Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS

Menjadi Pemimpin dalam Melayani

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen

Disusun Oleh :
Helentina Elisabet Sinaga
XII OTKP

Guru Pembimbing : Juni Wesly Sitorus, S.Th

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEXMACO PURWASARI


Tahun Ajaran 2020/202
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas
kemurahan-Nya tugas karya tulis ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu,
sebagai salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Juni Wesly Sitorus, S.Th yang telah berjasa
mencurahkan ilmu kepada seluruh siswa.

Penulis memohon maaf, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan


atau kekurangan dalam tugas karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih baiknya
karya tulis yang akan datang.

Karawang, 31 Maret 2021

Hormat Saya

Helentina Elisabet Sinaga

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan ................................................................................4

B. Manfaat Penulisan ............................................................................................4

C. Tujuan ..............................................................................................................5

BAB II

A. Pengertian.........................................................................................................6

B. Ciri Kepemimpinan Kristen yang Efektif ........................................................7

C. Peranan Kepemimpinan Kristen terhadap Pemuda.........................................7

D. Peran dan Tanggung Jawab Kepemimpinan Kaum Muda di Gereja...............9

BAB II

Kesimpulan............................................................................................................11

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
organisasi. Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengarahkan
orang-orang yang berada dalamnya untuk dapat mencapai tujuannya. Ada banyak
definisi tentang kepemimpinan, salah satunya menurut Badeni yaitu bahwa,
kepemimpinan adalah kemampuan, proses, dan seni mempengaruhi orang
dan kelompok orang agar memiliki kemauan untuk mencapai tujuan organisasi.
Upaya mempengaruhi orang lain dan kelompok tidak dapat terlepas dari kepribadian
dan kapasitas pemimpin itu sendiri dalam meningkatkan pengaruh kepada orang
lain. Oleh karena itu, masalah kepemimpinan berhubungan dengan hal apa yang
membuat seseorang berpengaruh dan ia mempengaruhi.

Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memimpin dengan baik tidak


terjadi dengan sendirinya atau langsung dimiliki sejak lahir. Kemampuan
memimpin mengalami proses perkembangan. Menurut Badeni, perkembangan
kepemimpinan dipengaruhi oleh tiga hal yaitu bakat, lingkungan dan kemauan.
Bakat yang dimiliki seseorang untuk memimpin akan berkembang dan
dipengaruhi oleh lingkungan yang terus berubah dan kemauan untuk menjadi
pemimpin yang baik atau pemimpin yang buruk. Oleh karena lingkungan
atau keadaan kelompok yang terus berkembang dan berubah seiring
perubahan zaman, maka seorang pemimpin perlu untuk belajar memimpin
dengan baik. Seorang pemimpin dapat memimpin dengan baik jika ia merubah
dirinya dan memimpin dirinya sendiri dengan baik. Seseorang tidak bisa memimpin
orang lain dengan baik jika ia tidak mampu memimpin dirinya dengan baik pula.

B.     MANFAAT
Segala sesuatu yang dilakukan dengan senang hati akan terasa lebih mudah dan
menyenangkan dan membuat ingin dan ingin lagi. Jika anda ingin memiliki bakat baru tumbuh

4
dalam diri anda, temukan kesenangan-kesenangan dalam bidang itu. Motivasi diri anda untuk
melakukan hal itu.

C.    TUJUAN
1. Mengeksplorasi nilai-nilai kepemimpinan.

2. Menginterpretasi nilai-nilai kepemimpinan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN

1.      DEFENISI KEPEMIMPINAN


Definisi paling sederhana mengenai pemimpin adalah seseorang yang memiliki para
pengikut. Seorang pemimpin harus berusaha untuk mempelajari apa yang harus mereka lakukan
untuk menarik para pengikutnya sehingga seorang pemimpin harus mempunyai pengaruh yang
sangat baik untuk dapat memimpin. Menurut Sondang siagian, kepemimpinan adalah seseorang
yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok. Sedangkan kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas
dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
akan dicapai bersama. Kepemimpinan juga merupakan kemampuan mempengaruhi dan
melakukan perintah. Jadi sebagai orang yang memiliki citra dalam kepemimpinan haruslah
orang yang memiliki daya tarik, baik lewat pengaruh serta daya pengefektifan dalam pengambil
keputusan yang dapat memberikan jalan keluar bagi anggota-anggotanya.[1]

