KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Tasawuf
Tasawuf sebagai salah satu tipe mistisme, dalam bahasa Inggris disebut
sufisme. Kata tasawuf mulai dipercakapkan sebagai salah satu istilah sekitar akhir
abad dua hijriyah yang dikaitkan dengan salah satu jenis pakaian kasar yang
Dari segi istilah, kata “tasawuf” tidak begitu asing dalam Islam. Namun,
beberapa pendapat berbeda ketika mengungkapkan dari mana asal kata “tasawuf”
tersebut. Mendefinisikan tasawuf dalam arti yang dapat diterimah oleh semua
pihak adalah suatu yang mustahil, sebab sebagai mana terlihat dari beragam
pendapat, umumnya tasawuf yang dianut oleh para sufi adalah hasil kepentingan
kajian.
Dari beberapa definisi yang disebut oleh pakar tasawuf, ada satu asa yang
disepakati, yaitu tasawuf moralitas yang berasaskan Islam. Artinya ada prinsipnya
tasawuf bermakna moral dan semangat Islam, seluruh sejarah Islam dari berbagai
tasawuf secara umum terlihat adanya tiga tujuan penerapan tasawuf dalam
1
Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2019), h. 31
10
11
Pertama adalah tasawuf yang bertujuan pembinaan aspek moral, aspek ini
Tasawuf yang bertujuan moralitas ini pada umumnya bersifat praktis. Kedua
metode kasyaf al hijab. Tasawuf jenis ini sudah bersifat teoritis dengan
diri kepada Allah swt secara mistis filosofis, pengkajian garis hubungan antara
Tuhan dan makhluk, terutama hubungan manusia dengan Tuhan dan apa arti dekat
dengan-Nya. Mengenani makna dekat dengan Tuhan, terdapat tiga simbol yaitu
pertama dekat dalam arti melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hati.
Kedua dekat dalam arti berjumpa dengan Tuhan sehingga terjadi dialog antara
manusia dan Dia. Ketiga makna dekat dalam arti penyatuan manusia dengan
Tuhan sehingga terjadi dialog antara manusia yang telah menyatu dalam iradat-
Nya.2
2
A. Rivay Siregar, Tasawuf dan Pengenalan Diri Kepada Tuhan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2016), h. 44
12
untuk mencapai keridhaan Allah swt atas segala kehidupan yang Dia berikan di
dunia yang fana ini. Arti fana meniadakan diri supaya ada. Sementara itu secara
tasawuf fana ialah leburnya pribadi pada kebaqaan Allah swt, dimana perasaan
insanan lenyap diliputi rasa ketuhanan dalam keadaan, semua rahasia yang
menutup diri dengan Al-Haqqau Ta’ala tersingkap kasyaf. Ketika itu antara diri
dan Allah swt menjadi satu dalam baqanya tanpa hulul (berpadu) dan tanpa ittihad
(bersatu) abid dan ma’bud dalam pengertian seolah-olah manusia dan Tuhan
sama.
manusia adalah wajib hukumnya. Hal ini menjadi konsepsi tasawuf pada sahabat
dan negara disatu pihak. Sementara itu sisa waktunya dipergunakan untuk
Interaksi manusia dengan Allah swt dalam bentuk ibadah tidak akan
kebersihan hati. Sementara itu esensi tasawuf adalah tazkiyah an-nafs yang
seseorang menjadi bersih sehingga dalam berinteraksi kepada Allah swt akan
sehat dan merasa tercukupi apabila diberi asupan yang positif. Sementara itu
keputusan lahiriah manusia tidak akan ada batasanya jika dipaksa dan tasawuf
materi dunia dapat melupakan urusannya dan Tuhan. Dengan demikian jadilah
4
Indra Herman, Periode Perjalanan Tasawuf (Jakarta: Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama, 2018), h. 83.
14
atau urusan duniawi lainnya akan dibatasi. Memiliki harta benda itu tidaklah
Allah swt. Jadi, jalan untuk menyelematkan diri dari godaa-godaan materi
jiwa manusia.
jiwa manusia. Benturan dalam mengejar dan mencari materi atau dalam
mengejar urusan dunia dapat menjadikan seseorang gelap mata. Tidak ada
sedikit orang yang ketiga ingin mendapatkan harga benda atau kekayaan
dilakukan dengan jalan yang tidak halal, misalnya korupsi, pemerasan dan
cara-cara lain yang tidak terpuji, tindakan seperti itu tentu menimbulan gelap
hati yang menimbulkan hati menjadi keras dan sulit menerima kebenaran
agama.
