Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MANAJEMEN PERUBAHAN

Mengkaji tentang “Mengembangkan Potensi Seorang Pemimpin”

Dosen Pengampu : Kasman Muslimin, S. Pt., M. Si

Oleh :

Kelompok I

Weni Indriani (S1B121052)


Andi Nilam Cahya (S1B121059)
Erwin Prasetyo (S1B121067)
Febri (S1B121070)
Fenta Wahyuni (S1B121071)
Julhawati (S1B121082)
Marianti (S1B121084)
Muh. Annas Al-Fakhri (S1B121088)
Muhamad Rahman (S1B121093)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai mengembangkan
potensi seorang pemimpin. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Perubahan.Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
manajemen perubahan mengenai pengembangan potensi seorang pemimpin bagi
para pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Kasman Muslimin, S. Pt.,


M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen perubahan yang telah
banyak membantu dalam memberikan materi maupun saran dan pengarahan.

Meski telah disusun secara maksimal, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Namun kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Saran dan masukan dari semua pihak sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Kendari, November 2023

Kelompok I

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAAN

A. Membangun Atribut ....................................................................................3


B. Membangun Percaya Diri ...........................................................................5
C. Mengambil Resiko ....................................................................................12
D. Mengembangkan Dorongan ......................................................................20
E. Memimpin Dengan Efektif .......................................................................21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................23
B. Saran .....................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................25

BAB I

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang pemimpin mempunyai potensinya masing-masing. Potensi yang
dimiliki seorang pemimpin ini harus terus dikembangkan, baik yang ada didalam
dirinya sendiri maupun dilingkungan yang dipimpinnya. Dengan adanya
pengembangan tersebut membuat pemimpin ingat bahwasannya untuk menjadi
pemimpin yang baik atau pemimpin yang sejati itu diperlukan usaha termasuk
mengembangkan yang ada didalam dirinya. Karena menjadi pemimpin sejati itu
bukan terletak pada gelar atau jabatan yang diberikan melainkan sebuah kelahiran
dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang dan tumbuh serta berkembang
dari dalam diri seseorang.
Tetapi perlu diingat, dalam memimpin tidak cukup hanya
mengembangkan apa yang ada didalam dirinya tersebut. Pemimpin juga harus
mampu mengembangkan kepemimpinan di lingkungan pemimpin termasuk
anggota dibawahannya. Hal ini sangat perlu dilakukan bagi seorang pemimpin
karena dengan mengembangkan kepemimpinan di lingkungan pemimpin itu sama
saja dengan mengembangkan potensi kepemimpinan yang dimiliki oleh bawahan
di lingkungan organisasi atau lembaga. Sebab semua orang di lingkungan
organisasi mempunyai potensi untuk memimpin dan memperlihatkan sikap
kepemimpinan melihat sekalipun itu seorang bawahan.
Untuk itulah dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengembangan
potensi dari dalam diri pemimpin dan pengembangan di lingkungan pemimpin
yang dimulai dari membangun atribut, membangun kepercayaan diri, berani
mengambil resiko, mengembangkan dorongan dan memimpin dengan efektif.
B. Rumusan Masalah
Adupun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membangun atribut seorang pemimpin dalam suatu perusahaan?
2. Bagaimana membangun percaya diri dalam diri seorang pemimpin?
3. Bagaimana seorang pemimpin membangun risk leadership atau mengambil
resiko?
4. Bagaimana seorang pemimpin mengembangkan dorongan dalam suatu
perusahaan?

iv
5. Bagaimana memimpin dengan efektif?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami langkah-langkah atau hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan di
perhatikan oleh seorang pemimpin dalam membangun atribut, membangun
percaya diri, mengambil resiko, mengembangkan dorongan dan memimpin
dengan efektif agar suatu perusahaan yang dipimpinnya dapat berjalan dengan
baik.

BAB II

v
PEMBAHASAAN

A. Membangun Atribut

Pengembangan kepemimpinan adalah proses meningkatkan kemampuan


individu untuk tampil dalam peran kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Peran
kepemimpinan adalah peran yang membantu pelaksanaan rencana organisasi
dengan membangun keselarasan, memperoleh mindshare, dan mengembangkan
kemampuan orang lain.

Ada dua jenis kepemimpinan.

1. Pemosisian
2. Pribadi

Kegiatan pengembangan kepemimpinan membantu para pemimpin


meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan kepercayaan diri mereka.
Pemimpin sering dibimbing dan dikembangkan melalui penggunaan pembinaan
dan pendampingan. Kompleksitas program, harga, dan metodologi pengajaran
semuanya sangat bervariasi.

Baldwin dan Ford (1988) berpendapat bahwa kualitas program, tingkat


dukungan dan penerimaan dari atasan, dan ciri-ciri atau preferensi belajar individu
yang sedang dikembangkan semuanya memiliki peran penting dalam seberapa
baik program itu berjalan. Pendekatan baru untuk pengembangan kepemimpinan
dikenal sebagai The Four Es:

1. Pendidikan: Esensi pengembangan produk, layanan pelanggan, pemasaran,


dan operasi bisnis dapat dipelajari melalui buku, kuliah, kursus online,
pelatihan kelas, pembelajaran berdasarkan pengalaman, dan pembelajaran
LinkedIn. Pendidikan membantu para pemimpin mempelajari hal-hal
penting dari pekerjaan mereka.
2. Pengalaman: Pengembangan kepemimpinan membutuhkan pengalaman
dunia nyata. Setiap proyek, berhasil atau tidak, adalah kesempatan belajar.

vi
Pengalaman di tempat kerja membantu manajer membangun soft skill
yang penting untuk keterlibatan karyawan.
3. Eksposur: Departemen sumber daya manusia dan direktur SDM
mendukung dan mengembangkan pemimpin perusahaan melalui
pembinaan dan pendampingan. Penting juga bagi mereka untuk
mengamati pemimpin aspiratif dalam peran penting. Didorong ke dalam
tugas yang menantang adalah metode lain untuk mendapatkan pengalaman
kepemimpinan dunia nyata.
4. Evaluasi: Ini adalah komponen penting dalam mengembangkan pemimpin
untuk abad kedua puluh satu. Anda harus menyadari keadaan pemimpin
Anda saat ini dan menunjukkan area mana saja untuk pengembangan.
Untuk mencegah “kutukan keahlian” menyebabkan para pemimpin Anda
menjadi lembam.

