Anda di halaman 1dari 16

Volume II No.

1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

PROSPEK PENGEMBANGAN ILMU EKONOMI ISLAM DI INDONESIA


DALAM PRESPEKTIF FILSAFAT ILMU (SEBUAH KAJIAN EPISTEMIK)

*( Muhamad Imam Syairozi


Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan
Jl. Veteran No.53A Lamongan
Telp. ( 0322 ) 324706, Faks. ( 0322 ) 324706
Email : jpim.unisla@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini menggambarkan approachesrecently yang digunakan dalam
mengembangkan ekonomi Islam, khususnya di Indonesia. Eventough tumbuh pesat di
tahun baru-baru, ekonomi Islam masih banded dengan dominasi pendekatan normatif.
Beberapa alasan dapat ditujukan kepada masalah ini terutama kurangnya disiplin ilmu
yang tepat, memerlukan pendekatan yang lebih didasarkan pada studi yang rasional
dan empiris tidak hanya didasarkan pada keyakinan thoelgical dari muslim. Dalam nya
tidak masih berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, kombinasi bayani, Irfani, dan
pendekatan barbani dalam mengembangkan ekonomi Islam adalah sebuah konsep
diwajibkan.

Kata Kunci : Filsafat Ilmu, Ekonomi Islam, Nalar Islami

PENDAHULUAN sistem ekonomi yang difunsikan


sebagai pengatur aktivitas ekonomi.
Eksistensi ekonomi islam belum
begitu dikenal pada sekitar tahun 1950- Seiring dengan berjalannya
an apalagi bebentuk sebuah konsep waktu, sejarah menjadi saksi akan
yang termasuk kriteria bangunan kekeroposan dua sistem yang pernah
disiplin ilmiah. Ketika itu, sedang merajai dunia itu. Sosialisme yang
berlangsungnya zaman keemasan muncul pada abad ke-19 hingga awal
ideologi ekonomi sosialisme dan abad ke-20 dengan semangat kaum
kapitalisme sehingga sistem ekonomi buruh industri dan buruh tani
islam masih belum bisa menunjukan berdasarkan prinsip solidaritas untuk
eksistensinya sebagai sistem yang memperjuangkan masyarakat
kental dengan muatan keadilan dan egalitarian dan melayani masyarakat
kebersamaan, walaupun sebenarnya banyak daripada hanya segelintir elite,
pada masa awal sejarah perkembangan di persimpangan sejarah perjalannanya,
islam abad ke-7, islam sedaha memiliki semakin menunjukan arogansi yang
membabi buta. Hak-hak kepemilikan

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 311


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

individu dinafikan dengan dalih atas perwujudan kelembagaan ekonomi


nama kebersamaan sehingga pada akhir Islam telah memberikan sebuah bukti
riwayatnya, justru menjadi sebuah nyata akan kemampuan bertahan dalam
boomeranang tersendiri yang menghadapi badai krisis yang terjadi.
menjungkirbalikan sistem sosialisme Imunitas ini memberikan dampak
kea rah kehancuran. positif terhadap tingginya tingkat
aseptabilitas masyarakat terhadap
Kapitalisme belakangan ini perkembangan ekonomi Islam, baik
mulai menunjukkan tanda-tanda pada level nasional maupun
kehancuran. Semenjak sistem international.
kapitalisme mendominasi sistem
perekonomian dunia, hampir semua Pertumbuhan ekonomi Islam di
negara pernah mengalami krisis yang Indonesia, jika ditelusuri melalui jejak
menggoyahkan stabilitas. Krisis demi perkembangan perbankan syariah,
krisis ekonomi terus berulang dalam berkembang relatif cepat menyusul
sejarah. Tercatat sejak tahun 1923, dikeluarkannya peraturan yang
tahun 1930, tahun 1940, tahun 1970, mengatur tentang perbankan syariah.
tahun 1980, tahun 1990, dan dan tahun Fakta ini tentunya memberikan angin
1998–2001, bahkan pada tahun 2008 segar bagi banyak kalangan, bukan saja
krisis semakin mengkhawatirkan bagi sebagian besar umat Islam, tetapi
dengan munculnya krisis finansial di juga bagi siapapun yang tertindas oleh
Amerika Serikat, yang memberikan falsafah “laissez faire” yang diusung
efek domino ke berbagai negara di oleh sistem kapitalisme. Pertumbuhan
penjuru dunia. Roy Davies dan Glyn ekonomi Islam yang pesat tersebut, dari
Davies menjelaskan dengan jelas sisi lainnya ternyata masih menyimpan
kronologi krisis ekonomi dunia secara persoalan dan menyisakan sejumlah
menyeluruh. Sepanjang Abad ke-20 permasalahan, terutama di Indonesia
telah terjadi lebih 20 kali krisis besar sehingga kritik konstruktif tetap perlu.
yang melanda banyak negara. Ini Fakta yang terjadi di lapangan
berarti, rata-rata setiap 5 tahun terjadi kerapkali memunculkan pertanyaan-
krisis keuangan hebat yang pertanyaan mendasar sebagai respon
mengakibatkan penderitaan bagi jutaan dari ketidaksiapan ataupun
umat manusia. ketidakmampuan ekonomi Islam
Sejumlah fakta dan data di atas sebagai sebuah sistem dalam
menjadi sebuah momentum yang menghadapi perkembangan mutakhir
berharga bagi sistem ekonomi Islam yang semakin komplek.
untuk membuktikan keunggulan dan Alqur‟an dan Sunah tidak bisa
keistimewaannya kepada masyarakat dipungkiri merupakan sumber
dunia. Bank Syariah sebagai khazanah keilmuan dan buku pedoman

