Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen
Disusun Oleh :
Helentina Elisabet Sinaga
XII OTKP
Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas
kemurahan-Nya tugas karya tulis ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu,
sebagai salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Juni Wesly Sitorus, S.Th yang telah berjasa
mencurahkan ilmu kepada seluruh siswa.
Hormat Saya
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ..............................................................................................................5
BAB II
A. Pengertian.........................................................................................................6
BAB II
Kesimpulan............................................................................................................11
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
organisasi. Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengarahkan
orang-orang yang berada dalamnya untuk dapat mencapai tujuannya. Ada banyak
definisi tentang kepemimpinan, salah satunya menurut Badeni yaitu bahwa,
kepemimpinan adalah kemampuan, proses, dan seni mempengaruhi orang
dan kelompok orang agar memiliki kemauan untuk mencapai tujuan organisasi.
Upaya mempengaruhi orang lain dan kelompok tidak dapat terlepas dari kepribadian
dan kapasitas pemimpin itu sendiri dalam meningkatkan pengaruh kepada orang
lain. Oleh karena itu, masalah kepemimpinan berhubungan dengan hal apa yang
membuat seseorang berpengaruh dan ia mempengaruhi.
B. MANFAAT
Segala sesuatu yang dilakukan dengan senang hati akan terasa lebih mudah dan
menyenangkan dan membuat ingin dan ingin lagi. Jika anda ingin memiliki bakat baru tumbuh
4
dalam diri anda, temukan kesenangan-kesenangan dalam bidang itu. Motivasi diri anda untuk
melakukan hal itu.
C. TUJUAN
1. Mengeksplorasi nilai-nilai kepemimpinan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1[?] Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988) hal. 08.
2[?] Yakob Tomatala, Kepemimpinan yang Dinamis (Jakarta: Gandum Mas, 1997) hal. 43.
6
bidang kepemimpinan, baik kepemimpinan bidang ilmiah, bidang sosial, maupun bidang
firman.[3]
3[? ]Christian J. Lasut, Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015).
7
dahulu harus memperhatikan keadaan kaum muda dalam gereja. Peter Wongso dalam bukunya
menyampaikan beberapa keadaan pemuda dalam gereja saat ini, yakni:[4]
1. Adanya pemisahan antara orang dewasa dan kaum muda, pandangan kaum muda sering
ditolak, pekerjaannya tidak dihargai bahkan usulnya ditentang oleh orang dewasa.
Akhirnya muncul saling menuduh, tidak mengerti antara satu dengan yang lainnya,
saling menyerang, sehingga kaum muda banyak yang meninggalkan gereja.
2. Kebaktian dan kegiatan-kegiatan gereja tidak dapat menarik perhatian kaum muda.
Mimbar dan kebaktian belum dapat memenuhi kebutuhan mereka, bahkan tidak dapat
mengatasi masalah pemuda dengan kebenaran Alkitab. Akhirnya kaum muda menjadi
orang yang menentang Firman Tuhan.
3. Biasanya seorang pemuda yang baru masuk gereja sangat berkobar-kobar, suka ikut
pelayanan. Maka, apabila kurang mendapat perhatian, petunjuk dan bimbingan atau
kurang memperoleh pengertian, mereka akan menjadi dingin, patah semangat dan
meninggalkan gereja.
4. Cara persekutuan pemuda/i perlu dikoreksi. Perhatikan cara yang sesuai dengan watak
mereka yang suka kestatisan. Ingatlah, bahwa apabila tidak ada perubahan-perubahan,
tidak akan mungkin memperoleh potensi baru.
5. Apabila gereja tidak mampu mencukupi kebutuhan rohani kaum muda, pasti akan terjadi
ketidakpuasan yang menimbulkan keinginan untuk meniggalkan gereja. Maka seorang
pemimpin gereja perlu terus-menerus menambah ilmu pengetahuan
Dari beberapa keadaan pemuda dalam gereja diatas, peranan sesungguhya dari
pemimpin terhadap kaum muda, sangatlah jelas. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya
tentang ciri kepemimpinan yang efektif, apabila dilakukan seorang pemimpin dengan baik, tentu
sekali masalah yang muncul dalam kaum pemuda akan dapat teratasi. Untuk menyikapi masalah
pemuda dalam gereja diatas, penulis akan menyajikan bagaimana seharusnya peranan
kepemimpinan Kristen terhadap permasalahan tersebut sesuai dengan ciri kepemimpinan yang
efektif.
