ABSTRAK
Artikel ini menggambarkan approachesrecently yang digunakan dalam
mengembangkan ekonomi Islam, khususnya di Indonesia. Eventough tumbuh pesat di
tahun baru-baru, ekonomi Islam masih banded dengan dominasi pendekatan normatif.
Beberapa alasan dapat ditujukan kepada masalah ini terutama kurangnya disiplin ilmu
yang tepat, memerlukan pendekatan yang lebih didasarkan pada studi yang rasional
dan empiris tidak hanya didasarkan pada keyakinan thoelgical dari muslim. Dalam nya
tidak masih berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, kombinasi bayani, Irfani, dan
pendekatan barbani dalam mengembangkan ekonomi Islam adalah sebuah konsep
diwajibkan.
umat Islam, namun pada saat yang suatu akibat digenggamnya kendali
bersamaan harus diakui bahwa ekonomi oleh negara-negera kaya.
perkembangan mutakhir belakangan ini
menuntut adanya rekontekstualisasi Berangkat dari latar belakang di
pelajaran yang terkandung di dalamnya atas dan dalam rangka mewujudkan
dalam rangka menjawab persoalan sistemekonomi Islam yang mampu
umat sebagai konsekuensi zaman yang menghantarkan manusia ke puncak
berbeda demikian juga halnya dengan peradaban, makamau tidak mau, kerja
kompilasi hukum yang disepakati keras ekonom dan agamawan sangat
ulama klasik (fikih). Dengan demikian, dituntut untuk merumuskan pendekatan
aturan yang dterapkan akan lebih ataupun metode yang multidimensi,
mudah dipahami, dihayati, dan bukan saja sebatas ilmu yang
diamalkan oleh siapa saja dan ajaran- mengajarkan etika dan nilai, tetapi juga
ajaran luhur yang terkandung menghasilkan postulat-postulat brilian
didalamnya tidak lagi hanya untuk kesejahteraan manusia.
merupakan himbauan of game yang Filsafat ilmu sebagai sebuah
dipatuhi. Dengan cara itulah ajaran metode pengelaborasikan karakteristik
agama akan benar-benar membawa disiplin ilmiah (scientific diciplineI dan
dampak nyata bagi peningkatan bagaimana cara memperolehnya
kesejahteraan manusia moral tapi (epistemic), menjadi hal yang sangat
menjadi suatu sistem tatanan hidup mungkin untuk dijadikan salah satu
yang dihayati sebagai way of life dan referensi dasar disamping referensi
rule .Pengembangan ekonomi Islam faundamental (alquaran dan sunnah)
tentunya tidak terlepas dari hakikat sebagai pengembangan ekonomi islam.
tujuan penyusunannya sendiri. Hal mengigat ekonomi islam baik
Ekonomi Islam muncul sebagai sistem sebtantif maupun historis juga bagian
alternatif yang dianggap mampu dari ilmu pengetahuan yang
mewujudkan tatanan kehidupan yang berkembang dab dinamis di atas rute
sampai saat ini masih menyisakan perjalanan realitas yang mengintarinya.
berbagai permalahan fundamanetal.
Dampak yang disumbangkan oleh I. Pertumbuhan Ekonomi Islam di
sistem kapitalisme seperti kemiskinan, Indonesia
kelaparan adalah persoalan mendasar
Ekonomi Islam mengalami
yang masih ada di dunia ini. Jeremy
perkembangan dan kemajuan yang
Seabrook menuturkan bahwa
pesat setelah berdirinya Islamic
kemiskinan global bukanlah soal
Development Bank (IDB) di Jeddah
kekurangan sumber daya, melainkan
pada tahun 1975. Hal ini mampu
menarik perhatian dan mempengaruhi
peta pemikiran praktik keuangan global Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai
secara signifikan. Diskursus dan lembaga yang bergerak di bidanga jasa
praktek ekonomi Islam mampu pelayanan keunagan di kelas mikro
memikat kalangan akademisi, syariah, sampai pada tahun 2010 ini
professional, maupun praktisi yang jumlahnya mencapai kurang lebih
berkecimpung dalam perekonomian 3.400 BMT yang tersebar di seluruh
pada level international. Kajian-kajian Indonesia.
