Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kelompok 2

PERKEMBANGAN GEREJA PADA ABAD MULA MULA

Oleh

Nama Kelompok : Daniel F.N Hutabarat


Tiurma Septiani
Surya Ganda Pasaribu
Prodi : Pendidikan Agama Kristen
Mata Kuliah : Sejarah Gereja
Dosen Pengampu : Dra.Tiurma Barasa,M.Pd.K

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN)


TARUTUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatNyalah maka kami boleh menyelesaikan tugas kelompok untuk
mata kuliah Sejarah Gereja dengan topik yang kami bahas ialah Perkembangan Gereja pada
abad mula mula.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi tugas kami ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat
kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki.

Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran bantuan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan
penuh rasa terima kasih dan Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberi manfaat.

Tarutung, September 2023

Tim Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah dapat mengajarkan begitu banyak hal kepada manusia, baik melalui hal-hal baik
dan indah maupun tidak baik dan bencana sekalipun. Ada satu macam sejarah yang sangat
penting yang harus dipelajari oleh seluruh umat Tuhan, yaitu sejarah Gereja. Melalui sejarah
Gereja, Allah menyatakan diri sebagai Allah yang memegang kuasa atas seluruh sejarah. Di
dalam makalah ini, kita akan melihat apa yang diajarkan oleh sejarah Gereja.

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang dapat dibahas dari materi Perkembangan Gereja
pada abad Mula Mula:
1. Bagaimana Perkembangan Gereja pada abad mula mula menurut Alkitab?
2. Bagaimana Perkembangan Gereja pada masa Bapak-bapak Apostolik
3. Bagaimana Perkembangan Gereja pada masa para Apologet “Pembelaan Agama
Kristen”terhadap musuh di luar gereja

1.3 Tujuan

Tujuannya berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dirumuskan, Berangkat dari
rumusan masalah sebagaimana yang telah di kemukakan diatas. Maka perlu menjabarkan

penelitian yang akan di capai : “Untuk mengetahui materi Perkembangan Gereja pada abad
Mula Mula”

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penelitian Materi ini sebagai mana yang diharapkan oleh kami
adalah untuk menambah wawasan tentang “Perkembangan Gereja pada abad Mula Mula”
BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN GEREJA PADA ABAD MULA MULA

A. Pendahuluan
Pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah Tri Tunggal yang diwujudkan melalui Tuhan
Yesus Kristus sebagai kepala Gereja. Selain menjadi impian banyak pemimpin gereja,
pertumbuhan gereja juga menjadi salah satu yang Allah kehendaki dari umat Tuhan, baik itu
secara kualitatif maupun kuantitatif. Pertumbuhan gereja dapat distimulasi oleh banyak
faktor, seperti model ibadah atau liturgi, manajemen gereja, pelaksanaan komsel dan
pemuridan, hingga pada hal yang paling klasik dan berkarakteristik, yakni penginjilan, yang
selama ini dianggap sebagai implementasi dari amanat Agung Yesus Kristus. Pertumbuhan
gereja yang dimaksud tentu mencakup pertumbuhan dalam aspek, kuantitas dan kualitas iman
orang percaya, yang diimplementasikan dalam tindakan nyata, hidup dalam persekutuan
dengan Tuhan dan sesama orang percaya. Namun, tidak hanya dalam suatu kelompok orang
percaya saja, melainkan juga bersosialisasi dengan masyarakat di dalam semua konteks di
mana gereja berada.

