Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan di zaman modern sekarang ini begitu penuh tantangan dan

rintangan. Bila tak hati-hati dalam menghadapinya, maka bukan tak mungkin

seseorang akan terjerumus pada jurang kenistaan dan kesesatan. Sebab, godaan

duniawi begitu mempesona sehingga seseorang mudah terbuai pada kesenangan,

kemewahan dan lainnya. Namun demikian, manusia tentu sangat bersyukur

karena upaya untuk menghadapi tantangan dan rintangan tersebut. Dalam dunia

tawawuf banyak cara dan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah, baik

melalui kecintaan kepada Sang Khalik, ibadah haji, shalat, puasa maupun ibadah

lainnya seperti zikir, tafakur dan lain sebagainya.

Pada era modern ditandai dengan berbagai macam perubahan, hal itu

terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kehidupan luar yang membaca

kemajuan terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam mencapai

kemajuan masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang

cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

seimbang dengan kemajuan di bidang lainnaya seperti ekonomi, politik hukum

dan sebagainya. Semuanya itu mempunyai pengaruh bersama dan mempunyai

akibat bersama dalam masyarakat secara mengagetkan dan inilah yang kemudian

menimbulkan perubahan pada kehidupan masyarakat.1

Dalam mengatasi masalah yang membelenggu masyarakat modern ini,

maka salah satu solusinya adalah kembali kepada agama dengan membumikan
1
Deliar Noer, Pembangunan Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 2016), h. 24

1
2

nilai-nilai spiritual kedalam kehidupan. Serta sikap materialistik dan hedonistik

yang mereajalela dalam kehidupan modern ini dapat diatas dengan menerapkan

konsep zuhud. Dalam Islam zuhud ini mempunyai pengertian khusus. Ia bukanlah

kependekataan atau terputusnya kehidupan duniawi, tetapi merupakan hikmah

yang membuat penganutnya mempunyai visi khusus terhadap kehidupan, dimasa

mereka tetap bekerja dan berusaha namun kehidupan duniawi itu tidak menguasi

kecenderungan hati mereka, serta tidak membuat mereka mengingkari Tuhannya.2

Itulah yang dapat digali dan dikembangkan dari ajaran tasawuf. Untuk

mengatasi masyarakat modern saat ini. Tasawuf dapat dijadikan salah satu

alternatif terpenting. Ajaran tasawuf perlu diterapkan ke dalam seluruh konsep

kehidupan. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan dan

lain sebagainya perlu dilandasi dengan ajaran tasawuf, seperti dalam Firman Allah

swt dalam Q.S al-Baqarah/2: 152 sebagai berikut :

‫فَ ْاذ ُكرُونِي اَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوا لِي َواَل تَ ْكفُرُوْ ِن‬

Terjemahnya :
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari Nikmat-
Ku”3

Dapat di pahami dari ayat tersebut, bahwa Allah swt memerintahkan

kepada hamba-hamba-Nya untuk mengingat-Nya melalui dzikir dan menjanjikan

baginya sebaik-baiknya balasan yaitu Allah swt akan mengingatnya pula, yaitu

bagi orang-orang yang ingat kepada-Nya.

2
Al-Tafhhazani, Sufi Dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Pustaka ITB, 2015), h. 54
3
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya Edisi
Penyempurnaah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2019), h. 134
3

Menurut Rahmawati dalam Jurnal A-Munzir IAIN Kendari

mengungkapkan implementasi akhlak tasawuf dalam kehidupan modern yaitu

sebagai berikut :

1. Ajaran taqarub ilallah (mendekatkan diri kepada Tuhan). dengan


Tuhan secara langsung dengan penuh kesadaran. Pendekatan kepada
Tuhan ini antara lain dilakukan dengan kontemplasi, melepaskan diri
dari jeratan dunia yang selalu berubah dan bersifat sementara ini.
Nilai ajaran ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat modern yang
mengalami jiwa yang terpecah agar mereka selamat dari jeratan
duniawi.
2. Ajaran tawakkal ilallah (berserah diri pada Tuhan). Ajaran ini
memperkokoh jiwa dan memiliki pegangan yang kuat, karena
menyandarkan sepenuhnya kepada Tuhan. Sebagai contoh, orang
yang sedang naik pesawat, tidak akan merasa nyaman dan senang,
jika ia selalu merasa takut jatuh dan mati. Orang yang demikian akan
merasa tenang jika bertawakkal, menyerahkan sepenuhnya kepada
Tuhan, tiada daya dan upaya hanya kuasa Tuhan. Ia serahkan kepada
Tuhan, karena hanya Tuhanlah yang tahu urusan kematian.
3. Ajaran sikap ridha. Orang yang memiliki sikap ridha bisa terhindar
dari sikap frustasi dalam menghadapi tantangan kehidupan. Orang
yang ridha selalu pasrah dan menerima terhadap segala keputusan
Tuhan.
4. Ajaran zuhud. Ajaran ini pada prinsipnya membentuk sikap yang
tidak mau diperbudak atau terjebak oleh pengaruh dunaiwi yang fana
itu. Ajarann ini sangat tepat untuk mengatasi sikap materialistic dan
hedonistic yang merebak dalam kehidupan modern ini.
5. Ajaran uzlah, yaitu usaha mengasingkan diri dari perangkap dan tipu
daya duniawi. Ajaran ini dapat membantu masyarkat modern agar
tidak menjadi sekruft dari mesin kehidupan yang serba tidak terarah
ini. Ajaran uzlah juga membantu masyarakat modern untuk
mengendalikan aktifitas kehidupannya sesuai nilai-nilai ketuhanan
dan tidak larut dalam pengaruh keduniaan.4

