Anda di halaman 1dari 25

PJJ-1

MATERI AJAR PERSPEKTIF BUDDHA

• WHAT IS BUDDHISM
• WHY IS BUDDHISM

➢ Tutorial
➢ Diskusi
➢ Quiz-1
BUDDHISME dapat dijelaskan
sebagai ajaran dari Siddharta
Gautama tentang adanya
penderitaan (suffering) dan cara
mengakhiri penderitaan.
Jadi Buddhisme merupakan
pedoman, sarana, dan jalan untuk
keluar dari alam Samsara atau alam
penderitaan, yaitu siklus kehidupan
yang tiada kunjung berakhir.
WHAT IS BUDDHISM?
Buddha adalah seorang pembaharu pada zamannya. Dia menolak sistem kasta
dan pengorbanan hewan dalam praktik keagamaan. Buddha juga menolak adanya
wahyu seperti yang tertulis pada kitab suci yang berlaku pada saat itu. Dia tidak
mengakui adanya penguasa tunggal sebagai sang pencipta yang disebut Brahma.

Buddha mengajarkan doktrin tentang hubungan sebab dan akibat yang bersifat
universal, ketidakkekalan, keberadaan dan kelahiran kembali. Dia membantah
adanya roh individual, manusia mengikuti rangkaian proses kelahiran dan kelahiran
kembali sampai tercapainya pembebasan akhir dari hasrat atau keinginan dan
kehidupan fananya.
Keadaan tertinggi berupa kebahagiaan dan kedamaian, keberadaan nan murni
dan spontan adalah Nirvana atau Pencerahan, yang merupakan sebuah tujuan
tertinggi dari upaya seorang Buddhis. Nirvana adalah keselamatan (salvation),
terbebas dari siklus samsara.

Agama Buddha adalah agama yang antroposentris, berpusat pada manusia dan
bukan agama teosentris yang berpusat pada Tuhan, maka agama Buddha disebut
juga sebagai agama manusia atau agama bumi.
Agama Buddha menganut pandangan nontheistik tapi bukan atheistik. Tuhan
dipandang sebagai sesuatu yang absolut dan tidak terjangkau oleh alam pikiran
manusia.
Buddha terakhir adalah Siddharta Gautama yang hidup di Jambudvipa pada tahun
623 SM – 543 SM. Dia ditakdirkan menjadi Buddha, orang yang tercerahkan,
pendiri agama ke-4 terbesar di dunia yang kini dianut oleh lebih dari 500 juta
orang. Selama 45 tahun Buddha menyebarkan ajarannya yang kemudian
dirangkum menjadi kitab suci Tripitaka.
KEBHINEKAAN BUDAYA DAN TRADISI DALAM BUDDHISME
Rentang sejarah dan budaya menyebabkan munculnya fenomena perbedaan
budaya Buddhis seperti di India, Asia Tenggara, Tibet, Tiongkok, Korea, Jepang,
dan di tempat lainnya. Inilah alasan yang harus diperhatikan ketika adanya cara
berpikir dan suara yang tidak seragam.

Buddhisme kemudian bangkit menghadapi dunia modern dan menyambut budaya


baru dengan produktif, optimis dalam meraih perhatian dunia Barat di putaran
milenia ke dua.
Prebish menjembatani pandangan lama dengan pandangan modern dengan
menggunakan dua etika tradisional yaitu Brahmavihara dan Sad Paramita.

Ref: Damien Keown.(2000). Contemporary Buddhist Ethics. Richmond: Routledge Curzon.


Buddhisme kompetibel dengan aspek-
aspek kehidupan masa kini termasuk
terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat.
Ajaran Buddha bersifat membebaskan dan bukan mengekang.
Umat dipersilakan untuk membuktikan sendiri kebenaran-kebenaran yang masih
diragukannya.
WHY IS BUDDHISM?
Core Values: LOVE, COMPASSION
HUKUM EMPAT KEBENARAN MULIA (The Four Noble Truths)
Merupakan ajaran pertama (Cattari Arya Saccani) yang dikhotbahkan di Taman
Rusa oleh Buddha setelah dua bulan pencerahannya, berisi tentang:

1. All existence is suffering,


2. Suffering springs from egoistic desire,
3. The end of suffering is the extinction
of desire or craving,
4. To achieve the end of desire, there is
an Eightfold Path of conduct to follow.
TIGA JENIS PENDERITAAN (SUFFERING):
Menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua bentuk kehidupan adalah dukkha atau
suffering.
1. dukkha-dukkha, penderitaan jasmaniah
2. viparinama dukkha, penderitaan akibat perubahan
3. sankhara dukkha, penderitaan akibat berprosesnya sankhara khanda.

