Oleh :
Kelompok I
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai mengembangkan
potensi seorang pemimpin. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Perubahan.Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
manajemen perubahan mengenai pengembangan potensi seorang pemimpin bagi
para pembaca.
Meski telah disusun secara maksimal, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Namun kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Saran dan masukan dari semua pihak sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Kelompok I
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAAN
A. Kesimpulan ...........................................................................................23
B. Saran .....................................................................................................24
BAB I
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang pemimpin mempunyai potensinya masing-masing. Potensi yang
dimiliki seorang pemimpin ini harus terus dikembangkan, baik yang ada didalam
dirinya sendiri maupun dilingkungan yang dipimpinnya. Dengan adanya
pengembangan tersebut membuat pemimpin ingat bahwasannya untuk menjadi
pemimpin yang baik atau pemimpin yang sejati itu diperlukan usaha termasuk
mengembangkan yang ada didalam dirinya. Karena menjadi pemimpin sejati itu
bukan terletak pada gelar atau jabatan yang diberikan melainkan sebuah kelahiran
dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang dan tumbuh serta berkembang
dari dalam diri seseorang.
Tetapi perlu diingat, dalam memimpin tidak cukup hanya
mengembangkan apa yang ada didalam dirinya tersebut. Pemimpin juga harus
mampu mengembangkan kepemimpinan di lingkungan pemimpin termasuk
anggota dibawahannya. Hal ini sangat perlu dilakukan bagi seorang pemimpin
karena dengan mengembangkan kepemimpinan di lingkungan pemimpin itu sama
saja dengan mengembangkan potensi kepemimpinan yang dimiliki oleh bawahan
di lingkungan organisasi atau lembaga. Sebab semua orang di lingkungan
organisasi mempunyai potensi untuk memimpin dan memperlihatkan sikap
kepemimpinan melihat sekalipun itu seorang bawahan.
Untuk itulah dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengembangan
potensi dari dalam diri pemimpin dan pengembangan di lingkungan pemimpin
yang dimulai dari membangun atribut, membangun kepercayaan diri, berani
mengambil resiko, mengembangkan dorongan dan memimpin dengan efektif.
B. Rumusan Masalah
Adupun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membangun atribut seorang pemimpin dalam suatu perusahaan?
2. Bagaimana membangun percaya diri dalam diri seorang pemimpin?
3. Bagaimana seorang pemimpin membangun risk leadership atau mengambil
resiko?
4. Bagaimana seorang pemimpin mengembangkan dorongan dalam suatu
perusahaan?
iv
5. Bagaimana memimpin dengan efektif?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami langkah-langkah atau hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan di
perhatikan oleh seorang pemimpin dalam membangun atribut, membangun
percaya diri, mengambil resiko, mengembangkan dorongan dan memimpin
dengan efektif agar suatu perusahaan yang dipimpinnya dapat berjalan dengan
baik.
BAB II
v
PEMBAHASAAN
A. Membangun Atribut
1. Pemosisian
2. Pribadi
vi
Pengalaman di tempat kerja membantu manajer membangun soft skill
yang penting untuk keterlibatan karyawan.
3. Eksposur: Departemen sumber daya manusia dan direktur SDM
mendukung dan mengembangkan pemimpin perusahaan melalui
pembinaan dan pendampingan. Penting juga bagi mereka untuk
mengamati pemimpin aspiratif dalam peran penting. Didorong ke dalam
tugas yang menantang adalah metode lain untuk mendapatkan pengalaman
kepemimpinan dunia nyata.
4. Evaluasi: Ini adalah komponen penting dalam mengembangkan pemimpin
untuk abad kedua puluh satu. Anda harus menyadari keadaan pemimpin
Anda saat ini dan menunjukkan area mana saja untuk pengembangan.
