Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

OSTEOTHRITIS STASE KEPERAWATAN


KOMPLEMENTER PLKK ONLINE

OLEH
GEDE MELYANTARA JAYA
A11 B
17.321.271

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
TAHUN AJARAN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA NY PR
DENGAN DIAGNOSA MEDIS OSTEOATHRITIS DI KLINIK LATU USADA
DI KLINIK LATU USADA
TANGGAL 14 JULI 2020

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : NY. PR
Umur : 49 tahun
Agama : hindu
Jenis Kelamin : perempuan
Status : menikah
Pendidikan : S1 ekonomi
Pekerjaan : pengusaha
Suku Bangsa : indonesia
Alamat : perumahan mutiara, abianbase, badung
TB/BB : 155 cm/ 65 kg
Penampilan : bersih dan rapi
Diagnosa Medis : osteotrhitis

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama :Tn. Ms
Umur : 55
Hub. Dengan Pasien : suami
Pekerjaan : pengusaha
Alamat : perumahan mutiara, abianbase Badung
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluh nyeri pada lutut bagian kiri
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien mengatakan nyeri pada lutut kiri sehingga pasien merasa tidak nyaman, pasien
mengatakan pertama kali merasakan sakitnya ini sudah 2 bulan yang lalu namun sakit yang
dirasakan pasien hilang timbul, rasa nyeri yang dirasakan pasien bertambah berat sejak 1
minggu yang lalu. Nyeri yang pasien rasakan bertambah berat apabila pasien berjalan atau
duduk terlalu lama. Sebelumnya pasien hanya memeriksakan sakitnya ini ke dokter praktik
mandiri, namun karena sakitnya tidak kunjung sembuh kemudian pasien memutuskan untuk
pergi ke klinik Latu Usadha untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Pasien tiba di
klinik Latu Usadha pada pukul 19.30 tanggal 10 july 2020 dengan keluhan pasien saat ini
yaitu nyeri pada lutut kiri.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
1. konvensional
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan konvensional yang dipilih saat pasien sakit
adalah berobat ke dokter praktik mandiri yang berada di dekat rumah pasien.
2. Komplementer
Pasien mengatakan baru pertama kali datang ke klinik Latu Usadha untuk mengatasi
rasa nyeri pada lutut kirinya. Sebelumnya pasien tidak pernah mencoba terapi
komplementer dan ini merupakan pertama kali pasien berobat dengan terapi
komplementer

b. Satus Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit lain sebelumnya
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat

3) Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman, maupun obat-obatan.
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan tidak merokok tidak minum alkohol dan minum kopi
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keluarga
d. Riwayat Menstruasi
Menarche : Banyaknya :
Siklus : teratur ( ) tidak ( ) Lamanya :
Keluhan :

e. Diagnosa Medis dan therapy


........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi Efek Samping

Rosic 20 mg Oral Penghilang Mual dan muntah


3x1 rasa sakit

Allopurinol 100 100 mg Oral Untuk Sakit tenggorokan, sakit kepala, kulit
mg 2x1 2x1 mencegah mengelupas dan menyebabkan ruam
serangan
gout

Paracetamol 500 mg Oral Meredakan Reaksi alergi, yang dapat menyebabkan


500 mg 3x1 3x1 sakit nyeri ruam dan bengkak
otot

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan bernafas/sesak nafas.

b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasanya makan 3 x sehari dan menghabiskan 1 porsi makanannya,
pasien mengatakan biasanya minum 4-5 gelas perhari. Pasien mengatakan biasanya makan
nasi dengan lauk tempe/tahu, sayur, dan terkadang diselingi daging ayam sesekali. Pasien
mengatakan nafsu makannya
 Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit biasanya makan 2 x sehari dan menghabiskan 1 porsi
makanannya pasien mengatakan biasanya minum 2-4 gelas perhari.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam beraknya, biasanya pasien berak 1x sehari
pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning kecoklatan.
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam beraknya, biasanya pasien berak 1x sehari
pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning kecoklatan.
2) BAK
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengang kencingnya, biasanya pasien kencing 2 x
sehari
 Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit biasanya pasien kencing 2 x sehari
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum Mandiri
Mandi Mandiri
Toileting Mandiri
Berpakaian Mandiri
Berpindah Mandiri
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
2) Latihan
Pasien mengatakan jika memiliki waktu luang biasanya sering meghabiskan waktunya
berkumpul-kumpul dan rekreasi jalan-jalan bersama keluarganya. Pasien mengatakan
jika rasa nyeri pada lutut kirinya kambuh pasien akan merasa tidak nyaman dan
menahan sakit sehingga mengganggu aktivitas sehari-harinya. Pasien juga mengatakan
aktivitas sehari-harinya dapat dilakukan dengan mandiri. Skor ADL = 0 (mandiri).
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang cara mencegah sakit yang dirasakan saat ini
dan komplikasi dari sakitnya ini, pasien tampak kebingungan ketika ditanya mengenai cara
mengatasi rasa nyeri pada lutut kiri pasien.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan sumber kekuatan bagi dirinya adalah Tuhan dan keluarganya, pasien
juga mengatakan rutin sembahyang dirumah maupun di pura.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun di pagi hari pukul 05.00. Pasien
juga mengatakan dia tidak memiliki kebiasaan mengigau saat tidur dan tidak kesulitan
untuk memulai tidur.
h. Aman dan nyaman
Pasien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan lutut kirinya yang terasa nyeri
sehingga mengganggu aktivitas pasien.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam hal yang berkaitan dengan seksualnya,
hubungan pasien dengan suaminya harmonis.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan kalau ada masalahnya dia akan menceritakan ke suaminya dan
anaknya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan sumber kekuatan bagi dirinya adalah Tuhan dan keluarganya,
pasien juga mengatakan rutin sembahyang dirumah maupun di pura.