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 312


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

umat Islam, namun pada saat yang suatu akibat digenggamnya kendali
bersamaan harus diakui bahwa ekonomi oleh negara-negera kaya.
perkembangan mutakhir belakangan ini
menuntut adanya rekontekstualisasi Berangkat dari latar belakang di
pelajaran yang terkandung di dalamnya atas dan dalam rangka mewujudkan
dalam rangka menjawab persoalan sistemekonomi Islam yang mampu
umat sebagai konsekuensi zaman yang menghantarkan manusia ke puncak
berbeda demikian juga halnya dengan peradaban, makamau tidak mau, kerja
kompilasi hukum yang disepakati keras ekonom dan agamawan sangat
ulama klasik (fikih). Dengan demikian, dituntut untuk merumuskan pendekatan
aturan yang dterapkan akan lebih ataupun metode yang multidimensi,
mudah dipahami, dihayati, dan bukan saja sebatas ilmu yang
diamalkan oleh siapa saja dan ajaran- mengajarkan etika dan nilai, tetapi juga
ajaran luhur yang terkandung menghasilkan postulat-postulat brilian
didalamnya tidak lagi hanya untuk kesejahteraan manusia.
merupakan himbauan of game yang Filsafat ilmu sebagai sebuah
dipatuhi. Dengan cara itulah ajaran metode pengelaborasikan karakteristik
agama akan benar-benar membawa disiplin ilmiah (scientific diciplineI dan
dampak nyata bagi peningkatan bagaimana cara memperolehnya
kesejahteraan manusia moral tapi (epistemic), menjadi hal yang sangat
menjadi suatu sistem tatanan hidup mungkin untuk dijadikan salah satu
yang dihayati sebagai way of life dan referensi dasar disamping referensi
rule .Pengembangan ekonomi Islam faundamental (alquaran dan sunnah)
tentunya tidak terlepas dari hakikat sebagai pengembangan ekonomi islam.
tujuan penyusunannya sendiri. Hal mengigat ekonomi islam baik
Ekonomi Islam muncul sebagai sistem sebtantif maupun historis juga bagian
alternatif yang dianggap mampu dari ilmu pengetahuan yang
mewujudkan tatanan kehidupan yang berkembang dab dinamis di atas rute
sampai saat ini masih menyisakan perjalanan realitas yang mengintarinya.
berbagai permalahan fundamanetal.
Dampak yang disumbangkan oleh I. Pertumbuhan Ekonomi Islam di
sistem kapitalisme seperti kemiskinan, Indonesia
kelaparan adalah persoalan mendasar
Ekonomi Islam mengalami
yang masih ada di dunia ini. Jeremy
perkembangan dan kemajuan yang
Seabrook menuturkan bahwa
pesat setelah berdirinya Islamic
kemiskinan global bukanlah soal
Development Bank (IDB) di Jeddah
kekurangan sumber daya, melainkan
pada tahun 1975. Hal ini mampu
menarik perhatian dan mempengaruhi

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 313


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

peta pemikiran praktik keuangan global Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai
secara signifikan. Diskursus dan lembaga yang bergerak di bidanga jasa
praktek ekonomi Islam mampu pelayanan keunagan di kelas mikro
memikat kalangan akademisi, syariah, sampai pada tahun 2010 ini
professional, maupun praktisi yang jumlahnya mencapai kurang lebih
berkecimpung dalam perekonomian 3.400 BMT yang tersebar di seluruh
pada level international. Kajian-kajian Indonesia.
tentang ekonomi dan keuangan Islam
berkembang bukan saja di negara- Selain itu, pertumbuhan
negara mayoritas muslim tetapi juga perbankan syariah nasional juga relatif
merambah hingga ke negara-negara cepat setelah dikeluarkannya peraturan
Barat. yang mengatur tentang perbankan
Munculnya ekonomi Islam syariah dan dilakukannya kajian serta
secara formal di Indonesia ditandai menyusun Cetak Biru Pengembangan
dengan berdirinya Bank Muamalat Perbankan Syariah Indonesia untuk
Indonesia (BMI) pada tahun 1992 periode 2002-2011. Cetak biru ini
berdasarkan UU No. 7 tahun disusun untuk mengidentifikasi
1992.Kendatipun isu tentang ekonomi tantangan utama yang akan dihadapi
Islam relatif terlambat masuk, namun oleh industri perbankan syariah pada
ada antusiasme yang kuat untuk tahun-tahun mendatang. Didalamnya
mempelajarinya. Perkembangan kajian terdapat visi dan misi pengembangan
ilmiah di Indonesia sangat beragam dan perbankan syariah, inisiatif-inisiatif
dinamis, karena telah melibatkan terencana dengan tahapan yang jelas
perguruan tinggi negeri dan swasta, untuk mencapai sasaran yang
baik yang di miliki umat islam maupun ditetapkan. Sasarannya antara lain
non-muslim. Menurut data majalah berupa terpenuhinya prinsip syariah
sharing per April 2009, terdapat 52 dalam operasional perbankan;
perguruan tinggi yang mengajarkan diterapkan prinsip kehati-hatian;
ekonomi islam di bawah Departemen terciptanya sistem perbankan syariah
Agama maupun KEMENSRITEK. yang kompetitif; terciptanya stabilitas
Jenjang pendididkan terdiri dari sistemik serta terealisasinya
diploma, sarjana, pascasarjana, samapai kemanfaatan bagi masyarakat luas.
jenjang doktoral. Pengembangan sistem
Lembaga keuangan syariah juga perbankan syariah di Indonesia
tumbuh pesat sejak tahun 200-an dilakukan dalam kerangka dual
sampai saat ini, di berbagai daerah banking sytem atau sistem perbankan
dengan basis terbesar di jawa, disusul ganda dalam kerangka Arsitektur
Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Perbankan Indonesia (API), untuk
menghadirkan alternative jasa