Penyakit terasa gelisah, patah hati, cemas dan serakah dapat disebutkan
dengan ajaran agama, khususnya ajaran yang berkaitan dengan jiwa manusia,
yaitu tasawuf dimana ketentraman batin atau jiwa yang menjadi sasarannya.
Demikian pula sifat-sifat buruk dalam diri manusia seperti hasad, takabur,
bangga diri dan tia tidak dapat hilang dari diri seseorang tanpa mempelajari
15
Keteguhan hati tidak dapat dicapai tanpa adanya siraman jiwa, kekuatan
umat Islam bukan hanya karena kekuatan fisik dan senjata, melainkan karena
Islam pada waktu itu yang yang di hinggapi oleh materialisme dan
Jika hati seorang suci, bersih serta selalu disinari oleh ajaran Allah swt
dan Rasul-Nya, maka akhlaknya pun akan baik. Hal ini sejalan dengan ajaran
fiqih apabila seseorang melanggar hukum dianggap fasik atau zindik. Adapun
tasawuf sangat tetap bagi kaum muslim dan Tuhan maupun interaksi antara
sesama manusia.5
5
Zuhairini, Akidah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: GP Press Group, 2019), h. 150
16
pembinaan akhlak masyarakat modern merupakan hal yang sangat penting sebab
penerapan tasawuf tersebut dapat menjadikan manusia sebagai manusia yang fitri
modern.
Islam
1. Pembinaan Akhlak
berasal dari kata dasar “bina” yang mendapatkan awalan “pe” dan akhiran “an”
yang memiliki arti perbuatan atau cara.7 Jadi pembinaan adalah kegiatan yang
dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
6
Mahdi, Urgensi Akhlak Tasawuf Dalam Kehidupan Masyarakat Modern, Jurnal Edueksos
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Vol. I No. 1, Januari-Juni 2012 , h. 160
https://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/edueksos/article/view/365 (24 Maret 2021)
7
BPPS Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2017), 202.
17
Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk jamak dari kata khuluqun
yang berarti tabiat, budi pekerti, al-‘aadat yang berarti kebiasaan, al-
muruu’ah yang artinya peradaban yang baik, dan ad-din yang berarti
agama.8
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang
perbuatan yang muncul secara spontan, jika yang dimunculkan adalah perbuatan
yang baik, maka disebut akhlak yang baik dan jika perbuatan yang muncul adalah
perbuatan buruk, maka disebut akhlak yang buruk. Oleh karena itu yang disebut
akhlak adalah perbuautan yang secara spontan dimunculkan oleh seseorang yang
mewakili dari sifat orang tersebut. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S al-
Tidak ada seorang pun yang budi pekertinya lebih baik daripada
Rasulullah saw. Tidaklah seorang dari sahabatnya atau keluarganya
memagilnya kecuali menjawab “aku memenuhi panggilanmu”. Oleh
karena itu Allah swt berfirman “Dan sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung”.10
akhlak merupakan sifat yang tertancap kuat dalam diri seseorang, sehingga dalam
8
Dedi Wahyudi, Pengantar Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya, (Yogyakarta: Lintang
Rasi Aksara Book, 2017), h. 2-3
9
Kementarian Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi
Penyempurnaan, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Lajnah
Pentashihan Musfhaf al-Qur’an, 2019), h. 606
10
Muhammad Ibrahin Al-Hifnawi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 19, Terj. Mahmud Hamid
Ustman, Tafsir Al Qurthubi Jilid 19 Surah Al-Mulk s.d Al-Mursalat (Jakarta: Pustaka Azzam,
2017), h. 68
18
harus berpikir, artinya sikap ini spontan muncul dari dalam diri seseorang. Seperti
halnya Rasulullah saw. dimintai tolong oleh kaumnya maka Beliau pasti
Hal ini sesuai dengan salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad saw untuk
keadaan fitrah yang dalam hal ini termasuk fitrah berakhlak yang kemudian
Dalam proses pembinaan akhlak agar dapat tercapai sacara maksimal dan
sampai kepada tujuan mesti melalui beberapa metode. Metode yang lazim
digunakan mencakup semua cara agar akhalak dalam masyrakat menjadi baik,
berikut :
tentang aspek kebatinan tingkah laku yang terpuji dalam ajaran Islam baik itu
kembali bahwa sesungguhnya aspek ajaran Islam salah satunya adalah penerapan
Kehidupan modern terdiri dari dua kata yaitu kehidupan dan modern.