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :pasien nampak lemas.
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal:5
Psikomot: 6
Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi = 80 x/menit
Suhu = 36,50C
TD =110/80 mmHg
RR =20 x/menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala , rambut, mata, hidung, telinga, mulut, gigi dan leher :
 Bentuk : Mesochepale
 Lesi/ luka :-
Rambut Warna : Hitam
 Kelainan : tidak ada
Mata Penglihatan : Normal
 Sklera : Tidak ikterik
 Konjungtiva : Tidak anemis
 Pupil : Isokor
 Kelainan :-
Hidung Penciuman : Normal
 Sekret/ darah/ polip : Tidak ada
 Tarikan cuping hidung : Tidak ada
Telinga Pendengaran : Normal
 Skret/ cairan/ darah : Tidak
Mulut Bibir : Lembab
 Mulut dan tenggorokan : Normal
Gigi : Bersih
Leher Pembesaran tyroid : Tidak ada
 Lesi : Tidak ada
 Nadi karotis : Teraba
 Pembesaran limfoid : Tidak ada

b. Dada :
 Paru
1. frekwensi nafas : Teratur 2.
kwalitas : Normal
3. suara nafas : Vesikuler
4. batuk : Tidak ada
5. sumbatan jalan nafas: Tidak ada
 Jantung
1. Nadi 80x/ menit,
2. kekuatan: kuat
3. irama : teratur
c. Payudara dan ketiak :
Tidak ada nyeri tekan di bagian payudara dan ketiak
d. Abdomen :
 Peristaltik usus : Ada 8 x/menit
 Kembung : Tidak ada
 Nyeri tekan : Tidak ada
 Ascites : Tidak ada
 Lain-lain :-
e. Genetalia :
 Pimosis :Tidak
 Alat Bantu :Tidak
 Kelainan :Tidak
f. Integumen :
 Turgor : Elastis
 Laserasi : tidak ada
 Warna kulit : Sawo matang
g. Ekstremitas :
 ROM : Penuh
 Hemiplegi/parese : Tidak
 Akral : Hangat
 CRT : < 2 detik
 Edema : Tidak ada
 Lain-lain

:-

b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terdapat data penunjang Lab, X-Ray, MRI, Scan maupun data USG
A. Data Pemeriksaan Komplementer
1. Nama Titik yang Bermasalah
- Huantiao/Huan Tio (GB 30)
- Chengfu/Cen Fu (BL 50)
- Yinmen/In Men (BL 51)
- Fengshi/ Fung Se (GB 31)
- Chengsan/ Ceng San (BL 57)
- Weizhong/ Wei Cang (BL 54)

2. Lokasi Titik yang Bermasalah


- Huantiao/Huan Tio (GB 30)
Lokasi : Bila titik tertinggi dari tonjolan tulang paha yang besar dihubungkan
dengan ujung tulang ekor, maka Huantiao berada di 1/3 garis tersebut
arah dekat paha.

- Chengfu/Cen Fu (BL 50)


Letak : Lekukan garis pantat
- Yinmen/In Men (BL 51)
Letak : Tengah paha belakang

- Fengshi/ Fung Se (GB 31)


Letak : Di samping paha, tepat pada ujung jari tengah tangan, jika jari tangan
lurus ke bawah
- Chengsan/ Ceng San (BL 57)
Letak : Pada batas perut betis

- Weizhong/ Wei Cang (BL 54)


