Anda di halaman 1dari 23

AJARAN DOSA

DALAM AGAMA
BUDHA
Christo Calvaneoza
Asal Mula Dosa
Agama Buddha mengajarkan, bahwa
penderitaan manusia di dalam dunia ini
disebabkan oleh keinginan (trsna) atau
kehausan (tanha), sedang keinginan atau
kehausan itu pada akhirnya disebabkan oleh
awidya atau ketidak-tahuan. Yang dimaksud
Dosa Dalam dengan ketidak-tahuan atau awidya ini adalah
Agama semacam ketidak-tahuan yang kosmis, yang
menjadikan manusia dikaburkan
Buddha pandangannya. Ketidaktahuan ini utamanya
adalah mengenai tabiat asasi alam semesta ini,
yang memiliki tiga ciri yang menyolok, yaitu
bahwa alam semesta adalah penuh dengan
penderitaan (dukha), bahwa alam semesta
adalah fana (anitya) dan bahwa tiada jiwa di
dalam dunia ini(anatman). Demikianlah awidya
menjadi sebab adanya dosa.
Manusia selalu berada dalam dukha karena hidup menurut
ajaran Budha selalu dalam keadaan dukha, sebagaimana
diajarkan oleh Arya Satyani tentang hakikat dari dukha.
Dimana dukha dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Dukha sebagai derita biasa yaitu segala macam derita
yang dialami dalam hidup ini seperti dilahirkan, usia
tua, berpisah dengan orang atau benda yang dikasihi
dan sebagainya.
Asal Mula 2. Dukha sebagai akibat dari perubahan perubahan
(viparinamadukha), yaitu dukha yang terjadi akibat
Dosa adanya perubahan, baik yang berupa fisik maupun
mental. Dimana pada hakikatnya, perubahan itu selalu
terjadi dan akan dialami oleh manusia sehingga
menusia akan selalu mengalami dukha.
3. Dukha sebagai keadaan yang saling bergantung
(sankharadukha), yaitu dukha yang terjadi akibat
adanya hal hal yang saling bergantungan. Karena
manusia terdiri dari unsur unsur yang saling
bergantung, maka manusia juga akan selalu
mengalami dukha.
Menurut ajaran Budha manusia selalu hidup
dalam penderitaan (dukha). Manusia harus
mengetahui dan memahami sumber dari dukha.
Salah satu sumber dukha adalah nafsu. Hawa
nafsu ada karena adanya kontak dari anggota
indera. Semua itu berakar dari tiga akar
kejahatan yaitu : lobha (ketamakan), moha
Asal Mula (kegelapan) dan dosa (kebencian).
Dosa Dalam kitab Tripitaka khususnya pada Sutta
Pitaka yang berisi khotbah-khotbah Buddha
Gautama dan murid-muridnya yang terkenal
ditegaskan bahwa Budha mensinyalir, sumber
dari segala penderitaan (dukha) itu adalah apa
yang disebut Tanha yaitu nafsu keinginan
manusia.
Dalam pandangan ajaran agama
Buddha bahwa akibat dosa maka
manusia akan merasakan lingkaran
Karma dan Samsara. Hidup setiap
orang senantiasa berada dalam
lingkaran karma dan samsara itu.
Kelahiran kembali pada masa
berikutnya mungkin pada tingkatan
Akibat dosa makhluk lebih rendah dan mungkin pula
pada tingkatan makhluk lebih tinggi.
Semuanya itu tergantung pada karma
kehidupan duniawi dari seseorang dan
merupakan penderitaan yang terus
menerus menjelang tercapai kebebasan
sepenuhnya dari karma dan samsara
itu.
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari
lingkaran kejahatan. Artinya bahwa manusia
tidak pernah lepas dari dosa, dan akibat dosa
selalu mengikutinya. Reinkarnasi setelah kematian
merupakan sebuah karma yang didapatkan.
Reinkarnasi ini dapat menjadi mahkluk yang lebih
buruk atau yang lebih bagus, tergantung pada
dosa yang diperbuat.
