Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KE I

PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA PERGURUAN TINGGI

TENTANG
RANGKUMAN KEYAKINAN YANG BENAR MENURUT AGAMA BUDDHA

OLEH:

Nama : Calvin Yantson


NPM : 1931062
Kelas : 1BUMC
Vihara : Vihara Budi Bhakti

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM


Tahun Pelajaran 2019/2020

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB


Rangkuman tentang Keyakinan yang benar menurut Agama Buddha

Saddha adalah keyakinan. Keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan yang berdasarkan
kebenaran atau fakta.kebenaran yang dimaksud disini adalah kesunyataan(Paramatha
Sacca).Terdapat 6 keyakinan yang benar menurut Agama Buddha:

1. Keyakinan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Setiap agama yang berkembang atau yang diakui oleh pemerintah Indonesia harus
memenuhi beberapa kriteria yang salah satunya adalah mempunyai Tuhan dan
sebutannya pun berbeda beda sesuai kepercayaan agama masing masing. Sebutan
Tuhan yang Maha Esa dalam Buddha adalah Parama Buddha, Sanghyang Adi
Buddha, Hyang Tathagata dan sebagainnya.

Ajaran agama tentang keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berbeda-beda.
Sekalipun tampaknya ada hal-hal yang bertentangann, terdapat hal-hal yang sama
yaitu Dia yang Mutlak. Sang Buddha mengungkapkan sebagai berikut:

“ Atthi bhikkhave ajâtam abhûtam akatam asankhatam, no ce tam bhikkhave


abhavisam ajâtam abhûtam akatam asankhatam, nayidha jâtassa bhûtassa katassa
sankhatassa nissaranam paññâyetha. Yasmâ ca kho bhikkhave atthi ajâtam abhûtam
akatam asankhatam, Tasmâ jâtassa bhûtassa sankhatassa nissaranam paññâya’ ti. “

Yang Artinya “Para Bhikkhhu, ada yang tidak dilahirkan (Ajata), yang tidak
menjelma (Abhuta), yang tidak dicciptakan (Akata), yang mutlak (Asankhata). Para
Bhikkhu, apabila tiada yang dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak diciptakan,
yang mutlak, maka tidak akan ada kemungkinan untuk bebas dari hal-halberikut ini,
yaitu kelahiran, penjelmaan,penciptaanpembentukan dari sebab yang lalu. Tetapi para
Bhikkhu, karena ada yang tidak dilahirkan yang tidak menjelma, yang tidak
diciptakan, yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari hal-hal berikut ini,
kelahiran, penjelmaan,penciptaan pembentukan dari sebab yang lalu”. (Udana VII:3)

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB


2. Keyakinan Terhadap Tri Ratna/Tiranta
Keyakinan terhadap Tri Ratna/ Tiratana adalah keyakinan terhadap Buddha, Dhamma
dan Sangha. Umat memiliki keyakinan kepada Buddha, karena jasa sang Buddha kita
dapat mengenal dan belajar Dhamma. Umat Buddha mempunyai keyakinan terhadap
Dhamma, dengan melaksanakan Dhamma dalam kehidupannya dan
merealisasikannya ia mencapai tingkat-tingkat kesucian, mereka yang mencapai
tingkat Arahat dapat mengatasi usia tua, sakit dan mati, serta mematahkan roda
samsara. Umat Buddha yakin kepada Sangha, karena Sanghalah maka Dhamma dapat
lestari di dunia ini sampai sekarang. Tanpa adanya Sangha, kita tidak dapat mengenal
Dhamma yang dibabarkan oleh Sang Buddha Gotama.

Buddha berdasarkan cara pencapaiannya , terdiri dari 3 jenis, yaitu :