Letak : Di tengah lipat lutut bagian dalam
5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
INTERPRETSI
NO DATA (SESUSAI DENGAN MASALAH
PATOFISIOLOGI)
DS : DS : Nyeri Akut
1 Pasien mengatakan nyeri pada - Pasien tidak mengeluh nyeri
lutut kiri, nyeri memberat ketika pada lutut kiri
berjalan dan duduk terlalu lama, DO :
nyeri yang dirasakan seperti - Tidak ada nyeri
ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 (0- - Pasien tidak merasakan sakit
10), nyeri hilang timbul.
DO :
Pasien tampak menahan rasa
sakit
TD: 110/80 mmHg
2 DS : DS : Defisiensi
Pasien mengatakan kurang - Pasien mengatakan Pengetahuan
mengetahui tentang cara mengetahui tentang
mencegah sakit yang dirasakan osteoarthritis, cara mencegah
saat ini dan komplikasi dari dan mengatasi osteoarthritis
sakitnya ini, pasien tampak serta komplikasinya.
kebingungan ketika ditanya DO :
mengenai cara mengatasi rasa - Pasien tampak mengerti
nyeri pada lutut kiri pasien. tentang osteoarthritis yang
DO : membuat lutut kirinya terasa
- Pasien tampak bertanya- nyeri
tanya mengenai penyakitnya - Pasien mampu menjawab
yang membuat lutut kirinya ketika ditanya cara
nyeri mengatasi osteoarthritis
- Pasien tampak kebingungan
ketika ditanya mengenai cara
mengatasi sakitnya
B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

N TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


O JAM TERATASI
DITEMUKAN

1 14 JULI 2020 Nyeri akut berhubungan dengan penurunan fungsi


tulang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada
lutut kiri, nyeri memberat ketika berjalan dan duduk
terlalu lama, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri 4 (0-10), nyeri hilang timbul.
Pasien tampak menahan rasa sakit, TD: 110/80
mmHg.

2 14 JULI 2020 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang


informasi ditandai dengan pasien mengatakan kurang
mengetahui tentang cara mencegah sakit yang
dirasakan saat ini dan komplikasi dari sakitnya ini,
pasien tampak kebingungan ketika ditanya mengenai
cara mengatasi rasa nyeri pada lutut kiri pasien.
Pasien tampak bertanya-tanya mengenai penyakitnya
yang membuat lutut kirinya nyeri, pasien tampak
kebingungan ketika ditanya mengenai cara mengatasi
sakitnya
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Perawatan Ttd
No
Tujuan dan Kriteria
Diagnosa Intervensi Rasional
Hasil

1. nyeri akut NOC : NIC :


Pain Control Pain Management 1. Mengetahui status
Comfort level 1.Lakukan pengkajian nyeri secara nyeri pasien
Setelah dilakukan tindakan komprehensif termasuk lokasi,
keperawatan selama 1 x 30 karakteristik, durasi, frekuensi,
menit, klien kualitas dan faktor presipitasi 2. Menggali informasi
mengungkapkan nyeri 2.Gunakan teknik komunikasi dari pasien secara
berkurang dengan kriteria terapeutik untuk mengetahui terapiutik
hasil : pengalaman nyeri pasien 3. Mencegah nyeri
1. Mampu mengenali nyeri 3.Kontrol lingkungan yang dapat bertambah parah
(skala,intensitas, mempengaruhi nyeri seperti suhu akibat pengaruh
frekuensi, dan tanda ruangan, pencahayaan dan lingkungan
nyeri) kebisingan 4. Meningkatkan
2. Mampu mengontrol 4.Ajarkan tentang teknik non kemampuan pasien
nyeri (tahu penyebab farmakologi (relaksasi napas untuk mengontrol
nyeri,mampu dalam) nyeri
menggunakan teknik 5.Berikan analgetik untuk 5. Mengontrol nyeri
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri pasien secara
mengurangi nyeri, 6.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri farmakologis
mencari bantuan) 7.Lakukan terapi akupntur pada 6. Mengontrol
3. Menyatakan nyeri sudah titik: penguasaan
terkontrol / berkurang - Huantiao/Huan Tio (GB 30) manajemen nyeri
dari 4 menjadi 2 (0-10) - Chengfu/Cen Fu (BL 50) pasien
4. Menyatakan rasa nyaman - Yinmen/In Men (BL 51) 7. Mengatasi gangguan
- Fengshi/ Fung Se (GB 31) sekitar pinggang,
radang sendi lutut,
- Chengsan/ Ceng San (BL 57) pegal-pegal di kaki
- Weizhong/ Wei Cang (BL 54)
Setelah diberikan asuhan NIC : Teaching : Disease Process 1. Mengetahui
2 . definisi
keperawatan selama 1 x 30 1. Kaji tingkat pengetahuan pengetahuan pasien
pengetahuan
menitdi harapkan pasien tentang osteoarthritis tentang osteoarthritis
pengetahuan pasien 2. Berikan HE mengenai 2. Dapat memahami
terhadap penyakit perjalanan penyakit pasien perjalanan
osteoarthritis bertambah yang membuat lutut kiri terasa penyakitnya
dengan kriteria hasil : nyeri 3. Mengetahui
NOC : 3. Beri informasi mengenai komplikasi dari
Knowledge : Disease komplikasi pada penyakit osteoarthritis
Process osteoarthritis 4. Menghindari
1. Pasien mengetahui 4. Beri kesempatan pasien untuk kebingungan yang
tentang osteoarthritis, bertanya muncul
cara mencegah dan NIC : Teaching : Health
Behavior
mengatasi
1. Beri informasi mengenai cara 1. Dapat mengetahui
osteoarthritis serta
agar tidak memperburuk dan menghindari hal-
komplikasinya.
osteoarthritis dengan cara hal yang dapat
a. Hindari banyak memperburuk
NOC :
membungkukkan badan. osteoarthritis
Knowledge : Health
b. Hindari sering
Behavior
1. Pasien mengetahui dan mengangkat barang-
mampu menjelaskan barang berat.
kembali mengenai cara c. Segera istirahat jika
mengatasi osteoarthritis telah merasakan nyeri
2. Pasien mengetahui dan saat berdiri atau
mampu menjelaskan berjalan.
kembali mengenai
Saat duduk lama
makanan dan hal-hal
diusahakan kaki disila
yang dapat
bergantian kanan dan kiri
memperparah
atau
osteoarthritis
menggunakan kursi kecil
untuk menumpu kedua
D. Implementasi Keperawatan
Hari/ Tgl/Jam Ttd
No Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Rabu, 14 july Mengkaji nyeri pasien secara DS :
Pukul 17.30 komprehensif termasuk lokasi, - Pasien mengeluh bokong
WITA karakteristik, durasi, frekuensi, kiri hingga ujung kaki kiri
kualitas dan faktor presipitasi,
terasa panas dan nyeri
Menggunakan teknik komunikasi
- Pasien mengatakan tidak
terapeutik untuk mengetahui
nyaman dengan
pengalaman nyeri pasien
keadaannya sehingga
menggangu aktivitas
pasien
DO :
- Nyeri : ada
P : Ischialgia
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R :Dari bokong kiri
menjalar hingga ujung
kaki kiri
S : 3 (0-10)
T : Hilang timbul
- Pasien tampak menahan
rasa sakit
18.00 Mengontrol lingkungan yang dapat DS :
mempengaruhi nyeri seperti suhu Pasien mengatakan lingkungan
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
sudah cukup nyaman
DO :
Pasien tampak lebih tenang
saat akan menjalani
pemeriksaan