2.      DEFENISI KEPEMIMPINAN KRISTEN


Kepemimpinan Kristen adalah suatu proses terencana yang dinamis dalam konteks
pelayanan Kristen (yang menyangkut faktor waktu, tempat, dan situasi khusus) yang
didalamnya oleh campur tangan Allah, Ia memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin (dengan
kapasitas penuh) untuk memimpin umatNya (dalam pengelompokan diri sebagai suatu
institusi/organisasi) guna mencapai tujuan Allah (yang membawa keuntungan bagi pemimpin,
bawahan, dan lingkungan hidup) bagi dan melalui umat-Nya, untuk kejayaan Kerajaan-Nya.[2]
Kepemimpinan Kristen juga merupakan seseorang yang dipilih oleh Allah, ditetapkan oleh
Allah, dipanggil oleh Allah, dicipta dan diproses oleh Allah, sehingga mampu mengintegrasikan
segala karunia yang dimilikinya, dalam menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya mencapai
tujuan Allah dengan motif dan cara  Allah, dan bagi kemuliaan Allah, melalui organisasi yang
dipimpinnya. Pemimpin adalah orang yang memimpin sedangkan kepemimpinan adalah
kemampuan memimpin. Pemimpin Kristen yang seutuhnya adalah seseorang yang memimpin
dan sekaligus memiliki kemampuan kepemimpinan secara kristiani yang mewarnai segala

1[?] Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988) hal. 08.
2[?] Yakob Tomatala, Kepemimpinan yang Dinamis (Jakarta: Gandum Mas, 1997) hal. 43.

6
bidang kepemimpinan, baik kepemimpinan bidang ilmiah, bidang sosial, maupun bidang
firman.[3]

B.    CIRI KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG EFEKTIF


Dalam kepemimpinan ada tujuan yang hendak dicapai, dalam pencapaian tersebut tentu
sekali sangat dibutuhkan standar khusus agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Ciri
kepemimpinan yang efektif dalam proses kepemimpinan, adapun ciri kepemimpinan yang
efektif tersebut, antara lain:
1. Menjadi Pemimpin Yang Bertanggung Jawab
2. Menjadi Pemimpin Yang Bertumbuh
3. Menjadi Pemimpin Yang Membangkitkan Semangat
4. Menjadi Pemimpin Yang Efisien
5. Menjadi Teladan
6. Menjadi Pemimpin Yang Memberi Perhatian
7. Memiliki Komunikasi Yang Baik
8. Menjadi Pemimpin Yang Tegas
9. Menjadi Pemimpin Yang Cakap
10. Menjadi Pemimpin Yang Mempersatukan
11. Menjadi Pemimpin Yang Bekerja

C.    PERANAN KEPEMIMPINAN KRISTEN TERHADAP PEMUDA


Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, kaum berarti sanak kerabat, keluarga
besar, golongan orang yang sepaham, sedangkan muda artinya belum sampai setengah umur.
Sebuah pelayanan yang sehat dari kaum muda tidak dimulai dengan gagasan-gagasannya
melainkan dengan para pemimpin rohaninya. Pelayan di kalangan kaum muda memang tidak
mudah. Pelayanan ini dipenuhi dengan berbagai konflik yang berbeda. Masalah-masalah yang
rumit selalu mengiringi pelayanan ini. Pelayanan kaum muda tidak pernah berhenti, hal ini akan
selalu berlanjut dalam semua aspek organisasi. Setiap pelayanan kaum muda akan mampu
bertumbuh kalau dibangun atas dasar tujuan Allah bagi gereja. Membangun sebuah pelayanan
kaum muda yang diarahkan pada tujuan akan memerlukan sejumlah besar komitmen, ketekunan
dan kepemimpinan.
Lalu bagaimana peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum muda? Untuk
menemukan jawaban tentang peranan kepemimpinan Kristen terhadap kaum muda. Terlebih

3[? ]Christian J. Lasut, Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015).