1. Menjadi Pemimpin Yang Mempersatukan, pemimpin yang mempersatukan tidak hanya
berbicara tentang mempersatukan secara organis. Namun, seorang pemimpin juga harus bisa
menerima pendapat dari kaum pemuda. Mengapa Peter Wongso menyampaikan masalah
pemuda diatas, tentu sekali karena banyak para pemimpin gereja yang tidak menghargai
pendapat pemuda, atau bahkan menganggap bahwa kaum muda belum memiliki kapasitas untuk
4[?] Peter Wongso, Theologia Penggembalaan (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1995) hal. 119-
120.
8
mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memahami dengan baik
peranannya sebagai pemimpin, agar kaum muda merasa lebih dihargai dan mau terbeban dalam
pelayanan.
2. Menjadi Pemimpin Yang Membangkitkan Semangat, seorang pemimpin dengan kapasitas
kepemimpinannya harus memiliki kreatifitas dan pengetahuan yang luas tentang kehidupan
pemuda. Apa yang ditawarkan oleh gereja, tentu itulah yang akan diterima oleh pemuda. Jika
tawaran yang disajikan tidak menarik, pemuda yang memiliki jiwa petualang akan pergi
mencari yang lebih menarik. Gereja melalui pemimpin harus berusaha memberi kenyamanan
terhadap kaum muda, agar kaum muda dapat berkarya dalam gereja. Namun dalam hal ini, tentu
sekali harus tetap memperhatikan kebenaran Firman Tuhan, jangan sampai tidak sesuai dengan
Alkitab.
3. Menjadi Teladan Serta Memberikan Perhatian, pemuda butuh seorang teladan dalam
proses pertumbuhannya menuju kedewasaan, serta membutuhkan perhatian untuk mendukung
serta memotivasi hidupnya. Bimbingan serta motivasi dan perhatian khusus harus diberikan
kepada kaum pemuda, agar dalam proses pembentukannya seorang pemuda bertumbuh sesuai
dasar Firman Tuhan.
4. Menjadi Pemimpin Yang Cakap, seorang pemimpin harus terus belajar dan menambah
ilmu pengetahuan, agar pemimpin mampu menjawab dan memenuhi keinginan pemuda.
9
mengahasilkan pelaksanaan dan harus diberikan kepada orang-orang yang memikul
tanggung jawab. Tentu saja pemimpin mendelegasikan otoritasnya untuk membuat
keputusan, dan ada bagian proses pendelegasian. Pembuatan keputusan berada hampir
dalam setiap bidang kepemimpinan, namun secara sadar/tidak sadar tugas itu ditakuti
orang-orang yang mempunyai kedudukan bertanggung jawab dalam program
pendidikan gereja.
BAB III
KESIMPULAN
10
Kepemimpinan yang efektif bagi pelayanan kaum muda sangat dibutuhkan di
dalam semua aspek hidup, baik di dalam gereja maupun di luar gereja. Pemuda
memegang peranan yang sangat penting dalam kelanjutan pelayanan. Kepemimpinan
bukanlah milik sebagian orang saja, tetapi kita semua diciptakan oleh Tuhan untuk
menjadi pemimpin. Kepemipinan adalah ide Allah, dan semua manusia ciptaannya
memiliki itu. Untuk mengembangkan kepemimpinan haruslah meningkatkan kualitas
hidup kita, dan tidak berhenti untuk belajar.
Kepemimpinan kaum muda yang efektif adalah pemimpin yang mampu
memberi teladan hidup, hidup dalam kerendahan hati, pemimpin yang visioner, tidak
malas (mau mengembangkan karunia), dapat membagi waktu dengan baik, dapat
berorganisasi dengan baik, mampu mendelegasikan tugas-tugasnya kepada rekan
kerjanya dan yang tidak kalah pentingya adalah seorang pemimpin yang mampu
membuat tim kerja yang solid, sehingga pelayananannya menjadi lebih efektif. Oleh
karena itu gereja melalui pemimpin dan kapasitasnya sebagai pemimpin harus lebih
memperhatikan peranannya terhadap kaum muda, agar pelayanan kaum muda semakin
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
11
Eims, Leroy: 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1999).
Lasut, Christian J.: Bahan Ajar Kepemimpinan Kristen (Batam: STT Basom, 2015).
Siagian, Sondang P.: Teori Dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: PT. Bina Aksara,
1988).
12