Berdasarkan prinsip dan pendekatan akhlak tasawuf di atas, maka secara

general akhlak memiliki pengaruh dan peran yang besar dalam menjaga

masyarakat agar tidak mengalami kerusakan moral dan kerusakan tatanan sosial

lainnya. Adapun peran akhlak dalam membina kehidupan masyarakat sekarang

ini, yaitu akhlak dapat mewujudkan kehidupan yang makmur, akhlak mencegah

4
Rahmawati, Peran Akhlak Tasawuf Dalam Masyarakat Modern, Jurnal Al-Munzir IAIN
Kendari Vol. 8. No. 2, 2015, h. 243-244
4

terjadinya tindak kejahatan tidak di dalam masyarakat, dan akhlak akan

membentuk manusia yang berkarakter mulia dan terhormat, baik di dunia maupun

diakhirat.

Di lokasi penelitian yang akan dilaksanakan nantinya yaitu di Desa Towale

Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala ini peneliti menyaksikan

langsung tindakan yang dilakukan oleh masyarakat modern yang selalu terbawa

pengaruh dari luar terutama dalam masalah cara berfikir, gaya hidup, ekonomi dan

lain sebagainya. Hal ini terbukti dari sebagai masyarakat Desa Towale Kecamatan

Banawa Tengah Kabupaten Donggala ini selalu mementingkan materialistik dari

pada kehidupan akhirat. Banyak masyarakat yang terbawa dengan arus

kemoderenan ini sehingga mereka lupa dengan kewajiban yang harus mereka

lakukan di dunia.

Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian tentang “Penerapan Tasawuf

Dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat Modern Desa Towale Kecamatan Banawa

Tengah Kabupaten Donggala” sebagai judul proposal skripsi yang menjadi salah

satu syarat menyelesaikan studi strata satu di Universitas Muhammadiyah Palu.

Olehnya dengan mengangkat judul tersebut diharapkan dari hasil

penelitian ini dapat menjadi rujukan ilmu pengetahuan bagi masyarakat Desa

Towale untuk membentengi dampak negatif dari kehidupan modern dengan

menerapkan konsep tasawuf dalam keseharian masyarakat.

B. Rumusan dan Batasan Masalah


5

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pokok

masalah yang menjdi kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan tasawuf dalam pembinaan akhlak masyarakat modern

Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala?

2. Bagaimana implikasi penerapan tasawuf dalam pembinaan akhlak masyarakat

modern Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui penerapan tasawuf dalam pembinaan akhlak masyarakat

modern Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala.

b. Untuk mengetahui implikasi penerapan tasawuf dalam pembinaan akhlak

masyarakat modern Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten

Donggala.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Teoritis

Penelitian ini diharapkan sebagai sumbangsi ilmu pengetahuan khususnya

dalam lingkungan masyarakat. Dan juga penelitian ini diharapkan sebagai bahan

rujukan bagi peneliti yang relevan dengan penelitian ini.

b. Praktis

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan untuk rujukan bagi masyarakat

maupun tokoh masyarakat untuk mengetahui penerapan tasawuf dalam pembinaan

akhlak masyarakat modern Desa Towale sendiri maupun di desa-desa lain pada
6

wilayah Kabupaten Donggala pada umumnya dan wilayah Kecamatan Banawa

Tengah pada khususnya.

D. Penegasan Istilah

Beberapa kata dan istilah dalam proposal ini perlu dijelaskan sehingga

tidak memunculkan salah pengertian terhadap judul tersebut :

1. Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan

adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan

adalah suatu perbuatan mempraktekan suatu teori, metode, dan hal lain untuk

mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang di inginkan oleh suatu

kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.5

2. Tasawuf

Tasawuf secara etimologis berasal dari kata bahasa arab, tashawwafa,

yatashawwafu, selain dari kata tersebut ada yang menjelaskan bahwa tasawuf

berasal dari kata shuf yang artinya bulu domba, maksudnya adalah bahwa

penganut tasawuf ini hidupnya sederhana, tetapi berhati mulia serta menjauhi

pakaian sutra dan memakai kain dari bulu domba yang berbulu kasar atau yang

disebut kain wol kasar. Pada waktu itu memakai kain wol kasar adalah simbol

kesederhanaan. Kata shuf tersebut juga diartikan dengan selembar bulu yang

maksudnya para sufi dihadapan Allah merasa dirinya hanya bagaikan selembar

bulu yang terpisah dari kesatuannya yang tidak memiliki arti apa-apa.6

3. Pembinaan Akhlak
5
Hassan Shadily, Ensiklopedi Indonesia (Jakarta: Ikhtiar Baru Van-Hove, 2019), h. 883
6
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2018), h. 9
7

