Saddha artinya keyakinan. Keyakinan disini bukan berarti kepercayaan yang membabi
buta, atau asal percaya saja, akan tetapi keyakinan yang berdasarkan pada fakta dan
kebenaran. Yang dimaksud kebenaran adalah kesunyataan (Paramatha Sacca).
Agama Buddha mempunyai keyakinan (Saddha) akan adanya :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Tiratana atau Tri Ratna (Tiga Permata/Mustika)
3. Tipitaka/Tripitaka (Kitab Suci)
4. Bodhisatta/Bodhisatva (Calon Buddha)
5. Tilakkhana (Tiga Corak Umum)
6. Cattari Ariya Saccani (Empat Kesunyataan Mulia)
7. Kamma dan Punabhava (Perbuatan dan Kelahiran Kembali)
8. Paticcasamuppada (Hukum Sebab Akibat yang Saling bergantungan)
9. Nibbana/Nirvana(Kebahagiaan Tertinggi)
Dalam Kitab Suci Tipitaka yaitu pada Sutta Pitaka terdapat 4 keyakinan, al:
1. Keyakinan terhadap hukum kamma/karma (Kamma Saddha)
2. Keyakinan terhadap akibat dari kamma/karma (Vipaka Saddha)
3. Keyakinan bahwa semua makhluk mempunyai karma masing-masing dan
bertanggung jawab terhadap perbuatannya (Kammassakata Saddha)
4. Keyakinan terhadap pencapaian penerangan sempurna dari Sang Buddha.
1. Vinaya Pitaka:
Adalah kelompok peraturan yang berisikan tentang peraturan atau tata tertib bagi para
bhikhu atau bhikhuni. Vinaya Pitaka terdiri dari :
a. Sutta Vibhaga : memuat tentang 227 peraturan para bhikkhu (patimokkha sila)
b. Khandaka, yang terdiri dari Maha Vagga dan Cula Vagga (penyelesaian masalah
dalam Sangha, sejarah sidang Sangha)
c. Parivara ( penjelasan masalah dalam Sutta Vibhaga dan khandaka)
2. Sutta Pitaka :
Adalah kelompok kotbah, yang berisikan tentang kotbah-kotbah, dialog dan tanya jawab
oleh Sang Buddha dengan para siswanya beliau, par apertapa, maupun orang lain.
Dibagi dalam 5 kumpulan (NIKAYA) yaitu :
a. Digha Nikaya : kumpulan kotbah yang berukuran panjang, terdiri dari 3 Vagga
memuat 34 kotbah
b. Majjhima Nikaya : kumpulan kotbah berukuran sedang; terdiri dari 15 vagga, memuat
152 kotbah
c. Samyutta Nikaya : kumpulan kotnah yang biasanya berukuran pendek, singkat terdiri
56 samyutta, ribuan kotbah
d. Anguttara Nikaya : kumpulan kotbah yang bersifat kelompok, misal kelompok satu,
dua, tiga, dst.. hingga kelompok sebelas, terdiri atas 11 kelompok, ribuan kotbah
e. Khuddhaka Nikaya ; biasa disebut kelompok kecil (Khuddhaka:kecil), terdiri dari 15
kitab, yaitu ; 1
1. Khuddakapatha
2. Dhammapada : 423 syair, 16 bab (vagga)
3. Udana : 8 vagga, 80 Udana (kotbah inspirasi)
4. Itivuttaka
5. Sutta Nipata
6. Vimanavatthu
7. Petavatthu
8. Theragatha
9. Therigatha
10. Jataka (memuat 547 cerita, tentang kehidupan Bodhisatta sebelum menjadi
Buddha)
11. Niddesa
12. Patisambhidamagga
13. Apadana
14. Buddhavamsa
15. Cariyapitaka
3. Abhidhamma Pitaka
Berisi tentang Dhamma yang rinci dan dalam, disusun secara analisis dan mencakup
berbagai bidang, seperti psikologi, logika, etika dan lain-lain. Terdiri dari 7 buah buku :
1. Dhammasangani
2. Vibhaga
3. Dhatukhata
4. Puggalapannati
TEMPAT IBADAH
Kebaktian atau upacara keagamaan yang dilakukan oleh umat Buddha dengan corak
ragam yang berbeda-beda bila diteliti memiliki makna yang sama. Sesuatu yang disebut
upacara keagamaan atau kebaktian akan diterima oleh umat untuk dilaksanakan
dengan penuh keikhlasan dan sekaligus menjadi kebutuhan hidup batinnya. Oleh
karena itu akan menjadi salah satu kebiasaan hidupnya, yang sering dilakukan. Dalam
semua bentuk upacara agama Buddha, sebenarnya terkandung prinsip-prinsip :
• Menghormati dan merenungkan sifat-sifat luhur Sang Tiratana
• Memperkuat keyakinan (saddha) dengan tekat (aditthana)
• Mengembangkan empat sifat luhur (Brahma Vihara)
• Mengulang dan merenungkan kembali khotbah Sang Buddha
• Membagi perbuatan baik kita kepada makhluk lain (dengan mengucapkan
anumodana)
Manfaat langsung yang diperoleh dari melaksanakan kebaktian atau upacara antara
lain:
• Keyakinan atau bakti akan berkembang (Saddha)
• Empat sifat luhur akan berkembang(Brahma Vihara)
• Indria akan terkendali (samvara)
• Perasaan puas (santuthi)
• Kedamaian (santi)
• Kebahagiaan (Sukha)
Sikap yang benar pada saat kebaktian/upacara, antara lainl:
1. Anjali, adalah merangkapkan kedua tangan didepan dada dengan membentuk
kuncup bunga teratai. Ketika kita membaca doa/paritta tangan kita diletakkan didepan
dada, mata dipejamkan dan berkonsentrasi.
