Anda di halaman 1dari 28

Hukum Hindu

Hukum suatu kata yang sudah umum,


lalu. Apakah hukum itu?
Hukum merupakan seperangkat
aturan.
Hukum bersifat mengikat dan
memaksa
Fungsi hukum adalah sebagai
pengendali sosial agar tercapai
ketertiban, membatasi kepentingan
setiap pendukung hukum (subyek
hukum)
Hukum diterapkan dalam masyarakat
bertujuan untuk menciptakan
kenyamanan dan keadilan dalam
masyarakat
Hukum dibedakan menjadi
a. Statuta law, hukum yang dibentuk
dengan sengaja
b. Natural law, hukum alam yang ada
secara alamiah
Unsur terpenting dalam peraturan
hukum
c. Unsur bersifat mengatur/normatif
d. Unsur bersifat memaksa/represif
Bagi warga negara Indonesia yang juga
warga beragama, maka harus tunduk pada
dua kekuasaan hukum.
a. Hukum yang bersumber dari perundang-
undangan seperti UUD,UUP,UU
b. Hukum yang bersumber pada kitab suci
Seperti apa bentuk hukum dalam
agama Hindu?
Rta (hukum abadi) merupakan istilah
dalam agama Hindu untuk menunjuk
pada bentuk keteraturan semesta.
Adanya siang-malam, keteraturan
musim, serta adanya prinsip hukum
alami dalam berbagai bentuk kehidupan
Ida Sanghyang Widhi merupakan
penegak hukum semesta oleh
karenanya disebut Rtawan
Rta yang dipakai sebagai konsep
hukum yang diterapkan dalam
pengaturan masyarakat yang kemudian
dikenal dengan istilah ‘ajaran dharma’
Dharma memili arti
a. Norma
b. Aturan,hukum,keharusan.
‘dharma dharyate prajah’, dharma
penyangga masyarakat

Ajaran dharma merupakan perangkat


norma yang mengatur serta menuntun
untuk terwujudnya kesejahteraan,
keteraturan dan ketertiban.
Penerapan Dharma didasarkan enam
asas yaitu
1. Samaya
2. Desa
3. Acara
4. Kula
5. Warna
6. Samanya
Dalam Weda Smrti terdapat beberapa
kitab yang memuat tentang penjabaran
dari Rta dalam kehidupan bermasyarakat

Dharmasastra (merupakan kompedium


hukum Hindu) Arthasastra, dll merupakan
bentuknya yang nyata dalam pengaturan
kehidupan bernegara dan bermasyarakat
Hukum Agama Hindu merupakan sumber
moral, guna mencapai tujuan tertinggi dalam
kehidupan beragama yang bersumber dari
kitab suci Weda
Hukum adat merupakan aturan-aturan yang
disusun dan disepakati bersama serta
dilembagakan dalam upaya untuk mengatur
kehidupan bermasyarakat, kebanyakan hukum
adat merupakan reinterpretasi dari hukum yang
bersumber dari hukum Hindu yang disesuaikan
dengan tempat, waktu dan keadaan.
Hukum adat menyangkut kebiasaan
baik tertulis maupun tidak yang diapakai
acuan dalam menata kehidupan sosial

hukum adat murni adalah aturan yang


tidak merupakan reiterpretasi atas
hukum yang bersumber dari Weda
Apa itu sumber hukum?
asal dari peraturan atau hukum tersebut

Sumber hukum hindu?


sumber hukum Hindu ada yang tertulis
dan tidak tertulis, mengenai sumber
hukum Hindu dapat kita tinjau dari
beberapa bentuk yaitu
1. Tinjauan sejarah
Menurut catatan sejarah dokumen yang
memuat pokok-pokok hukum Hindu dapat
dijumpai dalam Weda Sruti, pada fase
berikutnya kitab Smerti