B. Perkembangan Gereja pada abad mula mula menurut Alkitab


Perkembangan Gereja pada abad-abad awal menurut Alkitab dapat dipahami melalui
berbagai kitab dalam Perjanjian Baru, terutama dalam Kisah Para Rasul surat-surat rasul dan
kitab Matius. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai perkembangan Gereja pada
periode tersebut berdasarkan Alkitab.
Pertumbuhan Gereja dimulai dari pertumbuhan kualitas karena pekerjaan Roh Kudus
memenuhi para murid Yesus, disusul dengan pertumbuhan secara kuantitas. Dalam Kisah
Para Rasul 2-6 pola pertumbuhan tersebut terlihat dengan gamblang. Jika memperhatikan
dalam kitab Kisah Para Rasul, terlihat dimensi kuantitas dari pertumbuhan gereja mula-mula
secara jelas. Gereja mula-mula yang awalnya terdiri 120 orang saja (Kis. 1:15), namun
setelah itu kelompok ini bertambah jumlahnya menjadi 3000 orang (Kis. 2:41). Di akhir
bagian pasal tersebut dijelaskan oleh penulis kitab Kisah Para Rasul bahwa tiap-tiap hari
Tuhan menambah jumlah mereka (Kis. 2:47), sehingga menjadi 5000 orang (Kis. 4:4).
Bahkan, jumlah terebut masih terus meningkat di mana dituliskan peningkatan itu dengan
beberapa istilah: “banyak orang, semua orang, hampir seluruh kota, banyak murid, bertambah
besar jumlahnya” (Kis. 13:43-44, 48; 14:21; 16:5; 17:4, 12).
Di dalam kitab Kisah Para rasul juga membahas perkembangan gereja antara lain,
Pengisian Roh Kudus(Kis 2), Pelayanan Rasul (Kis 3-12),Perkembangan Gereja di
Yerusalem(Kis ,4,6),Penginjilan dan pertumbuhan Gereja(Kis 8-10),Konsili di
Yerusalem(Kis 15),Penyebaran Inzil ke seluruh dunia (Kis 28).Kisah Para Rasul juga
memberikan gambaran yang sangat penting tentang bagaimana Gereja Kristen pertama
tumbuh dan berkembang, mengatasi berbagai tantangan dan penganiayaan, serta cara
penginjilan dilakukan untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Itu juga
mencerminkan pentingnya peranan rasul-rasul dan pemimpin awal dalam perkembangan
gereja. Nah di dalam kitab Matius 16:18”Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah
Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.” Yang bermaksud di sini ialah Pertama, gereja adalah persekutuan orang-
orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang adalah Mesias. Oleh sebab itu gereja harus
hidup berdasarkan firman Tuhan dan pengakuan iman yang benar. Kedua, masih banyak
orang percaya yang belum menyadari bahwa dirinya adalah anggota ekklesia dan memilih
untuk menjalani pertumbuhannya secara pribadi dan terpisah dari orang-orang percaya
lainnya. Ketiga, gereja juga merupakan sidang yang dipimpin oleh Kristus yang
mempedulikan kepentingan kotanya, tidak hanya dalam aspek rohani tetapi juga gereja dapat
berperan dalam aspek sosial, ekonomi dan kesehatan. Gereja akan membawa dampak positif
dan kehadirannya akan dirasakan dan diterima baik.Dan juga dalam kitab Matius 18:20
“Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-
tengah mereka." Dari maksud ayat ini ialah menggarisbawahi pentingnya persekutuan dalam
iman Kristen dan hubungan yang erat dengan Yesus Kristus. Ini juga menggambarkan
pentingnya persekutuan dalam perkembangan awal gereja, di mana komunitas Kristen
berkumpul untuk berdoa, beribadah, dan bekerja bersama dalam pelayanan dan misi gereja.