2. Namaskara, adalah bersujud dengan membentuk lima titik (Pancanga Patittha) yaitu
dua siku, dua lutut, dan dahi menyentuh lantai pada saat yang bersamaan.
3. Pradaksina, adalah bekeliling vihara, candi, stupa, sebanyak tiga kali putaran searah
jarum jam dengan tangan bersikap anjali.
4. Uthana adalah penghormatan dengan cara berdiri
5. Samicikamma, membantu yang patut dibantu tanpa harus menunggu diminta.
VIHARA
Pengertian secara umum adalah Tempat ibadah bagi umat Buddha. Kata ‘Vihara’
dalam bahasa pali berarti tempat tinggal. Vihara sebgai tempat tinggal para bhikkhu dan
samanera. Terdapat dua jenis vihara yaitu:
1. Vihara sebagai tempat tinggal untuk keperluan badan jasmani
2. Vihara sebagai tempat tiggal batin/ pikiran
Vihara sebagai tempat tinggal jasmani
Vihara yang pertama dalam sejarah agama Buddha terletak di atas sebidang tanah
yang dinamakan Isipatana Migadayavana didekat kotaBenares. Di vihara ini Buddha
mengajarkan Dhamma kepada lima orang pertapa. Vihara sebagai tempat tinggal
jasmani meliputi:
A. Uposathagara yang memiliki dua jenis Sima (batas) yaitu:
a. Baddha Sima (batas yang dibuat sangha)
b. Abaddha Sima (batas yang alami)
B. Dhammasala (tempat kebaktia, Dhammaklas, meditasi, upacara perkawinan dll)
C. Kuti (tempat tinggal bhikkhu/bhikkhuni dan samanera/samaneri
Vihara tempat tinggal bagi Rohani
A. Brahma Vihara (empat batin yang luhur
(metta, Karuna, Mudita dan Upekkha)
B. Dibba Vihara (dua hukum yang melindungi dunia dan manusia)
(Hiri dan Ottapa)
C. Dhamma vihara (Jantung kehidupan yang telah ditunjukan oeh Buddha)
(Jangan berbuat jahat, berusahalah untuk menambah kebaikan, sucikan hati dan
pikiran, ini adalah ajaran Buddha)
D. Ariya Vihara ( jalan yang berunsur delapan yang dapat menghantarkan manusia
menuju kebahagaan tertinggi. ( Sila, Samadhi dan panna)
Cara untuk membangun vihara di dalam batin adalah dengan berusaha agar memiliki
Santi dan Sampajana
3. Stupa
Pada mulanya merupakan gundukan peringatan berbentuk setengan bola. Belakangan,
gundukan ini menjadi monumen yang dikeramatkan. Menurut legenda bentuk tersebut
berasal dari petunjuk Buddha Sakyamuni yang memperlihatkan kepada siswanya
bagaimana cara membangun stupa dengan benar. Dalam legenda ini, Buddha
mengambil tiga lembar jubahnya, melipatnya hingga membentuk bujur sangkar, lalu
diletakkan diatas tanah saling bertumpuk satu sama lain. Di atasnya diletakkan
mangkuk (patha/bowl) secara terbalik dan diatasnya lagi diletakkan tongkat yang
biasanya dibawa berkelana. Oleh karena itu stupa biasanya berbentuk tiga tingkat, al :
tingkat dasar berbentuk trapezoid, bagian tengah berbentuk setengah bola, bagian atas
berbentuk kerucut.