TIGA JENIS KEINGINAN (EGOISTIC DESIRE):


1. kama-tanha yaitu nafsu keinginan jasmaniah, pangkal ketidakpuasan.
2. bhava-tanha yaitu nafsu keinginan untuk tetap hidup.
3. Vibhava-tanha yaitu nafsu keinginan untuk mengakhiri hidup dan justru
menimbulkan masalah/dukkha.
EIGHTFOLD PATH
The Middle Way, the core of the Buddha’s teachings.

Right Livelihood atau


mata pencaharian benar
adalah pedoman untuk
berkarier/berbisnis
yang etis.

Dijelaskan pada PJJ-2


HUKUM TIGA CORAK UNIVERSAL (The Three Marks of Existence)
Merupakan ajaran kedua Buddha (Tilakkhana) yang disampaikan satu minggu
setelah ajarannya yang pertama, berisi tentang:

1. Impermanence (anicca),
2. Sorrow or ill (dukkha),
3. Absence of an ego, soul, self, individuality,
personality, conscious agent (anatta) is included
everything that exists whether of matter of mind.
HUKUM SEBAB MUSABAB YANG SALING BERGANTUNGAN
(Dependent Origination)

12 Rangkaian (nidana) sebab dan akibat yang saling bergantungan:


• Avijja: dari kebodohan timbullah bentuk-bentuk karma (sankhara),
• Sankhara: dari bentuk-bentuk karma timbullah kesadaran (vinnana),
• Vinnana: dari kesadaran timbullah batin-jasmani (nama-rupa),
• Nama-rupa: dari batin-jasmani timbullah indriya (salayatana),
• Salayatana: dari indriya timbullah kontak (phassa),
• Phassa: dari kontak timbullah perasaan (vedana),
• Vedana: dari perasaan timbullah nafsu keinginan (tanha),
• Tanha: dari nafsu keinginan timbullah kemelekatan (upadana),
• Upadana: dari kemelekatan timbullah penjelmaan (bhava),
• Bhava: dari penjelmaan timbullah kelahiran (jati),
• Jati: dari kelahiran timbullah sakit, tua, mati (jara marana)
• Jara marana: dari proses kehidupan timbullah siklus kelahiran-kematian
(samsara).
Dependent origination ini merupakan rangkaian untuk menjelaskan konsep Buddhist
soteriology atau konsep keselamatan menurut perspektif Buddhis.

Keselamatan hidup dapat tercapai apabila orang tidak terjerumus pada


kelahiran kembali. Cara yang paling efektif adalah dengan mengendalikan
perasaan (vedana) agar tidak timbul nafsu keinginan (tanha) yang dapat
menyebabkan timbulnya kemelekatan (upadana) dan membuat karma yang
baru. Karma yang baru membawa seseorang pada kelahiran kembali.
Pengendarian diri dapat dilakukan dengan praktik meditasi.
NAFAS MERUPAKAN SUMBER KONSENTRASI KEHIDUPAN
HUKUM KARMA/KAMMA
HUKUM TERTIB PERBUATAN