Mengembangan potensi dalam kepemimpinan terhadap membangun


atribut yang penting untuk peran pemimpin. Berikut adalah beberapa aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kepemimpinan:

1. Kemauan: Memiliki kemauan akan membantu pemimpin dalam


mengambil keputusan yang baik dan mengarahkan orang lain dengan
efektif
2. Keterampilan berkomunikasi: Mampu berdialog secara efektif dan menjadi
pendengar aktif, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan
orang lain
3. Inisiatif dan tanggung jawab: Memiliki inisiatif, menjadi pribadi yang
bertanggung jawab, meningkatkan kemampuan terus menerus, dan
memiliki visi
4. Pengembangan tim: Mengembangkan potensi anggota tim dengan
memberikan pelatihan, dukungan, dan kesempatan bagi anggota tim untuk
tumbuh dan berkembang
5. Pengambilan keputusan: Membuat keputusan yang penting untuk
organisasi, mencakup mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi
yang diperlukan, dan memilih tindakan yang paling tepat

vii
6. Pengorganisasian: Mengatur sumber daya, tugas, dan tanggung jawab
dalam organisasi, merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengawasi
aktivitas tim agar mencapai tujuan dengan efisien
7. Mengukur kinerja: Mengukur kinerja individu dan tim serta memberikan
umpan balik yang bermanfaat untuk identifikasi kekuatan dan kelemahan,
serta memberikan arah untuk perbaikan
8. Mengelola konflik: Mengambil keputusan secara tunggal atau demokratis,
dan memberikan sedikit ruang untuk partisipasi anggota tim dalam
pengambilan keputusan

Dalam mengembangkan kepemimpinan, pemimpin harus memperhatikan


peran mereka dalam mengembangkan potensi anggota tim, mengatasi konflik, dan
meningkatkan produktivitas organisasi.Selain itu, paemimpin juga harus memiliki
integritas, intelektual, intelegensi, kemampuan/keahlian, memiliki power, dan
mampu mempengaruhi orang lain,Selain itu, terdapat kualitas lain yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, seperti kemampuan komunikasi yang efektif,
kejujuran, kemampuan pengambilan keputusan, inovasi, kemampuan mengelola
konflik, dan kemampuan mengembangkan potensi anggota tim.Dengan
mengembangkan atribut-atribut ini, seorang pemimpin dapat memainkan peran
yang efektif dalam organisasi dan membantu mencapai tujuan bersama.

B. Membangun Percaya Diri


1. Pengertian Percaya Diri

Percaya Diri (SelfConfidence) adalah meyakinkan pada kemampuan


dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih
pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya
menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas
keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap positif
seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian
positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi
yang dihadapinya.

viii
Menurut Lauster (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap
atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-
tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang
sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat
mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan
bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak
mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang
lain, optimis dan gembira.

Menurut Rahmat (2000:109) kepercayaan diri dapat diartikan sebagai


suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam
kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh
dengan mengacu pada konsep diri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa


percaya diri (Selfconfidence) merupakan adanya sikap individu yakin akan
kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,
bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang
lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi,
tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan
atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki
dorongan prestasi yang kuat.

2. Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri

Hakim (2004:5-6) menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik


individu yang memiliki rasa percaya diri yang proporsional diantaranya:

a. Selalu merasa tenang disaat mengerjakan sesuatu


b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai
c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi
d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi
e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya.

ix
f. Memiliki kecerdasan yang cukup
g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup
h. Memiliki keahlian dan keterampilan lain yang menunjang kehidupannya,
misalnya keterampilan berbahasa asing.
i. Memiliki kemampuan bersosialisasi
j. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik
k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan
tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
l. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya
dengan tetap tegar, sabar dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup
yang berat justru semakin memperkuat rasa percaya diri seseorang.
3. Perkembangan Rasa Percaya Diri

Pola kepribadian yang pada dasarnya telah diletakkan pada masa bayi,
mulai terbentuk pada masa kanak-kanak. Karena orang tua, saudara-saudara
kandung dan sanak saudara yang lainnya merupakan sanak saudara yang lain
merupakan dunia sosial yang pertama dan utama bagi anak, maka bagaimana
perasaan dan perlakuan mereka kepada anak merupakan faktor penting dalam
pembentukan konsep diri, yaitu inti pola kepribadian. Inilah sebabnya
mengapa Glanser mengatakan bahwa konsep diri anak terbentuk di dalam
rahim hubungan keluarga (Hurlock, 199:132). Berdasarkan pengertian di atas,
rasa percaya diri baru bisa tumbuh dan berkembang baik ejak kecil jika
seseorang berada dalam keluarga yang baik.

Wirawan (1991:74) juga menambahkan bahwa proses perubahan


tersebut merupakan hal yang harus terjadi, oleh karena dalam proses
pematangan kepribadiannya remaja sedikit-demi sedikit memunculkan ke
permukaansifat-sifatnya yang sesungguhnya yang harus berbenturan dengan
rangsangan-rangsangan dari luar.