Untuk mencegah “kutukan keahlian” menyebabkan para pemimpin Anda
menjadi lembam.
vii
6. Pengorganisasian: Mengatur sumber daya, tugas, dan tanggung jawab
dalam organisasi, merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengawasi
aktivitas tim agar mencapai tujuan dengan efisien
7. Mengukur kinerja: Mengukur kinerja individu dan tim serta memberikan
umpan balik yang bermanfaat untuk identifikasi kekuatan dan kelemahan,
serta memberikan arah untuk perbaikan
8. Mengelola konflik: Mengambil keputusan secara tunggal atau demokratis,
dan memberikan sedikit ruang untuk partisipasi anggota tim dalam
pengambilan keputusan
viii
Menurut Lauster (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap
atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-
tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang
sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat
mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan
bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak
mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang
lain, optimis dan gembira.
ix
f. Memiliki kecerdasan yang cukup
g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup
h. Memiliki keahlian dan keterampilan lain yang menunjang kehidupannya,
misalnya keterampilan berbahasa asing.
i. Memiliki kemampuan bersosialisasi
j. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik
k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan
tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
l. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya
dengan tetap tegar, sabar dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup
yang berat justru semakin memperkuat rasa percaya diri seseorang.
3. Perkembangan Rasa Percaya Diri
Pola kepribadian yang pada dasarnya telah diletakkan pada masa bayi,
mulai terbentuk pada masa kanak-kanak. Karena orang tua, saudara-saudara
kandung dan sanak saudara yang lainnya merupakan sanak saudara yang lain
merupakan dunia sosial yang pertama dan utama bagi anak, maka bagaimana
perasaan dan perlakuan mereka kepada anak merupakan faktor penting dalam
pembentukan konsep diri, yaitu inti pola kepribadian. Inilah sebabnya
mengapa Glanser mengatakan bahwa konsep diri anak terbentuk di dalam
rahim hubungan keluarga (Hurlock, 199:132). Berdasarkan pengertian di atas,
rasa percaya diri baru bisa tumbuh dan berkembang baik ejak kecil jika
seseorang berada dalam keluarga yang baik.
x
rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap
dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya
pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya. Ketika
ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki
kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa
bersikap sebagai berikut
xi
meningkatkan pribadi mereka.Setelah kita membahas mengapa rasa percaya
diri merupakan karakteristik penting dari kepribadian kepemimpinan,
sekarang saatnya kita mengambil tindakan praktis. Berikut adalah strategi
empat yang cukup berguna yang dapat diterapkan oleh setiap calon pemimpin
untuk lebih meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka:
a) Mengingat bahwa teladan yang baik dan buruk adalah guru yang unggul.
Dalam kepemimpinan, orang juga rentan melakukan kesalahan serta
menunjukkan hasil kerja yang bagus. Jarang sekali perjalanannya mulus.
Namun sikap terbuka, jujur, dan bijaksana di depan tim sudah pasti
merupakan tanda kedewasaan dan kepercayaan diri. Gunakan prestasi
sebagai contoh dan motivasi. Kemudian, gunakan kesalahan sebagai
panduan dan pengalaman bersama yang dapat mengajarkan suatu tim satu
atau dua hal tentang bangkit dan maju.
b) Bersikap terbuka terhadap masukan, meskipun negatif, adalah tanda
kepercayaan diri yang luar biasa.
Pemimpin bukan satu-satunya yang seharusnya memberikan umpan balik.
Proses ini harus berjalan dua arah. Manajer yang percaya diri adalah
seseorang yang terus-menerus mencari umpan balik dari karyawannya dan
menerima kritik sebagai titik fokus pengembangan masa depan dan
pertumbuhan profesional mereka.
c) Mengubah kata-kata menyelaraskan dengan tindakan sangatlah penting.
Pemimpin yang percaya diri tidak akan pernah menentang perkataannya
karena mereka tahu apa yang mereka katakan itu penting. Ketika seorang
manajer mencoret apa yang telah mereka katakan dalam janji, rencana,
langkah, dan visi, itu berarti mereka meremehkan kata-kata mereka
sendiri.
d) Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan beradaptasi adalah kuncinya.
Dalam bisnis, tidak ada yang bisa menjamin segala sesuatunya tidak akan
berubah sepenuhnya dalam semalam. Jika seorang pemimpin ingin
menunjukkan rasa percaya diri, mereka harus fleksibel dan mudah
beradaptasi terhadap perubahan karena hal ini membuktikan
profesionalisme mereka lebih besar dari keadaan. Pada dasarnya, ini
xii
adalah pelajaran utama dalam hal keteladanan yang dapat diajarkan kepada
karyawan.