tentang ekonomi dan keuangan Islam
berkembang bukan saja di negara- Selain itu, pertumbuhan
negara mayoritas muslim tetapi juga perbankan syariah nasional juga relatif
merambah hingga ke negara-negara cepat setelah dikeluarkannya peraturan
Barat. yang mengatur tentang perbankan
Munculnya ekonomi Islam syariah dan dilakukannya kajian serta
secara formal di Indonesia ditandai menyusun Cetak Biru Pengembangan
dengan berdirinya Bank Muamalat Perbankan Syariah Indonesia untuk
Indonesia (BMI) pada tahun 1992 periode 2002-2011. Cetak biru ini
berdasarkan UU No. 7 tahun disusun untuk mengidentifikasi
1992.Kendatipun isu tentang ekonomi tantangan utama yang akan dihadapi
Islam relatif terlambat masuk, namun oleh industri perbankan syariah pada
ada antusiasme yang kuat untuk tahun-tahun mendatang. Didalamnya
mempelajarinya. Perkembangan kajian terdapat visi dan misi pengembangan
ilmiah di Indonesia sangat beragam dan perbankan syariah, inisiatif-inisiatif
dinamis, karena telah melibatkan terencana dengan tahapan yang jelas
perguruan tinggi negeri dan swasta, untuk mencapai sasaran yang
baik yang di miliki umat islam maupun ditetapkan. Sasarannya antara lain
non-muslim. Menurut data majalah berupa terpenuhinya prinsip syariah
sharing per April 2009, terdapat 52 dalam operasional perbankan;
perguruan tinggi yang mengajarkan diterapkan prinsip kehati-hatian;
ekonomi islam di bawah Departemen terciptanya sistem perbankan syariah
Agama maupun KEMENSRITEK. yang kompetitif; terciptanya stabilitas
Jenjang pendididkan terdiri dari sistemik serta terealisasinya
diploma, sarjana, pascasarjana, samapai kemanfaatan bagi masyarakat luas.
jenjang doktoral. Pengembangan sistem
Lembaga keuangan syariah juga perbankan syariah di Indonesia
tumbuh pesat sejak tahun 200-an dilakukan dalam kerangka dual
sampai saat ini, di berbagai daerah banking sytem atau sistem perbankan
dengan basis terbesar di jawa, disusul ganda dalam kerangka Arsitektur
Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Perbankan Indonesia (API), untuk
menghadirkan alternative jasa
perbankan yang semakin lengkap tidak serta merta menjadi bukti bahwa
kepada masyarakt Indonesia. Secara ekonomi Islam pasti akan
bersama-sama, sistem perbankan menyingkirkan sistem ekonomi
syariah dan perbankan konvensional kapitalisme yang saat ini masih
secara sinergi mendukung mobilisasi menjadi sistem utama dalam tatanan
dana masyarakat secara lebih luas ekonomi global. Tanpa disertai dengan
untuk meningkatkan kemampuan sistem yang canggih, program yang
pembiayaan bagi sector-sektor memadai, produk yang unggul dan
perekonomian nasional. teori-teori yang teruji, walaupun
sampai kapan pun, ekonomi Islam
Fakta dan data di atas tentu saja hanya akan ada dalam sistem
menjadi berita gembira bagi banyak perbankan sebagaimana kita saksikan
kalangan. Perkembangan sekarang. Hal ini tentu
menggembirakan ini sudah selayaknya menyederhanakan tujuan ekonomi
dijadikan motivasi dan kekuatan untuk Islam itu sendiri, yang pada hakikatnya
menyempurnakan ekonomi islam, baik mempunyai misi dan visi relatif jauh
sebagai sistem maupun sebagai sebuah lebih luas cakupanya.
ilmu yang mendasari aktivitas
perekonomian secara keseluruhan. Pemikir, ekonom muslim,
Landasan normatif yang terdiri dari maupun agamawan seharusnya lebih
Alquran, Sunah, fikih masih menjadi bersikap agresif dalam mengelaborasi
pokok utama dalam pembahasan pemikiran konstruktif pengembangan
ekonomi Islam. Ringkasnya, ekonomi Islam. Tanpa hal tersebut,
pendekatan yang ditawarkan ekonomi akan terdapat beban berat bagi
Islam cenderung diterapkan secara pertumbuhan ekonomi Islam sehingga
normatif-idealis-deduktif, sehingga menghambat hakikat tujuan
pada gilirannya ekonomi Islam hanya terwujudnya ekonomi yang
terkesan sebagai sistem yang berkeadilan. Meskipun akhir-akhir ini
mengkritik tanpa menyertai tawaran terdapat banyak literatur tentang
teori dan sistem yang berarti. Dengan ekonomi Islam, nampaknya masih jauh
kata lain, ekonomi Islam relatif masih ketinggalan dengan literatur-literatur
berjalan pada ranah hukum halal atau sistem ekonomi lainnya. Dengan
haram, sementara sistem ekonomi lain, demikian, para ekonom muslim
seperti kapitalisme, liberalisme, neo- seharusnya tetap berupaya dengan
liberal, sosialisme sudah berbicara pada sekuat tenaga untuk mengembangkan
tataran praktis yang juah lebih maju. ekonomi Islam, bukan hanya pada
tataran praktis saja tetapi juga pada
Pendirian berbagai lembaga wilayah teori yang dirasa masih relatif
keuangan syariah di berbagai wilayah kurang demi mengejar ketertinggalan
dan tentunya teori yang sudah jauh literatur dan teori ilmiah sebagai
melewati pembahasan halal-haram. khazanah keilmuan ekonomi Islam,
hingga ketidaksesuian landasan
II. Ekonomi Islam: Antara Doktrin normatifnya dengan kedinamisan
dan Ilmu realitas yang senantiasa berubah-ubah.