 Samma Sambuddha
 Pacceka Buddha
 Savaka Buddha atau Ariya Punggala

3. Keyakinan Terhadap Adanya Bodhisatvam, Arahat dan Dewa


Bodhisatva adalah calon Buddha atau seorang yang bercita-cita dan bertekad untuk
menjadi Buddha. Buddha Sakyamuni Gotama sebelum menjadi Buddha terlebih
dahulu terlahir sebagai seorang Bodhisatva yang harus menyempurnakan paramita
atau sifat-sifat luhur.
Ada 3 macam Bodhisatva berdasarkan cara untuk mencapai Samma Sambuddha yaitu
 Pannadhika Bodhisatva. Bodhisatva yang mencapai Samma Sambuddha
melalui keunggulan kualitas kebijaksanaannya. Untuk mencapai Samma
Sambuddha dibutuhkan waktu 4 Assankheya kappa. Pangeran Sidharta
termasuk Pannadhika Bodhisatva.
 Viryadhika Bodhisatva. Bodhisatva yang akan mencapai Samma Sambuddha
lewat keunggulan kualitas semangatnya. Untuk mencapai Samma Sambuddha
dibutuhkan waktu 8 Assankheya Kappa.
 Saddhadhika Bodhisatva. Bodhisatva yang akan mencapai Samma
Sambuddha melalui keunggulan kualitas keyakinannya. Untuk mencapai
Samma Sambuddha dibutuhkan waktu selama 16 Assankheya Kappa.

Arahat adalah siswa Sang Buddha, karena ketekunan dan keyakinannya


melaksanakan ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari, berlatih
dalam sila, Samadhi dan Panna, sehingga dapat mengatasi serta melenyapkan
semua kekotoran batin dan mencapai tingkat kesucian tertinggi.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB


1. Sukkhavipassako : Arahat yang memiliki pandangan terang saja . Arahat
ini mencapai kesucian batin asavakkhaya-nana tetapi tanpa kemampuan
batin atau Abhijna.

2. Tevijjo : Arahat yang mempunyai Vijja ( Pengetahuan ) 3 yaitu :


1. Pubbenivasanussatinana ( Kemampuan untuk mengingat penitisan dahulu ).
2. Dibacakkhunana (Kemampuan untuk melihat Alam-Alam halus dan
kesanggupan melihat muncul-lenyapnya makluk yang menitis sesuai denga
karma masing-masing).
3. Asavakkhayanana ( Kemampuan untuk memusnahkan asava/kekotoran
bathin. )

3. Chalabhinno : Arahat yang mempunyai Abhinna/Tenaga Bathin 6 yaitu :


1. Pubbenivasanussatinana (Kemampuan untuk mengingat penitisan dahulu).
2. Dibbacakkhunana atau Cutuppatanana ( Mata Bathin ialah kemampuan
untuk melihat Alam- Alam halus dan kesanggupan melihat muncul-
lenyapnya makluk yang menitis sesuai dengan karma masing-masing.
3. Asavakkhayanana ( Kemampuan untuk memusnahkan asava / kekotoran
bathin ).
4. Cetopariyanana atau Paracittavijanana (Kemampuan untuk membaca
pikiran makluk-makluk lain)
5. Dibbasotanana ( Telinga Bathin, ialah kemampuan untuk mendengar
suara-suara dari Alam Manusia, Alam Dewa, Alam Brahma, yang dekat
maupun yang jauh )
6. Iddhividhanana ( Kekuatan Megis )

4.Patisambhidappatto : Arahat yang mempunyai Patisambhida ( Pengertian


Sempurna ) 4 yaitu :
1. Atthapatisambhida, yaitu pengertian mengenai arti-maksudnya dan mampu
memberi penerangan secara terperinci.
2. Dhammapatisambhida, yaitu pengertian mengenai inti-sarinya dan mampu
mengeluarkan pertanyaan.
3. Niruttipatisambhida, yaitu pengertian mengenai bahasa dan mampu
memakai kata-kata yang mudah dimengerti.
4. Patibhananapatisambhida, yaitu pengertian mengenai kebijaksanaan dan
mampu menjawab seketika bila ada pertanyaan secara mendadak.