18.30 DS :
Mengajarkan teknik relaksasi nafas Pasien mengatakan merasa
dalam
lebih nyaman dan tenang
DO :
Pasien tampak melakukan
relaksasi nafas dalam dan
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam
1 16 JULI 2020 Nyeri Kronis S : Pasien mengatakan nyeri sudah
10.00 wita berkurang, pasien mengatakan
merasa lebih nyaman setelah
mendapatkan terapi

O : Pasien tampak tenang, pasien


mampu mengontrol nyeri dengan
relaksasi nafas dalam

Skala nyeri : 2 (0-10)

A : Nyeri kronis

2 16 JULI 2020 P : Pertahankan kondisi pasien,


10.00 wita anjurkan relaksasi nafas dalam saat
merasa nyeri, anjurkan pasien
mengonsumsi obat Rosic 20 mg
3x1, Allopurinol 100 mg 2x1,
Paracetamol 500 mg 3x1

Definisi
pengetahuan

2 16 JULI 2020
S : Pasien mengatakan sudah
10.00 wita
memahami dan mengetahui
tentang ischialgia, cara mencegah
dan mengatasi ischialgia serta
komplikasinya.

O : Pasien mampu mengulangi


penjelasan yang telah diberikan
seperti cara agar ischialgia tidak
memburuk seperti menghindari
banyak membungkukkan badan
dan menghindari sering
mengangkat barang-barang berat.

A : Defisiensi pengetahuan

P : Anjurkan pasien untuk segera


istirahat jika telah merasakan nyeri
saat berdiri atau berjalan.

Judul : Terapi akupresur pada kasus Osteoarthritis

1. Population : Jumlah Populasi dalam penelitian ini 18 orang


2. Intervension :dalam penelitian ini apakah efektif terapi akupuntur ( saya
menggunakan akupresur) dengan menggunakan kombinasi titik ST36, SP 6,
KI 3, GB 34 dalam mengurangi nyeri Osteoarthritis

3. Comparison : dalam jurnal ini tidak terdapat jurnal pembanding

4. Outcome : berdasarkan hasil uji hipotesastastika terapi akupuntur


menggunakan kombinasi titik Zusanli (ST36), Titik Sanyinjiao (SP6), Titik
Yanglingquan (GB34), Dan Titik Taixi (K13) efektif dan bermanfaat dapat
menurunkan atau mengurangi nyeri Osteoarthritis (OA). Responden yang
mengelukan Osteoarthritis (OA) setelah terapi akupuntur mengalami
perubahan skala nyeri sebanyak 1-2, penurunan skala nyeri. Penurunan skala
nyeri tidak didapatkan hasil menuurun yang signifikan dikarenakan responden
juga tidak dapat mengurangi aktivitas yang dapat memperparah terjadinya
Osteoarthritis.