Untuk memiliki kepercayaan diri yang baik, anda harus menciptakan


selfimage yang baik pula. Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat
semacam kesimpulan bahwa kepercayaan-diri itu adalah efek dari bagaimana
kita merasa, meyakini, dan mengetahui. Orang yang punya kepercayaan diri

x
rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap
dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya
pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya. Ketika
ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki
kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa
bersikap sebagai berikut

a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan


secara sungguh-sungguh.
b. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan.
c. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah.
d. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab
(tidak optimal).
e. Canggung dalam menghadapi orang.
f. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
mendengarkan yang meyakinkan.
g. Sering memiliki harapan yang tidak realistis.
h. Terlalu perfeksionis.
i. Terlalu sensitif.
4. Membangun Percaya Diri
Dalam kehidupan, pergaulan merupakan syarat seseorang bisa diterima
orang lain. Tidak mungkin kita bisa berbisnis, bernegosiasi, dan melakukan
deal tertentu tanpa kontak langsung. Sikap kita dalam bergaul menunjukkan
kepribadian. Percaya diri merupakan syarat utama agar kita bisa diperhatikan.
Kepercayaan diri dan kepribadian yang kuat bisa menunjang seseorang untuk
menjalin hubungan dengan orang di sekitarnya. Sayangnya tidak semua orang
secara lahiriah mempunyai kemampuan itu. Hanya orang yang mempunyai
kepercayaan diri dan kepribadian kuat akan lebih diterima oleh semua orang
dan terkesan berkarisma. Semua orang berpotensi mempunyai kharisma, dan
bisa di pelajari untuk kehidupan sehari-hari.
5. Strategi membangun kepercayaan diri seorang pemimpin
Rasa percaya diri muncul secara alami pada sebagian orang; yang lain,
sebaliknya, memerlukan sedikit dorongan di bagian kepercayaan diri untuk

xi
meningkatkan pribadi mereka.Setelah kita membahas mengapa rasa percaya
diri merupakan karakteristik penting dari kepribadian kepemimpinan,
sekarang saatnya kita mengambil tindakan praktis. Berikut adalah strategi
empat yang cukup berguna yang dapat diterapkan oleh setiap calon pemimpin
untuk lebih meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka:
a) Mengingat bahwa teladan yang baik dan buruk adalah guru yang unggul.
Dalam kepemimpinan, orang juga rentan melakukan kesalahan serta
menunjukkan hasil kerja yang bagus. Jarang sekali perjalanannya mulus.
Namun sikap terbuka, jujur, dan bijaksana di depan tim sudah pasti
merupakan tanda kedewasaan dan kepercayaan diri. Gunakan prestasi
sebagai contoh dan motivasi. Kemudian, gunakan kesalahan sebagai
panduan dan pengalaman bersama yang dapat mengajarkan suatu tim satu
atau dua hal tentang bangkit dan maju.
b) Bersikap terbuka terhadap masukan, meskipun negatif, adalah tanda
kepercayaan diri yang luar biasa.
Pemimpin bukan satu-satunya yang seharusnya memberikan umpan balik.
Proses ini harus berjalan dua arah. Manajer yang percaya diri adalah
seseorang yang terus-menerus mencari umpan balik dari karyawannya dan
menerima kritik sebagai titik fokus pengembangan masa depan dan
pertumbuhan profesional mereka.
c) Mengubah kata-kata menyelaraskan dengan tindakan sangatlah penting.
Pemimpin yang percaya diri tidak akan pernah menentang perkataannya
karena mereka tahu apa yang mereka katakan itu penting. Ketika seorang
manajer mencoret apa yang telah mereka katakan dalam janji, rencana,
langkah, dan visi, itu berarti mereka meremehkan kata-kata mereka
sendiri.
d) Menunjukkan kemampuan beradaptasi dan beradaptasi adalah kuncinya.
Dalam bisnis, tidak ada yang bisa menjamin segala sesuatunya tidak akan
berubah sepenuhnya dalam semalam. Jika seorang pemimpin ingin
menunjukkan rasa percaya diri, mereka harus fleksibel dan mudah
beradaptasi terhadap perubahan karena hal ini membuktikan
profesionalisme mereka lebih besar dari keadaan. Pada dasarnya, ini

xii
adalah pelajaran utama dalam hal keteladanan yang dapat diajarkan kepada
karyawan.
6. Mengembangkan potensi untuk membangun kepercayaan diri
Dalam mengembangkan potensi untuk membangun kepercayaan diri,
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1) Pemahaman Diri
Mempelajari diri sendiri secara mendalam, termasuk kekuatan, kelemahan,
nilai-nilai, dan minat pribadi.
2) Set Tujuan yang Jelas
Tetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai untuk
memberikan arah dan fokus dalam pengembangan diri.
3) Tanggung Jawab Pribadi
Ambil tanggung jawab atas tindakan dan keputusan Anda, sehingga Anda
merasa memiliki kendali atas hidup Anda.
4) Belajar dari Pengalaman
Refleksikan pengalaman hidup, baik positif maupun negatif, untuk
memahami pelajaran yang dapat diambil dari setiap situasi.
5) Komunikasi yang Efektif
Kembangkan keterampilan komunikasi untuk dapat menyampaikan
pendapat dan ide secara jelas dan tegas.
6) Mengelola Kritik
Belajar menerima kritik secara konstruktif dan melihatnya sebagai peluang
untuk pertumbuhan dan perbaikan.
7) Mengatasi Ketidakpastian
Terimalah bahwa ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan, dan
kembangkan ketangguhan mental untuk mengatasi tantangan.
8) Perawatan Diri
Jaga kesehatan fisik dan mental, dan berikan perhatian yang cukup pada
kebutuhan diri sendiri.
9) Jaringan Dukungan
Bangun hubungan yang positif dengan orang-orang yang mendukung
pertumbuhan dan pengembangan pribadi Anda.

xiii
10) Belajar dari Keberhasilan dan Kegagalan
Pahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan,
dan belajarlah dari setiap pengalaman, baik positif maupun negatif.
11) Berani Mengambil Risiko
Keluar dari zona nyaman sesekali untuk menghadapi tantangan baru dan
mengasah keterampilan serta kepercayaan diri.
12) Pemeliharaan Harga Diri
Hindari perbandingan yang merugikan dan fokus pada keunikan dan nilai
diri sendiri.