Karma/kamma artinya perbuatan, meliputi semua jenis kehendak dan maksud


perbuatan, yang baik (bermoral) maupun yang buruk (tidak bermoral), lahir maupun
batin, dengan pikiran, kata-kata atau tindakan.
Kehendak untuk berbuat itulah yang dinamakan karma/
kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat
dengan badan jasmani, perkataan atau pikiiran.
Hukum karma/kamma dibagi menjadi empat golongan:
1. Menurut jangka waktu
a. yang masak dalam jangka waktu satu kehidupan.
b. yang masak dalam jangka waktu kehidupan berikutnya.
c. yang masak dalam beberapa kehidupan berturut-turut.
d. yang tidak menimbulkan akibat sama sekali.
2. Menurut sifat bekerjanya
a. penyebab terlahirnya kembali suatu makhluk.
b. pendorong timbulnya kembali buah karma yang pernah terjadi.
c. penekan, pengolah, menyelaraskan akibat dari satu sebab.
d. meniadakan kekuatan akibat dari suatu sebab yang telah terjadi tapi
menyuburkan berkembangnya karma yang baru.
3. Menurut sifat dari akibatnya
a. karma yang bermutu atau tergolong berat yang dapat masak dalam satu
kehidupan atau pada kehidupan berikutnya. Buah dari praktik meditasi dan juga
tindakan membunuh ibu, ayah, arahat, Buddha, dan memecah belah Sangha
termasuk ke dalam perbuatan ini.
b. karma yang dilakukan seseorang sebelum saat ajalnya tiba, yang akan
menentukan keadaan kelahirannya kembali.
c. karma kebiasaan seseorang yang sering dilakukan semasa hidupnya yang
menentukan keadaan kelahiran berikutnya.
d. Karma yang tidak memberatkan kondisi kelahiran kembali seseorang.
4. Menurut tempat dan keadaan di mana buah karma akan masak
a. Karma jahat (tidak bermoral)
Berbuah di alam yang penuh penderitaan dan sangat menyedihkan. Adapun akar
penyebab kelahiran di alam ini adalah perbuatan jahat yang berakar pada lobha,
dosa, dan moha yang dilakukan dengan badan jasmani, ucapan, pikiran. Karma
jahat terdiri dari:
• pembunuhan >>> pendek umur, penuh penyakit, kesedihan, ketakutan.
• pencurian >>> miskin, dinista, keinginan tidak tercapai, tidak bias mandiri.
• perzinahan >>> banyak musuh, pasangan hidup tidak menyenangkan, LGBT.
• berdusta >>> objek rumor, dibully, tidak dipercaya.
• berbicara kasar dan menghina >>> sering didakwa, isu yang merugikan.
• membicarakan keburukan >>> kehilangan sahabat.
• omong kosong, hoax >>> penyakit, tidak dipercaya kata-katanya.
• keserakahan >>> tidak tercapainya harapan atau cita-cita.
• kemauan jahat >>> buruk rupa, aneka rupa penyakit, tercela.
• kekeliruan pandangan hidup >>> memihak, tidak bijaksana, tidak cerdas, tercela.
b. Karma baik yang berbuah di alam yang penuh dengan keinginan ini.
Akar penyebab karma baik ini adalah:
• beramal dan bermurah hati >>> kekayaan di kehidupan kini/mendatang.
• bersusila >>> terlahir di keluarga yang luhur/berbahagia.
• bermeditasi >>> terlahir di alam-alam sorga.
• rendah hati dan hormat >>> terlahir di keluarga yang luhur.
• berbakti >>> dihargai masyarakat.
• berbagi kebahagiaan >>> terlahir berkecukupan, hidup berlebih.
• bersimpati atas kebahagiaan orang lain >>> terlahir di lingkungan yang baik.
• mempelajari dan mendengarkan Buddha Dharma >>> bertambah kebijaksanaan.
• menyebarkan dan menerangkan Buddha Dharma >>> bertambah kebijaksanaan.
• berpandangan benar >>> semakin kuatnya keyakinan.
c. Karma baik yang berakibat kehidupan di alam halus yang memiliki bentuk
Akar penyebab lima tingkat karma baik yang bersifat mental ini adalah latihan-
latihan meditasi dari tingkat Jhana ke-1 hingga Jhana ke-5. Upekkha adalah hasil
yang tertinggi.
d. Karma baik yang berakibat kehidupan di alam halus tanpa bentuk
Akar penyebab empat tingkat karma baik yang bersifat mental ini adalah latihan-
latihan meditasi tingkat tinggi.
Empat tingkat karma baik tersebut adalah:
1) batin berada dalam ruang yang tak terbatas,
2) batin berada dalam alam kesadaran yang tak terbatas,
3) batin berada dalam keadaan kosong,
4) batin berada dalam keadaan bukan pencerapan pun bukan bukan pencerapan.

Ref: MP. Sumedha Widyadharma.(1999).Dhamma-Sari. Jakarta: Cetiya Vatthu Daya.


FENOMENA KELAHIRAN KEMBALI (REBIRTH)

Anda mungkin juga menyukai