5. Time : penelitian ini dilakukan pada bulan September tahun 2016 sampai
dengan bulan juni 2017

EFEKTIFITAS TERAPI AKUPUNKTUR MENGGUNAKAN KOMBINASI TITIK


ZUSANLI (ST36), TITIK SANYINJIAO (SP6), TITIK YANGLINGQUAN (GB34)
DAN TITIK TAIXI (KI3) UNTUK PENURUNAN NYERI PADA
OSTEOARTHRITIS DI GRIYA SEHAT PRIMA HATI SURAKARTA

Maria Dewi Christiyawati


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Akupunktur
Abstract : Osteoarthritis, The Point Of Sanyinjiao (SP6), The Point Of Taixi (KI3),
Yanglingquan (GB34), And Point Zusanli (ST36). Osteoarthritis (OA) is a degenerative
disorder that is on the mark with loss of cartilage. Based on the preliminary studies have
been conducted on the elderly in Griya Sehat Prima Hati Surakarta, 18 elderly pleased given
acupuncture therapy. Acupuncture therapy on a case of Osteoarthritis can improve blood
circulation, improve the cartilage matrix, reducing the narrowing of joint bones and
eliminate pain in knee Osteoarthritis cases. The purpose of this research is to know is there
anyThe Influence Of Acupuncture Therapy Using A Combination Of Point Zusanli (ST36),
Point Sanyinjiao (SP6), Yanglingquan Point (GB34), And The Point Of Taixi (KI3) to
decrese pain in cases of Osteoarthritis elderly in the village of Kiringan and Umbulsari
Klaten Polanharjo Ponggok. The research conducted during the month of September 2016
until June 2017 in Griya Sehat Prima Hati Surakarta with make pricking uses a Combination
of Point Zusanli (ST36), the point of Sanyinjiao (SP6), Yanglingquan Point (GB34), and the
point of Taixi (KI3). The therapy performed during 12 times therapy. This type of research
this is a Pretest-Posttest Experimental pre that use design research One Group Pretest –
Posttest Design. The data analyzed using paired t-test with significant degrees of 0.05.
Measurement of pain sensations using a Numeric Rating Scale (NRS) (patient own set skore
pain pain range). Statistical Tests by using the test of Paired ttest values available by
sifgnifikan p = 0.000, if ρ ˂ 0.05 then Ho was rejected and Ha be accepted meaning therapy
acupuncture Zusanli (ST36) point, the point of Sanyinjiao (SP6), Yanglingquan point
(GB34), and the point of Taixi (KI3) have benefits to reduce pain in cases of Osteoarthritis
(OA).

Keywords: Osteoarthritis, The Point Of Sanyinjiao (SP6), The Point Of Taixi (KI3),
Yanglingquan (GB34), And Point Zusanli (ST36).

Abstrak : Osteoarthritis, Titik Sanyinjiao (SP6), Titik Taixi (KI3), Yanglingquan


(GB34), Dan Titik Zusanli (ST36). Osteoarthritis (OA) merupakan gangguan degeneratif
yang ditandai dengan hilangnya kartilago. Responden pada penelitian ini 18 lansia
diantaranya berkenan diberikan terapi akupunktur. Pemberian terapi akupunktur pada kasus
Osteoarthritis dapat memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki matriks tulang rawan,
mengurangi penyempitan tulang sendi dan menghilangkan rasa nyeri pada kasus
Osteoarthritis lutut. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui Adakah Pengaruh Terapi
Akupunktur Menggunakan Kombinasi Titik Zusanli (ST36), Titik
Sanyinjiao (SP6), Titik Yanglingquan (GB34), Dan Titik Taixi (KI3) Terhadap
103

Penurnan Nyeri Pada Kasus Osteoarthritis Di Dusun Kiringan dan Umbulsari Desa Ponggok
Polanharjo Klaten. Penelitian dilakukan selama bulan Maret 2017 sampai dengan April 2017
di Griya Sehat Prima Hati Surakarta. dengan melakukan penusukan Menggunakan Kombinasi
Titik Zusanli (ST36), Titik Sanyinjiao (SP6), Titik Yanglingquan (GB34), Dan Titik Taixi
(KI3). Terapi dilakukan selama 12 kali terapi. Jenis penelitian ini adalah pre
eksperimentalPretest-Posttest yang menggunakan rancangan penelitian One Group Pretest-
Posttest Design. Data dianalisis dengan menggunakan uji paired t-test dengan taraf signifikan
0,05. Pengukuran sensasi nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) (pasien sendiri
yang menetapkan skore nyeri pada rentang nyeri). Uji statistika dengan menggunakan uji
paired t-test didapatkan nilai sifgnifikan p=0,000, jika ρ ˂ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya terapi akupunktur titik Zusanli (ST36), titik Sanyinjiao (SP6), titik
Yanglingquan (GB34), Dan titik Taixi (KI3) memiliki manfaat untuk mengurangi nyeri pada
kasus Osteoarthritis (OA).

Kata Kunci : Osteoarthritis, Titik Sanyinjiao (SP6), Titik Taixi (KI3), Yanglingquan
(GB34), Dan Titik Zusanli (ST36).