secara baru, mutkhir. Dengan demikian secara harfiah kehidupan modern berarti
11
Jalaluddin Rakhmat, Dahulukan Akhlakk diatas Fiqih, (Bandung: Mizan, 2017), h. 145-
146
20
kesibukan setiap hari seseorang atau kelompok dalam berinterakhi satu sama lain
dalam suatu wilayah tertentu dan menghayati kebudayaan yang sama dan bersifat
interaksinya berorientasi pada nilai budaya yang tearah dalam peradaban masa
kini. Kehidupan modern relatif bebas dan kekuasaan ada dan istiadat lama. Karena
agar mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu
dihegomoni dan didominasi oleh pengehua sendiri. Kritis semacam ini merupakan
era kegelapan intelektual sehingga persoalan rekontruksi sosial dari sudut pandang
12
Bernard Raho, Sosilogi Masyarakat Modern, (Yogyakarta: Ledalero, 2016), h. 157
13
Ifzanul, Tradisi Kehidupan Modern, (Jakarta: Rineka Cipta, 2018), h. 32
21
cita-cita agama, juga karena masa kini telah terjadi proses dehumanisai dan
degradasi moral.14
Menurut Nurcholis Madjid yang dikutip oleh Bahrun Rozi dalam JPI
14
Astrid S. Susanto, pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina Cipta,
2019), h. 95
15
Bahru Rozi, Akhlak Tasawuf Sebagai Alternatif Dalam Memecahkan Problematika
Masyarakat Modern, JPI (Jurnal Pendidikan Islam) Institut Islam Darullughah Wadda'wah (IAI
Dalwa) Pasuruan, Jawa Timur, Vol 7 No. 2, 2017, h. 47-48
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/jpi/article/view/44 (24 Maret 2021)
22
kelompoknya sendiri dan tidak membuka diri pada kelompok lain sehingga jika
yaitu selalu ingin menguasai. Agar posisi seseorang dapat terbalik, yakni hawa
nafsunya dikuasai oleh akal. Kehidupan modern, seperti sekarang ini sering
nemapilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak terpuji, terutama dalam menghadapi
materi yang gemerlap ini, antara lain sifat tamak. Dari sifat ini tumbuh perilaku
menyimpang seperti korupsi dan manipulasi. Sehingga menurut Said Aqil Siroj
mengemukakan bahwa :
Diera modern ini, berbagai krisis menimpa kehidupan manusia mulai dari
krisis sosial, krisis struktural sampai krisis moralitas semuanya bermuara
pada persoalan makna hidup manusia. Modern dengan segela kemajuan
teknologi dan pesatnya industriliasai membuat manusia kehilangan
oriesntasi. Kekayaan materi kian menumpuk, tetapi jiwa mengalami
kekosongan. Seiring dengan logika dan orientasi yang kian modern, kerja
dan materi lantas menjadi aktualisasi kehidupan masyarakta. Gagasan
tentang makna hidup menjadi berantakan, akhibatnya manusia seperti
mesin, semua di ukur atas dasar materi.16
seperti minum-minuman keras, main wanita, main judi, korupsi dan sebagainya.
16
Said Aqil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi
Bukan Aspirasi. (Bandung: Mizan, 2016), 48
17
Zajariyah Drajat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung,
2015), h. 25
23
penyelengan, baik yang telihat ringan maupun yang terlihat berat, banyak terjadi
adu domba dan fitnah, menjilat, menipu, mengambil hal orang sesuka hati,
kurang tertanamnya jiwa agama dan hati tiap-tiap orang. Dan tidak dilaksanakan
agama dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh individu maupun oleh masyarakat.