6. Mengembangkan potensi untuk membangun kepercayaan diri
Dalam mengembangkan potensi untuk membangun kepercayaan diri,
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1) Pemahaman Diri
Mempelajari diri sendiri secara mendalam, termasuk kekuatan, kelemahan,
nilai-nilai, dan minat pribadi.
2) Set Tujuan yang Jelas
Tetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai untuk
memberikan arah dan fokus dalam pengembangan diri.
3) Tanggung Jawab Pribadi
Ambil tanggung jawab atas tindakan dan keputusan Anda, sehingga Anda
merasa memiliki kendali atas hidup Anda.
4) Belajar dari Pengalaman
Refleksikan pengalaman hidup, baik positif maupun negatif, untuk
memahami pelajaran yang dapat diambil dari setiap situasi.
5) Komunikasi yang Efektif
Kembangkan keterampilan komunikasi untuk dapat menyampaikan
pendapat dan ide secara jelas dan tegas.
6) Mengelola Kritik
Belajar menerima kritik secara konstruktif dan melihatnya sebagai peluang
untuk pertumbuhan dan perbaikan.
7) Mengatasi Ketidakpastian
Terimalah bahwa ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan, dan
kembangkan ketangguhan mental untuk mengatasi tantangan.
8) Perawatan Diri
Jaga kesehatan fisik dan mental, dan berikan perhatian yang cukup pada
kebutuhan diri sendiri.
9) Jaringan Dukungan
Bangun hubungan yang positif dengan orang-orang yang mendukung
pertumbuhan dan pengembangan pribadi Anda.
xiii
10) Belajar dari Keberhasilan dan Kegagalan
Pahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan,
dan belajarlah dari setiap pengalaman, baik positif maupun negatif.
11) Berani Mengambil Risiko
Keluar dari zona nyaman sesekali untuk menghadapi tantangan baru dan
mengasah keterampilan serta kepercayaan diri.
12) Pemeliharaan Harga Diri
Hindari perbandingan yang merugikan dan fokus pada keunikan dan nilai
diri sendiri.
xiv
C. Mengambil Resiko
Pemimpin adalah seseorang yang berhak bertindak mempengaruhi orang
lain lebih dari orang lain mempengaruhi dirinya. Seorang pemimpin harus berani
mengambil resiko dalam membuat suatu keputusan untuk menghasilkan suatu
perubahan yang lebih baik terhadap organisasi yang dibawahinya. Pengertian
pengambilan suatu keputusan (decision making) ialah proses memilih atau
menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
Dalam proses pengambilan keputusan, hambatan terkuat datang dari pengambilan
keputusan itu sendiri, dimana ketika yang paling sering memanifestasikan dirinya
adalah ketidakmampuan seorang pemimpin dalam bertindak tegas dan
membiarkan dirinya diliputi oleh keraguan. Keputusan yang diambil oleh seorang
pemimpin sangatlah berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi, maka dari
itu ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan sangatlah penting.
1. Peran Penting Pemimpin Organisasi dalam pengambilan Keputusan
Setiap organisasi pasti memiliki sosok pemimpin dan struktur
kepemimpinan. Biasanya pemimpin memiliki peran yang berpengaruh besar
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, oleh karena itu pemimpin sering
disebut sebagai orang yang mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Dalam suatu organisasi atau perusahaan pastinya
memerlukan keputusan-keputusan yang harus diambil untuk kemajuan
organisasi. Pengambilan keputusan pada dasarnya yaitu memilih, sebab
dalam pengambilan keputusan biasanya terdapat beberapa alternatif terbaik
yang dapat dipilih dari beberapa pilihan yang tersedia. Pengambilan
keputusan juga dapat disebut sebagai sebuah tindakan untuk menyelesaikan
permasalahan.
Pengambilan keputusan seorang pemimpin sangat penting untuk
pengembangan dan kegagalan organisasi. Keputusan yang tepat membawa
perubahan yang baik bagi organisasi saat ini, tetapi sebaliknya, pengambilan
keputusan yang salah berdampak buruk bagi manajemen organisasi. Dalam
mengelola suatu organisasi, ketepatan pengambilan keputusan seorang
pemimpin dapat menjadi kriteria kompetensi dan kepercayaan. Jika pemimpin
lambat dan bimbang, pengikutnya akan tahu bahwa dia adalah pemimpin yang
xv
tidak berani mengambil resiko. Membiasakan membuat keputusan yang cepat
dan tegas buk nlah tugas yang mudah, dan membutuhkan proporsi yang jelas
dan intuisi yang tajam untuk membuat keputusan yang tepat.
