Anda di halaman 1dari 1

Nama : Maurithania Rakinaung

Nim : 17 10 542
Prodi : Teologi Kependetaan
MK : Teologi Kontekstual

Tanggapan Mengenai Bacaan Teologi Silang Budaya


(Gagasan Teologi Dan Interkultural)
Misi merupakan sebuah ilmu teologi kristen yang memiliki interaksi
dengan ilmu lainnya yaitu : geografi, komunikasi, perbandingan agama, ilmu
sosial, pendidikan, sejarah, psikologi, hubungan antar umat beragama, dari semua
pengajaran ini akan merujuk kepada sebuah inti dari pengajaran gereja. Namun
dalam pertumbuhan plurarisme budaya yang cepat dan agama yang dihasilkan
dari imigrasi dan globalisasi zaman ini pada akhirnya mempengaruhi pertahanan
misi kekristenan, karena adanya pernyataan dalam pengajaran gereja yang
membuat adanya pemberontakan dari orang-orang asli disebuah daerah ataupun
agama lain yang sudah ada di daerah tersebut.
Khususnya di GPID yang memiliki kurang lebih 35 suku dan sub suku
yang ada di Indonesia dan tentunya tidak terlepas dari sejarah pelayanan dan
pekabaran Injil yang terus terjadi di wilayah Sulawesi Tengah, dimana semakin
bertambahnya jemaat itu karena upaya dari penginjilan yang dilakukan saat itu.
Perubahan zaman, globalisasi dan arus transmigrasi yang terus meningkat baik
dari pemerintah maupun terjadi secara spontan. Sehingga ada tantangan tersendiri
bagi para pelayan saat itu dalam melakukan pelayanannya, dengan perbedaan
suku, dan juga tradisi yang akan tetap ada, dan para pelayan saat itu dituntut harus
memiliki kemampuan beradaptasi dalam lingkungan pelayanan saat itu.
Sehingga dengan keadaan seperti inilah, teologi Interkulturasi, atau lebih
dikenal sebagai teologi antarbudaya yang merupakan sebuah paham teologi yang
muncul untuk menopang misi keristenan, karena dalam teologi Interkulturasi
memiliki konsep menjumpakan dua ragam budaya yang berbeda atau lebih
sebagai kebutuhan dan tanggung jawab orang kristen dalam membangun teologi
yang kongkret dan hidup. Maka dengan ini teologi Interkulturasi dijadikan sebuah
langkah untuk mewujudkan keseimbangan antara teologi dan budaya yang ada
khususnya di GPID. Dan langkah misi ini yang dilakukan gereja kedepannya
haruslah mempertimbangkan dialog terbuka yang dilakukan agama dan
kebudayaan lain sehingga dapat menghasilkan dialog terbuka juga dengan agama
dan kebudayaan lainnya, dan dapat memperkaya identitas diri gereja itu sendiri
sebagai pengikut Kristus. Menjadi pengikut Kristus bukanlah bersikap tertutup
untuk dirinya sendiri, melainkan membuka diri termaksud dalam langkah
menyampaikan misi.

Anda mungkin juga menyukai