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 314


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

perbankan yang semakin lengkap tidak serta merta menjadi bukti bahwa
kepada masyarakt Indonesia. Secara ekonomi Islam pasti akan
bersama-sama, sistem perbankan menyingkirkan sistem ekonomi
syariah dan perbankan konvensional kapitalisme yang saat ini masih
secara sinergi mendukung mobilisasi menjadi sistem utama dalam tatanan
dana masyarakat secara lebih luas ekonomi global. Tanpa disertai dengan
untuk meningkatkan kemampuan sistem yang canggih, program yang
pembiayaan bagi sector-sektor memadai, produk yang unggul dan
perekonomian nasional. teori-teori yang teruji, walaupun
sampai kapan pun, ekonomi Islam
Fakta dan data di atas tentu saja hanya akan ada dalam sistem
menjadi berita gembira bagi banyak perbankan sebagaimana kita saksikan
kalangan. Perkembangan sekarang. Hal ini tentu
menggembirakan ini sudah selayaknya menyederhanakan tujuan ekonomi
dijadikan motivasi dan kekuatan untuk Islam itu sendiri, yang pada hakikatnya
menyempurnakan ekonomi islam, baik mempunyai misi dan visi relatif jauh
sebagai sistem maupun sebagai sebuah lebih luas cakupanya.
ilmu yang mendasari aktivitas
perekonomian secara keseluruhan. Pemikir, ekonom muslim,
Landasan normatif yang terdiri dari maupun agamawan seharusnya lebih
Alquran, Sunah, fikih masih menjadi bersikap agresif dalam mengelaborasi
pokok utama dalam pembahasan pemikiran konstruktif pengembangan
ekonomi Islam. Ringkasnya, ekonomi Islam. Tanpa hal tersebut,
pendekatan yang ditawarkan ekonomi akan terdapat beban berat bagi
Islam cenderung diterapkan secara pertumbuhan ekonomi Islam sehingga
normatif-idealis-deduktif, sehingga menghambat hakikat tujuan
pada gilirannya ekonomi Islam hanya terwujudnya ekonomi yang
terkesan sebagai sistem yang berkeadilan. Meskipun akhir-akhir ini
mengkritik tanpa menyertai tawaran terdapat banyak literatur tentang
teori dan sistem yang berarti. Dengan ekonomi Islam, nampaknya masih jauh
kata lain, ekonomi Islam relatif masih ketinggalan dengan literatur-literatur
berjalan pada ranah hukum halal atau sistem ekonomi lainnya. Dengan
haram, sementara sistem ekonomi lain, demikian, para ekonom muslim
seperti kapitalisme, liberalisme, neo- seharusnya tetap berupaya dengan
liberal, sosialisme sudah berbicara pada sekuat tenaga untuk mengembangkan
tataran praktis yang juah lebih maju. ekonomi Islam, bukan hanya pada
tataran praktis saja tetapi juga pada
Pendirian berbagai lembaga wilayah teori yang dirasa masih relatif
keuangan syariah di berbagai wilayah kurang demi mengejar ketertinggalan

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 315


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

dan tentunya teori yang sudah jauh literatur dan teori ilmiah sebagai
melewati pembahasan halal-haram. khazanah keilmuan ekonomi Islam,
hingga ketidaksesuian landasan
II. Ekonomi Islam: Antara Doktrin normatifnya dengan kedinamisan
dan Ilmu realitas yang senantiasa berubah-ubah.
Dampak negatif dari kemajuan Belum lagi persoalan pragmatisme
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebagai
ditorehkan oleh peradaban Barat dampak dari realitas pasar yang
menghiasi kekusutan patologi sosial. mendorong berdirinya ribuan lembaga
Ketidakadilan, eksploitasi, ekonomi syariah dan dibukanya
dehumanisasi, dan mafsadat menjadi program studi ekonomi Islam, sehingga
realitas yang inheren dengan kehidupan pada gilirannya memunculkan dilema
manusia modern. Keadaan ini menuntut dalam memahami hakikat ekonomi
munculnya wacana Islamisasi ilmu Islam itu sendiri. Fakta ini, sering kali
pengetahuan yang ramai mengaburkan pemahaman untuk
diperbincangkan pada tahun 1970-an membedakan secara tegas-proporsional
oleh para sarjana Muslim dari berbagai dimana wilayah keilmuan dan dimana
disiplin ilmu. Upaya menggali nilai- wilayah keagamaan.
nilai Islam ini dapat dibaca sebagai Pada konteks prospek
sebuah kontra-hegemoni ataupun pengembangannya, fakta di atas tentu
diskursus perlawanan. Ekonomi saja menjadi persoalan, dua wilayah
sebagai salah satu disiplin ilmu yang berbeda akan berimplikasi pada
pengetahuan menjadi sasaran yang sifat yang relatif berbeda
sering diperbincangkan. Sebab ilmu ini pula. Sifat keilmuan yang menuntut
tak hanya berhenti pada tataran sikap kritis, objektif, dan rasional,
akademis dan perdebatan metodologis, berhadapan dengan sikap keagamaan
melainkan juga masuk ke wilayah yang lebih menekankan pada
praktis. subjektivitas, taqlidy, commitment.
Pada kenyataannya, di balik Adanya ketegangan tersebut,
kisah sukses Islamisasi, terutama sejatinya tidak perlu dirisaukan
kaitannya dengan perkembangan lantaran sebenarnya didalamnya
ekonomi Islam yang merata di belahan terkandung dinamika yang secara
dunia, khususnya di Indonesia, ada dialektis memberi manfaat bagi kedua
segumpal cerita pilu yang menarik sisi tuntutan tersebut. Maka masing-
untuk dikaji. Mulai dari kisah penipuan masing mempunyai fungsi dan
yang melanda sebagian besar lembaga perannya sendiri, tanpa harus
keuangan syariah lantaran ketiadaan menepikan yang satu dengan yang
sistem yang memadai, kemiskinan lainnya. Jika salah satu sisi mencoba