Di dalam mengambil suatu keputusan baik untuk pemimpin dalam
usaha/organisasi maupun untuk individu pasti mengalami suatu hambatan,
hambatan-hambatan tersebut dilatar belakangi oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Keraguan
Kendala yang paling kuat sebenarnya berakar pada diri seorang pemimpin
itu sendiri. Keraguan dalam diri seorang pemimpin membuat dirinya tidak
dapat bertindak tegas. Seringkali karena keraguan ini menyebabkan
masalah-masalah lainnya.
c. Kurang Waktu
xvi
menghadapi dan mengambil risiko
xvii
mengambil risiko yang sering kali dibutuhkan pada saat seseorang menjadi
pemimpin.
b. Tantangan (Challenges)
Tantangan adalah yang hal yang membuat kita selalu belajar.
Tantangan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan
diri tidak hanya untuk si pemimpin saja, tetapi juga untuk orang-orang
yang dipimpin dalam mengatasi tantangan tersebut. Kerelaan mengambil
risiko pada saat tantangan sangat besar, adalah apa yang dibutuhkan
seorang pemimpin untuk menunjukkan keberanian dan Kemampuan dalam
menghadapi situasi sulit.Tantangan diambil harus dengan suatu alasan
yang tepat. Oleh karena itu kita berbicara tentang mengambil tantangan
yang tepat serta dibutuhkan dengan memperhitungkan risiko-risiko yang
dihadapi dan membandingkannya dengan tantangan yang dihadapi dan
harus diatasi tersebut. Bila ada cara untuk mengurangi risiko dalam
menghadapi suatu tantangan, maka hal tersebut harus kita lakukan. Atau
dengan kata lain, bagaimana membuat suatu tantangan menjadi lebih
sedikit berisiko dengan manfaat yang sama.
Keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemimpin pada saat
mengambil tantangan atau tidak serta menerima risiko-risiko dalam
menghadapi tantangan tersebut, akan menjadi petunjuk dan pembelajaran
xviii
bagi para pengikut dalam menilai diri mereka sendiri. Emosi si pemimpin
dalam proses pengambil keputusan, alasan-alasan di belakangnya dan
pertimbangan yang diambil yang melibatkan banyak orang adalah apa
yang pengikut pelajari dari saat menghadapi setiap tantangan. Oleh karena
itu, seorang pemimpin sebaiknya membuat keputusan-keputusan secara
transparan dan melakukannya dengan dasar moral, keterkaitan emosi dan
gairah untuk mengatasi permasalahan, sehingga dapat menjadi rujukan
pembelajaran bagi para pengikutnya.
c. Inovasi (Innovation)
Pengambilan suatu risiko dilakukan dengan adanya suatu tujuan di
benak kita. Tidak ada artinya mengambil suatu risiko yang tidak
menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, dalam mencapai suatu tujuan tertentu
akan ada banyak risiko yang dapat menggagalkan pencapaian tujuan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kreatifitas bagaimana mewujudkan
tujuan yang diinginkan sembari mengatasi berbagai hambatan yang ada.
Inovasi adalah salah satu hal yang diperlukan dalam mencari cara baru
untuk mewujudkan tujuan yang ingin diraih. Inovasi dapat berupa ide-ide
baru yang direalisasikan dalam bentuk produk dan proses bisnis. Hal ini
membutuhkan pemecahan dasar baru yang belum seorang pun pernah
melakukannya, dan oleh karena itu dapat menyebabkan timbulnya suatu
risiko baru. Dalam dunia yang selalu berubah seperti kita hadapi saat ini,
berbagai inovasi dibutuhkan untuk memimpin orang dengan baik. Inovasi
akan menampukkan adanya perubahan dan membuka kesempatan-
kesempatan yang tadinya tidak mungkin terlihat sebelum suatu perubahaan
terjadi. Orang dan perusahaan yang tidak berani mengambil risiko akan
menjadi stagnan dan tidak memiliki kemampuan untuk berinovasi atau
berubah.Inovasi bukan hanya untuk pemimpin saja, tetapi juga diperlukan
bagi para pengikutnya. Untuk membuat inovasi terwujud di segala
tingkatan dan dari para pengikut juga, seorang pemimpin harus melihat
atau mencari cara untuk mengarahkan pada apa yang dibutuhkan untuk
suatu arah perubahan, tetapi jangan membatasi dalam melaksanakannya.