C. Masa Bapak Bapak Apostolik


Para Bapa Gereja Apostolik merupakan teolog Kristen yang hidup pada abad ke-1 dan ke-
2. Mereka pemimpin Gereja yang memiliki kaitan langsung dan mengenal beberapa dari 12
murid Tuhan Yesus atau telah dipengaruhi secara signifikan oleh ajaran Rasuli. Tulisan-
tulisan Bapa Gereja Apostolik ini memiliki pengaruh dalam kekristenan mula-mula.
Meskipun populer dalam Kekristenan Awal, namun pada akhirnya tidak dimasukkan dalam
kanon Perjanjian Baru setelah mencapai bentuk akhirnya. Banyak tulisan yang berasal dari
periode waktu dan lokasi geografis yang sama dengan karya-karya lain dari literatur Kristen
awal yang memang menjadi bagian dari Perjanjian Baru, dan beberapa tulisan yang
ditemukan di antara para Bapa Apostolik tampaknya sangat dihargai. seperti beberapa tulisan
yang menjadi Perjanjian Baru. Tiga orang yang pertama dianggap yang utama: Clement,
Ignatius, Hermas dan Polycarpus. Mereka menulis beberapa tulisan yang juga tersebar ke
beberapa jemaat mula-mula. Ignatius dari Roma menulis setidaknya kepada 4 jemaat: Jemaat
Efesus, Roma, Filadelphia dan Smirna. Polikarpus hanya menulis kepada jemaat di Filipi, Ia
merupakan murid dari Rasul Yohanes.
Perkembangan Gereja pada zaman bapa Gereja diwarnai dengan kejadian dan peristiwa
yang menarik untuk diketahui. Setiap peristiwa yang terjadi disebabkan oleh situasi yang ada
di sekitarnya. Disatu sisi Gereja masih mengalami penderitaan karena iman dan kepercayaan
mereka. Di sisi yang lain pertumbuhan Gereja secara kuantitas dan kualitas mengalami
pertumbungan yang pesat. Periode bapa Gereja bisa dibagi menjadi dua tahap, pra-
konstatinus dan pasca-konstantinus. Pada zaman ini orang-orang Kristen adalah penjahat di
mata orang-orang Romawi, tidak hanya secara agama, tetapi juga secara politis. Mereka
melanggar hukum negara karena mereka menolak untuk menghormati kaisar duniawi sebagai
Raja, Tuan, dan Dewa, yang dituntut dari mereka sebagai anggota masyarakat kekaisaran.
Mereka berdoa untuk otoritas sipil dan memberikan "kehormatan kepada siapa kehormatan
itu jatuh tempo" (Roma 13: 1-7), tetapi mereka menolak untuk memberi raja duniawi
kemuliaan dan penyembahan yang disebabkan oleh Allah, dan bagi Kristus-Nya saja. Dengan
demikian hukum Romawi menyatakan: Tidak sah menjadi orang Kristen. Namun semua
berubah dengan drastis mulai tahun 312 M dibeberapa wilayah kotakota Romawi yang
banyak dipengaruhi oleh kisah pertobatan Kaisar Konstantinopel. Situasi Gereja pada zaman
Bapa Gereja dapat dilihat dari 2 fase. Fase pertama, yang penuh dengan tantangan dan
hambatan itu berdampak kepada pertumbuhan sekalipun tantangan itu menguatkan orang-
orang percaya untuk terus menyebar memberitakan Injil. Gereja yang masih berumur muda
dan belum terorganisir mulai mengatur proses anggota baru dengan rangkaian kegiatan yang
harus dijalankan sebelum mereka di terima masuk ke dalam Gereja. Lebih daripada itu,
penganiayaan makin bertambah hebat seiring bertambahnya jiwa-jiwa yang percaya kepada
Kristus. Dan yang lain, terlihat bagaimana pertikaian antara orang percaya karena
pemahaman ajaran terjadi semakin tajam. Dalam situasi yang kompleks pada abad
permulaan, Bapa Gereja memainkan peran sentral dalam kekristenan, mereka bukan saja
mampu memimpin umat, tetapi sebagian besar daripada mereka mengalami aniaya bahkan
sampai berakibat pada kematian Peran Bapa Gereja (apologet) dalam masa ini adalah
membela ajaran rasuli kepada orang diluar Gereja dan mereka mengajar juga kepada anggota
Gereja untuk menguatkan iman mereka. Sejak tahun 100 – 313 Bapa Gereja dibeberapa
wilayah terus berdebat membela ajaran Kristus, meluruskan pandangan yang salah. Pada
zaman ini situasi masih sangat tidak aman bagi orang-orang percaya, sehingga mereka masih
berkumpul-kumpul diluar kota, dan beribadah di dalam rumah-rumah jemaat. Tiga hal
tersebut bisa menggambarkan situasi Gereja masa Patristik. Bentuk ibadah yang sudah mulai