Dampak negatif dari kemajuan Belum lagi persoalan pragmatisme
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebagai
ditorehkan oleh peradaban Barat dampak dari realitas pasar yang
menghiasi kekusutan patologi sosial. mendorong berdirinya ribuan lembaga
Ketidakadilan, eksploitasi, ekonomi syariah dan dibukanya
dehumanisasi, dan mafsadat menjadi program studi ekonomi Islam, sehingga
realitas yang inheren dengan kehidupan pada gilirannya memunculkan dilema
manusia modern. Keadaan ini menuntut dalam memahami hakikat ekonomi
munculnya wacana Islamisasi ilmu Islam itu sendiri. Fakta ini, sering kali
pengetahuan yang ramai mengaburkan pemahaman untuk
diperbincangkan pada tahun 1970-an membedakan secara tegas-proporsional
oleh para sarjana Muslim dari berbagai dimana wilayah keilmuan dan dimana
disiplin ilmu. Upaya menggali nilai- wilayah keagamaan.
nilai Islam ini dapat dibaca sebagai Pada konteks prospek
sebuah kontra-hegemoni ataupun pengembangannya, fakta di atas tentu
diskursus perlawanan. Ekonomi saja menjadi persoalan, dua wilayah
sebagai salah satu disiplin ilmu yang berbeda akan berimplikasi pada
pengetahuan menjadi sasaran yang sifat yang relatif berbeda
sering diperbincangkan. Sebab ilmu ini pula. Sifat keilmuan yang menuntut
tak hanya berhenti pada tataran sikap kritis, objektif, dan rasional,
akademis dan perdebatan metodologis, berhadapan dengan sikap keagamaan
melainkan juga masuk ke wilayah yang lebih menekankan pada
praktis. subjektivitas, taqlidy, commitment.
Pada kenyataannya, di balik Adanya ketegangan tersebut,
kisah sukses Islamisasi, terutama sejatinya tidak perlu dirisaukan
kaitannya dengan perkembangan lantaran sebenarnya didalamnya
ekonomi Islam yang merata di belahan terkandung dinamika yang secara
dunia, khususnya di Indonesia, ada dialektis memberi manfaat bagi kedua
segumpal cerita pilu yang menarik sisi tuntutan tersebut. Maka masing-
untuk dikaji. Mulai dari kisah penipuan masing mempunyai fungsi dan
yang melanda sebagian besar lembaga perannya sendiri, tanpa harus
keuangan syariah lantaran ketiadaan menepikan yang satu dengan yang
sistem yang memadai, kemiskinan lainnya. Jika salah satu sisi mencoba
ekonomi formalis yang sarat dengan menjadi suatu yang mutlak. Ekonomi
kultur matrealismenya (ekonomi pasar) Islam sebagai sebuah disiplin ilmiah
dengan ekonomi substanstif (ekonomi (scientific discipline) selayaknya,
tradsional) yang muncul sebagai selain dikaji secara deduktif normatif
perwujudan solidaritas sosial dan yang sarat dengan nilai-nilai, tetapi
mengantongi nilai-nilai agama, ajaran juga harus dibangun atas dasar kajian
dan budaya masyarakat yang induktif yang berbasis rasionalistik-
mewadahinya. empirik. Keseimbangan kajian secara
Tentu hal di atas tidaklah salah, induktifdeduktif merupakan harga mati
karena itu memang sudah konsekuensi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
logis sebagai akhir cerita, karena tanpa Pengembangan yang berkelanjutan dari
perspektif agama pun sudah dapat ilmu ekonomi di satu sisi, tanpa dilapisi
dipahami bahwa sistem ekonomi yang dengan muatan ajaran agama yang
dibayangi dengan muatan bersifat profetik dan normatif, agaknya
individualistik, hedonistik pasti akan hanya akan segera terdominasi dan
menimbulkan dosa, dan terjadinya terkooptasi oleh kekuatan hukum
krisis moneter berulang kali sehingga ekonomi yang mempunyai logika
menciptakan kemiskinan, itulah bentuk kepentingannya sendiri. Di sisi lain,
kongkrit hukuman atas dosanya. Untuk tanpa kajian objektif ilmiah,
menjawab itu semua, sesungguhnya pengembangan ilmu ekonomi Islam
epistimologi Islam yang meliputi agaknya akan terseok-seok dalam
bayani, irfani, dan burhani merupakan menjawab permalahan aktivitas
tiga serangkai yang tak bisa dipisahkan perekonomian yang semakin kompleks.
