Anda di halaman 1dari 3

Aliran-aliran keagamaan dalam Yudaisme

Walaupun semua orang Yahudi memegang hukum agama yang sama (Yudaisme) tapi dalam
penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran:  
a.   Kaum Parisi
Berasal dari kata parash, artinya "memisahkan". Aliran yang paling berpengaruh dan banyak
pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi
hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-
kecilnya. Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah
yang paling banyak dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua
orang Parisi munafik ada juga yang sungguh-sungguh. [Lihat: Mat. 23:13-15]
b.   Kaum Saduki
Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil tetapi sangat
berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di
Yerusalem.  Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak percaya
pada kebangkitan dan hal-hal supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka
berpegang ketat hanya pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat.  [Lihat: 2 Sam. 15:24-29; Kis.
23:8]
c.   Kaum Zelot
Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi.
Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka
sering mengadakan pembrontakkan melawan pemerintah Romawi. [Lihat: Kis. 5:37; Mar.
12:14]
d.   Kaum Eseni
Eseni artinya "saleh" atau "suci". Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB,
tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup
membujang. Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup bersama. Kelompok ini sering dihubungkan dengan penemuan-penemuan
naskah Qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.
e.   Kaum Helenis
Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi
tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan
adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.
1.      Aliran-aliran agama Yahudi
Setiap agama besar pasti memiliki sekte. Seperti halnya agama Yahudi yang memiliki banyak
aliran atau sekte. Timbulnya aliran/sekte itu disebabkan oleh perbedaan pemahaman yang
tentunya dilatarbelakangi oleh perbedaan persepsi terhadap ajaran-ajaran agama beserta cara
menginterpretasikannya.[1]
Terlalu banyak sekte-sekte dalam Agama Yahudi. Semua sekte ini mempunyai prinsip-
prinsip dan dasar-dasar kehidupan yang berbeda-beda, begitu pula pandangan mereka
terhadap alam dan kehidupan dibalik alam (Metafisika) ini juga berbeda-beda. Ada beberapa
sekte yang akan kami jelaskan diantaranya:
a.       Sekte Parisi
Secara etimologi Parasi artinya sekte yang menyendiri dan berpecah. Sekte ini tak jauh beda
dengan sekte Mu’tazilah di kalangan kaum muslim. Mereka tidak senang dengan panggilan
itu karena yang memberikan adalah musuh mereka, mereka lebih senang menyebut diri
mereka dengan sebutan “Rabbani” artinya pendeta-pendeta agama atau saudara-saudara di
jalan Allah.
Orang-orang Parisi mempercayai akan datangnya hari kiamat dan kebangkitan orang-orang
sesudah mati, mempercayai adanya malaikat dan hari akhirat. Menurut mereka bukan saja
Taurat yang merupakan kitab suci yang mesti diikuti, akan tetapi di samping Taurat masih
banyak riwayat-riwayat yang tidak tertulis, peraturan-peraturan, wasiat-wasiat, pernyataan-
pernyataan dan keterangan-keterangan yang dianggap sebagai Taurat yang tidak tertulis.[2]
b.      Sekte Sudduki
Secara etimologi nama ini berasal dari perkataan “saduk” yaitu nama seorang ketua agama
yang agung pada masa pemerintahan Sulaiman. Sekte ini mengingkari akan datangnya hari
kebangkitan dan kehidupan sesudah mati, hisab, surga dan neraka. Menurut mereka, semua
balasan manusia itu akan selesai di dunia saja. Jika amalannya baik maka ia akan
menghasilkan kebaikan dan berkat bagi yang melakuknnya.
Sekte ini menolak ajaran-ajaran lisan yang tercatat dalam Talmud, bahkan terhadap Taurat
sendiri mereka tidak menganggap kesuciannya secara mutlak. Mereka mengingkari
keabadian personal, mengingkari adanya malaikat dan setan. Mereka tidak mempercayai pada
takdir, akan tetapi mereka percaya adanya kebebasan memilih.[3]
c.       Sekte pembaca
Sekte pembaca ini merupakan sekte yang terkecil di antara sekte-sekte kaum Yahudi. Ketika
kondisi sekte Parisi mengalami kekacauan, muncullah sekte pembaca, lalu mereka pun
mewarisi pengikut-pengikutnya serta pengaruhnya.
Sekte ini hanya mengikuti ketetapan Taurat saja sebagai kitab yang suci. Mereka tidak
memiliki ajaran-ajaran lisan. Tegasnya mereka tidak mengikuti kitab Talmud. Mereka juga
berpegang teguh pada ijtihad. Bila dilihat oleh seorang khalaf bahwa ternyata seorang salaf
melakukan suatu kesalahan, umpamanya kesalahan mereka tentang perkara-perkara yang
dilarang dalam perkawinan, maka menjadi kewajiban khalaf untuk membetulkan kesalahan
tersebut.[4]
d.      Sekte Penulis
Nama ini diberikan kepada sekumpulan dari orang-orang Yahdi yang bertugas untuk
menuliskan syariat bagi siapa saja yang memerlukannya. Mereka ini dapat juga dikatakan
sebagai para pencatat (sekretaris) dan melalui tugas ini, mereka mengetahui sebagian besar
dari ajaran-ajaran agama dari kitab-kitab yang ditulisnya itu. Kadang-kadang mereka dikenal
dengan panggilan pendeta dan kadang dikenal dengan panggilan tuan dan kadang-kadang
pula dikenal dengan bapak atau father.
e.       Sekte Fanatik
Sekte ini juga lahir di Palestina, dikatakan mereka mempunyai hubungan erat dengan sekte
Parisi. Dalam banyak masalah yang berkaitan dengan akidah dan kepercayaan mereka
sependapat. Namun sekte ini mempunyai kelebihan dalam hal tidak mau tawar menawar,
bahkan mereka terkenal dengan sikap permusuhannya terhadap warga negara yang dituduh
berpaham atheis, atau mereka yang dituduh tunduk kepada penguasa selain Yahudi.
f.       Sekte essenes
Penganut aliran ini tidak melaksnakan korban binatang, mereka berpandangan bahwa jiwa
mulia adalah satu-satunya korban yang sah dan pantas diperuntukkan kepada Yahweh.
Mereka menentang perbudakan, mengajarkan cinta kepada tuhan, mengajarkan ibadah dan
kasih sayang sesama manusia.
Tak beda dengan aliran sudduki, mereka menolak kitab selain Taurat seperti karya para rabi
parisi. Mereka senang hidup dengan mengasingkan diri dan senang bergumul dengan hal-hal
yang berbau mistis. Aliran ini juga mempercayai qadar mutlak tuhan dan menolak semua
kebebasan berkehendak.

Anda mungkin juga menyukai