Mengembangkan potensi dan membangun kepercayaan diri


sebagai pemimpin dalam suatu perusahaan melibatkan beberapa langkah
strategis. Pertama-tama, identifikasi kekuatan dan kelemahan pribadi
untuk dapat fokus pada pengembangan area yang perlu diperkuat.
Selanjutnya, tingkatkan keterampilan kepemimpinan melalui pelatihan dan
pembelajaran berkelanjutan.

Penting juga untuk membangun hubungan yang baik dengan


anggota tim, dengarkan masukan mereka, dan berkomunikasi secara
terbuka. Konsistensi dalam tindakan dan keputusan akan membantu
membangun kepercayaan tim terhadap kepemimpinan Anda. Selain itu,
tetap jujur dan transparan dalam mengelola situasi sulit atau memberikan
umpan balik.Memiliki visi yang jelas dan membagikannya dengan tim
dapat memberikan arah yang kuat. Terlibatlah dalam proyek-proyek
strategis dan tunjukkan dedikasi terhadap pertumbuhan perusahaan.
Kesempatan untuk belajar dari pengalaman dan menerima tanggung jawab
juga merupakan bagian penting dari pengembangan kepemimpinan.

Dengan melakukan langkah-langkah ini secara konsisten, Anda


dapat mengembangkan potensi kepemimpinan dan membangun
kepercayaan diri dalam peran sebagai pemimpin perusahaan.

xiv
C. Mengambil Resiko
Pemimpin adalah seseorang yang berhak bertindak mempengaruhi orang
lain lebih dari orang lain mempengaruhi dirinya. Seorang pemimpin harus berani
mengambil resiko dalam membuat suatu keputusan untuk menghasilkan suatu
perubahan yang lebih baik terhadap organisasi yang dibawahinya. Pengertian
pengambilan suatu keputusan (decision making) ialah proses memilih atau
menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
Dalam proses pengambilan keputusan, hambatan terkuat datang dari pengambilan
keputusan itu sendiri, dimana ketika yang paling sering memanifestasikan dirinya
adalah ketidakmampuan seorang pemimpin dalam bertindak tegas dan
membiarkan dirinya diliputi oleh keraguan. Keputusan yang diambil oleh seorang
pemimpin sangatlah berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi, maka dari
itu ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan sangatlah penting.
1. Peran Penting Pemimpin Organisasi dalam pengambilan Keputusan
Setiap organisasi pasti memiliki sosok pemimpin dan struktur
kepemimpinan. Biasanya pemimpin memiliki peran yang berpengaruh besar
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, oleh karena itu pemimpin sering
disebut sebagai orang yang mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Dalam suatu organisasi atau perusahaan pastinya
memerlukan keputusan-keputusan yang harus diambil untuk kemajuan
organisasi. Pengambilan keputusan pada dasarnya yaitu memilih, sebab
dalam pengambilan keputusan biasanya terdapat beberapa alternatif terbaik
yang dapat dipilih dari beberapa pilihan yang tersedia. Pengambilan
keputusan juga dapat disebut sebagai sebuah tindakan untuk menyelesaikan
permasalahan.
Pengambilan keputusan seorang pemimpin sangat penting untuk
pengembangan dan kegagalan organisasi. Keputusan yang tepat membawa
perubahan yang baik bagi organisasi saat ini, tetapi sebaliknya, pengambilan
keputusan yang salah berdampak buruk bagi manajemen organisasi. Dalam
mengelola suatu organisasi, ketepatan pengambilan keputusan seorang
pemimpin dapat menjadi kriteria kompetensi dan kepercayaan. Jika pemimpin
lambat dan bimbang, pengikutnya akan tahu bahwa dia adalah pemimpin yang

xv
tidak berani mengambil resiko. Membiasakan membuat keputusan yang cepat
dan tegas buk nlah tugas yang mudah, dan membutuhkan proporsi yang jelas
dan intuisi yang tajam untuk membuat keputusan yang tepat.
Di dalam mengambil suatu keputusan baik untuk pemimpin dalam
usaha/organisasi maupun untuk individu pasti mengalami suatu hambatan,
hambatan-hambatan tersebut dilatar belakangi oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Keraguan

Kendala yang paling kuat sebenarnya berakar pada diri seorang pemimpin
itu sendiri. Keraguan dalam diri seorang pemimpin membuat dirinya tidak
dapat bertindak tegas. Seringkali karena keraguan ini menyebabkan
masalah-masalah lainnya.

b. Kekeliruan Memahami Informasi

Kesalahpahaman informasi dapat menjadi hambatan yang sangat berbahaya


bagi pengambilan keputusan. Ketika sebuah bisnis membuat keputusan
tanpa pemahaman yang baik tentang informasi maka itu akan menjadi
keputusan yang buruk.

c. Kurang Waktu

Sering kali keputusan yang diambil secara tergesa-gesa menimbulkan


dampak yang menghancurkan.

