian Perkawinan, dengan mana pria
“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana dan wanita membentuk antar mereka
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah Tugas pasangan adalah menjaga kesucian
kebersamaan seluruh hidup, dari sifat kodratinya
menyerahkan diri-Nya baginya untuk perkawinan itu. Jangan menodai kesucian
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya perkawinan. Jangan sampai rumah tangga menjadi terarah pada kesejahteraan stiami-isteri serta
dengan memandikannya dengan air dan firman, arena peperangan. Tiap hari bertengkar dan ribut. pada kelahiran dan pendidikan anak; oleh
supaya dengan demikian Ia menempatkan Setelah tidak kuat, masing-masing cari jalan sendiri Kristus Tuhan Perkawinan antara orang-orang
jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang dan mengingkari janji perkawinan. yang dibaptis diangkat ke martabat Sakramen”.
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Kitab Suci membuat pembagian tugas panggilan Dalam janji perkawinan yang diucapkan pada saat
antara suami dan istri. Suami dipanggil untuk upacara perkawinan Gereja, suami dan istri berjanji
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya mengasihi, berkurban, dan menguduskan istrinya. untuk setia. Kesetiaan mengandung beberapa
sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang Istri diciptakan dari tulang rusuk suami dari unsur unsur. Pertama, tahan uji, artinya mampu
mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. yang melindungi dada (Latin: thorax), paru-paru, mengatasi berbagai ujian. Kesetiaan seseorang
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya jantung, hati, dan organ dalam lainnya di rongga barulah bermakna sebagai kesetiaan setelah
sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, dada, bukan dari tulang kepala sehingga bisa terbukti kuat menghadapi ujian. Untung dan
sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena ditanduk-tanduk, bukan juga dari tulang kaki malang, sehat dan sakit, semuanya dapat
kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki- sehingga harus ditendang-tendang, juga bukan dari dikategorikan sebagai ujian terhadap kesetiaan.
laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan tulang tangan sehingga boleh ditinju-tinju. Istri
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu diciptakan dari tulang rusuk untuk dikasihi dan Kedua, penghargaan terhadap pasangan dan
menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi dicintai. keyakinan terhadap nilai relasi. Hanya jika kita
yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan menghargai pasangan sertai meyakini nilai relasi
jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing- Perkawinan diberkati oleh Allah dan ditentukan dengannya, kita akan setia kepadanya.
masing berlaku: kasihilah isterimu seperti supaya menjadi subur dan terlaksana dalam karya
dirimu sendiri dan isteri hendaklah bersama demi tanggung jawab untuk ciptaan: Ketiga, kemampuan untuk terlibat, melayani, dan
menghormati suaminya.” berkurban bagi pasangan. Tanpa keterlibatan,
“Allah memberkati mereka dan berkata kepada
tanpa kesediaan untuk melayani dan berkurban
Cinta yang dibangun antara suami-istri haruslah mereka: Beranak-cuculah dan bertambah terhadap pasangan, kesetiaan tidak mungkin akan
ditunjukkan melalui tindakan nyata. Tidak cukup banyaklah; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, terwujud.
hanya bilang ‘Aku cinta kamu’. Tunjukkan dalam berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-
keseharianmu bahwa kamu memang mencintai burung di udara dan atas segala binatang yang Di saat kejenuhan atau kebosanan melanda,
pasanganmu. Berjuanglah untuk semakin ingatlah akan Tuhan yang tidak pernah bosan
merayap di bumi” (Kej 1:28). Jadi, tugas pasangan
mencintai pasangan. Mencintai pasangan saat dia memelihara manusia, peliharalah kesadaran akan
suami-istri adalah meneruskan keturunan, pro- rasa syukur atas hidup, dan betapa kehidupan ini
masih cantik, mulus, dan muda, mungkin mudah
kreasi. dapat terus berjalan karena ditopang oleh pilar-
dilakukan. Tapi, mencintai pasangan saat dia sudah
keriput dan beranjak tua, butuh perjuangan. pilar kesetiaan. Kesetiaan adalah buah dari kasih.
“Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih,
Bagi kita orang Katolik, panggilan hidup sebagai pengikat yang mempersatukan dan
berkeluarga sama sucinya dengan panggilan hidup menyempurnakan” (Kol 3:14).
Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa kesatuan bukan untuk coba-coba. Tidak ada kawin kontrak --JK-IND---
perkawinan antara suami dan istri tidak dalam Gereja Katolik.
terceraikan. Nah, inilah pengajaran yang dipegang
oleh Gereja Katolik sampai hari ini, yaitu bahwa Sekali lagi, perkawinan merupakan rencana Tuhan
jika perkawinan yang dilakukan itu sah (dalam sendiri. Artinya, perkawinan yang adalah suatu
artian tidak ada cacat konsensus, tidak ada ikatan suci tidak hanya tergantung pada kemauan
halangan pernikahan; dan perkawinan itu manusia semata-mata, tetapi juga dikehendaki oleh
dilakukan sesuai dengan ketentuan kanonik), maka Tuhan.
jika suatu saat kedua pihak memutuskan untuk
Pasangan harus menyadari bahwa perkawinan yang
berpisah, mereka tidak dapat menikah lagi.
dilakukan ini bukan hanya sekedar memenuhi
Menurut cerita Kitab Suci, berapa tulang rusuk kebutuhan psikologis dan biologis masing-masing,
yang diambil dari laki-laki? Jawabannya: satu. Dan tetapi juga mengandung suatu tugas perutusan,
hanya satu. Maka, carilah yang satu itu, jangan yakni menghadirkan cinta kasih Tuhan yang
lebih. Di situlah bedanya manusia dengan hewan. menyelamatkan dalam hidup dan tindakan
Hewan bisa kawin dengan sebanyak-banyaknya kongkret.
pasangannya, tapi manusia tidak. Manusia tidak
Memang, yang namanya perkawinan itu pasti tidak
seperti hewan.
selalu mulus. Selalu ada lika-likunya. Demikian
Mengapa? Sebab, ketika Tuhan menciptakan kesaksian banyak keluarga. Jadi, ungkapan janji di
manusia, manusia dibuat-Nya berbeda dari depan altar tidak menghilangkan pertengkaran
binatang. Ketika Ia menciptakan binatang, di dalam dalam rumah tangga nanti.
Kitab Suci dikatakan bahwa Tuhan melihat yang
Untuk sedikit membantu, Gereja Katolik membuat
diciptakan-Nya itu baik adanya. Namun, ketika
antisipasi, misalnya dengan memberikan
Tuhan selesai menciptakan manusia, di dalam
persiapan-persiapan pra-nikah dalam bentuk
Kitab Suci juga dikatakan bahwa ‘Ia melihat segala
Kursus Persiapan Perkawinan.
yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik’. Baik
dan sungguh amat baik. Ini dari Gereja, tapi dari pasangan sendiri juga
mesti ada persiapan. Perkawinan jangan dibuat
Jika hewan bisa kawin dengan banyak pasangan,
dadakan dan tanpa persiapan. Tiba-tiba mau
manusia tidak. Manusia hanya satu istri dan satu
menikah. Sebelum menikah, harus siap lahir dan
suami. Monogami. Dan, perkawinan itu tidak
batin. Ingat, perkawinan yang baik tidak muncul
pernah boleh diceraikan oleh manusia, kecuali oleh
begitu saja. Perkawinan yang baik merupakan hasil
Tuhan, yang berarti mati. Artinya, sampai maut
perjuangan yang terus-menerus antara suami dan
memisahkan.
istri. Apakah Anda sudah siap?
Ingat, dalam Gereja Katolik tidak ada istilah ‘nikah
dulu siapa tahu cocok’. Bagi Gereja Katolik, orang
bisa menikah jika merasa sudah cocok. Jika belum
cocok, jangan buru-buru mau menikah. Pernikahan

Anda mungkin juga menyukai