4. Dhammacakka
Secara harfiah artinya roda dhamma, bentuknya bulat dan didalamnya terdapat jari-jari
berjumlah
Delapan buah, terdiri dari :
a. Pandangan benar : pandangan terhadap empat kesunyataan mulia
b. Pikiran benar : pikiran terhadap segala sesuatu yang bersifat positif
c. Ucapan benar : perkataan yang bermakna dan tidak menyakiti orang lain
Syarat ucapan disebut benar adalah :
• Ucapan itu benar
• Ucapan itu bermanfaat
• Ucapan itu beralasan
• Ucapan itu tepat pada waktunya.
d. Perbuatan benar : suatu tindakan yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang
lain
e. Mata Pencaharian benar : melalukan kegiatan yang positif yang membawa
kebahagiaan
f. Usaha benar : berusaha mengembangkan segala sesuatu yang positif demi kemajuan
batin
Ada lima maca usaha/perdagangan yang sebaiknya dihindari oleh umat Byddha, yaitu :
• Berdagang manusia untuk dijadikan budak
• Berdagang senjata tajam
• Berdagang binatang buas (harimau, kucing, anjing, ular, dll)
• Berdagang racun
• Berdagang obat-obatan terlarang
g. Perhatian benar : mengendalikan gerak gerik prilaku diri sendiri secara wajar
h. Konsentrasi benar : memusatkan pikiran pada satu obyek
5. Relik
Adalah peninggalan khusus dari jenazah seseorang yang dipandang suci. Peninggalan
khusus ini biasanya berupa potongan kuku, rambut, abu jenazah, gigi, tulang, atau
benda tertentu yang terdapat dalam tubuh setelah dikremasi. Pemujaan terhadap relik
mulai sejak kematian Buddha Gautama setelah abu jenazahnya dibagi menjadi sepuluh
bagian dan disimpan dalam stupa yang didirikan di sepuluh negara. Sebagai contoh
relik gigi Sang Buddha saat ini disimpan di vihara Dalada Valigwa, dekat kandy
Srilanka, sedangkan relik Sariputta dan Mogallana disimpan di Sanci, India.
6. Swastika
Adalah lambang yang berbentu salib sumbu dengan ujung sumbu membentuk patahan
sehingga seolah-olah mirip dengan dua huruf S dan Z yang saling bertumpang tindih
tegak lurus. Bentuk ini melambangkan lingkaran kehidupan yang terus menerus.
Swastika melambangkan kesejahteraan dan hidup panjang.
7. Tasbih
Dalam lingkungan agama Buddha digunankan sebagai alat bantu dalam bermeditasi
untuk memusatkan pikiran. tAsbih ini biasanya memiliki biji yang berjumlah 108 buah.
Secara umum biji-biji ini dipakai untuk membilang banyaknya mantra atau doa dalam
Mahayana.
Gambar Tasbih :
8. Pagoda adalah lambang kesucian yang terdiri dari 7 tingkat kesempurnaan.
Bentuknya :
9. Pohon Bodhi adalah lambang kebijaksanaan atau kesadaran agung dari pertapa
Gautama. Karena dibawah pohon inilah Pertapa Gautama mencapai kesempurnaan.
Gambar daun Bodhi :
10. Teratai adalah lambang kesucian. Teratai memiliki warna bermacam-macam, al:
Warna Putih (Pundarika), warna biru (Upala), Warma merah (Lohita).
Gambar Teratai :
11. Genta adalah lambang akan dimulainya upacara atau kegiatan yang resmi.
Gambar Genta :
KEHIDUPAN PERNIKAHAN
Ketika berusia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan saudara sepupunya yang
cantik jelita bernama Yasodhara. Hampir 13 tahun dari pernikahan yang bahagia,
penuh kemewahan, tanpa mengetahui perubahan yang ada diluar istana. Pangeran
dibuatkan 3 buah istana yang sangat megah yaitu:
1. Istana musim hujan(Subba) dengan kolam renang dan bunga tertai berwarna
Biru(Uppala),
2. Istana musim panas(Suramma) dengan kolam renang dan bunga teratai berwarna
Putih (Pundarika)
3. Istana musim dingin(Ramma) dengan kolam renang dan teratai warna
merah(Paduma).
Pangeran terkejut dan tergetar hatinya mendengar kata Nibbuta yang berarti tenang
atau padamnya semua nafsu. Karena kagumnya terhadap syair yang diucapkan oleh
perempuan tersebut Pangeran Siddharta menghadiahkan sebuah kalung emas yang
sedang dipakainya.