d. Informasi yang Berlebih atau Terlalu Sedikit

Memiliki banyak informasi sering kali dianggap bermanfaat, tetapi jika


informasi itu tidak diperoleh dengan benar justru akan semakin mempersulit
keadaan. Perusahaan dapat merasa bingung karena informasi yang tersaji
terlalu banyak dan tidak tersusun dengan benar. Sementara itu, memperoleh
informasi yang minim untuk mendukung keputusan juga tidaklah
disarankan.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan seorang pemimpin agar dapat
membangun ‘risk leadership’ atau kepemimpinan yang berani

xvi
menghadapi dan mengambil risiko

Kepemimpinan selalu memerlukan keberanian dalam menghadapi dan


mengambil risiko di suatu tingkat tertentu. Risiko diperlukan untuk membuat
perubahan, dan dalam membuat perubahan, akan selalu ada risiko yang dapat
berimbas baik kepada si pemimpin yang memulai dan/atau memimpin
perubahan, maupun terhadap para pengikutnya, serta terhadap kelompok dan
organisasi yang dilibatkan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar seorang pemimpin


dapat membangun ‘risk leadership’ atau kepemimpinan yang berani
menghadapi dan mengambil risiko.

a. Zona Nyaman (Comfort Zone)

Berlindung dalam suatu zona nyaman adalah kebalikan dari


kemauan mengambil risiko (willingnestotake risk). Bila seorang pemimpin
cenderung baik secara sadar maupun tidak sadar terbelenggu dalam zona
nyaman, maka dia akan cenderung untuk mengambil keputusan dan cara-
cara bekerja yang paling sedikit tingkat risikonya dan yang paling mudah
dikerjakan. Contoh paling ekstrim adalah kecenderungan menunda
keputusan-keputusan penting dan strategik, serta selalu ragu-ragu bila
harus mengambil keputusan-keputusan kritis dalam waktu cepat dan tepat.
Hal ini dapat berakibat buruk bagi organisasi karena hanyut dalam
kegiatan-kegiatan rutinitas semata, terlambat bertindak proaktif,
membiarkan permasalahan menumpuk dari waktu ke waktu, dan akhirnya
organisasi tidak mampu lagi membangun kapasitas yang dibutuhkan dalam
menciptakan nilai di masa yang akan datang.

Pemimpin harus secara sadar tidak membiarkan situasi zona nyaman


mendominasinya. Untuk dapat memiliki kemauan dan kemampuan dalam
mengambil risiko, pemimpin harus memiliki kemauan dan keberanian
untuk keluar dari zona nyaman yang sudah ada. Siapa punyang takut
keluar dari zona nyaman mereka, maka dia juga akan takut untuk

xvii
mengambil risiko yang sering kali dibutuhkan pada saat seseorang menjadi
pemimpin.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa seorang


pemimpin atau calon pemimpin di dalam organisasi kita, baik di tingkat
korporasi, departemen, maupun unit-unit kerja dan kelompok-kelompok
gugus tugas memiliki keberanian dan kemampuan untuk keluar dari zona
nyaman. Salah satu ciri utama dari seorang pemimpin yang dapat
membawa perubahan adalah seseorang yang mudah untuk keluar dari zona
nyaman mereka, dan selalu bergerak untuk mengambil dan menangani
tantangan-tantangan baru. Pemimpin dengan kemauan dan Kemampuan
seperti itu akan cenderung untuk lebih mampu menghadapi ketidakpastian
dengan sikap lebih berani, sehingga dapat menangkap peluang-peluang
baru yang ditimbulkan dari banyaknya ketidakpastian.

b. Tantangan (Challenges)
Tantangan adalah yang hal yang membuat kita selalu belajar.
Tantangan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan
diri tidak hanya untuk si pemimpin saja, tetapi juga untuk orang-orang
yang dipimpin dalam mengatasi tantangan tersebut. Kerelaan mengambil
risiko pada saat tantangan sangat besar, adalah apa yang dibutuhkan
seorang pemimpin untuk menunjukkan keberanian dan Kemampuan dalam
menghadapi situasi sulit.Tantangan diambil harus dengan suatu alasan
yang tepat. Oleh karena itu kita berbicara tentang mengambil tantangan
yang tepat serta dibutuhkan dengan memperhitungkan risiko-risiko yang
dihadapi dan membandingkannya dengan tantangan yang dihadapi dan
harus diatasi tersebut. Bila ada cara untuk mengurangi risiko dalam
menghadapi suatu tantangan, maka hal tersebut harus kita lakukan. Atau
dengan kata lain, bagaimana membuat suatu tantangan menjadi lebih
sedikit berisiko dengan manfaat yang sama.
Keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemimpin pada saat
mengambil tantangan atau tidak serta menerima risiko-risiko dalam
menghadapi tantangan tersebut, akan menjadi petunjuk dan pembelajaran

xviii
bagi para pengikut dalam menilai diri mereka sendiri. Emosi si pemimpin
dalam proses pengambil keputusan, alasan-alasan di belakangnya dan
pertimbangan yang diambil yang melibatkan banyak orang adalah apa
yang pengikut pelajari dari saat menghadapi setiap tantangan. Oleh karena
itu, seorang pemimpin sebaiknya membuat keputusan-keputusan secara
transparan dan melakukannya dengan dasar moral, keterkaitan emosi dan
gairah untuk mengatasi permasalahan, sehingga dapat menjadi rujukan
pembelajaran bagi para pengikutnya.
c. Inovasi (Innovation)
Pengambilan suatu risiko dilakukan dengan adanya suatu tujuan di
benak kita. Tidak ada artinya mengambil suatu risiko yang tidak
menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, dalam mencapai suatu tujuan tertentu
akan ada banyak risiko yang dapat menggagalkan pencapaian tujuan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kreatifitas bagaimana mewujudkan
tujuan yang diinginkan sembari mengatasi berbagai hambatan yang ada.
Inovasi adalah salah satu hal yang diperlukan dalam mencari cara baru
untuk mewujudkan tujuan yang ingin diraih. Inovasi dapat berupa ide-ide
baru yang direalisasikan dalam bentuk produk dan proses bisnis. Hal ini
membutuhkan pemecahan dasar baru yang belum seorang pun pernah
melakukannya, dan oleh karena itu dapat menyebabkan timbulnya suatu
risiko baru. Dalam dunia yang selalu berubah seperti kita hadapi saat ini,
berbagai inovasi dibutuhkan untuk memimpin orang dengan baik. Inovasi
akan menampukkan adanya perubahan dan membuka kesempatan-
kesempatan yang tadinya tidak mungkin terlihat sebelum suatu perubahaan
terjadi. Orang dan perusahaan yang tidak berani mengambil risiko akan
menjadi stagnan dan tidak memiliki kemampuan untuk berinovasi atau
berubah.Inovasi bukan hanya untuk pemimpin saja, tetapi juga diperlukan
bagi para pengikutnya. Untuk membuat inovasi terwujud di segala
tingkatan dan dari para pengikut juga, seorang pemimpin harus melihat
atau mencari cara untuk mengarahkan pada apa yang dibutuhkan untuk
suatu arah perubahan, tetapi jangan membatasi dalam melaksanakannya.
Kemampuan kolektif yang terjadi dalam suatu kelompok jauh lebih besar

