NAMA ANGGOTA :
1. IDA BGS GD DIKSA ARDANA (08)
2. NI PUTU DINDA APSARI (09)
3. I PUTU EKA CIPTA GUNAWAN (10)
4. NI MADE ELIA SANTI (11)
5. NI KADEK IKA VERAYANTI (12)
6. I GST NGR PT INDRA ADI SAPUTRA (13)
7. NI KM INTAN SURYA PUSPITHA (14)
CATUR ASRAMA
A. PENGERTIAN CATUR ASRAMA
Kata Catur Asrama berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu dari kata Catur dan
Asrama.Catur berarti empat dan kata
Asrama berarti tempat atau lapangan
’kerohanian’. Kata ’asrama’ sering juga
dikaitkan dengan jenjang kehidupan.
Jenjang kehidupan itu berdasarkan atas
tatanan rohani, waktu, umur, dan sifat
perilaku manusia.
Adanya empat jenjang kehidupan dalam
ajaran agama Hindu dengan jelas memperlihatkan
bahwa hidup itu diprogram menjadi empat fase
dalam kurun waktu tertentu. Tegasnya dalam satu
lintasan hidup diharapkan manusia mempunyai
tatanan hidup melalui empat tahap program itu,
dengan menunjukkan hasil yang sempurna.
Dalam fase pertama, kedua, ketiga, dan
keempat rumusan tatanan hidup dipolakan.
Sehingga dapat digariskan bahwa pada umumnya
orang yang berada dalam fase pertama dan tidak
boleh atau kurang tepat menuruti tatanan hidup
dalam fase yang kedua, ketiga, ataupun keempat.
Demikian seterusnya diantara satu fase hidup
dengan kehidupan berikutnya. Bilamana hal itu terjadi
dan diikuti secara tekun maka kerahayuan hidup akan
mudah tercapai. Bilamana dilanggar tentu yang
bersangkutan akan mengalami hal yang sebaliknya.
Jadi untuk memudahkan menuju tujuan hidup maka
agama Hindu mengajarkan dan mencanangkan empat
jenjang tatanan kehidupan ini. Masing-masing jenjang
itu, memiliki warna tersendiri dan semua jenjang itu
mesti dilewati hingga akhir hayat dikandung badan.
Setelah itu diharapkan atma menjadi bersatu dengan
sumbernya yaitu Parama Atma.
B. BAGIAN-BAGIAN CATUR ASRAMA DAN
KEWAJIBANNYA
Catur asrama ialah empat fase pengasramaan
berdasarkan petunjuk kerohanian. Dari keempat
pengasramaan itu diharapkan mampu menjadi tatanan
hidup umat manusia secara berjenjang. Masing-masing
tatanan dalam tiap jenjang menunjukkan proses menuju
ketenangan rohani. Sehingga diharapkan tatanan rohani
pada jenjang Moksa sebagai akhir pengasramaan dapat
dicapai atau dilaksanakan oleh setiap umat. Adapun
pembagian dari
Catur Asrama itu terdiri atas:
a. Brahmacari asrama.
b. Grhastha asrama.
c. Wanaprastha asrama.
d. Bhiksuka (Sanyasin) asrama.
Dari bagian-bagian catur asrama tersebut masing-masing
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Brahmacari
Brahmacari terdiri atas dua kata yaitu kata Brahma
dan kata cari. Kata Brahma berarti ilmu pengetahuan atau
pengetahuan suci. Kata cari berarti tingkah laku dalam
mencari atau mengejar ilmu pengetahuan. Jadi Brahmacari
berarti tingkatan hidup bagi orang yang sedang menuntut
ilmu pengetahuan.
Brahmacari atau Brahmacarya dikenal juga dengan
istilah hidup aguron-guron atau Asewaka guru. Dalam
istilah Jawa kuno disebut dengan lapangan hidup asrama,
yaitu tempat penampungan bagi siswa yang sedang
menuntut ilmu. Di dalam tingkatan Brahmacari ini guru
mendidik para siswa atau murid dengan petunjuk
kerohanian, kebajikan, amal, pengabdian dan semuanya itu
didasari oleh Dharma (kebenaran).
Brahmacari merupakan pondasi/dasar untuk
menempuh tingkat dan jenjang kehidupan lainnya
seperti Grhastha (berumah tangga) wanaprastha
dan Biksuka lapangan atau tingkat hidup pada
masa menuntut ilmu ini.
Siswa tidak boleh melakukan perkawinan. Jadi
hubungan seksual itu sangat dilarang. Namun
setelah tamat masa Brahmacari tersebut, menurut
pandangan sosiologi dalam masyarakat Hindu,
maka dilanjutkan dengan kehidupan jenjang yang
kedua yaitu Grhastha hidup berumah
tangga/suami istri.
Dengan adanya hubungan sosiologis tersebut maka
tingkat hidup Brahmacari itu dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
Oleh karena itu tidak ada suatu alasan bagi seorang anak
untuk membenci orang tuanya apalagi menyakiti atau
membunuh orang tuanya. Sebab membenci, menyakiti,atau
membunuh orang tua adalah merupakan suatu perbuatan
dosa besar. Maka dari itu jauhilah segala perbuatan terkutuk
itu.
Pahala yang diperoleh oleh orang yang hormat pada
orang tua ialah ada empat hal yaitu:
a. Kerti yaitu kemasyuran yang baik.
b. Yusa yaitu panjang umur.
c. Bala yaitu kekuatan.
d. Yasa yaitu jasa atau penghargaan.
Keempat hal ini bertambah-tambah kesempurnaannya,
sebagai pahala bagi orang yang hormat dan berbakti
kepada orang
Sapta Timira
Sapta Timira artinya tujuh kegelapan. Yang dimaksud
dengan tujuh kegelapan ialah tujuh hal yang menyebabkan
pikiran orang menjadi gelap. Kegelapan pikiran ini dapat
menimbulkan tingkah laku yang jelek dan menyimpang
dari ajaran agama. Ketujuh kegelapan itu adalah:
a. Surupa artinya kecantikan atau ketampanan
b. Dhana artinya kekayaan
c. Guna artinya kepandaian
d. Kulina artinya keturunan
e. Yowana artinya masa muda
f. Sura artinya minuman keras
g. Kasuran artinya keberanian
Sad Atatayi
Sad Atatayi artinya enam macam pembunuh kejam.
Keenam pembunuh ini adalah:
a.Agnida artinya membakar milik orang lain
b.Wisada artinya meracun
c. Wisada artinya meracun
d. Satraghna artinya mengamuk
e. Dratikrama artinya memperkosa
f. Raja pisuna artinya memfitnah
Tri Mala
Tri mala artinya tiga macam perbuatan kotor yaitu:
a. Kasmala yaitu perbuatan yang hina dan kotor.
b. Mada yaitu perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor.
c. Moha yaitu pikiran perasaan yang curang dan angkuh.
Musuh-musuh atau sifat-sifat tersebut di atas harus
dihindarkan dari segala bentuk perbuatan seperti dalam bentuk
perkataan, pikiran, dan perbuatan. Mengenai batas waktu atau
saat yang baik untuk menjalankan hidup Bhiksuka atau
Sanyasin tidak dapat ditentukan secara pasti