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 316


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

mendomisansi eksistensi yang lain, Karena dengan begitu, ekonomi Islam


maka ketegangan yang kreatif tersebut dengan sifat komplementer dan
berubah menjadi dominasi yang suplementernya dapat menjadi
mematikan. Atau sebaliknya, para kekuatan untuk membangun ekonomi
ilmuan kurang apresiatif pada nilai- dan sains yang berbasis nilai.
nilai keagamaan yang sui generis, yang
amat berfungsi dalam kehidupan III.Peranan Filsafat Ilmu terhadap
keseharian manusia. Ilmu Pengetahuan
Fakta dan data membuktikan Filasafat ilmu adalah proses
bahwa perkembangan ekonomi Islam penyelidikan tentang ciri-ciri
agaknya masih lebih terbebani dengan pengetahuan ilmiah dan cara untuk
misi keagamaan, yang bersifat memperolehnya. Terdapat banyak
memihak dan cenderung subjektif pendapat yang mencoba
sehingga pada gilirannya kadar mendeskripsikan makna serta
kekritisan, terutama dalam menelaah penekanan mengenai pengertian
naskah keagamaan, misal fikih maupun format dari filsafat ilmu.
muamalah, relevansinya dengan Benyamin mengemukakan bahwa
kekinian tidak begitu Nampak filsafat ilmu adalah :
ditonjolkan. Hal ini terlihat jelas ketika “That philosophic discipline which is
adanya unsur pemaksaan untuk the systematic study of the nature of
menerapkan begitu saja model-model science, especially of its methods, its
transaksi fikih ke dalam praktek concept and presuppositions, and its
ekonomi modern yang lebih sering place in the general shame of
bersifat ideologis ketimbang obyektif intellectual diciplines”.
ilmiah. Hal itu justru kontra-produktif Sebagaimana dikutip di atas
dalam upaya penyusunan bangunan filsafat ilmu merupakan cabang ilmu
ekonomi Islam itu sendiri. pengetahuan filsafati yang merupakan
Dengan demikan, sebelum telaah sistematis mengenai sifat dasar
melangkah lebih jauh, diperlukan ilmu, khususnya metode, konsep, dan
adanya keseimbangan yang selaras peranggapannya, serta letaknya dalam
antara paradigma pengembangan kerangka umum dari cabang
ekonomi Islam yang didasarkan realitas pengetahuan intelektual. Kajian yang
yang rasionalistik-empiris dengan dibahas dalam filsafat ilmu adalah
muatan transendental dan metafisis. meliputi hakekat (esensi) pengetahuan.
Dengan kata lain, berpikir secara Artinya filsafat ilmu lebih menaruh
induktif yang berangkat dari dialog perhatian terhadap problem-problem
terhadap realitas, merupakan kunci mendasar ilmu pengetahuan.
yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Suriasumantri membagi ke dalam tiga

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 317


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

landasan pokok pertanyaan mengenai teknologi modern, terutama setelah


hakikat ilmu, yaitu landasan ontologis memasuki abad ke-20. Dalam
ilmu, landasan epestimologis ilmu, dan perkembangannya, ilmu pengetahuan
landasan aksiologis ilmu. dan teknologi yang seakan-akan
Perkembangan ilmu menjadi tumpuan harapan manusia
pengetahuan sebagai hasil kreatif usaha dalam menghadapi persoalan hidup
pemahaman manusia yang sistematis, ternyata belum dan tidak akan mampu
menghasilkan prestasi yang luar biasa. menyelesaikan persoalan hidup dan
Namun pada saat yang bersamaan, kehidupan itu. Hal ini terlihat pada
memunculkan sebuah dilema yang peristiwa-peristiwa yang diamati dalam
memberikan sebuah kekhawatiran kehidupan umat manusia dewasa ini
kepada berbagai kalangan ilmuwan, yang terperosok ke dalam dilema;
filsuf, dan agamawan bahwa kemajuan antara modernisasi dan ketidakadilan.
iptek tersebut dapat mengancam Sebagai contoh, ekonomi
eksistensi umat manusia, bahkan alam konvensional, lahir dari paradigma
beserta isinya. Ilmu pengetahuan seolah enlightenment yang ditandai dengan
belari dengan cepat ditengah gelap pendekatan utama untuk mewujudkan
gulita tanpa lampu penerangan kesejahteraan manusia serta analisisnya
sehingga memunculkan arogansi tanpa tentang problem-problem manusia yang
perhitungan, bahkan benturan yang bersifat sekuler. Sekuler di sini
tidak sehat antara satu bidang ilmu dimaksudkan sebagai sistem yang lebih
dengan yang lain. Fakta ini mementingkan konsumsi dan pemilikan
menunjukkan agaknya pengembangan materi sebagai sumber kebahagiaan
ilmu pengetahuan dan teknologi manusia, tanpa mengindahkan peranan
berjalan terlepas dari asumsi-asumsi nilai moral dalam reformasi individu
dasar filosofisnya seperti landasan dan sosial, terlalu berlebihan
ontologis, epistimologis, aksiologis menekankan peranan pasar atau negara.
yang cenderung berjalan sendiri- Ia tidak memiliki komitmen kuat
sendiri. Kehadiran filasat ilmu kepada persaudaraan (brotherhood) dan
merupakan upaya meletakkan kembali keadilan sosioekonomi dan tidak pula
peran dan fungsi ilmu pengetahuan dan memiliki mekanisme filter nilai-nilai
teknologi (iptek) sesuai dengan tujuan moral.
semula yaitu demi kebahagiaan umat Berangkat dari ideologi yang
manusia dan kemudahan dalam demikian, impelementasi sistem
menjalankan aktivitasnya. ekonomi kapitalisme di berbagai
Manusia dengan kemampuan belahan dunia, justru menimbulkan
akalnya menghasilkan kemajuan yang kisah-kisah pilu yang memprihatinkan.
pesat di bidang ilmu pengetahuan dan Saat orang kaya semakin kaya,