Dewa adalah makhluk yang hidup di alam Dewa/Surga , yang hidup dari hasil
ciptaanya sendiri berkat kekuatan karma baik atau kusala- kamma yang
dilakukan pada kehidupannya lampau maupun semasa di alam Dewa.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB


4. Keyakinan Terhadap Hukum Kesunyataan
Umat Buddha mempunyai keyakinan terhadap Hukum Kesunyataan yang telah
diajarkan oleh Sang Buddha. Hukum Kesunyataan tersebut terdiri dari:

a. Hukum Empat Kesunyataan Mulia (Cattari Ariya Saccani) yang memuat tentang:
Kesunyataan Mulia tentang Dukkha atau penderitaan; Sebab dukkha (Dukkha
Samudaya) yaitu Tanha; Lenyapnya dukkha (Dukkha Nirodha) yaitu Nibbana atau
Nirvana; dan Jalan untuk melenyapkan Dukkha (Dukkha Nirodha Gaminipatipada)
yaitu delapan Jalan Utama beruas delapan yang terdiri dari:
1. Pandangan Benar (Sammaditthi),
2. Pikiran Benar (Samma Sankapa),
3. Ucapan Benar (Samma Vacca),
4. Perbuatan Benar (Samma Kammanta),
5. Matapencaharian Benar (Samma Ajiva),
6. Daya Upaya Benar (Samma Vayama),
7. Perhatian Benar (Samma Sati) dan
8. Konsentrasi Benar (Samma Samadhi).

b. Hukum Karma dan Punarbhava (tumimbal lahir)


 Hukum Karma

Hukum Karma berlaku pada siapa saja,di mana saja,kapan saja.Hukum karma
tidak mengenal waktu,usia,manusia,dewa,hewan,setan atau makhluk apa
pun.Apa yang kita peroleh maka apa yang akan didapat.Seperti kita menanam
bibit mangga maka akan tumbuh pohon manga.
 Tumimbal Lahir / Kelahiran Kembali (Punabhava)

Menurut Agama Buddha semua mahkluk akan terlahir kembali di 31 alam


kehidupan.Alam kehidupan ada yang menderita ada juga alam kehidupan yang
bahagia.Terlahir kemana kita kelak tergantung dengan karma(perbuatan) kita
pada masa lampau.Kita dapat terlahir sebagai binatang,setan,iblis ,dan dewa.

c. Hukum Tilakkhana
Tilakkhana atau Tiga Corak Umum atau kadang disebut Tiga Corak Kehidupan
yaitu anicca, dukkha dan anatta, merupakan tiga corak umum yang ada di setiap
segala sesuatu atau fenomena yang terbentuk dari perpaduan unsur (berkondisi) yang
ada di alam semesta ini, termasuk makhluk hidup. Ciri ini merupakan salah satu
bentuk dari Hukum Kebenaran Mutlak(Paramatha-sacca) karena berlaku dimana saja
dan kapan saja. Oleh karena itu, Tilakkhana merupakan corak yang universal.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB


d. Hukum Paticca Samuppada
Kata "Paticcasamuppada" mempunyai arti : Sebab Musabab Yang Saling
Bergantungan atau timbul karena kondisi-kondisi yang saling bergantungan.
Paticcasamuppada ini adalah untuk memperlihatkan kebenaran dari keadaan yang
sebenarnya, dimana tidak ada sesuatu itu timbul tanpa sebab. Bila kita mempelajari
Hukum Paticcasamuppada ini dengan sungguh-sungguh, kita akan terbebas dan
pandangan salah dan dapat melihat hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya.
Paticcasamuppada ini adalah merupakan obyek dasar dari Vipassana Bhavana
termasuk salah satu obyek dari keenam obyek dasar Vipassana Bhavana, yaitu :
1. Khadha 5/Pancakkhandha
2. Dhatu 18
3. Ayatana 12
4. Indriya 22
5. Paticcasamuppada
6. Ariya Sacca/Cattari Ariya Saccani

5. Keyakinan Terhadap Kitab suci Tripitaka/Tripitaka.


Kitab Suci agama Buddha bernama Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta).
Tipitaka atau Tripitaka artinya tiga keranjang atau tiga kelompok. Setiap keranjang
atau kelompok terdiri dari masing-masing bagian Kitab Suci. Kitab Suci berhasil
ditulis kembali 400 tahun setelah Sang Buddha Parinibbana (meninggal) dengan tidak
mengurangi keasliannya oleh bhikkhu BUDDHAGOSA. Tipitaka atau Tripitaka
terdiri dari :
1. Vinaya Pitaka : buku yang berisi peraturan para bhikkhu dan bhikkhuni.

 Parivara
Kitab Parivara memuat ringkasan dan pengelompokan peraturan-peraturan
Vinaya, yang disusun dalam bentuk tanya jawab untuk dipergunakan dalam
pengajaran dan ujian.