Kemampuan kolektif yang terjadi dalam suatu kelompok jauh lebih besar
xix
dari dari apa yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin sendirian. Dan
begitu juga dengan kemungkinan-kemungkinan dan ide-ide yang
dihasilkan oleh kelompok secara keseluruhan akan lebih kaya dari apa
yang dapat dihasilkan oleh seorang pemimpin sendirian.
Untuk alasan ini, adalah penting bagi seorang pemimpin untuk
tidak berhenti hanya dalam mengizinkan inovasi di segala tingkatan, tetapi
juga mendorong dan mempromosikannya. Hal ini tidak hanya akan
mendorong lebih banyak ide-ide baru dihasilkan, tetapi juga dapat
membuat lebih banyak lagi orang di antara pengikut untuk mulai
terlibat dalam praktik dan ketertarikan terhadap keputusan-keputusan yang
diambil, termasuk dengan risiko-risiko yang terkait danperubahan-
perubahan yang harus dihadapi.
d. Kepercayaan diri (Confidence)
Kepercayaan diri tidak hanya perlu dimiliki oleh seorang pemimpin
tetapi juga perlu untuk didemonstrasikan. Membangun kepercayaan diri
untuk membuat keputusan-keputusan sulit membutuhkan sejarah atau
rekam jejak dalam pengambilan keputusan di masa lalu. Seorang
pemimpin perlu belajar dari keputusan-keputusan yang telah mereka buat
sebelumnya, baik belajar dari kesuksesan maupun dari kesalahan-
kesalahan yang pernah terjadi. Proses pembelajaran tersebut akan
membangun dan memberikan kepercayaan diri bagi pemimpin dalam
mencari dan membuat keputusan terbaik yang mereka dapat buat dalam
suatu waktu tertentu. Berbicara tentang mengambil keputusan terbaik,
banyak orang takut bahwa keputusan yang diambilnya salah sehingga
mereka perlu melakukan evaluasi dan berusaha mempertimbangkan semua
opsi yang mungkin tanpa pernah membuat suatu keputusan. Sangatmudah
orang terjebak dalam genangan informasi dimana mereka tidak melakukan
apa-apa selain hanya terus-menerus melakukan analisis kemungkinan-
kemungkinan. Dalam hal ini, seorang pemimpin membutuhkan
kepercayaan diri bahwa suatu keputusan awal dapat membuat suatu
kemajuan terjadi lebih cepat, walaupun keputusan tersebut mungkin salah
dan harus diubah kemudian. Keputusan awal dari seorang pemimpin
xx
dibutuhkan karena sebenarnya akan sangat sulit menemukan keputusan
terbaik secara absolut pada saat suatu awal permasalahan perlu diatasi.
Dapat saja suatu keputusan awal bukan benar-benar (dan memang
tidak harus) menjadi keputusan yang terbaik. Dalam hal ini, yang
dibutuhkan adalah keberanian dan kepercayaan diri untuk mengambil
keputusan awal tersebut dan seiring dengan lebih banyaknya informasi dan
perkembangan lebih lanjut sampai pada titik dapat dievaluasi secara
penuh-berani untukmengambil keputusan berbeda dari keputusan awal
tadi, bila memang diperlukan dan menjadi suatu pilihan yang lebih baik.
3. Analisis Risiko dan Manfaat Untuk Teknik Pengambilan Keputusan yang
Tepat
1. Mengidentifikasi Kekurangan
Anda perlu mengidentifikasi dan menggali secara mendalam mengenai
kekurangan potensial yang terkait dengan setiap pilihan. Misalnya, Anda dapat
melibatkan pertimbangan mengenai biaya, waktu, sumber daya, dampak
negatif, atau rintangan yang bisa saja muncul. Sebagai contoh saat Anda
mengambil keputusan dalam menentukan metode pemasaran apa yang tepat
untuk produk baru Anda, apakah dengan metode langsung atau dengan
memanfaatkan media sosial. Anda perlu mengidentifikasi setiap kekurangan
dari metode pemasaran yang akan Anda pilih. Dengan itu Anda dapat
mengambil keputusan yang baik untuk memasarkan produk Anda ke
konsumen.