PENDAHULUAN
Angka kejadian ada tahun 2012 Oasteoarthritismenyerang 15 % populasi di Inggris
yang berusia lebih dari 55 tahun (Gray&Houghton, 2012). Menurut Kneale dan Davis tahun
2011 bahwa 50 % individu yang berusia lebih dari 60 tahun menunjukkan mengalami
Osteoarthritis pada satu sendi. Prevalensi di Amerika pada tahun 2005 Osteoarthritis
menyerang 40 juta orang sekitar 30% sampai 60% yang berusia 65 tahun. Prevalensi
Osteoarthritis di Indonesia pada usia kurang dari 20 tahun hanya sekitar 10% dan meningkat
menjadi lebih dari 80% pada usia diatas 55 tahun. Penderita Osteoarthritis di Indonesia cukup
tinggi mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita (Soeroso et al., 2006). Di Jawa
Tengah, kejadian penyakit Osteoarhtritis sebesar 5,1% dari semua penduduk (Kongres
Nasional Ikatan Reumatologi Indonesia VI,2004).
Osteoarthritis sendi lutut bertujuan untuk mengurangi nyeri dengan
menggunakan obat (farmakologis) dan tanpa obat (non farmakologis). Terapi akupuntur
merupakan salah satu terapi non farmakologis yang dapat menurunkan nyeri. Titik
akupunktur merupakan jalur saraf yang bertujuan untuk memperbaiki kesehatan. Menurut
National Centre for Complementary and Alternative Medicine tahun 2004 bahwa akupunktur
berguna sebagai terapi tambahan atau terapi untuk nyeri arthritis. Efek akupunkturpada titik
lokal yang dikombinasi dengan titik distal,padakasus Osteoarthritis cukup signifikan.
Menurut Slamet (2012) pemberian terapi akupunktur pada kasus
Osteoarthritis dapat memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki matriks tulang rawan,
mengurangi penyempitan tulang sendi dan menghilangkan rasa nyeri.
Menurut McAlindron TE et al., tahun 2000 Dalam Paul et al., tahun 2012 bahwa
akupunktur dapat berguna dalam penalataksanaan nyeri dan memperbaiki fungsi. Terdapat
lebih banyak perbandingan antara akupunktur dan pengobatan konvensional
untuk
Osteoarthritis pada punggung dan lutut dibanding sendi lain. Akupunktur setara dengan
pengobatan oral untuk gejala ringan pada Osteoarthritis punggung dan lutut.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
Terapi Akupunktur Menggunakan Kombinasi Titik Zusanli (ST36),Titik Sanyinjiao (SP6),
Titik Yanglingquan
(GB34), Dan Titik Taixi (KI3) untuk Penurnan Nyeri Pada Kasus Osteoarthritis Di Griya
Sehat Prima Hati Surakarta.
Osteoarthritis adalah penyakit yang sering terjadi pada orang lanjut usia dan selama
ini orang yang terkena Osteoarthritis hanya melakukan pengobatan dengan cara minum
obat. Jarang sekali yang langsung melakukan terapi alternatif dengan menggunakan terapi
akupunktur untuk mengobati keluhan tersebut karena sebagian banyak orang tidak
mengetahui manfaat dari akupunktur yaitu dapat menurunkan
nyeri terutama nyeri pada kasus
Osteoarthritis.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Griya Sehat Prima Hati Surakarta. Dilkukan pada bulan
September 2016 sampai dengan bulan Juni 2017. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian pre eksperimental Pretest-Post test One Group Design. Pretest–Postest One Group
Design adalah membandingkan sebelum dilakukan (pretest) dengan sesudah dilakukan
perlakuan terapi Akupunktur (postest) (Sugiono, 2008).
Responden dalam penelitian ini sejumlah 18 orang. Variabel bebas pada penelitian
ini adalah Akupunktur Kombinasi Titik Zusanli (ST36), Titik Sanyinjiao (SP6),Titik
Yanglingquan (GB34), dan Titik Taixi (KI3).
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Numeric Rating Scale (NRS).

HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Pekerjaan di Griya Sehat Prima Hati Surakarta tahun 2017.

Dari data tabel 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa frekuensi terbanyak adalah responden
dengan sebagai IRT atau Ibu Rumah Tangga. Jenis pekerjaan terbanyak adalah Swasta
sebesar 33 % dan yang paling
Tabel 2 Distribusi Skala Nyeri Responden
Sebelum Terapi di Griya Sehat Prima Hati Surakarta tahun 2017.
Berdasarkan data tabel 2. sebelum terapi
skala nyeri maksimum ada pada skala 7 Nyeri sebelum terapi Frekuensi Persentas dan
minimum pada skala 3, dengan rata-rata e
3 3 16.7
skala nyeri adalah 5.06. Responden
4 3 16.7
dengan skala nyeri 5 paling banyak yaitu 5 5 27.8
5
orang (27,8%), sedangkan 6 4 22.2
skala nyeri 3,4,7. sedikit 3 orang (16,7%) 7 3 16.7
Tabel 3 Jumlah 18 100.0
Distribusi Frekwensi Skala Nyeri
Responden Sesudah Terapi di Griya Sehat Prima Hati Surakarta Tahun 2017
Nyeri sesudah terapi Frekuensi Persentas
e
2 3 16.7
3 5 27.8
4 5 27.8
5 3 16.7
6 2 11.1
Jumlah 18 100.0
Hasil Uji Normalitas data menggunakan uji statistik Saphiro-wilk karena data
yang didapatkan berskala nominal dan berdistribusi normal.