Akibat dosa
Perjalanan hidup serupa juga dapat dipengaruhi
oleh tujuan-tujuan hidup manusia yaitu mengejar
kesenangan duniawi berupa kekayaan. Ada pula
yang tujuannya hanya untuk memenuhi rasa
keinginan, tetapi ada pula yang tujuannya adalah
mengutamakan pekerjaan pekerjaan kebajikan
dan kebaktian.
Agar dapat terlepas dari penderitaan, manusia harus
melalui jalan yang terdiri dari delapan tahap yaitu
percaya yang benar, perbuatan yang benar, hidup
yang benar, maksud yang benar, kata-kata yang
benar, usaha yang benar, ingatan yang benar, dan
semadi yang benar. Yang kemudian dibagi lagi
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Sraddha atau iman (terdiri dari tingkat
Pelepasan pertama), percaya dan menyerahkan diri
kepada Dharma atau Ajaran Buddha sebagai
dosa yang membawa kepada kelepasan.
2. Sila (terdiri dari tingkat kedua dan tingkat
ketujuh), untuk mencapai kelepasan tidak
cukup hanya percaya, namun juga harus
memiliki moral yang tinggi. Jalan ini perlu
sekali bagi persiapan semadi.
3. Semadi (terdiri dari tingkat kedelapan),
merenungkan menjadi titik awal dari bagian ini
dengan cara bersemedi.
Untuk menegakkan Dharma, maka pengikut-
pengikut Budha pada umumnya wajib menjauhi
larangan-larangan dalam hal-hal sebagai
berikut :
1. Dilarang melakukan pembunuhan
terhadap semua makhluk (misalnya
peperangan dan sebagainya).
Pelepasan 2. Dilarang melakukan pencurian,
perampokan, penyerobotan dan
dosa sebagainya.
3. Dilarang melakukan perbuatan cabul,
misalkan perzinahan.
4. Dilarang berbuat dusta/menipu orang lain.
5. Dilarang meminum minuman yang
memabukkan (minuman keras).
Adapun kewajiban khusus selain 5 macam tersebut
di atas ditambah lagi dengan 5 macam larangan
yaitu:
1. Dilarang minum dan makan di waktu yang
terlarang (misalnya pada waktu berpuasa).
2. Dilarang mendatangi tempat-tempat yang
dipergunakan untuk hidup maksiat (misalnya
Pelepasan tempat hiburan, pertunjukan-pertunjukan).
dosa 3. Dilarang menghias diri (misalnya dengan
pakaian baik, memakai perhiasan emas dan
berlian dan sebagainya.).
4. Dilarang tidur diatas tempat tidur yang baik.
5. Dilarang menerima hadiah-hadiah yang
berupa uang dan lain-lain benda berharga
Hal itu dilakukan semua untuk
mencapai apa yang disebut dengan
Nirwana. Ungkapan ini bukan
sesuatu yang dapat didefenisikan,
bukan juga sebuah tempat yang
memiliki letak geografis. Nirwana
Pelepasan mengandung sebuah gagasan
dosa tentang Akhir dari penderitaan dan
sebagainya dimana dalam Nirwana
manusia tersebut mendapat
kedamaian, ketenteraman, dan jauh
dari segala kebencian yang
ditimbulkan oleh hati maupun pikiran
manusia itu sendiri.
Asal mula dosa
Dosa digambarkan dalam Alkitab sebagai pelanggaran hukum
Allah (1 Yohanes 3:4) dan pemberontakan melawan Allah
(Ulangan 9:7; Yosua 1:18). Dosa adalah ketidaktaatan
manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang
diungkapkan melalui pemberontakan dan pelanggaran
manusia. Menurut Alkitab semua manusia telah jatuh ke
dalam dosa karena Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam
dosa. Kepada Israel ditunjuk jalan keluar dari dosa, yakni
Pembahasan mempersembahkan korban, a.l. korban penghapus dosa dan
korban penebus salah. Dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus
Dosa Dalam diberitakan sebagai Penebus (Juruselamat) umat manusia dari
segala dosa.
Agama Kristen Kitab Kejadian mengajarkan bahwa Allah menciptakan
makhluk yang bernama manusia (Kejadian 1:26-28).
Manusia adalah ciptaan yang diciptakan segambar dengan
Allah. Salah satu makna dari segambar dengan Allah adalah
bahwa manusia itu diberikan akal budi sesuatu yang
membedakannya dari hewan, tumbuhan dsb-. Dengan akal
budi itu, manusia mempunyai pikiran atau kehendak
bebasnya.
Penggunaan kehendak bebas inilah yang terekam dalam kisah di
Taman Eden. Allah memberikan firman agar Adam dan Hawa tidak
memakan buah dari Pohon Pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat. Buah dari pohon-pohon lainnya boleh mereka makan.
Hanya buah dari pohon itu saja yang tidak boleh dimakan, karena
bisa mengakibatkan kematian (Kejadian 2:15-17). Tidak
diceritakan berapa lama keduanya menghuni Taman Eden dan
menikmati segala yang terindah. Sampai suatu hari, ular datang
dan membujuk Hawa untuk memakan buah dari Pohon
Asal mula Pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat tersebut. Singkat
cerita, keduanya lalu memakan buah dari pohon tersebut.
dosa Tindakan mereka mengakibatkan keduanya menjadi telanjang,
kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23) dan mengalami kematian
pada akhirnya.
Allah telah menciptakan manusia yang mempunyai akal budi.
Makhluk yang bisa memutuskan untuk mengasihi dan taat
kepada-Nya ataupun memutuskan untuk tidak mengasihi dan
tidak mentaati-Nya. Dia memberikan kebebasan kepada Adam
dan Hawa untuk memilih mentaati Dia atau tidak. Pilihan Adam
dan Hawa ternyata adalah tidak taat dan menyimpang dari
rencana kebaikan Tuhan atas mereka
Jadi, jelaslah bahwa sesungguhnya
Allah tidak memberikan
kesempatan pada dosa di Taman
Eden, tetapi memberikan
kesempatan pada manusia untuk
Asal mula memilih menjadi taat atau tidak
dosa taat kepada-Nya. Dan ketika
manusia memilih untuk tidak taat,
maka dosa masuk ke dalam dunia.
Salah satu arti dari dosa adalah
ketidaktaatan atau menyimpang
dari perintah Tuhan.
Kejatuhan manusia ke
dalam dosa mempunyai
implikasi yang luas sekali
kepada diri manusia itu
Akibat Dosa
sendiri. Ada beberapa
aspek yang akan kita lihat
berkenaan dengan akibat
dari dosa yang dilakukan
oleh manusia.
Dampak yang paling utama berkaitan dengan dosa yang dilakukan oleh
manusia adalah dalam hubungannya dengan Allah:
1. Di mata Allah manusia sudah mati dan akan menuju maut (Roma 3:23;
Rm 6:23).
2. Manusia tidak layak untuk menghadap Allah. Pengusiran Adam dan Hawa
dari Taman Eden ke luar, merupakan ungkapan geografis dari pemisahan
spiritual manusia dari Allah, serta ketidaklayakan untuk menghadap Dia
dan menikmati keakraban dengan Dia (Kej 3:23). Malaikat dengan pedang
yang bernyala-nyala yang menutupi jalan menuju Eden melambangkan
kebenaran mengerikan bahwa dalam dosanya, manusia menghadapi
pertentangan dan perlawanan dari Allah, yaitu murka Allah (Kej 3:24; Mat
3:7; I Tes 1:10).
Dalam 3. Manusia tidak sanggup lagi melakukan kehendak Allah. Meskipun Allah
memanggil dan memerintahkan manusia dan menawarkan kepada kita
Hubungannya untuk jalan kehidupan, kebenaran dan kebebasan, kita tidak sanggup lagi
menjawab panggilan Allah itu sepenuhnya. Manusia tidak bebas dan tidak
sanggup untuk menyesuaikan diri dengan rencana Allah karena telah
Dengan Allah menjadi budak dosa (Yohanes 8:34; Roma 7:21-23).