2. Penilaian Risiko
xxi
Mengevaluasi setiap risiko terkait dengan setiap kekurangan yang
diidentifikasi. Penilaian risiko biasanya melibatkan penggunaan kerangka
risiko, dimana risiko diberi peringkat berdasarkan tingkat kemungkinan
dampak yang terjadi. Dengan ini Anda memahami penentuan peluang
terjadinya kekurangan atau dampak yang ditimbulkan. Anda juga perlu
memahami lebih jelas tentang risiko yang terkait dengan masing-masing
keputusan.
3. Identifikasi Manfaat
4. Penilaian Manfaat
xxii
D. Mengembangkan Dorongan
Mengembangkan dorongan dalam suatu perusahaan adalah proses
menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi karyawan untuk memberikan
kontribusi maksimal mereka. Mengembangkan dorongan umumnya merujuk pada
upaya meningkatkan motivasi atau semangat seseorang dalam mencapai tujuan
atau melakukan suatu tindakan tertentu. Ini melibatkan langkah-langkah seperti:
1. Artikulasi Visi dan Tujuan:
Komunikasikan dengan jelas visi dan tujuan perusahaan kepada seluruh
anggota tim untuk memberikan arah yang jelas.
2. Budaya Kerja Positif:
Bangun budaya kerja yang positif, inklusif, dan mendukung pertumbuhan.
3. Pemberdayaan Karyawan:
Beritanggungjawab dan keterlibatan kepada karyawan, memungkinkan
mereka merasa memiliki dampak yang signifikan.
4. Penghargaan dan Pengakuan:
Akui pencapaian dan usaha keras karyawan untuk meningkatkan motivasi
dan kepuasan kerja.
5. Fasilitasi Pengembangan Karir:
Sediakan peluang pengembangan karir dan dukungan untuk pertumbuhan
professional anggota tim.
6. Transparansi dan Komunikasi Terbuka:
Pertahankan transparansi dalam kebijakan, keputusan, dan komunikasi
untuk membangun kepercayaan.
7. Inovasi dan Fleksibilitas:
Dorong inovasi dengan memberikan ruang bagi ide-ide kreatif, dan
berikan fleksibilitas dalam pendekatan pekerjaan.
8. Pemimpin yang Memotivasi:
Pemimpin yang dapat memotivasi, memberikan contoh positif, dan
mendukung pengembangan tim.
9. Pengelolaan Kinerja yang Efektif:
Terapkan system manajemen kinerja yang memfasilitas iumpanbalik
dampen gembangan karyawan.
xxiii
10. Pengakuan Prestasi:
Berikan pengakuan atas prestasi individu dan kelompok untuk
meningkatkan rasa prestasi dan motivasi.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, perusahaan dapat
menciptakan lingkungan yang memberikan dorongan positif, meningkatkan
produktivitas, dan memotivasi karyawan untuk berkinerja tinggi.
E. Memimpin Dengan Efektif
Pemimpin bukan sekadar pemegang pucuk kepemimpinan atau sosok
yang memerintah anak buah. Kepemimpinan merupakan suatu karakter di mana
seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi orang lain atau bagi masyarakat
yang dipimpinnya. Layaknya posisi seorang ayah dan ibu bagi anak dalam
lingkungan keluarga, maka seorang pemimpin juga seolah menjadi orang tua bagi
masyarakat yang dipimpinnya, masyarakat tersebut pada akhirnya akan
mencontoh apa yang dilakukan oleh pemimpin. Menjalankan tugas sebagai
seorang pemimpin nyatanya bukan hal yang mudah. Selain harus mampu
membawa perusahaan ke arah yang lebih baik, juga harus bisa memimpin anggota
tim untuk menuju ke arah tersebut. Tentu saja, semua itu tidak mungkin bisa
dilakukan tanpa pemahaman akan arti kepemimpinan yang baik. Sebenarnya ada
empat jenis kepemimpinan yang paling sering diterapkan, yaitu kepemimpinan
yang demokratis, kepemimpinan yang otokratis, kepemimpinan yang bersifat
afiliatif, dan kepemimpinan yang visioner. Namun, apa pun jenis kepemimpinan
yang diterapkan dalam bisnis, pemimpin yang efektif memiliki sifat-sifat yang
dapat berkontribusi terhadap berkembangnya suatu Bisnis. Ada lima sifat yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, di antaranya sebagai berikut :
3. Seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan yang baik bagi para
pekerjanya. Hal ini memotivasi para karyawan untuk ingin terus
xxiv
meningkatkan kemampuan dan kinerja dalam diri mereka.