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Saphiro-Wilk


Karakteristik N Saphiro-
wilk
Sebelum Terapi 18 0,107
Sesudah Terapi 18 0,135
0,135. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena nilai signifikan
lebih dari 0,05 (Duwi, 2010). Karena data berdistribusi normal maka pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji paired t-test untuk mengetahui perbedaan skala nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan terapi akupunktur.
Pada uji paired t-test didapatkan nilai signifikan ρ = 0,000, jika ρ ˂ 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima artinya terapi akupunktur menggunakan kombinasi titik Zusanli
(ST36), titik Sanyinjiao (SP6), titik Yanglingquan (GB34), Dan titik Taixi (KI3) efektif
untuk mengurangi nyeri pada kasus
Osteoarthritis (OA).

PEMBAHASAN
Dalam TCM pada orang tua biasanya terjadi barbagai macam keluhan nyeri dipicu dari
kondisi tubuhnya yang mulai defisien. Usia tua akan menyebabkan terjadinya penurunan
fungsi pada organ hati dan ginjal serta disertai adanya kondisi defisien Qi dan darah. Hal
tersebut menyebabkan sendi, otot, tendon, tulang dan pembuluh darah kurang ternutrisi dengn
baik sehingga muncul gejala nyeri pada sendi (Wang, 2007).
Hal ini sesuai dengan tinjauan teori menurut Partojo (2000) dimana pekerjaan
aktivitas fisik yang banyak membebani sendi lutut akan mempunyai resiko teserang
osteoarthritis (OA) lebih besar. Selain itu diperkuat pada penelitian Setiyohadi pada tahun
2003 mengenai osteoarthritis (OA) banyak ditemukan pada pekerja fisik berat terutama yang
banyak menggunakan kekuatan yang bertumpu pada lutut.
Dalam TCM Overwork dapat menyebabkan berkurangnya essens ginjal yang menyebabkan
tubuh menjadi lemah dan nyeri pada sendi (Sim, 2012). Faktor trauma yang terjadi pada sendi
akan merusak tendon dan pembuluh darah. Mikro maupun makro trauma dapat
mengakibatkan tidak lancarnya aliran Qi dan darah pada anggota tubuh. Sehingga terjadi
obstruksi yang menggangu Qi dan darah pada meridian tubuh. Sehingga terjadi obstruksi
yang menggangu Qi dan darah pada meridian oleh karena itu muncul gejala nyeri pada sendi
(Wang, 2007).
Dari hasil uji hipotesa di dapatkan hasil bahwa terapi dengan elektroakupunktur
sangat efektif terhadap penurunan skala nyeri pada kasus osteoarthritis (OA)di Griya Sehat
Prima Hatis Surakarta. seperti yang dipaparkan sebelumnya di ketahui bahwa rata-rata
penurunan skala nyeri responden sebelum diterapi adalah sebesar 5,06. Dan didapatkan data
bahwa rata-rata penurunan skala nyeri responden sesudah dilakukan terapi adalah sebesar
3,78. Sehingga didapatkan rata-rata dari hasil pengurangan mean skala nyeri sebelum
perlakuan terapi akupunktur dan sesudah perlakuan terapi akupunktur sebesar 1,28. Pada Uji
Hipotesa juga di dapatkan data yang menunjukkan hasil uji sampel yaitu ρ value 0,000 <
0,05, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa terapi elektroakupunktur efektif
terhadap penurunan skala nyeri pada kasus osteoarthritis(OA).
Selain melalui jalur saraf, tindakan akupunktur dalam menghilangkan nyeri diketahui
juga melalui jalur biokimia atau mekanisme humoral. Dalam perjalanannya menyeberangi
sinaps atau hambatan antar saraf, impuls saraf harus dijembatani oleh substansi kimiawi
yang disebut neurotransmitter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akupunktur
mempunyai manfaat merangsang jalur modulasi melalui pelepasan neurotransmiter
inhibitor terutama endorfin, dinorfin, serotonin, dan noradrenalin, enkefalin (Sudirman ,
2008).
Pada uji paired t-test didapatkan nilai signifikan ρ = 0,000, jika ρ ˂ 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima artinya
Terapi Akupunktur Menggunakan
Kombinasi Titik Zusanli (ST36), Titik Sanyinjiao (SP6), Titik Yanglingquan (GB34), Dan
titik Taixi (KI3) efektif dan bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada kasus Osteoarthritis
(OA).
Berdasarkan hasil uji hipotesa stastika Terapi Akupunktur Menggunakan Kombinasi
Titik Zusanli (ST36), Titik Sanyinjiao (SP6), Titik Yanglingquan (GB34), Dan titik Taixi
(KI3) efektif dan bermanfaat dapat menurunkan atau mengurangi nyeri Osteoarthritis
(OA).
Responden yang mengeluhkan
Osteoarthritis (OA) setelah terapi akupunktur mengalami berubahan skala nyeri sebanyak 1 –
2, penurunan skala nyeri. Penurunan skala nyeri tidak didapatkan hasil menurun banyak dan
signifikan dikarenakan responden masih tetap melakukan aktivitas rutin yang menjadi
penyebab nyeri yang dialami. Responden juga tidak tidak dapat mengurangi aktivitas yang
dapat memperparah terjadinya Osteoarthritis (OA).