2. Sutta Pitaka : buku yang berisi khotbah Sang Buddha.


Sutta ini terdiri dari 5 nikaya (kumpulan):
o Digha Nikaya : buku yang berisi 34 sutta panjang
o Majjhima Nikaya : buku yang berisi 152 sutta
o Anguttara Nikaya : buku yang berisi 9.557 Sutta.
o Samyutta Nikaya : buku yang berisi 7.762 sutta.
o Kuddhaka Nikaya : buku yang berisi 15 kitab.

3. Abhidhamma Pitaka : buku yang berisi filsafat ajaran Buddha.


Buku ini terdiri dari 7 kitab :
o Dhammasangani, berisi perincian Paramatha Dhamma (etika/keadaan
batin).
o Vibhanga, menguraikan pembagian paramatha dhamma dalam bentuk
yang berbeda.
o Dhatukatha, menguraikan unsur batin yang terdiri dari 14 bagian.
o Puggalapannati, menguraikan pannati, puggala, dan paramatha.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB


o Kathavatthu, menguraikan paramatha dalam bentuk tanya jawab, terdiri
dari 23 bab, menguraikan kumpulan dan sanggahan terhadap pandangan
salah tang berhubungan dengan teologi dan metafisika.
o Yamaka, menguraikan paramatha secara berpasangan (berpasangan) terdiri
dari 10 bab (Mula, Khanda, Ayatana, Dhatu, Sacca, Sankhara, Anusaya,
Citta, Dhamma, dan Indriya).
o Patthana, menguraikan 24 pacaya (hubungan antara batin dan jasmani).

6. Keyakinan terhadap Nibbana/Nirvana.

Keyakinan umat Buddha terhadap adanya Nibbana didasarkan pada khotbah Sang
Buddha yang pertama yaitu Dhammacakkha-pavatthana-Sutta. Khotbah tersebut
dinyatakan bahwa untuk mengatasi penderitaan akibat roda samsara adalah dengan
pencapaian Nibbana. Selain itu Sang Buddha menjelaskan tentang Nirvana atau
Nibbana kepada Ananda demikian: Ini adalah aman tentram, ini adalah suci, luhur,
dimana semua bentuk kamma telah berhenti, gugurnya semua lapisan kehidupan,
padamnya keinginan nafsu (tanha) disanalah Nirvana atau Nibbana.

Dalam Kitab Udana VIII:3, Nibbana dijelaskan oleh Buddha sebagai berikut:

"Oh, Bhikkhu, ada berhentinya kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya


Kamma, behentinya Sankhara. Jika seandainya saja, Oh bhikkhu, tidak ada
berhentinya kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya Kamma, berhentinya
Sankhara; maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan,
pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada berhentinya
kelahiran, berhentinya penjelmaan, berhentinya Kamma, berhentinya Sankhara, maka
ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, dan pemunculan dari
sebab yang lalu"

Nibbana dapat dicapai ketika masih hidup (Sa-upadisesa Nibbana) dan ketika
meninggal dunia (An-upadisesa Nibbana). Ketika Pangeran Siddhartha mencapai
Penerangan Sempurna dan menjadi Samma Sambuddha, maka pada saat itu Dia
mengalami Sa-upadisesa Nibbana. Ketika Buddha Gotama meninggal dunia pada usia
80 tahun di Kusinara, maka Dia mencapai An-upadisesa Nibbana atau Parinibbana.
Cara untuk mencapai Nibbana adalah dengan mempraktikkan sendiri Jalan Mulia
Berunsur Delapan, yaitu:
1. Pengertian Benar (Samma ditthi)
2. Pikiran Benar (Samma sankappa)
3. Ucapan Benar (Samma vaca)
4. Perbuatan Benar (Samma kammanta)
5. Penghidupan/Mata Pencaharian Benar (Samma ajiva)
6. Usaha/Daya Upaya Benar (Samma vayama)
7. Perhatian Benar (Samma sati)
8. Konsentrasi/Meditasi Benar (Samma samadhi)

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB


Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB
Tugas Tuntunan Trisarana Dan Pancasila Buddhis kepada Bhikkhu Sangha
di Vihara Graha Buddha Manggala

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Calvin Yantson | 1931062| UIB

Anda mungkin juga menyukai