tertata membuat keteraturan dalam liturgi Gerejawi. Sekalipun di zaman ini mereka yang
belum dibaptis dilarang untuk bersamasama dalam ruangan. Komunitas tidak mengizinkan
berdoa bersama dengan mereka yang telah dibaptis di dalam liturgi, dan mereka tidak bisa
mendekati roti dan anggur yang dikuduskan. Dalam kehidupan sosial orang-orang Kristen
ada di mana-mana dan memasukkan diri mereka ke dalam budaya tempat mereka hidup.
Mereka tidak terlihat berbeda atau terdengar berbeda. Tertullian, seorang penulis Kristen
selama periode waktu yang sama, kesamaan menjelaskan bagaimana orang Roma akan
memandang orang Kristen dan berkata, "Lihat bagaimana mereka saling mencintai!" Orang-
orang Kristen adalah kelompok yang aneh, tetapi teladan kebajikan mereka yang cemerlang
secara radikal mengubah dunia tempat mereka tinggal.
Fase kedua, Situasi kini berangsur berubah dengan pasti. Hal ini terjadi setelah Kaisar
Konstantinus mengalami pertobatan. Sekalipun banyak yang meragukan akan pertobatannya,
ia segera menyatakan bahwa orang-orang Kristen dan orang-orang kafir harus diizinkan
untuk beribadat secara bebas, dan mengembalikan harta benda yang disita selama
penganiayaan dan hak-hak istimewa lainnya yang hilang kepada orang-orang Kristen. Di
awal kekuasaannya Konstantinus langsung mendirikan kota baru yang dinamai sesuai
namanya: Konstantinopel. Penganiayaan telah berakhir sebelum Konstantinus melaporkan
visi dan adopsi lambang salib yang ajaib di Pertempuran Jembatan Milvian pada tahun 312
Masehi. Namun, dia mengeluarkan Edict of Milan pada 313, yang memungkinkan orang
Kristen dan Romawi dari semua agama ‘bebas untuk memilih dan mengikuti cara agama
yang paling baik bagi mereka masing-masing Orang-orang Kristen diizinkan untuk
mengambil bagian dalam kehidupan sipil Romawi dan ibukota Romawi timur Konstantinopel
yang baru, yang berisi GerejaGereja Kristen di samping kuil-kuil Kafir (pagan).
Perkembangan keamanan bagi Gereja memperkuat ritual jiarah dan pemujaan kepada
para martir. Kota-kota besar (Yerusalem dan Roma, khususnya) menjadi model bagi yang
lain, yang mendorong standardisasi regional dan menyebar ke seluruh wilayah. Meskipun
pola liturgi Perjamuan Kudus diselesaikan pada abad ke-4, ada banyak bentuk varian,
terutama doa pusat yang disebut oleh orang Yunani anafora ("Persembahan") dan oleh Kanon
Latin ("bentuk yang ditentukan"). Doa-doa liturgi Santo Basil Kaisarea menjadi sangat
berpengaruh di Timur. Kemudian, liturgi dianggap berasal dari orang-orang kudus setempat:
Yerusalem untuk Yakobus, kota Alexandria untuk Markus, dan Konstantinopel ke Yohanes
Chrysostom. Semangat liturgi Yunani mendorong prosa yang kaya dan imajinatif. Gaya Latin
tertahan, dengan antitesis epigrammatik, dan Gereja Romawi berubah dari bahasa Yunani ke
bahasa Latin sekitar 370 M. Kanon masa Latin seperti yang digunakan pada abad ke-6 sudah
dekat dengan bentuk yang sejak itu dipertahankan. Transformasi kekristenan secara dramatis
terbukti dalam perbandingan antara arsitektur Gereja pra-Konstantinus dan arsitektur Gereja
Konstantinus dan pascaKonstantinus. Selama periode pra-Konstantinus, tidak banyak yang
membedakan Gereja-Gereja Kristen dari arsitektur rumah tangga yang khas. Sebuah contoh
yang mencolok dari ini disajikan oleh sebuah rumah komunitas Kristen, dari kota
DuraEuropos di Suriah. Di sini rumah yang khas telah disesuaikan dengan kebutuhan jemaat.
Sebuah tembok diturunkan untuk menggabungkan dua kamar: ini tidak diragukan lagi ruang
untuk layanan. Adalah penting bahwa aspek rumah yang paling rumit adalah ruangan yang
dirancang sebagai tempat pembaptisan. Ini mencerminkan pentingnya sakramen Pembaptisan
untuk menginisiasi anggota baru ke dalam misteri iman. Kalau tidak, bangunan ini tidak akan
menonjol dari rumah-rumah lain. Arsitektur domestik ini jelas tidak akan memenuhi
kebutuhan arsitek Konstantinus.