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 318


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

pendapatan menengah meningkat, dan akan menjadi taruhannya. Inilah yang


lebih banyak yang miskin kian melarat. mendasari munculnya rasa
Kenyataan ini menjadikan kemiskinan kekhawatiran yang cukup rasional dari
sebagai suatu yang abadi. Ironisnya, berbagai kalangan ilmuan.
kemiskinan hanyalah sebatas figuran Peran filsafat ilmu dalam
dalam drama kemajuan yang dituturkan pengembangan ilmu pengetahuan tidak
dengan pertunjukkan terpilih dari bisa tidak, memang menjadi sebuah
konglomerasi komunikasi global. keharusan. Perannya sebagai pagar
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa yang membatasi dari sebuah gejala
orang-orang miskin menjadi strategi overdosis yang bisa mematikan.
utama semua politikus, institusi Landasan ontologis, epestimologis, dan
international, dan lain sebagainya, aksiologis menjadi sangat penting
sehingga pada gilirannya, akan dalam pengembangan ilmu sehingga
membuat orang miskin kian tak memiliki daya guna dan makna bagi
berharga. keberlangsungan hidup manusia.
Ideologi kapitalisme di atas,
dituding oleh berbagai pihak sebagai IV. Pengembangan Ilmu Ekonomi
biang Islam Ditinjau dari Perspektif
kehancuran yang mengarah Filsafat Ilmu
pada proses musnahnya hakikat Lahirnya sistem ekonomi Islam
manusia dan menjebak manusia pada pada pertengahan dasawarsa 70-an,
disiplin ketat yang mengatur dirinya merupakan sebuah respon dari dampak
untuk bisa memenuhi tuntutan kerja negatif ilmu ekonomi yang
keras melebihi yang menjadi dikembangakan oleh ilmuan Barat.
kesanggupannya. Nilai-nilai Jargon yang diusung adalah
individualisme yang mendasarinya maksimalisasi tanpa harus melirik siapa
ditempatkan diatas nilai-nilai altruisme, saja yang terlindas oleh roda
dimana kebersamaan masyarakat individulistik, materialistik, dan
menjadi pudar. Inilah bukti ketika ilmu hedonistik.28 Ketidakadilan,
sudah melangkah jauh seumpama anak ketimpangan, kemiskinan, dan
ayam yang jauh dari induknya. Nilai- kelaparan merupakan sebagian
nilai yang adil, etis, dan egaliter, tidak fenomena yang sudah tidak aneh lagi
lagi menjadi ruh mengembangkan untuk disaksikan.
keilmuan. Tetapi justru nilai-nilai yang Perkembangan ekonomi Islam,
individualistik, hedonistik, dan jika ditelusuri sejak zaman Nabi atau
materealistik yang mendasari derap setidaknnya dari tahun 70-an hingga
langkah dalam mencapai tujuannya. zaman kontemporer sekarang
Dan jelas, persoalan kemanusiaan yang menunjukkan terjadinya perkembangan

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 319


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

yang signifikan dalam body of Islamic kebijakan ekonom muslim dalam


economics. Namun di pihak lain, menciptakan kesejahteraan bersama.
dominanisasi praktek ilmu ekonomi Keterikatan nilai-nilai yang
Islam semakin menajam di sektor diajarkan agama dengan
perbankan dan misi keagamaan, yang pengembangan ilmu ekonomi
bersifat memihak, subjektif, sehingga merupakan sebuah keharusan. Namun
mendorong adanya unsur pemaksaan masalahnya adalah bagaimana
untuk menerapkan begitu saja model- menempatkan agama agar bisa dihayati
model transaksi fikih yang lebih sering secara utuh dengan menjadikan nilai-
bersifat ideologis ketimbang obyektif nilai yang terkandung didalamnya
ilmiah ke dalam praktek ekonomi sebagai ruh pengembangan ilmu
modern. Hal itu hanya akan ekonomi, agar tidak menimbulkan
mewujudkan sistem ekonomi Islam kemudaratan bagi umat manusia.
yang amaliah saja, tanpa ada unsur Ketika metodologi ilmiah sudah tidak
ilmiahnya. Keadaan semacam inilah lagi terlalu diperhatikan dalam rangka
yang perlu diatasi dengan strategi konseptualisai ilmu ekonomi Islam
pengembangan ilmu dan kajian yang karena dominannya wilayah
lebih mendalam. keagamaan, maka ketika itu pula akan
Sejarah pemikiran dan terjadi persoalan yang harus
perkembangan ekonomi Islam telah dibicarakan lebih mendalam. Apalagi,
membuka cakrawala pengetahuan kita sebenarnya selama ini wilayah
bahwa ilmu ekonomi Islam bukanlah keagamaan yang dianggap oleh
barang jadi yang hanya selesai dalam sebagian pihak adalah hanyalah hasil
satu kali proses atau pun langsung rasionalisasi ulama klasik terdahulu,
turun dari langit secara mendadak. seperti fikih, ilmu tafsir dan sebagainya
Ekonomi Islam lahir melalui proses Berdasarkan fakta di atas, maka
bertahap dan evolutif sehingga diperlukan adanya keselarasan antara
bukanlah sebuah kesalahan jika ditinjau wilayah keagamaan dengan wilayah
kembali secara kritis berdasarkan keilmuan sehingga agama tidak lagi
realitas yang ada dan berkembang. menjadi kambing hitam atas tafsiran
Beragam realitas sudah barang tentu ulama yang sudah tidak lagi relevan
sedikit banyak terlibat dalam dengan zamannya lantaran
melukiskan panorama bangunan bertentangan dengan keilmuan modern
ekonomi Islam hingga turut serta dalam yang sudah barang tentu berbeda
mengendalikan haluannya. Kondisi dengan keilmuan klasik. Dengan kata
masyarakat dari masa ke masa yang lain, pendekatan yang ditawarkan
berubah-ubah merupakan hal utama adalah pendekatan yang melibatkan
dalam menciptakan fleksibelitas