satu sama lain. Ketiganya berjalan di Filsafat ilmu sebagai sebuah proses
atas koredor yang seimbang dan pengelaborasian tentang karakteristik
proposional, sehingga dengan disiplin ilmiah (scientific discipline)
demikian, perjalanan perkembangan dan bagaimana cara memperolehnya
ekonomi Islam dengan sifatnya yang (epistimic), menjadi hal yang sangat
komplementer dan suplementer dapat mungkin sekali untuk dijadikan
menjadi kekuatan untuk membangun referensi dasar sebagai pengembangan
ekonomi yang handal dan mampu ekonomi Islam.
mengatasi permasalahan kemanusiaan
fundamental. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin (1995), Falsafah
KESIMPULAN DAN SARAN Kalam di Era
Dalam rangka mengembangkan Postmodernisme.Yogyakarta:
Ekonomi Islam, tidak bisa tidak, Pustaka Pelajar
pengelaborasian secara objektif ilmiah
Ali, Fahcry (1991), “Akomodasi Non- Mawarid, Vol. XI, No.1 Februari-
Politik Islam Indonesia dalam Agustus 2010.
Struktur Orde Baru”, Prisma, _________________ (2010),
Vol. 20 No. 3, Maret 1991, pp. “Memahami Kebijakan Ekonomi
87-96. Politik Tiga Khalifah (Ekplorasi
Bank Indonesia (2002), Cetak Biru Pemikiran Umar bin Khattab,
Pengembangan Perbankan Umar bin Abdul Aziz, Ghazan
Syariah Indonesia, Jakarta : Khan Sebagai Dasar
Direktorat Perbankan Syariah Pengembangan Ekonomi
Bank Indonesia. Islam)”, dikutip dari
Barbour, Ian G. (1966), Issues in http://ayieffathurrahman.wordpre
Science and Religion, New York: ss.com/2010/11/22/memahami-
Harper and Torch Book. kebijakan-ekonomipolitik-tiga-
Ba‟ly, Abdul Hamid Mahmud (2006), khalifah-eksplorasi-pemikiran-
Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian ekonomi-umar-bin-khattab-umar-
Moneter dan Keuangan Syariah, bin-abdulaziz-dan-ghazan-khan-
Jakarta: PT Raja Grafindo sebagai-dasar-perkembangan-
Persada. ekonomi-islam/ diakses tanggal
Davies, Roy and Davies, Glyn (1996), 22 November 2010.
The History of Money From Gie, The Liang (2000), Pengantar
Ancient Time of Present Day, Filsafat Ilmu, Edisi Kedua,
New York: Oxport University Cetakan KelimaYogyakarta:
Press. Liberty.
Dimyati, A. (2007), “Ekonomi Etis: Iswadi, Muhammad (2007), “Ekonomi
Paradigma Baru Ekonomi Islam: Kajian Konsep dan Model
Islam”, Jurnal Ekonomi Islam La Pendekatan”, Jurnal Mazahib,
Riba, Vol.2, No.1, Desember Vol. IV, No. 1, Juni 2007, pp. 48-
2007, pp. 153-168. 57. Al-Jabiri, Muhammad Abid
Effendy, Bahtiar (1998), Islam dan (1991), Bunyah al-„Aql al-„Arabi,
Negara: Transformasi Pemikiran Beirut: al-Markaz al-Tsaqafi al-
dan Praktik Politik Umat Islam di „Arabi.
Indonesia, Jakarta: Paramadina. Karim, Adiwarman Azwar (2006),
Fathurrahman, Ayief (2010), Sejarah Pemikiran Ekonomi
“Meninjau Ulang Landasan Islam, edisi ketiga, Jakarta: PT
Normatif Perbankan Syariah Di Raja Grafindo Persada.
Indonesia (Telaah Atas Teori Minhaji, Akhmad (2008), “Ekonomi
Kontruksi Fikih Klasik)”, Jurnal dan Lembaga Keuangan Islam
(Perspektif Sejarah-Sosial)”,