Anda di halaman 1dari 5

CATUR ASRAMA

“WANAPRASTHA”

OLEH :
KELOMPOK 3
X MIPA 3
I GEDE BAGUS PARAMA ARTHA (05)
I GUSTI NGURAH RESTU PAMUNGKAS (07)
I KOMANG KRISNA (10)
I PUTU SURYA DIANA PUTRA (16)
KADEK VISKA EKA MEI DWIPAYANTI (18)
NI KT AYU RACHMA NANDA SAPITRI (28)
PUTU RYANDIKA PUTRA (32)
NI PUTU DIAH NEVA TIRANI (33)

SMA NEGERI 1 BANGLI


Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 36 Bangli 80613 Telp. (0366) 91025
Tahun Ajaran 2017/2018
I. Pengertian Catur Asrama
Catur Asrama terdiri atas dua kata yakni “ Catur”, yang berarti empat dan
“Asrama”, berarti tahapan atau jenjang. Jadi Catur Asrama artinya empat jenjang
kehidupan yang harus dijalani untuk mencapai moksa. Atau catur asrama dapat pula
diartikan sebagai empat lapangan atau tingkatan hidup manusia atas dasar
keharmonisan hidup dimana pada tiap- tiap tingkat kehidupan manusia diwarnai oleh
adanya ciri- ciri tugas kewajiban yang berbeda antara satu masa (asrama) dengan masa
lainnya, tetapi merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan
Bagian – Bagian Catur Asrama
1. Brahmacari Asrama
2. Grhasta Asrama
3. Wanaprasta Asrama
4. Saniasa / Bhiksuka
II. Pengertian Wanaprastha
Wanaprasta terdiri dari dua kata yaitu ”wana” yang artinya pohon, kayu, hutan,
semak belukar dan ”prasta” yang artinya berjalan, berdoa paling depan yang terbaik.
Jadi wanaprasta artinya berada di dalam hutan, menghasingkan diri dalam arti menjauhi
dunia ramai secara perlahan-lahan untuk melepaskan diri yang dimaksud berusaha
membatasi, mengendalikan, mulai mengurangi hawa nafsu diri dari unsur Tri Guna
yaitu sifat Rajas dan Tamas, agar dalam Sattwam kerohaniannya lebih mantap dan
diberkahi oleh Hyang Widhi sebagai tujuannya menjadi lebih dekat.
Pada masa ini dimana seorang sudah lepas dari semua kewajiban duniawi saat
masih di masa Grhasta Asrama atau sudah pensiun dalam masa berumah tangga dengan
segala kewajibannya karena untuk sanjutnya hal itu dilanjutkan oleh keturunan yang
sudah melewati masa Brahmacari Asrama dan sedang dalam masa Grhasta Asrama.
Pada masa Wanaprastha untuk saat ini mungkin tidak harus pegi ke hutan mungkin
lebih pada mengendalikan diri dan melepaskan diri dari ikatan keduniawian, pada masa
ini umur sudah tua dan sudah banyak menjalani dan pengalaman pahit manisnya hidup
dan harus menjadi bijaksana untuk menapak ke masa berikutnya.
Tahapan yang ketiga wanaprstha, tahapan ini merupakan suatu persiapan bagi tahap
akhir yaitu sannyasa. Setelah melepaskan segala kewajiban seorang kepala rumah
tangga, ia harus meninggalkanya menuju hutan atau sebuah tempat terpencil di luar
kota untuk memulai meditasi dalam kesunyian pada masalah spiritual yang lebih tinggi.
Pada masa ini hidupnya diabdikan kepada pengamalan ajaran Dharma. Dalam masa
ini kewajiban kepada keluarga sudah berkurang, melainkan ia mencari dan mendalami
arti hidup yang sebenarnya, aspirasi untuk memperoleh kelepasan/moksa
dipraktekkannya dalam kehidupan sehari- hari.
Dalam masa ini kewajiban kepada keluarga sudah berkurang, melainkan ia mencari
dan mendalami arti hidup yang sebenarnya, aspirasi untuk memperoleh kelepasan/
moksa dipraktekkannya dalam kehidupan sehari- hari.
Kenikmatan dan kepuasan yang bersifat lahiriah sedikit demi sedikit mulai
dikurangi. Pusat perhatian pada jenjang ini adalah mengarah pada kenikmatan rohani
yang bersifat abadi yaitu moksa. Dia tidak terikat lagi dengan artha dan kama. Maksud