D. Masa Para Apologet “ Pembelaan Agama Kristen “terhadap musuh di luar gereja”
Apologetika Kristen adalah ilmu sistematis yang mempertahankan dan menjelaskan iman
dan kepercayaan Kristen. Orang yang ahli dalam bidang ini disebut Apologis Kristen.
Apologetika adalah suatu ilmu dalam kaitannya dengan pembelaan.
Di kalangan Kristen, Apologetika dimengerti sebagai ilmu mengenai pembelaan iman
Kristen. Ilmu ini berusaha menjawab pernyataan sikap kaum skeptisisme yang meragukan
keberadaan Allah atau menyerang kepercayaan kepada Allah yang terdapat dalam Alkitab.
Pembelaan ini dapat ditunjukkan kepada pemeluk agama yang lain, aliran Kristen yang lain,
warga komunitas sendiri yang ragu-ragu atau kepada orang beriman biasa yang ingin
mengerti bahwa iman mereka dapat dipertanggungjawabkan.
Apologetika Kristen mempunyai banyak bentuk selama berabad-abad, dimulai dari Rasul
Paulus pada gereja mula-mula dan para penulis Patristik seperti Origen, Augustinus dari
Hippo, Yustinus Martir dan Tertullian, kemudian diikuti oleh para penulis seperti Thomas
Aquinas dan Anselmus dari Canterbury pada zaman Skolastisisme. Blaise Pascal adalah
seorang apologet Kristen yang aktif sebelum Abad Pencerahan, dan pada zaman modern,
Kekristenan dibela melalui upaya banyak penulis seperti G. K. Chesterton dan C. S. Lewis.
Pada zaman sekarang Kekristenan dibela melalui karya-karya Richard Swinburne, J. P.
Moreland, Ravi Zacharias, Robert Hutchinson, John Lennox, Doug Wilson, Lee Strobel,
Francis Collins, Hugh Ross, Henry M. Morris, Alister McGrath, Ken Ham, Alvin Plantinga,
Frank Turek dan William Lane Craig. Di luar Eropa dan Amerika Utara, apologetika Kristen
kurang populer dan lebih jarang dipublikasikan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Perkembangan Gereja pada abad-abad awal, masa Bapa Apostolik, dan era Apologet
Kristen adalah bagian integral dari sejarah Kristen. Pertumbuhan Gereja pada awalnya
didorong oleh pertumbuhan kualitas dan kuantitas iman orang percaya, seperti yang terlihat
dalam Kisah Para Rasul. Masa Bapa Apostolik menggambarkan tantangan dan penganiayaan
yang dihadapi oleh umat Kristen, sementara juga memperlihatkan pentingnya pembelaan dan
pemahaman ajaran Kristen. Era Apologet Kristen memunculkan berbagai pemikir dan penulis
yang berusaha membela iman Kristen melalui argumen-argumen rasional. Keseluruhan,
sejarah ini mencerminkan perjalanan panjang Gereja Kristen dalam menghadapi berbagai
perubahan sosial, politik, dan budaya, sambil tetap memegang teguh iman mereka dalam
Yesus Kristus.
2. Saran
Sarannya adalah penting bagi gereja dan individu Kristen untuk menjaga kualitas dan
kuantitas pertumbuhan gereja, sebagaimana yang dicontohkan dalam Alkitab, terutama dalam
Kisah Para Rasul. Hal ini dapat dicapai melalui pemahaman yang kuat akan ajaran Kristus,
penginjilan yang efektif, dan pelayanan yang berfokus pada pelayanan kepada Tuhan dan
sesama. Selain itu, memahami sejarah perkembangan gereja, baik pada masa Bapa-Bapa
Apostolik maupun masa Patristik, dapat memberikan wawasan tentang bagaimana gereja
menghadapi tantangan dan perubahan dalam berbagai konteks. Apologetika Kristen juga
penting dalam membela iman Kristen terhadap skeptisisme dan keraguan, sehingga individu
Kristen dapat lebih kokoh dalam keyakinan mereka dan siap untuk berbagi iman mereka
dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ndiy, P. F & Susanto. 2019. Prinsip Pertumbuhan Gereja mula-mula ditinjau dari
Kisahpara Rasul 2:1-47 dan Aplikasinya bagi Gereja masa kini. INTEGRITAS: Jurnal
Teologi 01,No.2:101-111

Eskelner Mikael, Kekristenan diperiode Ante-nicene,Bapak Gereja dan penganiayaan


terhadap orang lain, Combridge stanford Books

Christian, F & Panggara, R. Makna kata Ekklesia berdasarkan Matius 16:18 Dan
Implementasinya dalam kehidupan orang percaya masa kini : 90-122

Damanik Roy,2018/2019,Diktat sejarah Gereja umum, Clayton F Ronald,Sekolah


tinggi teologi Batam

Monoach sonny simson, Sutikto, 2021,Mengaplikasikan Kisah para rasul 2-6 bagi
pertumbuhan Gereja di GPdi Elohim Sentani, papua, Vol. 3,No.2,163-171

Anda mungkin juga menyukai