Anda di halaman 1dari 2

RESUME TEOLOGI AGAMA SIKH

Oleh: Alip Alfiandi Rizki Maulizain


Sikh adalah agama yang percaya akan satu Tuhan yang pantheistik. Pendiri agama
Sikh adalah guru Nanak (1469-1539). Menurut legenda, guru Nanak dilahirkan dari keluarga
Hindu, ia mendapatkan petunjuk pada tahun 1499. Setelah hal itu terjadi, ia melakukan
perjalanan keliling negeri sebagai pengkhotbah Sikhisme.

Sikh sering dianggap sebagai perpaduan antara Hindu dan Islam. Hal tersebut
dilandaskan pada peristiwa yang dialami guru Nanak pada usia 30 tahun. Suatu hari ketika ia
mandi di sungai Bein, ia menghilang selama tiga hari dan muncul pada hari ke-empat. Setelah
hal itu, ia berkata bahwa: “tidak ada Hindu ataupun Muslim, maka jalan siapakah yang aku
ikuti? Aku akan mengikuti jalan Allah. Allah bukanlah Hindu dan bukan pula Muslim. Dan
jalan yang aku ikuti adalah jalan Allah.”

Agama Sikh memiliki keyakinan mengenai ketuhanan yang dapat dikatakan dengan
istilah Mystic Monotheism. Guru Nanak sebagai pendiri agama tersebut menerima pokok
keyakinan dalam Islam tentang keesaan Allah, tapi guru Nanak menerima pokok keyakinan
agama Hindu yang menyatakan bahwa dzat Allah itu meresapi seluruh alam (pantheisme).
Umat Sikh percaya bahwa Allah bukan sesuatu yang substantial atau manusia super,
melainkan merupakan kebenaran mutlak.

Allah tidak menyerupai sesuatu, baik yang nyata maupun yang ghaib (tersembunyi),
baik yang muncul dalam fikiran, khayalan atau perasaan. Dia melampaui apa juga sifat yang
disifatkan kepada-Nya. Dia melampaui bahasa apa juga yang digunakan untuk menceritakan
mengenai-Nya. Manusia dituntut agar beriman kepada-Nya. Cukuplah dengan beriman
bahwa Allah adalah Tuhan dan teguhkan iman tersebut tanpa membongkar rahasia Diri-Nya,
karena tidak ada jalan untuk meruntuhkan benteng keperkasaan-Nya.

Dalam hal ajaran ketuhanannya yang transenden, agama Sikh terlihat lebih banyak
terpengaruh oleh ajaran tauhid dalam Islam daripada Hinduisme. Karena dalam konsep
kepercayaannya, agama Sikh menentang inkarnasi atau perwujudan Tuhan dalam bentuk-
bentuk.

Guru Nanak tidak begitu peduli dengan upacara-upacara atau ritual dari Hindu
maupun Islam. Beliau menggantikan ritual mereka dengan menyanyikan puji-pujian kepada
Allah. Guru Nanak menjelaskan ada lima tahapan perkembangan seseorang yang mengarah
ke persatuan dengan Allah, antara lain:

1) Kepatuhan untuk memuliakan Allah dan hukum-Nya, Hukam, dan berusaha untuk
membantu orang lain.
2) Meningkatkan pengetahuan. Sikh belajar bahwa dunia berada di luar pemahaman
manusia dan bahwa manusia mempunyai pengalaman tentang Tuhan dalam hati
mereka. Pengetahuan ini mengarahkan orang Sikh diluar keterpusatan diri demi
kebesaran cinta kepada Allah.
3) Usaha atau kerendahan hati yang berfokus pada pengenalan tentang Allah dalam
hati, Sikh merenungkan firman-Nya dalam hal penciptaan.
4) Terisi oleh kekuatan roh. Sikh menyadari jika Allah berada di dalam hati mereka,
maka mereka akan mengalami kedamaian dan kepuasan, serta mengetahui setelah
meninggal mereka dapat bergabung dengan Allah.
5) Manusia akan mengalami Kebenaran Mutlak, yang mana berarti mengalami
persatuan dengan Allah.

Menurut Guru Nanak, tujuan utama dan satu-satunya kehidupan manusia adalah untuk
mencari persekutuan dengan Allah. Guru Nanak, oleh karena itu, meninggalkannya pada
pokok kalimat di bagian Japji—bukti pertama dari Adi Granth setelah Doa— dan dalam
pengertian luas pada karakteristik, yaitu Allah sebagai Maha Penguasa, Tak Terlukiskan,
Maha Agung dan Maha Pengasih.

Cara untuk mencapai penyatuan dengan-Nya melalui kepatuhan pada Hukam, perintah
Ilahi, yang tertanam dalam diri sendiri, dan dengan meditasi yaitu Namu, dengan satu tujuan
dan pikiran yang bersih. Tanpa tindakan yang baik dan hidup yang benar, tidak ada ibadah
yang mengarah kepada keagungan pikiran dan jiwa manusia. Meditasi adalah sarana untuk
memahami realitas Allah, menerima anugerah-Nya, mendapatkan berkah-Nya—yang
mengarah kepada persatuan dengan Allah.

Anda mungkin juga menyukai