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 320


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

dua model sekaligus: normatif-idealis- aspek yang objektif ilmiah.


deduktif dan historis-emipiris induktif. Sesungguhnya dalam Islam, kehidupan
Berkaitan dengan hal di atas, ekonomi dan agama merupakan satu
kisah bantahan dogma gereja atas ilmu kesatuan yang tidak terpisahkan, tapi
pengetahuan pada abad pertengahan dapat dibedakan. Keduanya
karena tafsir yang salah dapat dijadikan berhubungan secara dialektis tanpa
sebagai sebuah pelajaran. Fakta sejarah berhenti pada satu sisi. Keduanya
ini telah memancing reaksi tersendiri menyatu menjadi satu kesatuan yang
bagi ilmuan Barat pada khususnya, flowing dan fluid tetapi tidak macet
sehingga menampakkan kecenderungan dalam satu sisi. Jika tidak demikian,
untuk menangkis adanya intervensi akan terjadi proses dominasi yang satu
agama dalam mengembangkan ilmu atas lainnya, sehingga menepikan aspek
pengetahuan. Agama sebagai sumber keilmiahan atau sebaliknya akan
nilai kemudian dipandang sebagai menepikan aspek normativitas yang
sebuah ilusi yang tidak mampu sarat akan nilainilai untuk
menjawab berbagai rintangan dan kesejahteraan. Secara metodologis,
tantangan kehidupan modern yang pengembangan ekonomi Islam secara
serba kompleks. Sigmund Freud, normatif-idealis-deduktif bukanlah
bahkan lebih lantang mengemukakan sesuatu yang salah, namun hanya akan
bahwa agama merupakan ilusi yang menjadikan ekonomi Islam sebatas
didasarkan pada kehendak manusia ekonomi etik atau ekonomi yang
(human wishes) daripada realitas. bermoral, yang kerapakali hanya bisa
Karena itu, agama mempunyai masa menjadi pengkritik saja. Dalam rangka
depan yang suram karena tidak cocok merumuskan sebuah sistem yang bisa
dengan kecenderungan ilmiah rasional dijadikan sebagai postulat
dan akhirnya tidak akan bertahan di pengembangan ekonomi Islam,
dunia modern. diperlukan adanya metode historis-
Kekhawatiran yang melanda empiris-induktif berdasarkan realitas
sebagian ilmuan Barat, seharusnya dan emperikal aktivitas perekonomian
menjadi pelajaran bagi agamawan, masyarakat yang sedang berkembang.
ekonom muslim, dan siapa saja yang Ilmu ekonomi Islam tidak akan
punya minat dan motivasi untuk berkembang secara berarti dalam
mengembangkan ilmu ekonomi Islam mengejar ketertinggalannya juga tidak
karena tidak menutup kemungkinan akan banyak membantu dalam
pengembangan ilmu ekonomi Islam membuahkan hasil yang optimal jika
pun akan terhambat lantaran terlalu misi keagamaan masih dominan dan
terbebani dengan wilayah normatif- kajian yang bersifat objektif ilmiah
subjektif dan cenderung ringan dengan masih cenderung lamban. Harus diakui

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 321


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

bahwa ilmu ekonomi Islam yang dilakukan oleh sejumlah ilmuan


pernah ada dari awal perkembangan menunjukkan bahwa paradigma
sejarah Islam hingga sekarang keilmuan modern (Barat), termasuk
bukanlah sebuah sistem yang sempurna pembangunan ekonomi didasarkan
yang lantas bisa diaplikaskan kapan pada filsafat positivisme yang
saja. Dengan demikian, perlu untuk rasionalistik-empiris. Ia tidak
dikonseptualisasi seiring dengan menerima sesuatu yang bersifat
perkembangan zaman yang semakin subjektif, kebenaran yang diterima
kompleks. Oleh karena itu, agamawan adalah kebenaran positivistik yang
dan ekonom muslim jangan terjebak dapat diukur dan dijangkau oleh radius
dengan pola pikir menara gading yang inderawi manusia. Kebenaran model ini
hanya berpikir murni dalam bidangnya berlandaskan pada paradigma
tanpa mengaitkan dengan kenyataan raionalitas Cartesian dengan
yang ada diluarnya karena setiap semboyannnya yang terkenal cogito
aktivitas keilmuan ekonomi Islam tidak ergo sum atau I think, therefore I am
dapat dilepaskan dari konteks (Saya berfikir, karena itu saya ada).
kehidupan sosial kemasyarakatan yang Namun dalam
mengitarinya. perkembangannya, ilmu ekonomi Barat
Perjalanan dan perkembangan dihadapkan secara dikotomis dengan
ilmu ekonomi Islam ditinjau secara nilai trasendental sehingga jargon ilmu
filosofisepistimologis bergerak lebih ekonomi bebas nilai (value free), tidak
tajam ke wilayah bayani dan irfani saja mempengaruhi di kalangan
dengan sedikit menomorduakan akademisi, tetapi juga mewarnai
penggunaan rasio (burhani) secara praktekpraktek ekonomi masyarakat
maksimal. Hal ini tentu tidak senada modern. Nilai trasendental dan nilai
dengan praktek yang pernah dilakukan humanis yang seharusnya berjalan
pada masa keemasan keilmuan Islam seirama mengalami fragmentasi dan
antara tahun 650 M samapai 1100 M. pada akhirnya nilai trasendental betul-
Inilah faktor yang diduga oleh berbagai betul mengalami distorsi, alienasi, dan
kalangan, memberi imbas marginalisasi. Akibatnya kemudian
ketertinggalan umat Islam dalam yang ada hanyalah keserakahan yang
bidang ilmu pengetahuan, tak tidak berujung di satu sisi dan
terkecuali dengan ilmu ekonomi Islam. kemelaratan abadi di sisi yang lain.
Sebagai perbandingan, kajian Belajar dari kesalahan ilmuan
epistimologis dalam literatur Barat Barat yang telah lepas dari nilai yang
dapat membuka perspektif baru dalam mengikatnya, maka ekonomi Islam
kajian ilmu ekonomi yang sebagai sebuah bangunan ilmu yang
multidimensional. Studi yang memiliki tujuan duniawi dan ukhrowi,

