Anda di halaman 1dari 9

MOKSA

SRADDHA
OLEH

A. PENGERTIAN MOKSA
MOKSA BERSAL DARI BAHASA SANSEKERTA
MUC BERARTI MEMBEBASKAN ATAU MELEPASKAN. JADI MOKSA ADALAH
SUATU KELEPASAN ATAU KEBEBASAN. DIMANA KATA MOKSA DPT DISAMAKAN
DENGAN NIRWANA, NISREYASA ATAU KEPARAMARTHAN. MOKSA JUGA BISA DI
KATAKAN NIRGUNA BRAHMAN.
YANG DIMAKSUD DGN KEBEBASAN DALAM MOKSA IALAH TERLEPASNYA
ATMAN DARI IKATAN MAYA, SEHINGGA ATMAN DAPAT MENYATU DENGAN
BRAHMAN
BAGI MANUSIA YG TELAH MENCAPAI MOKSA BERARTI MEREKA TELAH
MENCAPAI ALAM SAT CIT ANANDA. SAT CIT ANANDA BERARTI KEBAHAGIAAN
YANG TERTINGGI. SETIAP MANUSIA BISA MENCAPAI MOKSA APABILA IA DGN
TEKUN MENGIKUTI PETUNJUK AJARAN AGAMA. JLN YG DITUNJUK OLEH AGAMA
UNTUK MENCAPAI MOKSA ADALAH CATUR MARGA YOGA: EMPAT JLN MENUJU
TUHAN ATAU BRAHMAN.
CIRI-CIRI ORANG YG MENCAPAI MOKSA
SETIAP UMAT MANUSIA MAMPU MENCAPAI MOKSA APABILA IA TEKUN
MELAKSANAKAN AJARAN AGAMANYA. DI ANTARA KE EMAT JLN TRSBUT UMAT
BOLEH MELAKSANAKAN SALAH SATUNYA YANG MEREKA MAMPU LAKSANAKAN
SESUAI DGN KONDISI KEHIDUPANNYA.
MOKSSA DAPAT DICAPAI DI DUNIA INI (KETIKA KITA HIDUP) DAN DPT PULA KITA
CAPAI SETELAH HIDUP INI BERAKHIR. ORANG YG DAPAT MEMBEBASKAN
DIRINYA DARI PIKIRAN, INDERA DAN KAMA DARI IKATAN KEDUNIAWIAN DAN
PENGARUH SUKA DUKA, SEDIH DAN SENANG YANG MUNCUL DARI TRI GUNA
MAKA MANUSIA TERSEBUT AKAN DPT MENCAPAI KLEPASAN ITU, SEBAGAI
MANA DISEBUTKAN DLM BHAGAWAD-GITA :

BAGAWAD-GITA
Brahmabhtah prasanntm, na sochati na knkshati, samah sarveshu bhteshu, madbhaktim
labhate param (Bg, XVIII. 54).
Artinya:
setelah menjadi satu dgn Brahman jiwanya tentram, tiada dhuka tiada nafsu-birahi, memandang
semua makhluk insani sama, ia mencapai pengabdian kepada-ku yang tertinggi.
Sattwam sukhe sanjayati, rajah karmani bhrata, jnnam vrtya tu tamah, pramde sanjayaty
uta (Bg, XIV. 9).
Artinya:
Sattwa mengikat seseorang dengan kebahagiaan, rajas dengan kegiatan tetapi tamas, menutupi
budipekerti oh Barata, mengikat dengan kebingungan.
Yad sattve pravrddhe tu, pralayam yti dehabhrit, tado ttamavidm lokan, amaln pratipadyate
(Bhagawad-gita XIV.14).
Artinya:
Apabila sattwa berkuasa dikala penghuni-badan bertemu dengan kemtian maka ia mencapai
dunia suci tempat mereka, para yang mengetahui
Bhakty tv ananyay sakya, aham evamvidho, rjuna, jntum drashtum cha tatvena praveshtum
cha paramtapa (Bhagawad-gita, XI.54).
Artinya:
Tetapi dengan pengabdian jua yang hnya terpusatkan, oh arjuna Aku dapat diketahui juga
sesungguhnya dapat dilihat, Parantapa
Jadi dari kutipan slika di atas renungkanlah didalam kehidupan ini sebab membebaskan diri dari
pengaruh Tri Guna adalah merupakan ussaha yang sangat berat, namun hal itu pasti dapat
dilakukan asalkan kita mendasarkan diri pada disiplin.
Perlu kiranya setiap orang menyadari bahwa tubuh ini adalah suatu alat untuk mendapat kan
moksa. Moksanam sariram sadhanam yang artinya bahwa tubuh ini adalah sebagai alat untuk
mencapai kebahagiaan, kebebasan abadi dan moksa.
B. TINGKATAN MOKSA

