Anda di halaman 1dari 2

Galatia 5: 13-15

Kemerdekaan Orang Kristen

Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu
mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup
dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi
jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling
membinasakan.

Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita telah menerima kemerdekaan yang sejati.
Tidak lagi berada di bawah kuasa dosa (Yohanes 8:34-36) dan kita juga telah dimerdekakan
dari kungkungan hukum Taurat (Kis. 15: 6-110). Untuk menerima kemerdekaan itu, Tuhan
Yesus telah membayarnya dengan harga yang mahal, yaitu nyawaNya.

Paulus dalam suratnya mengingatkan bahwa kemerdekaan itu jangan disalahgunakan,


menjadi kemerdekaan untuk saling membinasakan, tetapi biarlah kemerdekaan itu berbuah
kasih yang murni yang berasal dari iman.
Mewujudnyatakan iman dalam konteks sehari-hari, iman itu tidak kaku namun benar-benar
dinamis. Sebab bagi kita Roh Allah telah dicurahkan untuk bekerja dan berkarya dalam hidup
kita (2 Kor. 3: 17). Penyataan sikap dan perbuatan kita bukan mengacu dan berpedoman pada
aturan-aturan tertulis yang kaku, tetapi hubungan yang intim dengan Tuhan.

Sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes
15: 5). Hubungan yang intim dan ‘tak terpisahkan seperti pohon dan rantingnya, inilah yang
menggerakkan kita untuk menghasilkan buah.
Secara sederhana dapat kita contohkan, ada atau tidak ada tulisan larangan membuang
sampah, kita pasti tidak akan membuang sampah sembarangan. Perilaku kita tidak
membuang sampah sembarangan bukan karena aturan yang melarang tetapi karena kita tahu
bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah perilaku yang baik. Itulah sikap dan
perilaku orang yang merdeka.
Hubungan yang intim dengan Tuhan akan menggerakkan kita melakukan firmanNya dalam
hidup kita. Hubungan kita dengan Tuhan bukanlah hubungan yang kaku, tetapi kita berjalan
dan bekerja bersama dengan Tuhan. Hubungan yang intim dengan Tuhan akan membuahkan
kasih yang tulus murni kepada Tuhan dan sesama.
Galatia 5: 13-15 Independence of Christians,
you have been called for independence. But do not use the independence as an opportunity
for life in sin, but serves a one else to love. For the whole law is covered in this one word,
namely: "Love your neighbor as a person as you!" But if you bite each other and swallow,
keep out, so you do not destroy each other. Through the death and resurrection of Christ, we
have received true independence. Not anymore under the power of sin (John 8: 34-36) and we
have also been paired from the law of the law (Acts 15: 6-110). To accept the independence,
the Lord Jesus has paid it for a expensive price, its life. Paul in his letter reminds that
independence is not abused, independence to destroy them, but let them independence fruitful
pure that is from the faith. Establishing faith in the daily context, the faith is not stiff but
completely dynamic. For us the Spirit of God has been poured to work and work in our lives
(2 Cor. 3: 17). The revelation of our attitudes and deeds is not referring and predicted on rigid
written rules, but an intimate relationship with God. As the Lord Jesus said "Whoever lives in
me and I in him, he is a fruitless, because I be out of you can not do anything" (John 15: 5).
An intimate relationship and 'inseparable like the tree and twigs, this is what drives us to
produce fruit. Simply we can example, there or no writing of the bandage throw the garbage,
we certainly will not throw the garbage. Our behavior does not throw rubbish rapid is not
because of the rules that prohibit but because we know that throwing outweight is not a good
behavior. That is the attitude and behavior of the people who are independent. An intimate
relationship with God will move us to do his word in our lives. Our relationship with God is
not a stiff relationship, but we walk and work with God. An intimate relationship with God
will be purely pure love for God and fellow.

Anda mungkin juga menyukai