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 322


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

seharusnya lebih meyakinkan unifikasi ajaran agama yang bersifat profetik,


tersebut dalam perkembangannya. deduktif dan normatif, agaknya hanya
Sebagai ilmu ekonomi yang berbasis akan segera terdominasi dan
nilai dan tidak mengenal terkooptasi oleh kekuatan hukum
dikotomi, maka kehadiran ekonomi ekonomi yang mempunyai logika
Islam diyakini sebagai penawar di kepentingannya sendiri. Begitu juga
tengah persoalan fundamental dengan minimnya kajian
kemanusiaan yang masih ada karena keilmiahannya secara objektif, akan
selain memuat nilai-nilai humanis, juga mengakibatkan keberlanjutan ilmu
membawa ruh keadilan. Keadilan ekonomi akan tergadaikan.
merupakan satu hal yang fundamental Berkaitan dengan itu, burhani
ketika berbicara masalah transaksi sebagai salah satu dasar kajian ilmu
perekonomian karena sesungguhnya pengetahuan dalam Islam seharusnya
ketidakadilan merupakan sumber lebih digairahkan, paling tidak untuk
permamsalahan yang kerap mengimbangi bayani dan irfani yang
memunculkan ketimpangan, selama ini cenderung lebih banyak
kemiskinan, dan kelaparan. digunakan sebagai dasar prospek
Dengan demikian, ekonomi pengembangan ilmu ekonomi Islam.
Islam tidak hanya terhenti sebagai Banyak fenomena praktek ekonomi
sebuah nama yang sarat akan nilai-nilai Islam yang selama ini didasari dengan
saja, tetapi juga diharapkan mampu pendekatan intuitif. Praktek zakat
melebur sebagai sebuah sistem yang misalnya hanya dipahami sebatas
handal dalam mengatur aktivitas kewajiban agama, yang barang siapa
perekonomian global yang didasari yang menunaikannya, maka ia dapat
dengan kajian postivistik-empiris dan pahala, dan barang siapa yang
lebih bersifat objektif. Terbangunnya meninggalkannya maka ia akan
sebuah sistem sebagai mendapat dosa. Padahal sebenarnya,
pengejewantahan unifikasi antara kewajiban zakat yang termaktub dalam
duniawi dan ukhrowi akan mampu Alquran adalah tidak lain dan tidak
menjawab persoalan-persoalan bukan merupakan sebuah sistem agar
mendasar kemanusiaan. Namun bisa mengatasi kesenjangan sosial
demikian, perlu dicatat bahwa tidak lantaran ketimpangan yang melanda
serta merta dengan adanya unifikasi sebagaian besar manusia. Dalam kajian
tersebut lantas membawa pada antropologi ekonomi, para antroplog
perubahan, sehingga tidak memerlukan mengkatagorikan zakat sebagai salah
segala hal yang mendasarinya. satu fungsi ekonomi pada kajian
Pengembangan berkelanjutan ilmu redistribusi. Inilah salah satu titik yang
ekonomi tanpa dilapisi dengan muatan menjadi perdebatan serius antara

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 323


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

ekonomi formalis yang sarat dengan menjadi suatu yang mutlak. Ekonomi
kultur matrealismenya (ekonomi pasar) Islam sebagai sebuah disiplin ilmiah
dengan ekonomi substanstif (ekonomi (scientific discipline) selayaknya,
tradsional) yang muncul sebagai selain dikaji secara deduktif normatif
perwujudan solidaritas sosial dan yang sarat dengan nilai-nilai, tetapi
mengantongi nilai-nilai agama, ajaran juga harus dibangun atas dasar kajian
dan budaya masyarakat yang induktif yang berbasis rasionalistik-
mewadahinya. empirik. Keseimbangan kajian secara
Tentu hal di atas tidaklah salah, induktifdeduktif merupakan harga mati
karena itu memang sudah konsekuensi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
logis sebagai akhir cerita, karena tanpa Pengembangan yang berkelanjutan dari
perspektif agama pun sudah dapat ilmu ekonomi di satu sisi, tanpa dilapisi
dipahami bahwa sistem ekonomi yang dengan muatan ajaran agama yang
dibayangi dengan muatan bersifat profetik dan normatif, agaknya
individualistik, hedonistik pasti akan hanya akan segera terdominasi dan
menimbulkan dosa, dan terjadinya terkooptasi oleh kekuatan hukum
krisis moneter berulang kali sehingga ekonomi yang mempunyai logika
menciptakan kemiskinan, itulah bentuk kepentingannya sendiri. Di sisi lain,
kongkrit hukuman atas dosanya. Untuk tanpa kajian objektif ilmiah,
menjawab itu semua, sesungguhnya pengembangan ilmu ekonomi Islam
epistimologi Islam yang meliputi agaknya akan terseok-seok dalam
bayani, irfani, dan burhani merupakan menjawab permalahan aktivitas
tiga serangkai yang tak bisa dipisahkan perekonomian yang semakin kompleks.
satu sama lain. Ketiganya berjalan di Filsafat ilmu sebagai sebuah proses
atas koredor yang seimbang dan pengelaborasian tentang karakteristik
proposional, sehingga dengan disiplin ilmiah (scientific discipline)
demikian, perjalanan perkembangan dan bagaimana cara memperolehnya
ekonomi Islam dengan sifatnya yang (epistimic), menjadi hal yang sangat
komplementer dan suplementer dapat mungkin sekali untuk dijadikan
menjadi kekuatan untuk membangun referensi dasar sebagai pengembangan
ekonomi yang handal dan mampu ekonomi Islam.
mengatasi permasalahan kemanusiaan
fundamental. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin (1995), Falsafah
KESIMPULAN DAN SARAN Kalam di Era
Dalam rangka mengembangkan Postmodernisme.Yogyakarta:
Ekonomi Islam, tidak bisa tidak, Pustaka Pelajar
pengelaborasian secara objektif ilmiah