xix
dari dari apa yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin sendirian. Dan
begitu juga dengan kemungkinan-kemungkinan dan ide-ide yang
dihasilkan oleh kelompok secara keseluruhan akan lebih kaya dari apa
yang dapat dihasilkan oleh seorang pemimpin sendirian.
Untuk alasan ini, adalah penting bagi seorang pemimpin untuk
tidak berhenti hanya dalam mengizinkan inovasi di segala tingkatan, tetapi
juga mendorong dan mempromosikannya. Hal ini tidak hanya akan
mendorong lebih banyak ide-ide baru dihasilkan, tetapi juga dapat
membuat lebih banyak lagi orang di antara pengikut untuk mulai
terlibat dalam praktik dan ketertarikan terhadap keputusan-keputusan yang
diambil, termasuk dengan risiko-risiko yang terkait danperubahan-
perubahan yang harus dihadapi.
d. Kepercayaan diri (Confidence)
Kepercayaan diri tidak hanya perlu dimiliki oleh seorang pemimpin
tetapi juga perlu untuk didemonstrasikan. Membangun kepercayaan diri
untuk membuat keputusan-keputusan sulit membutuhkan sejarah atau
rekam jejak dalam pengambilan keputusan di masa lalu. Seorang
pemimpin perlu belajar dari keputusan-keputusan yang telah mereka buat
sebelumnya, baik belajar dari kesuksesan maupun dari kesalahan-
kesalahan yang pernah terjadi. Proses pembelajaran tersebut akan
membangun dan memberikan kepercayaan diri bagi pemimpin dalam
mencari dan membuat keputusan terbaik yang mereka dapat buat dalam
suatu waktu tertentu. Berbicara tentang mengambil keputusan terbaik,
banyak orang takut bahwa keputusan yang diambilnya salah sehingga
mereka perlu melakukan evaluasi dan berusaha mempertimbangkan semua
opsi yang mungkin tanpa pernah membuat suatu keputusan. Sangatmudah
orang terjebak dalam genangan informasi dimana mereka tidak melakukan
apa-apa selain hanya terus-menerus melakukan analisis kemungkinan-
kemungkinan. Dalam hal ini, seorang pemimpin membutuhkan
kepercayaan diri bahwa suatu keputusan awal dapat membuat suatu
kemajuan terjadi lebih cepat, walaupun keputusan tersebut mungkin salah
dan harus diubah kemudian. Keputusan awal dari seorang pemimpin

xx
dibutuhkan karena sebenarnya akan sangat sulit menemukan keputusan
terbaik secara absolut pada saat suatu awal permasalahan perlu diatasi.
Dapat saja suatu keputusan awal bukan benar-benar (dan memang
tidak harus) menjadi keputusan yang terbaik. Dalam hal ini, yang
dibutuhkan adalah keberanian dan kepercayaan diri untuk mengambil
keputusan awal tersebut dan seiring dengan lebih banyaknya informasi dan
perkembangan lebih lanjut sampai pada titik dapat dievaluasi secara
penuh-berani untukmengambil keputusan berbeda dari keputusan awal
tadi, bila memang diperlukan dan menjadi suatu pilihan yang lebih baik.
3. Analisis Risiko dan Manfaat Untuk Teknik Pengambilan Keputusan yang
Tepat

Analisis risiko dan manfaat melibatkan mengidentifikasikan dan nilai


terhadap kekurangan dan manfaat yang mungkin timbul dari suatu keputusan
yang diambil. Dalam hal ini, risiko mengarah pada kerugian atau dampak
negatif yang bisa saja terjadi sebagi akibat dari keputusan yang diambil,
sedangkan manfaat mengarah pada keuntungan atau hasil positif yang dapat
diraih. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan dengan Analisis Risiko dan
Manfaat:

1. Mengidentifikasi Kekurangan
Anda perlu mengidentifikasi dan menggali secara mendalam mengenai
kekurangan potensial yang terkait dengan setiap pilihan. Misalnya, Anda dapat
melibatkan pertimbangan mengenai biaya, waktu, sumber daya, dampak
negatif, atau rintangan yang bisa saja muncul. Sebagai contoh saat Anda
mengambil keputusan dalam menentukan metode pemasaran apa yang tepat
untuk produk baru Anda, apakah dengan metode langsung atau dengan
memanfaatkan media sosial. Anda perlu mengidentifikasi setiap kekurangan
dari metode pemasaran yang akan Anda pilih. Dengan itu Anda dapat
mengambil keputusan yang baik untuk memasarkan produk Anda ke
konsumen.