Semakin jauh masyarakat dari agama, semakin susah memelihara moral orang
pelanggaran-pelanggaran atas hak, hukum dan nilai moral. Manusia terdiri dari
tubuh dan jiwa, kedua unsur itu menyatu padu sehingga manusia bisa hidup,
bernafas, bergerak, bertindak, manusia harus selaras dengan penciptaan yang telah
dirinya pada kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Teknoligi dalam bidang
pola perilaku masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, masih ada saja daerah
tertentu yang tidak mau meninggalkan alat tradisional yang telah melekat lama
didaerah mereka.18
seperti air yang mengalir begitu saja mengikuti keadaan lingkungan. Masyarakat
dirinya. Lingkungan pada zaman modern ini terlihat begitu cepartnya pertukaran
informasi tersebut karena ini tidak berasal dari lingkup dalam negeri tetapi juga
diseluruh pelosok dunia. Tidak jarang berbagai budaya asing yang bertolak
belakang dengan budaya yang masuk begitu saja dengan mudah. Zaman modern
18
Ikhwaluyo, Gaya Hidup Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2018), 84
25
4. Pendidikan Islam
Islam. Pendidikan Islam setidaknya tercakup dalam delapan pengertian, yaitu; al-
Akan tetapi, para ahli pendidikan biasanya lebih menyoroti istilah tersebut dari
19
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2018), h. 89
20
Moh. Ismail, Demokrasi Pendidikan Islam Dalam Pandangan KH. Abdul Wahid
Hanyim, UIN Sunan Ampel Journal Of Islamic Eduction. Vol. 4. No. 2. 2016, h. 6
http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/91 (24 Maret 2021)
26
sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan
pengetahuannya diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan.
pertumbuhan yang seimbang dari potensi dan kepribadian total manusia, melalui
latihan spiritual, intelektual, rasional diri, perasaan dan kepekaan fisik, sehingga
ketakwaannya kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
pribadi dengan Allah swt, manusia dengan alam semesta. Kepribadian muslim
manusia berakhlakul karimah (berbudi mulia). Karena itu, dapat difahami bahwa
intelektualitas ini merupakan salah satu bagian integral yang dapat menopang
atas maka tujuan pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pembentuknya
jiwa atau secara singkat tujuan pokok dan utama pendidikan Islam adalah
Fadhilah (keutamaan).24
setelah pendidikan lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Dengan kata lain
23
Muhammad Insan Jauhari, Pendidikan Anti Kekerasan Perpektif al-Quran dan
Implementasinya Dalam Pengajaran PAI. Jurnal Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga,
Vol. 8. No. 16. 2016, h. 8
24
Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2018), h. 13.
28
perlu untuk segera mengatasi kesalah pahaman umat terhadap pendidikan Islam,
antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama. Saat ilmu sudah diintegrasikan
maka keagamaan umat dalam menghadapi zaman yang semakin banyak tantangan
agama dan umum para pemikir ataupun cendikiawan sangat perlu untuk
25
Wahyudin, Fungsi Pendidikan Islam Dalam Hidup dan Kehidupan Manusia (Manusia
yang Memiliki Fitrah/Potensi dan Sebagai Makhluk yang Harus Didik/Mendidik), Jurnal Inpirasi
Pendidikan, Vol. 5 No. 2 (2016), h. 415
26
A. Gani, Pendidikan Akhlak Mewujudkan Masyarakat Madani, Al-Tadzkiyyah Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 6. No. 8 (November 2015), h. 136
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/view/1518/0 (24 Maret 2021)
29
dalam sub sistem pendidikan Islam itu pada mereka yang mengatur suatu
pemerintahan.
peran serta fungsi sebagai intrumen transfer nilai. Fungsi pertama menyiratkan
berfungsi sebagai alat untuk menjalani hidup yang penuh dengan dinamika,
tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang memiliki kepribadian yang
utuh sesuai dengan fitrahnya, warga negara yang beradab dan bermartabat,
budaya masyarakat dari satu generasi kepada generasi berikutnya atau oleh pihak
yang lebih tua kepada yang lebih muda. Dalam interaksi sosiologig terjadi pula
proses pembelajaran. Pada saat itu seseorang yang lebih tua dituntut untuk