dan tujuan hidup wanaprastha adalah untuk mencari ketenangan.
Memang kalau kita memperhatikan istilah wanaprastha berarti hidup
mengasingkan diri hidup ke hutan, tetapi jaman sekarang, menjalankan masa hidup
wanaprastha tak usah pergi ke hutan. Lebih baik ketenangan itu kita cari pada diri
masing-masing. Berbuat baik untuk kepentingan masyarakat, nusa dan bangsa, dengan
menegakkan ajaran ahimsa (tanpa kekerasan).
III. Ciri-ciri Orang Wanaprastha
Adapun ciri-ciri orang yang telah dapat masuki tahap wanaprastha ini yaitu
1. Usia yang sudah lanjut,
2. Mempunyai banyak pengalaman hidup,
3. Mampu mengatasi gelombang pahit getirnya kehidupan,
4. Serta mempunyai kebijaksanan yang dilandasi oleh ajaran agama dan ilmu
pengetahuan,
5. Telah memiliki keturunan atau generasi lanjutan yang sudah mapan dan mampu
hidup mandiri,
6. Setelah anak kita dewasa semua bebas dari tanggungan
7. Serta tidak bergantung lagi pada orang tua baik dibidang ekonomi maupun yang
lainnya.
IV. Manfaat Menjalankan Hidup Wanaprastha
1. Untuk mencapai ketenangan rohani
2. Memanfaatkan sisa-sisa kehidupan di dunia ini untuk mengabdi dan berbuat amal
kebajikan kepada masyarakat umum.
3. Melepaskan segala keterikatan terhadap duniawi
Masa yang baik untuk mulai menempuh hidup sebagai seorang Wanaprastha adalah
setelah berusia kurang lebih 60 tahun ke atas. Karena pada usia seperti itu, anak-
anaknya sudah dapat hidup mandiri.
Bagi seorang pegawai negeri ia sudah pensiun sehingga ia sudah lepas dan bebas
dari tugas dinasnya. Ia dapat menikmati sisa usianya yang sudah senja untuk
ketenangan batinnya, agar dapat berpegang pada ucapan-ucapan yang baik, terutama
mempelajari persiapan-persiapan untuk lepasnya Atma dari tubuh kita yaitu mati.
Mati adalah pasti karena tidak dapat dihindari, hanya waktunya kita tidak tahu
karena itu merupakan kuasa Tuhan. Maka menempuh hidup Wanaprastha bagi setiap
orang tidak sama usianya, karena tingkat sosial ekonomis tiap-tiap orang adalah
berbeda.
V. Kesimpulan
Catur Asrama terdiri atas dua kata yakni “ Catur”, yang berarti empat dan “Asrama”,
berarti tahapan atau jenjang.Jadi Catur Asrama artinya empat jenjang kehidupan yang
harus dijalani untuk mencapai moksa. Ada pun bagian dari catur asrama yaitu :
1. Brahmacari Asrama
2. Grhasta Asrama
3. Wanaprasta Asrama
4. Saniasa / Bhiksuka
Adapun salah satu yang kami bahas yaitu, Wanaprasta terdiri dari dua kata yaitu
”wana” yang artinya pohon, kayu, hutan, semak belukar dan ”prasta” yang artinya
berjalan, berdoa paling depan yang terbaik. Jadi wanaprasta artinya berada di dalam
hutan, menghasingkan diri dalam arti menjauhi dunia ramai secara perlahan-lahan
untuk melepaskan diri yang dimaksud berusaha membatasi, mengendalikan, mulai
mengurangi hawa nafsu diri dari unsur Tri Guna yaitu sifat Rajas dan Tamas, agar
dalam Sattwam kerohaniannya lebih mantap dan diberkahi oleh Hyang Widhi sebagai
tujuannya menjadi lebih dekat. Ada pun ciri – ciri wanaprastha yaitu :
1. Usia yang sudah lanjut,
2. Mempunyai banyak pengalaman hidup,
3. Mampu mengatasi gelombang pahit getirnya kehidupan,
4. Serta mempunyai kebijaksanan yang dilandasi oleh ajaran agama dan ilmu
pengetahuan,
5. Telah memiliki keturunan atau generasi lanjutan yang sudah mapan dan mampu
hidup mandiri,
6. Setelah anak kita dewasa semua bebas dari tanggungan
7. Serta tidak bergantung lagi pada orang tua baik dibidang ekonomi maupun yang
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai