OLEH KELOMPOK 11
1. I GEDE KRISNATA SUBAGIO 17.321.2668
2. I WAYAN GEDE YUDI WIGATA 17.321.2672
3. NI KADEK KRISTIANI 17.321.2684
4. NI LUH ASRIANI 17.321.2688
5. NI LUH GEDE DEVI YULISTYA DEWI 17.321.2690
F. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang terjadi pada syndrome kompartemen dikenal dengan 5 P yaitu:
1) Pain (nyeri): nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena,
ketika ada trauma langsung. Nyeri merupakan gejala dini yang paling penting.
Terutama jika munculnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan klinik (pada
anak-anak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari
biasanya). Otot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik
dan sering.
2) Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daereah tersebut.
3) Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
4) Parestesia (rasa kesemutan)
5) Paralysis : Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang
berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom.
Sedangkan pada kompartemen syndrome akan timbul beberapa gejala khas, antara lain:
- Nyeri yang timbul saat aktivitas, terutama saat olehraga. Biasanya setelah berlari
atau beraktivitas selama 20 menit.
- Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat 15-30 menit.
- Terjadi kelemahan atau atrofi otot.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda & Hardhi kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Medis dan
Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid 2 Jogjakarta: Percetakan Mediaction Publishing.
Moorhead, Sue. 2016. Nursing Outcomes classification NOC edisi kelima. Singapora dan
Indonesia: Moca media.
Pro Emergency. 2015. Basic Trauma Life Support: Jakarta: Land Of Paradise.
SOS Profesional. 2015. Manual Book Basic Trauma - Cardiac Life Support. Jakarta: SOS
Profesional