4. Manusia tidak benar di mata Allah. Kegagalan untuk mematuhi hukum dan
kehendak Allah membuat manusia berada di bawah kutukan hukum, rasa
bersalah dan penghukuman yang makin bertambah bagi pelanggar hukum
(Roma 5:12; Ulangan 27:26; Galatia 3:10).
5. Manusia tidak peka lagi terhadap firman Allah. Allah berbicara baik melalui
firman yang tertulis, yaitu Taurat, Alkitab dan juga lisan melalui nabi-nabi-
Nya kepada umat manusia. Akan tetapi dosa telah membuat manusia
menjadi bebal dan lebih memilih untuk tidak mentaati firman Allah.
Akhirnya manusia menjadi tidak mengenal Allah dan tidak mengerti hal-hal
mengenai Roh. Hal-hal ini membuat manusia menjadi angkuh dan dalam
lingkup keagamaan, keangkuhan ini diungkapkan sebagai pembenaran
diri.
Terputusnya hubungan manusia dengan Allah langsung
mempengaruhi hubungan manusia dengan sesamanya.
Adam menuduh Hawa dan menyalahkannya sebagai
penyebab dosa (Kej 3:12). Kisah kejatuhan manusia segera
diikuti dengan peristiwa pembunuhan Habel (Kej 4:1-6).
Dosa membuat manusia tidak lagi bisa saling mengasihi
dengan tulus, yang ada adalah konflik, perpecahan antar
bangsa/suku, prasangka rasial, dan terbentuknya blok-blok
Dalam internasional yang saling bermusuhan.
Hubungannya Dosa membuat perpecahan, pemisahan dan pertikaian
Dengan antara manusia dan sesamanya baik di dalam kelonpok
masyarakat, agama, sosial, keluarga bahkan gereja. Dosa
Sesamanya membuat manusia mengeksploitasi sesamanya.
Eksploitasi ini dapat dengan jelas kita lihat dalam
hubungan antara pria dan wanita. Sejarah mencatat kaum
pria telah mendominasi wanita dengan kekerasannya.
Wanita digunakan bagi kepentingan egois pria, penolakan
pria memberikan persamaan hak dan martabat kepada
wanita merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri.
Manusia kehilangan arah batin dan
hidup dalam sejuta konflik dalam
dirinya (Lihat Rm 7:23). Pengaruh dosa
nyata dalam penipuan diri sendiri.
Manusia tidak lagi mampu menilai
Dalam dirinya dengan benar dan tepat. Dosa
telah membuat manusia tidak lagi
Hubungannya mampu memandang dirinya sebagai
Dengan ciptaan Allah yang mulia (Mzm 8:6).
Dirinya Manusia menjadi malu dengan dirinya
sendiri, batinnya senantiasa bergejolak
mencari arah kehidupan ini. Bahkan
terkadang manusia tidak dapat
berdamai dengan dirinya sendiri.
Manusia telah kehilangan
keharmonisannya dengan alam ini.
Manusia yang seharusnya
memelihara dan mengusahakan
Dalam bumi bagi kemuliaan Tuhan (Kej
hubungannya 2:15) malah mengeksploitasinya
dengan alam secara sembarangan sehingga
semesta mengakibatkan kerusakan alam ini
(hutan menjadi gundul, banjir dsb).
Udara, air, dan tanah menjadi kotor
oleh polusi yang disebabkan
keserakahan manusia.
Manusia yang jatuh ke dalam dosa, hidup dalam waktu
yang dibatasi karena dosa itu. Dosa membuat manusia
kehilangan kekekalan (Kej 2:17; 3:19), hari-harinya
menjadi terbatas (Mzm 90:9-10). Manusia harus
menghadapi kematian sebagai akhir hidupnya.