menggunakan nilai-nilai yang sudah diterima oleh aturan etika dan akidah umum
27
Abd. Rahman An-Anhlawi, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro:
2017), h. 163
30
“Pembentuk watak dan Peradaban bangsa dan martabat” merupakan salah satu
esensi utama dari ajaran agama, dan pendidikan agama sebagai salah satu media
Setiap ilmu pengetahuan baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan
kebenaran dari ilmu tersebut. Seperti dalam ilmu tasawuf, yang bersumber dari
Islam dan tumbuh serta berkembang dengan perantara ajaran Islam yaitu suatu inti
dari ajaran dalam Islam yang bertujuan untuk mendekatrkan diri kepada Allah
swt. Sumber ajaran tasawuf bermula dari ajaran agama Islam itu sendiri yaitu al-
Quran dan Hadis. Banyak sekali terdapat dalam yaitu al-Quran maupun Hadis
a. al-Quran
Landasan ajaran tasawuf bermula dari ajaran agama Islam sendiri yaitu al-
Quran dan Hadis, sebagaimana dalam hukum Islam al-Quran sebagai sumber yang
28
Harun Nasution dan Bakhtiar Efendi, Hak Azazi Manusia dalam Islam, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2017), h. 50
29
Marwan Saridjo, Mereka Bicara Pendidikan Islam Sebagai Budaya Rampai, (Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, 2018), h. 25
31
pertama. al-Quran adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi
Islam seperti akidah, syariat maupun akhlak. Selain itu al-Quran ditaati,
memberikan motivasi bagi manusia untuk bersikap zuhud di dunia. Terdapat dari
beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan tentang hakikat dunia, bahwa dunia ini
adalah permainan, sedangkan akhirat adalah alam yang kekal dan kehidupan yang
hakiki adalah kehidupan akhirat. Sebagaimana firman Allah swt dalam Surah al-
Adapun ayat lain yang memotivasi manusia untuk hidup zuhud dan
waspada akan sikap cinta dunia dan gemerlapnya. Sesungguhunya orang yang
30
Ibid. Kementerian Agama Republik Indonesia, h. 798
32
mampu membuka pintu dzikir, intropeksi diri dalam membetengi diri dari dampak
negatif kehidupan modern. Allah swt berfirman dalam Q.S Ali Imran/3: 191
sebagaimana berikut :
b. Hadis
dalam hukum ajaran Islam. Sumber tasawuf juga dapat di lihat dalam kerangka
hadis, salah satu hadis yang menjelaskan tentang tasawuf dan menjadi sumber
: اِ َّن هّٰللا َ تَ َعالى قَا َل: صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم هّٰللا
َ ِ ال َرسُوْ ُل َ َ ق: قَا َل،ُي ُ َع ْنه
هّٰللاh ع َْن َٔابي هُريْرةَ رض
َ ِ َ َ ْ ِ
َ ُ ْ
اhh َو َم،ي ِم َّماافت ََرضْ تهُ َعل ْي ِه َ َٔا
َّ َّب َع ْب ِديْ بِ َشي ٍء َحبَّ ِٕال َ
َ َو َماتَقر،ب ْ ُ ْ َ َ َ َ
ِ َْم ْن عَادَى لِي َوليَّا فق ْد ٓاذنتهُ بِل َحر
ُرهhص َّ ُ ْ ُ َٔا َ َ ُٔا
َ َ َوب، ِهhِ َم ُع بh ْم َعهُ ال ِذيْ يَ ْسh فاِذا حْ بَ ْبتهُ كنت َس،ُي بِاالنَّ َوافِ ِل َحتى ِحبَّه
ُ َّ َّ يَ َزا ُل َع ْب ِديْ يَتَقَرَّبُ ِٕال
َولَىِٔ ِن،َُٔالَنِ ْي ُٔاَل ْع ِطيَنَّهh َواِ ْن َس،اhhَ ْي بِهh هُ الَّتِ ْي يَ ْم ِشh َ َو ِرجْ ل،اhhَ َدهُ الَّتِ ْي يُب ِْطشُ بِهh َ َوي، ُربِ ِهh ْص ِ الَّ ِذيْ يُب
ُي اَل َ ِع ْي َذنَّهhْ ِا ْستَ َعا َذن
Artinya :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla
berfirman, ’Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan
perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan
sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan
kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan
ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah
mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk
mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat,
31
Ibid. Kementerian Agama Republik Indonesia, h. 101
33
Diri mausia dapat melebur dalam diri Tuhan, yang selanjutnya dikenal dengan
istilah fana’. Fananya makhluk terhadap khalik, yang mencintai dengan yang
dicintai. Fana adalah bersatunya hamba dengan zat yang tinggi yang bisa
dirabanya dengan hatinya. Namun, istilah “lebur” atau “fana” ini, menurut
penulis, harus dipertegas bahwa antara Tuhan dan manusia tetap ada jarak atau
pemisah, sehingga tetap berbeda antara Tuhan dengan hamba-Nya. Di sini hanya
32
Harun Arsyad, Dalam Jiwa Tasawuf Suci, (Jakarta: Yayasan Paramadina, 2019), h. 76