Menurut pendapat Ath-Tahabata’i dalam Badrudin mengemukakan

pengertian pembinaan akhlak berdasarkan tiga hal yaitu sebagai berikut :

Pertama menurut petunjuk al-Qur’an dalam hidupnya manusia hanya


menuju kepada kebahagiaan, ketenangan dan pencapauan cita-citanya.
Kedua, perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia senantiasa berada
dalam suatu kerangka peraturan dan hukum tertentu. Ketiga, jalan hidup
terbaik manusia adalah hidup berdasarkan fitrah, bukan berdasarkan emosi
dan dorongan hawa nafsu.7

4. Masyarakat Modern

Menurut pendapat Hauser dalam Muzayyin Mahbub, dkk mengemukakan

bahwa masyarakat modern adalah sebagai berikut :

Hubungan antara pribadi yang telah berubah, intitusi-intitusi sosial


termasuk keluarga, telah jauh berubah, kontrol sosial yang sebelumnya
kebanyak inoformal telah menjadi formal, birokrasi dalam organisasi skala
besar telah menyebar ke sektor-sektor publik dan swasta,dan risiko-risiko
yang dihadapi individu-indivudu telah muncul termasuk risiko
terganggungnya mata penghasilan karena pengangguran, karena
kecelakaan kerja, dan eksploitasi konsumer, dan sakit kronis dan cacat
fisik telah menyertai semakin panjangnya kehidupan.8

Kata modern berasal dari bahasa Inggris. Dalam tinjauan kamus longman

dictionary of contemporary english disebutkan bahwa kata “modern” adalah

bentuk adjective atau kata sifat modern adj; of the present time, or of the not far

distant past; not atcient. Berarti modern menujukan sifat sesuatu yang baru

berlaku pada masa kini, atau masa yang tidak terlalu jauh dari masa kini, atau

tidak kuno. Dari tinjauan etimologis kata modern, dapatlah disimpulkan bahwa

kata “modern” mempunyai dua penafsiran, yaitu dalam arti “baru” yang

berlawanan dengan kata lama atau “kuno”. Artinya yang dikatakan “baru” adalah

sesuatu yang belum ada sebelumnya, dalam arti yang selalu dianggap baru, tidak

7
Badrudin, Akhlak Tasawuf, (Serang: IAIB Press, 2015), h. 44
8
Muzayyin Mahbub, dkk, Dialetika Pembaruan Sistem Hukum Indonesia, (Jakarta:
Sekretarian Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia, 2017), h. 52
8

pernah di anggap usang sehingga berlaku sepanjang masa, dengan demikian kata

modern itu juga berarti progresif dan dinamis.9

E. Garis-garis Besar Isi Skripsi

Gambaran awal isi skripsi ini, penulis perlu mengemukakan garis-garis

besar isi skripsi yang bertujuan agar menjadi informasi awal terhadap masalah

yang diteliti. Skripsi ini terdiri dari lima bab, untuk mendapatkan gambaran isi

dari masing-masing bab, berikut akan diurai garis besar isinya.

Bab pertama sebagai pendahuluan yang meliputi latar belakang, berfungsi

untuk mengungkapkan latar belakang dan segala seluk beluk persoalan yang

berkaitan dengan masalah baik teoritis maupun gejala empiris yang menjelaskan

masalah tersebut perlu diteliti. Selain itu dipaparkan pula rumusan masalah dan

batasan masalah yang diinformasikan dalam wujud pertanyaan yang memerlukan

jawaban, tujuan dan kegunaan penelitian yang berfungsi mengungkapkan sasaran

yang ingin di capai dalam penelitian dan manfaat atau pentingnya penelitian,

penegasan istilah yaitu penjelasan tentang judul yang di uraikan dalam pengertian

setiap katanya dan garis-garis besar isi.

Bab kedua adalah kajian pustaka yang dibagi dalam tiga sub bab yaitu

yang pertama penerapan tasawuf modern, kedua pembinaan akhlak masyaakat

dilihat dari segi pendidikan dan ketiga yaitu landasan al-Qur’an dan Hadis tentang

tasawuf modern.

Bab ketiga adalah metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis

penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengambilan data, analisis temuan, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap

penelitian.
9
Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, (Rineka Cipta, Jakarta, 2016), h. 108
9

Bab keempat adalah hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum

tentang Desa Towale, penerapan tasawuf dalam pembinaan akhlak masyarakat

modern Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala dan

implikasi penerapan tasawuf dalam pembinaan akhlak masyarakat modern Desa

Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala.

Bab kelima adalah penutup yang terdiri atas kesimpulan dari pembahasan

bab satu sampai pada bab empat dan saran-saran.

Anda mungkin juga menyukai