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 324


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Ali, Fahcry (1991), “Akomodasi Non- Mawarid, Vol. XI, No.1 Februari-
Politik Islam Indonesia dalam Agustus 2010.
Struktur Orde Baru”, Prisma, _________________ (2010),
Vol. 20 No. 3, Maret 1991, pp. “Memahami Kebijakan Ekonomi
87-96. Politik Tiga Khalifah (Ekplorasi
Bank Indonesia (2002), Cetak Biru Pemikiran Umar bin Khattab,
Pengembangan Perbankan Umar bin Abdul Aziz, Ghazan
Syariah Indonesia, Jakarta : Khan Sebagai Dasar
Direktorat Perbankan Syariah Pengembangan Ekonomi
Bank Indonesia. Islam)”, dikutip dari
Barbour, Ian G. (1966), Issues in http://ayieffathurrahman.wordpre
Science and Religion, New York: ss.com/2010/11/22/memahami-
Harper and Torch Book. kebijakan-ekonomipolitik-tiga-
Ba‟ly, Abdul Hamid Mahmud (2006), khalifah-eksplorasi-pemikiran-
Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian ekonomi-umar-bin-khattab-umar-
Moneter dan Keuangan Syariah, bin-abdulaziz-dan-ghazan-khan-
Jakarta: PT Raja Grafindo sebagai-dasar-perkembangan-
Persada. ekonomi-islam/ diakses tanggal
Davies, Roy and Davies, Glyn (1996), 22 November 2010.
The History of Money From Gie, The Liang (2000), Pengantar
Ancient Time of Present Day, Filsafat Ilmu, Edisi Kedua,
New York: Oxport University Cetakan KelimaYogyakarta:
Press. Liberty.
Dimyati, A. (2007), “Ekonomi Etis: Iswadi, Muhammad (2007), “Ekonomi
Paradigma Baru Ekonomi Islam: Kajian Konsep dan Model
Islam”, Jurnal Ekonomi Islam La Pendekatan”, Jurnal Mazahib,
Riba, Vol.2, No.1, Desember Vol. IV, No. 1, Juni 2007, pp. 48-
2007, pp. 153-168. 57. Al-Jabiri, Muhammad Abid
Effendy, Bahtiar (1998), Islam dan (1991), Bunyah al-„Aql al-„Arabi,
Negara: Transformasi Pemikiran Beirut: al-Markaz al-Tsaqafi al-
dan Praktik Politik Umat Islam di „Arabi.
Indonesia, Jakarta: Paramadina. Karim, Adiwarman Azwar (2006),
Fathurrahman, Ayief (2010), Sejarah Pemikiran Ekonomi
“Meninjau Ulang Landasan Islam, edisi ketiga, Jakarta: PT
Normatif Perbankan Syariah Di Raja Grafindo Persada.
Indonesia (Telaah Atas Teori Minhaji, Akhmad (2008), “Ekonomi
Kontruksi Fikih Klasik)”, Jurnal dan Lembaga Keuangan Islam
(Perspektif Sejarah-Sosial)”,

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 325


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

dalam Abraham L. Udovitch Agama Islam Negeri (IAIN)


(2008), Kerjasama Syariah dan Sunan Gunung Djati.
Bagi Untungrugi dalam Sejarah Saefuddin, Ahmad M. (1984), Studi
Islam Abad Pertengahan (Teori Nilai-Nilai Sistem Ekonomi
dan Penerapannya) Kediri : Islam, Jakarta: Media Dakwah.
Qubah. Sairin, Sjafri dkk (2002), Pengantar
Mudzakkir, A. Qohar (2008), Antroplogi Ekonomi, Yogyakarta:
“Kapitalisme, Sosialisme dan Pustaka Pelajar Offset.
Sistem Ekonomi Indonesia”, Seabrook, Jeremy (2006), Kemiskinan
dikutipdari.http://qahar.wordpress Global: Kegagalan Model
.com/2008/03/29/.kapitalisme- Ekonomi Neoliberalisme,
sosialismedan-sistem-ekonomi- Yogyakarta: Resist Book.
indonesia/ diakses tanggal 15 Sharing, Majalah Ekonomi dan Bisnis
September 2010. Syariah Tahun III Edisi 28 April
Muhammad (2009), Ekonomi Islam, 2009.
Kontribusi Fundamentalisme Suyatno, Thomas, dkk (1997),
Islam untuk Ekonomi Islam, Kelembagaan Perbankan. Edisi
Malang: Empatdua. kedua.Jakarta: STIE
Nasrullah, Yazid (2007) “Peran Ilmu PERBANNAS dan Gramedia
Filsafat terhadap Ilmu ekonomi Pustaka Utama.
dan Pengembangan para
Sarjananya,” UNISIA Jurnal
Ilmu-ilmu Sosial, Vol. XXX, No.
65, September 2007.
Pontoh, Coen Husain (2007), “Efek
Domino Krisis Properti di AS”,
dikutip.dari.http://coenpontoh.wo
rdpress.com/2007/09/19/efek-
domino-krisis-properti-di-as/
diakses 15 September 2010.
Praja, Juhaya S., (2000), Filsafat Ilmu:
Menelusuri Struktur Filsafat Ilmu
dan Ilmuilmu Islam, Bandung:
Program Pasca Sarjana Institut

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 326

Anda mungkin juga menyukai