2.Tinjauan Sosiologis
Dalam pengamatan sosiologis berkembangnya
masyarakat tidak berdasarkan pada faktor
waktu saja tetapi dalam bentuk tata
kemasyarakatan pada waktu itu
sumber hukum tidak hanya Sruti dan
Smerti tetapi juga Sila, Acara dan
Atmanastuti, secara sosiologis dharma
bukan hanya masalah hukum tetapi juga
masalah kebiasaan dan moral.
Penerapan dharma didasarkan atas
asas Samaya (waktu), Desa (tempat),
Acara (kebiasaan), Kula (keluarga),
warna (golongan) dan Samanya (sifat
umum)
berdasarkan faktor itulah penerapan
hukum Hindu selalu mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ditemukan
pada sewaktu-waktu, tempat dan keadaan
Sebagai contoh himsa karma/membunuh
adalah perbuatan yang dilarang dan harus
dilakukan ketika situasi perang
3. Tinjauan filsafat
manusia diarahkan untuk cerdas secara
intelek dan mengarahkan pada pemahaman
inti dari tujuan keagamaan yang harus
dilaksanakan dengan metoda berlandaskan
dharma, diusahakan melalaui pengetahuan
(jnana), keyakinan (sradha), pengendalian
diri dan penyucian
4.Tinjauan formil
Sumber hukum dalam arti formil
merupakan sumber hukum berdasarkan
bentuk yang dapat menimbulkan hukum
positif yang dibuat oleh lembaga yang
berwenang, sumber hukum yang dalam
arti formil yaitu Undang-undang
asas hukum hindu?
adalah Sruti, Smerti, Sila, Acara dan
Atmanastuti. Sruti merupakan sumber/asal
dari segala aturan, smerti adalah penafsiran
otentik atas sruti sila merupakan tingkah
laku orang beradab
sedangkan acara adalah adat istiadat
yang hidup dalam masyarakat/hukum
positif, atmanastuti rasa puas diri dan
Weda mengadakan majelis untuk
mewujudkan rasa puas diri yang terdiri
dari para ahli
kitab hukum Hindu yang murni sebagai sumber
hukum Hindu Dharmasatra yang dalam
pemberlakuanya menurut beberapa jaman,
1.Manawa Dharmasastra karya Rsi Manu untuk
jaman kerta yuga,
2.Gautama Dharmasastra karya Rsi Gautama
untuk jaman Treta yuga,
3.Samkhalikhita Dharmasatra karya Rsi
Samkhalikhita untuk jaman dwapara yuga
4.Parasara Dharmasastra karya Rsi Parasara
untuk jaman Kaliyuga.
kitab Usana, Kutara manawa,
Sarasamuscaya, agama, adigama,
purwadigama dan berbagai jenis kitab
sasana dan Rajasasana merupakan
bentuk adaptasi dari kitab hukum
dharmasastra
Weda adalah Apuruseyam artinya bahwa
Weda adalah wahyu bukan buatan
manusia, sebagai sumber seluruh kebijakan
hukum.
“ sruti wedo wijneo dharmasastram tu wai
smrtih, te sarwartheswamima myse
tabhyam dharmoni nirbhabhu”
Artinya
Weda adalah Sruti dan Smerti juga
Dharmasastra keduanya tidak boleh
diragukan sebagai sumber dharma/hukum
Manawa Dharmasastra (compedium
hukum Hindu)
Dharmasatra dinyatakan sebagai kitab
undang-undang dimana memuat banyak
aturan dan sanksi, dalam Dharmasastra
terdapat serangkaian materi hukum yang
dijadika pedoman bagi masyarakat Hindu
dalam rangka mencapai tujuan hidup
(purusartha).
Manawadharmasastra tersusun secara
sistematik dan teratur dari bab ke bab yang
secara garis besar terbagi menjadi duabelas
bab/adyaya.Wyawaharapada, memembahas
pokok-pokok hukum pidana dan perdata.
Riandana (ketentuan dalam membayar
hutang), Niksepa (deposito dan perjanjian),
Aswamiwikraya (penjualan barang tak
bertuan), Sambhuya-samuthana (perikatan),
Dattasyanapakarma (ketentuan tentang ibah
dan pemberian), Wetanadana ( hukum tidak
membayar upah), Samwidwyatikarma (hukum
tidak melakukan tugas yang sudah dijanjikan),
Krayawikrayanusaya (pelaksanaan jual-beli),
Swamipalawiwada (perselisihan buruh-
majikan), Simawiwada (perselisihan
perbatasan), Waparusya (penghinaan),
Dandaparusya (penyerangan dan kekerasan),
Steya (tentang pencurian), Sahasa
(kekerasan), Stripudharma (kewajiban
seorang istri), Wibhaga (pembagian
waris),Dyutasamahwya (hukum perjudian dan
pertaruhan).
Pokok-pokok pemikiran dalam kronologi
Hukum Hindu
Bila terjadi perselisihan hukum pada
bidang pidana atau perdata dalam
Dharmasastra penanganya ada pada
raja sebagai yudikatif, yang dalam
pelaksanaanya bisa mengangkat
Brahmana sebagai hakim dalam
peradilan.
Dharma negara dan dharma agama
Dharma Negara adalah pelaksanaan
memenuhi kewajiban sebagai warga
negara berupa ketaatan terhadap aturan-
aturan yang diterapkan oleh negara
terhadap warganya
Dharma Agama adalah pelaksanaan
kewajiban dalam kaitanya kehidupan
beragama ketaatan dalam melaksanakan
ajaran agama mewujudkan prilaku yang
berlandaskan pada kesadaran mora

Anda mungkin juga menyukai