7
dahulu harus memperhatikan keadaan kaum muda dalam gereja. Peter Wongso dalam bukunya
menyampaikan beberapa keadaan pemuda dalam gereja saat ini, yakni:[4]
1. Adanya pemisahan antara orang dewasa dan kaum muda, pandangan kaum muda sering
ditolak, pekerjaannya tidak dihargai bahkan usulnya ditentang oleh orang dewasa.
Akhirnya muncul saling menuduh, tidak mengerti antara satu dengan yang lainnya,
saling menyerang, sehingga kaum muda banyak yang meninggalkan gereja.
2. Kebaktian dan kegiatan-kegiatan gereja tidak dapat menarik perhatian kaum muda.
Mimbar dan kebaktian belum dapat memenuhi kebutuhan mereka, bahkan tidak dapat
mengatasi masalah pemuda dengan kebenaran Alkitab. Akhirnya kaum muda menjadi
orang yang menentang Firman Tuhan.
3. Biasanya seorang pemuda yang baru masuk gereja sangat berkobar-kobar, suka ikut
pelayanan. Maka, apabila kurang mendapat perhatian, petunjuk dan bimbingan atau
kurang memperoleh pengertian, mereka akan menjadi dingin, patah semangat dan
meninggalkan gereja.
4. Cara persekutuan pemuda/i perlu dikoreksi. Perhatikan cara yang sesuai dengan watak
mereka yang suka kestatisan. Ingatlah, bahwa apabila tidak ada perubahan-perubahan,
tidak akan mungkin memperoleh potensi baru.
5. Apabila gereja tidak mampu mencukupi kebutuhan rohani kaum muda, pasti akan terjadi
ketidakpuasan yang menimbulkan keinginan untuk meniggalkan gereja. Maka seorang
pemimpin gereja perlu terus-menerus menambah ilmu pengetahuan
Dari beberapa keadaan pemuda dalam gereja diatas, peranan sesungguhya dari
pemimpin terhadap kaum muda, sangatlah jelas. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya
tentang ciri kepemimpinan yang efektif, apabila dilakukan seorang pemimpin dengan baik, tentu
sekali masalah yang muncul dalam kaum pemuda akan dapat teratasi. Untuk menyikapi masalah
pemuda dalam gereja diatas, penulis akan menyajikan bagaimana seharusnya peranan
kepemimpinan Kristen terhadap permasalahan tersebut sesuai dengan ciri kepemimpinan yang
efektif.
1.      Menjadi Pemimpin Yang Mempersatukan, pemimpin yang mempersatukan tidak hanya
berbicara tentang mempersatukan secara organis. Namun, seorang pemimpin juga harus bisa
menerima pendapat dari kaum pemuda. Mengapa Peter Wongso menyampaikan masalah
pemuda diatas, tentu sekali karena banyak para pemimpin gereja yang tidak menghargai
pendapat pemuda, atau bahkan menganggap bahwa kaum muda belum memiliki kapasitas untuk

4[?] Peter Wongso, Theologia Penggembalaan (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1995) hal. 119-
120.

8
mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memahami dengan baik
peranannya sebagai pemimpin, agar kaum muda merasa lebih dihargai dan mau terbeban dalam
pelayanan.
2.      Menjadi Pemimpin Yang Membangkitkan Semangat, seorang pemimpin dengan kapasitas
kepemimpinannya harus memiliki kreatifitas dan pengetahuan yang luas tentang kehidupan
pemuda. Apa yang ditawarkan oleh gereja, tentu itulah yang akan diterima oleh pemuda. Jika
tawaran yang disajikan tidak menarik, pemuda yang memiliki jiwa petualang akan pergi
mencari yang lebih menarik. Gereja melalui pemimpin harus berusaha memberi kenyamanan
terhadap kaum muda, agar kaum muda dapat berkarya dalam gereja. Namun dalam hal ini, tentu
sekali harus tetap memperhatikan kebenaran Firman Tuhan, jangan sampai tidak sesuai dengan
Alkitab.
3.      Menjadi Teladan Serta Memberikan Perhatian, pemuda butuh seorang teladan dalam
proses pertumbuhannya menuju kedewasaan, serta membutuhkan perhatian untuk mendukung
serta memotivasi hidupnya. Bimbingan serta motivasi dan perhatian khusus harus diberikan
kepada kaum pemuda, agar dalam proses pembentukannya seorang pemuda bertumbuh sesuai
dasar Firman Tuhan.
4.      Menjadi Pemimpin Yang Cakap, seorang pemimpin harus terus belajar dan menambah
ilmu pengetahuan, agar pemimpin mampu menjawab dan memenuhi keinginan pemuda.