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini terdiri dari 18
responden dengan hasil sebagai berikut sebelum terapi skala nyeri maksimum ada pada skala
7 dan minimum pada skala 3, dengan rata-rata skala nyeri adalah 5.06. Responden dengan
skala nyeri 5 paling banyak yaitu 5 orang (27,8%), sedangkan skala nyeri 3,4,7. sedikit 3
orang (16,7%). sesudah terapi nilai maksimum adalah skala nyeri pada skala 6 dan minimum
pada skala 2, dengan rata-rata skala nyeri adalah 3.78.
Responden dengan skala nyeri 3 dan 4 paling sebanyak 5 orang (27.8%), sedangkan paling
sedikit 2 orang (16.7%) dengan skala nyeri yaitu 6. Berdasarkan hasil uji hipotesa stastika
Terapi Akupunktur Menggunakan Kombinasi Titik Zusanli (ST36), Titik Sanyinjiao (SP6),
Titik Yanglingquan (GB34), Dan titik Taixi (KI3) efektif dan bermanfaat dapat menurunkan
atau mengurangi nyeri Osteoarthritis (OA). Pada uji paired t-test didapatkan nilai signifikan
ρ = 0,000, jika ρ ˂ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terapi akupunktur
menggunakan kombinasi titik Zusanli (ST36), titik Sanyinjiao (SP6), titik Yanglingquan
(GB34), Dan titik Taixi (KI3) efektif untuk mengurangi nyeri pada kasus Osteoarthritis
(OA).Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah pada penelitian
selanjutnya diharapkan menggnakan kelompok komtrol dan jumlah responden lebih banyak.
Diperlukan kriteria inklusi penelitian yang lebih spesifik.

DAFTAR RUJUKAN
Dodik, Gede, Dodik, Keristianto., Ns. I Wayan, Suardana, S.Kep, M.Kep., Ns. Made,
Sumarni, S.Kep. 2013. Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Penurunan Nyeri
Lutut
Pada Pasien Dengan Osteoarthritis Di Praktik Perawat Mandiri Latu Usadha
Abiansemal.
Denpasar: Jurnal Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Hargiyanto. (2008). Perbedaan Efek
Analgesia Tindakan
Elektroakupunktur Dengan
Frekuensi Rendah, Kombinasi, dan Tinggi, Pada Nyeri Punggung Bawah. Tesis.
Jawa Tengah, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Ikatan Reumatologi Indonesia (IRA). 2004. Panduan Diagnosis dan Pengelolahan
Osteoarthritis.
Jakarta. Hal 39-45.
International Association for The Study Of Pain (IASP). 2003. Older
People’s Pain. Juli 09, 2012.
Mahajan, A., Tandon, V., Verma, S,. Sharma, S. 2005. Osteoarthtritis and Menopause. J
Indian
Rheumatol Assoc 2005; 13:21-25.
Muchid, A., Umar, F., Chusun., Purnama, N.R., Masrul., Lestari, S.B., et al. 2006.
Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik.
Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Departemen Kesehatan.
National Centre for Complementary and Alternative Medicine. 2004.
Acupuncture. Available at:
http//nccam.nih.gov.html
Prasetyo, Sigit, Nian. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi I.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Price, S. A., Wilson, L. M. 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Ed 6. Jakarta : EGC.
Sim, K.J. 2012. Dasar Teori Ilmu Herbal dan AkupunkturIndikasi dan Klasifikasi
Penyakit. Singapore: TCM Publication.
Sudirman S. 2008. Akupunktur untuk nyeri pasca bedah. Annual Meeting of Indonesia
Pain Society. Jakarta : Indonesia Pain Society.
Suhariningsih. 2004. Pedoman Penggunaan Elektrostimulator dan Laser pada Terapi
akupunktur.
Surabaya: Airlangga Press
Wang, Y. 2007. Internal Medicine of Traditional Chinese Medicine. Chinese :
Higher Education Press.
Wolf, C.J., 2004. Pain: Moving from Symptom Control to ward Mechanism-
Specific harmacologic Management, Ann Intern Med.
Xinghua, B. 1996. Accupuncture in Clinical Practice. Melbourne: The Bath Press.

Anda mungkin juga menyukai