2. Penilaian Risiko

xxi
Mengevaluasi setiap risiko terkait dengan setiap kekurangan yang
diidentifikasi. Penilaian risiko biasanya melibatkan penggunaan kerangka
risiko, dimana risiko diberi peringkat berdasarkan tingkat kemungkinan
dampak yang terjadi. Dengan ini Anda memahami penentuan peluang
terjadinya kekurangan atau dampak yang ditimbulkan. Anda juga perlu
memahami lebih jelas tentang risiko yang terkait dengan masing-masing
keputusan.
3. Identifikasi Manfaat

Selanjutnya Anda dapat mengidentifikasi manfaat yang dapat Anda


peroleh dari setiap pilihan yang Anda pilih. Hal tersebut dapat berupa
peningkatan kegunaan, keuntungan, pertumbuhan pasar, kepuasan pelanggan,
atau faktor positif lainnya. Sebagai contoh seperti halnya pada contoh dalam
mengidentifikasi masalah. Anda perlu mempertimbangkan manfaat dari
masing-masing metode pemasaran yang ada dalam pilihan. Jika dirasa pilihan
Anda memiliki banyak manfaat untuk tujuan Anda, maka Anda perlu
mengaplikasikan keputusan itu untuk mencapai tujuan.

4. Penilaian Manfaat

Setelah melakukan identifikasi manfaat langkah selanjutnya adalah


Anda melakukan evaluasi nilai dan potensi manfaat dari setiap pilihan yang
diidentifikasi. Hal ini melibatkan penilaian terhadap probabilitas tercapainya
manfaat tersebut dan dampak positif yang didapatkan.

Analisis resiko dan manfaat adalah teknik yang penting untuk


mengambil keputusan dan memungkinkan kita bisa mempertimbangkan
secara efektif baik kekurangan maupun kelebihan dari setiap pilihan yang ada.
Dengan Anda memahami dan menerapkan metode ini, Anda dapat membuat
keputusan yang bijaksana dalam mengurangi risiko, memaksimalkan peluang,
dan mencapai hasil yang lebih baik.

xxii
D. Mengembangkan Dorongan
Mengembangkan dorongan dalam suatu perusahaan adalah proses
menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi karyawan untuk memberikan
kontribusi maksimal mereka. Mengembangkan dorongan umumnya merujuk pada
upaya meningkatkan motivasi atau semangat seseorang dalam mencapai tujuan
atau melakukan suatu tindakan tertentu. Ini melibatkan langkah-langkah seperti:
1. Artikulasi Visi dan Tujuan:
Komunikasikan dengan jelas visi dan tujuan perusahaan kepada seluruh
anggota tim untuk memberikan arah yang jelas.
2. Budaya Kerja Positif:
Bangun budaya kerja yang positif, inklusif, dan mendukung pertumbuhan.
3. Pemberdayaan Karyawan:
Beritanggungjawab dan keterlibatan kepada karyawan, memungkinkan
mereka merasa memiliki dampak yang signifikan.
4. Penghargaan dan Pengakuan:
Akui pencapaian dan usaha keras karyawan untuk meningkatkan motivasi
dan kepuasan kerja.
5. Fasilitasi Pengembangan Karir:
Sediakan peluang pengembangan karir dan dukungan untuk pertumbuhan
professional anggota tim.
6. Transparansi dan Komunikasi Terbuka:
Pertahankan transparansi dalam kebijakan, keputusan, dan komunikasi
untuk membangun kepercayaan.
7. Inovasi dan Fleksibilitas:
Dorong inovasi dengan memberikan ruang bagi ide-ide kreatif, dan
berikan fleksibilitas dalam pendekatan pekerjaan.
8. Pemimpin yang Memotivasi:
Pemimpin yang dapat memotivasi, memberikan contoh positif, dan
mendukung pengembangan tim.
9. Pengelolaan Kinerja yang Efektif:
Terapkan system manajemen kinerja yang memfasilitas iumpanbalik
dampen gembangan karyawan.

xxiii
10. Pengakuan Prestasi:
Berikan pengakuan atas prestasi individu dan kelompok untuk
meningkatkan rasa prestasi dan motivasi.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, perusahaan dapat
menciptakan lingkungan yang memberikan dorongan positif, meningkatkan
produktivitas, dan memotivasi karyawan untuk berkinerja tinggi.
E. Memimpin Dengan Efektif
Pemimpin bukan sekadar pemegang pucuk kepemimpinan atau sosok
yang memerintah anak buah. Kepemimpinan merupakan suatu karakter di mana
seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi orang lain atau bagi masyarakat
yang dipimpinnya. Layaknya posisi seorang ayah dan ibu bagi anak dalam
lingkungan keluarga, maka seorang pemimpin juga seolah menjadi orang tua bagi
masyarakat yang dipimpinnya, masyarakat tersebut pada akhirnya akan
mencontoh apa yang dilakukan oleh pemimpin. Menjalankan tugas sebagai
seorang pemimpin nyatanya bukan hal yang mudah. Selain harus mampu
membawa perusahaan ke arah yang lebih baik, juga harus bisa memimpin anggota
tim untuk menuju ke arah tersebut. Tentu saja, semua itu tidak mungkin bisa
dilakukan tanpa pemahaman akan arti kepemimpinan yang baik. Sebenarnya ada
empat jenis kepemimpinan yang paling sering diterapkan, yaitu kepemimpinan
yang demokratis, kepemimpinan yang otokratis, kepemimpinan yang bersifat
afiliatif, dan kepemimpinan yang visioner. Namun, apa pun jenis kepemimpinan
yang diterapkan dalam bisnis, pemimpin yang efektif memiliki sifat-sifat yang
dapat berkontribusi terhadap berkembangnya suatu Bisnis. Ada lima sifat yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, di antaranya sebagai berikut :

1. Seorang pemimpin yang efektif harus terus berinovasi dalam membangun


suatu nilai dan penerapan dalam bisnis, tidak terus berpaku pada cara-cara
yang konvensional.