Studi Alkitab menunjukkan bahwa pada hakekatnya
dosa tidak berasal dari jasmaniah manusia, tetapi
berasal dari inti manusia itu sendiri, yaitu hatinya, di
Dalam dalam hubungannya dengan Allah. Tuhan Yesus
hubungannya mengatakan, dari dalam, dari hati orang, timbul segala
pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan
dengan waktu Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan
menajiskan orang (Mrk 7:21-23; bnd Kej 6:5; Yer 17:9;
Rm 3:10-18; Rm 7:23). Jika hati itu dipenuhi dengan
kesombongan, maka kesombongan itu akan meluapkan
hawa nafsu. Jika hati tidak jujur lagi di hadapan Allah,
maka badan kita pun disalahgunakan untuk perbuatan-
perbuatan seperti percabulan, kejahatan, rakus,
ketamakan, kecemaran dan sebagainya.
Dalam hal pelepasan Kristen juga disebut sebagai
penebusan yang berarti pembebasan dari sesuatu
yang jahat dengan pembayaran suatu harga, artinya
lebih dari pembebasan. Dalam bahasa yunani Lutron
(Tawanan-tawanan perang yang dibebaskan dengan
pembayaran harga yang disebutuang) dengan kata itu
menyatakan ide pembebasan dalam lingkaran
kematian Kristus yang dipandang sebagai tebusan
Pelepasan bagi orang banyak. Kristus adalah penggenapan dari
janji Allah kepada manusia sebagai janji keselamatan
Dosa manusia dari belenggu dosa (Mat 40:7-9, Ibr 10:5-7,
Yoh 6 : 38-40). Perjanjian ini dilakukan dengan
kerelaan Allah.Yesus yang kembali memperbaiki
hubungan antara Allah dengan manusia. Adapun
keselamatan yang diterima oleh manusia dari Allah
melalui Yesus Kristus adalah Anugerah. Perjanjian
Anugerah itu dibagi menjadi dua yaitu :
1. Anugerah Umum
Ketika manusia jatuh kedalam dosa dengan memakan buah yang
dilarangoleh Allah, maka upahnya adalah maut yaitu dengan
menjatuhkan manusia dalam hukuman, namun demukian
manusia itu tidak langsung mati. Allah menjamin hidup manusia
itu, namun manusia itu sendiri harus bekerja keras agar ia
mendapatkan kehidupannya. Anugerah umum mengandung
maksud melayani inti dari manusia yang akan diselamatkan,
seandainya dosa masih berkuasa sepenuhnya, hidup manuisa
akan rusak sama sekali. Segala sesuatu yang masih berjalan
dengan baik adalah sebuah berkat Tuhan yang umum. Anugerah
umum hanya menunda hukuman saja.
2. Anugerah Khusus
Yesus menjadi kepala umat manusia didalam perjanjian
Anugerah sebagai inti dari buah-buah pekerjaan Yesus yang
diberi kepada manusia sebagai Anugerah Khusus. Dalam
Anugerah diperintahkan supaya percaya, untuk bisa
mendapatkan anugerah itu adalah pertobatan menujujalan
kehidupan yang kekal. Jadi dapat dikatakan bahwa perjanjian
Kristus bersifat perjanjian pekerjaan yang menjadi sebab Tuhan
memberikan Anugerah itu dengan tidak bersyarat.
Dari pembahasan kesimpulan dalam sebuah table
perbandingan dosa antara Buddha dengan perspektif
iman Kristen sebagai berikut:
Dari sudut pandang agama Budha, asal mula dosa
keinginan (trsna) atau kehausan (tanha), ketidak-
tahuan (awidya), tabiat alam yang penuh penderitaan,
fana,tiada jiwa,Hawa nafsu, kontak indra. Sehingga
mengakibat dosa merasakan karma dan berada dalam
lingkaran samsara. Dan dalam Budha cara menghapus
dosa melalui 4 kebenaran mulia dan 8 jalan
Kesimpulan kebenaran.
Dari sudut pandang Kristen, asal mula dosa adalah
melalui kejatuhan Adam dan Hawa yang menghasilkan
dosa turunan sehingga manusia memiliki natur dosa
dan akibat dari dosa itu sendiri adalah maut (kematian
yang kekal). Cara menghapus dosa dalam sudut iman
Kristen adalah melalui iman/percaya kepada
pengorbanan Yesus Kristus dikayu salib yang sudah
menebus manusia dari dosa.

Anda mungkin juga menyukai