BAB III
xxv
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan kepemimpinan adalah suatu proses yang bertujuan
meningkatkan kemampuan individu untuk memegang peran kepemimpinan dalam
organisasi. Terdapat dua jenis kepemimpinan, yaitu pemosisian dan pribadi.
Kegiatan pengembangan atribut kepemimpinan membantu pemimpin
meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan kepercayaan diri mereka melalui
berbagai metode, termasuk pendidikan, pengalaman, paparan, dan evaluasi. Selain
itu, seorang pemimpin harus mampu memberikan pelatihan, dukungan, dan
kesempatan bagi anggota tim untuk mengembangkan potensi mereka.
Pertumbuhan rasa percaya diri dipengaruhi oleh terbentuknya konsep diri
pada masa kanak-kanak, pengalaman hidup, dan lingkungan keluarga yang baik.
Untuk membangun kepercayaan diri, diperlukan pemahaman diri, penetapan
tujuan yang jelas, tanggung jawab pribadi, pembelajaran dari pengalaman,
komunikasi efektif, pengelolaan kritik, ketangguhan mental, perawatan diri,
jaringan dukungan, pembelajaran dari keberhasilan dan kegagalan, serta
keberanian mengambil risiko.
Seorang pemimpin mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
mempengaruhi orang lain dan bukan sebaliknya. Kemampuan pemimpin untuk
mengambil risiko dalam pengambilan keputusan menjadi kunci dalam
menciptakan perubahan positif dalam organisasi. Pengambilan keputusan
merupakan proses memilih antara situasi-situasi yang tidak pasti, dan tantangan
terbesar sering kali muncul dari diri pemimpin sendiri, khususnya dalam tindakan
tegas dan mengatasi keraguan. Mengembangkan dorongan dalam suatu
perusahaan yang melibatkan penciptaan lingkungan kerja yang memotivasi
karyawan untuk memberikan kontribusi maksimal.
Peran seorang pemimpin tidak hanya terbatas pada posisi kepemimpinan
atau perintah kepada bawahannya. Kepemimpinan dipahami sebagai karakter di
mana seorang pemimpin harus menjadi teladan dan figur yang diikuti oleh
masyarakat yang dipimpinnya, mirip dengan peran orang tua dalam keluarga.
Memegang tugas sebagai pemimpin tidaklah mudah, melibatkan kemampuan
membimbing perusahaan dan waktu menuju perbaikan.
xxvi
B. SARAN
untuk mengembangkan potensi seorang pemimpin meliputi kemampuan
untuk menerima kegagalan, mengambil keputusan, mengukur dan menghargai
kinerja, bongkar-pasang tim dengan benar, bertanya dan mencari nasihat,
mengatasi masalah tanpa menunda, menciptakan budaya kerja yang positif, dan
menjadi guru. Dan penting untuk memahami hakikat pemimpin, tipe-tipe
kepemimpinan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
dalam manajemen. Selain itu, Kompetensi pengembangan kepemimpinan harus
bersifat dinamis yang disesuaikan dengan karakteristik lingkungan kerja dan
tantangan yang dihadapi sehingga harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
xxvii
Adair, J. (1994). Menjadi Pemimpin Yang Efektif, Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo.
https://m.kumparan.com/amp/user-20122021020735/analisis-risiko-dan-manfaat-
untuk-teknik-pengambilan-keputusan-yang-tepat 20i5KuLUa1I
https://www.td.org/insights/how-to-gain-support-for-employe-development
xxviii