2. Seorang pemimpin yang efektif harus menginspirasi dan memotivasi semua


orang dalam perusahaan untuk mencapai visi yang ingin dituju bersama.

3. Seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan yang baik bagi para
pekerjanya. Hal ini memotivasi para karyawan untuk ingin terus

xxiv
meningkatkan kemampuan dan kinerja dalam diri mereka.

4. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki tingkat kecerdasan


emosional yang tinggi dan mampu memahami perasaan dalam diri tiap
pekerjanya. Pemimpin yang efektif harus menghargai perasaan para
anggotanya dan membangun hubungan yang baik dengan mereka.

5. Pemimpin yang efektif memungkinkan para anggotanya untuk bertindak


dengan memberikan akses terhadap informasi dan memberdayakan para
pekerjanya untuk bekerja dengan seluruh kemampuan yang mereka miliki.

Maka dari itu, untuk membangun dan mempertahankan suatu


bisnis yang sukses, seorang pengusaha (entrepreneur) harus memiliki dan
menerapkan kepemimpinan yang efektif dalam menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman sehingga dapat meningkatkan kinerja para pekerjanya
untuk mengembangkan perusahaan/bisnis yang sedang dijalankan.

BAB III

xxv
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengembangan kepemimpinan adalah suatu proses yang bertujuan
meningkatkan kemampuan individu untuk memegang peran kepemimpinan dalam
organisasi. Terdapat dua jenis kepemimpinan, yaitu pemosisian dan pribadi.
Kegiatan pengembangan atribut kepemimpinan membantu pemimpin
meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan kepercayaan diri mereka melalui
berbagai metode, termasuk pendidikan, pengalaman, paparan, dan evaluasi. Selain
itu, seorang pemimpin harus mampu memberikan pelatihan, dukungan, dan
kesempatan bagi anggota tim untuk mengembangkan potensi mereka.
Pertumbuhan rasa percaya diri dipengaruhi oleh terbentuknya konsep diri
pada masa kanak-kanak, pengalaman hidup, dan lingkungan keluarga yang baik.
Untuk membangun kepercayaan diri, diperlukan pemahaman diri, penetapan
tujuan yang jelas, tanggung jawab pribadi, pembelajaran dari pengalaman,
komunikasi efektif, pengelolaan kritik, ketangguhan mental, perawatan diri,
jaringan dukungan, pembelajaran dari keberhasilan dan kegagalan, serta
keberanian mengambil risiko.
Seorang pemimpin mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
mempengaruhi orang lain dan bukan sebaliknya. Kemampuan pemimpin untuk
mengambil risiko dalam pengambilan keputusan menjadi kunci dalam
menciptakan perubahan positif dalam organisasi. Pengambilan keputusan
merupakan proses memilih antara situasi-situasi yang tidak pasti, dan tantangan
terbesar sering kali muncul dari diri pemimpin sendiri, khususnya dalam tindakan
tegas dan mengatasi keraguan. Mengembangkan dorongan dalam suatu
perusahaan yang melibatkan penciptaan lingkungan kerja yang memotivasi
karyawan untuk memberikan kontribusi maksimal.
Peran seorang pemimpin tidak hanya terbatas pada posisi kepemimpinan
atau perintah kepada bawahannya. Kepemimpinan dipahami sebagai karakter di
mana seorang pemimpin harus menjadi teladan dan figur yang diikuti oleh
masyarakat yang dipimpinnya, mirip dengan peran orang tua dalam keluarga.
Memegang tugas sebagai pemimpin tidaklah mudah, melibatkan kemampuan
membimbing perusahaan dan waktu menuju perbaikan.

xxvi
B. SARAN
untuk mengembangkan potensi seorang pemimpin meliputi kemampuan
untuk menerima kegagalan, mengambil keputusan, mengukur dan menghargai
kinerja, bongkar-pasang tim dengan benar, bertanya dan mencari nasihat,
mengatasi masalah tanpa menunda, menciptakan budaya kerja yang positif, dan
menjadi guru. Dan penting untuk memahami hakikat pemimpin, tipe-tipe
kepemimpinan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
dalam manajemen. Selain itu, Kompetensi pengembangan kepemimpinan harus
bersifat dinamis yang disesuaikan dengan karakteristik lingkungan kerja dan
tantangan yang dihadapi sehingga harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

xxvii
Adair, J. (1994). Menjadi Pemimpin Yang Efektif, Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo.

Annabelle, W. (2021). Membangun Kepemimpinan Dalam Diri. Article.


Universitas Nasional Karangturi.

Azzahrati, A. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan

Bisnis, J. M. (2019). Kepempinan, Kompensasi, Disiplin Kerja Motivasi dan


Kinerja Pegawai Indah Pertiwi.

Bruno, L. (2019). Journalof Chemical Informationand Modeling. Peran Sistem


Informa si Manajemen (Sim) Dalam Pengambilan Keputusan.

Robbins, S. P., &Coulter, M. (2010). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan


Aplikasi.

Ryan Cooper. (2019). Kunci Pengembangan Kepemimpinan. Pinang, Surabaya.

https://m.kumparan.com/amp/user-20122021020735/analisis-risiko-dan-manfaat-
untuk-teknik-pengambilan-keputusan-yang-tepat 20i5KuLUa1I

https://www.td.org/insights/how-to-gain-support-for-employe-development

peran penting seorang pemimpin organisasi dalam mengambil...


https://www.researchgate.net/publication/361115611_PERAN_PENTING
_SEORANG_PEMIMPIN_ORGANISASI_DALAM_MENGAMBIL_KE
PUTUSAN

xxviii

Anda mungkin juga menyukai