D. .Peran dan Tanggung Jawab Kepemimpinan Kaum Muda di Gereja


               Pemimpin sebagai administrator, dalam hal ini administrator harus menyadari
banyaknya jumlah waktu yang akan digunakan dalam segi-segi yang lebih kelihatan
duniawi. Pemimpin harus menyediakan waktunya untuk berbicara dengan orang-orang
tentang masalah yang bagi mereka penting. Ia harus mempunyai waktu untuk berpikir.
Pentingnya inisiatif dan gagasan merupakan dasar untuk menghasilkan administrasi
yang kreatif, maka administrator harus mempunyai waktu untuk memproduksi jumlah.
               Pemimpin sebagai Organisator, dimana administrasi bergantung pada organisasi
yang efektif. Salah satu tugas dari kepemimpinan itu adalah mengatur atau
mengorganisasi tugas-tugas administrative, seprti mengangkat pegawai, mengawasi dan
mendelegasi. Oleh karena itu, aspek-aspek dari perkerjaan ini akan lebih mudah dan
membentuk administrasi akan menjadi positif.
               Pemimpin sebagai pembuat keputusan, yakni: karena tanggung jawab
pelaksanaan akahirnya keputusan terletak pada yang memimpin itu sendiri yang

9
mengahasilkan pelaksanaan dan harus diberikan kepada orang-orang yang memikul
tanggung jawab. Tentu saja pemimpin mendelegasikan otoritasnya untuk membuat
keputusan, dan ada bagian proses pendelegasian. Pembuatan keputusan berada hampir
dalam setiap bidang kepemimpinan, namun secara sadar/tidak sadar tugas itu ditakuti
orang-orang yang mempunyai kedudukan bertanggung jawab dalam program
pendidikan gereja.

BAB III
KESIMPULAN

10
Kepemimpinan yang efektif bagi pelayanan kaum muda sangat dibutuhkan di
dalam semua aspek hidup, baik di dalam gereja maupun di luar gereja. Pemuda
memegang peranan yang sangat penting dalam kelanjutan pelayanan. Kepemimpinan
bukanlah milik sebagian orang saja, tetapi kita semua diciptakan oleh Tuhan untuk
menjadi pemimpin. Kepemipinan adalah ide Allah, dan semua manusia ciptaannya
memiliki itu. Untuk mengembangkan kepemimpinan haruslah meningkatkan kualitas
hidup kita, dan tidak berhenti untuk belajar.
            Kepemimpinan kaum muda yang efektif adalah pemimpin yang mampu
memberi teladan hidup, hidup dalam kerendahan hati, pemimpin yang visioner, tidak
malas (mau mengembangkan karunia), dapat membagi waktu dengan baik, dapat
berorganisasi dengan baik, mampu mendelegasikan tugas-tugasnya kepada rekan
kerjanya dan yang tidak kalah pentingya adalah seorang pemimpin yang mampu
membuat tim kerja yang solid, sehingga pelayananannya menjadi lebih efektif. Oleh
karena itu gereja melalui pemimpin dan kapasitasnya sebagai pemimpin harus lebih
memperhatikan peranannya terhadap kaum muda, agar pelayanan kaum muda semakin
lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
 

11
Eims, Leroy: 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1999).
Lasut, Christian J.: Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015).
Siagian, Sondang P.: Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara,
1988).

12

Anda mungkin juga menyukai