DALAM AJARAN AGAMA HINDU ADA DISEBUTKAN BEBERAPA TINGKATANTINGKATAN MOKSA BERDASARKAN KEADAAN ATMA YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN BRAHMAN.
ADAPUN BAGIAN-BAGIANNYA DPT DIJELASKAN SBB:
1.JIWAMUKTI
Tingkatan moksa atau kebahagiaan/kebebasan yg dpt dicapai oleh seseorang semasa hidupnya,
dimana atmannya tidak lagi terpengaruh oleh gejolak indrya dan maya (pengaruh duniawi).
Dimana keadaan atma seperti ini disamakan dengan Samipya dan Sarupya.
Lanjutan
2. Widehamukti
Tingkatan kebebasan yg dpt dicapai oleh seseorang semasa hidupnya, dimana atma telah
meninggalkan badan wadagnya (jasadnya), tetapi roh yg bersangkutan masih kena pengaruh
maya yg tipis. Tingkat keberadaan atma dlm posisi ini disetarakan dgn brahman, namun belum
dpt menyatu dengan-nya, sbg akibat dari pengaruh maya yg masih ada. Widehamukti dpt
disejajarkan dgn salokya.
3. Purnamukti
Tingkat kebebassan yg paling sempurna. Pada tingkat ini posisi atma seseorang keberadaannya
telah menyatu dgn Brahman. Setiap orang dpt mencapai posisi ini, apabila yg bersangkutan
sungguh-sungguh dgn kesadaran dan hati yg suci mau dan mampu melepaskan diri dari
keterikatan maya ini. Posisi Purnamukti dpt disamakan dgn Sayujya.
Berdasarkan pada keadaan tubuh atau lahiriah manusia, tingkatan-tingkatan atma itu dpt
dijabarkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
1.Moksa (meninggalkan mayat tak tahu ajal kematian)
2.Adi Mokssa (meninggalkan mayat, tahu waktu kematian)
3.Parama Moksa (tanpa meninggalkan mayat)
JENIS-JENIS MOKSA:
MENCAPAI [SATYALOKA: ALAM] TUHAN
MOKSA:
BEBAS DARI PAPA =MOHA KEBINGUNGAN, KSAYA PENDERITAAN,
SADWARGA (SADRIPU), DAN SADATATAYI
Secara lebih rinci sesuai dgn uraian di atas tentang keberadaan tingkatan-tingkatan moksa maka
tingkatan-tingkatan moksa dpt dijabarkan lagi menjadi beberapa macam tingkatan.
Moksadptdibedakanmenjadi 4 (empat) jenisyaitu:
1.Samipya

Suatu kebebasan yg dpt dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini. Hal ini dpt
dilakukan oleh para Yogi dan oleh para Maha Rsi. Beliau dlm melakukan Yoga Samadhi dpt
melepaskan unsur-unsur maya, shg beliau dpt mendengarkan wahyu Tuhan. Dlm keadaan yg
demikian itu atman sangat dekat dgn Tuhan.
2. Sarupya (Sadharmya)
suatu kebebasan yg dpt dicapai oleh seseorang di dunia ini, karena kelahirannya, di mana
kedudukan atman merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, sprti halnya Sri Rama dan
Buddha serta Sri Krsna. Walaupun atman telah mengambil suatu perwujudan tertentu, namun ia
tdk terikat oleh segala sesuatu yg ada di dunia ini.
3. Salokya
Suatu kebebasan yg dpt dicapai oleh Atman, dimana Atman itu sendiri telah berada dlm posisi
dan kesadaran yg ssama dgn Tuhan. Dlm keadaan seperti itu dpt dikatakan beliau Atman telah
mencapai tingkatan Dewa yg merupakan manifestasi dari Tuhan itu sendiri.
4. Sayujya
Suatu tingkatan kebebasan yg tertinggi dimana Atman telah dpt bersatu dgn Tuhan Yang Esa.
Dlm keadaan seperti inilah sebutan Brahman Atman Aikyam yg artinya : Atman dan Brahman
sesungguhnya tunggal.
Dalam mewujudkan kebebasan tersebut sangat baik kita merenungkan dan mengamalkan sloka
di bawah ini:
Sloka:
Sribhagavan uvacha: Akasaram brahman paramam svabhavo dhyatmam uchyate,
bhutabhavodbhavakaro visargah karmasamjnitah (Bhagawad-gita. VIII. 3. 129).
Artinya:
Sri bghagawan Bersabdha: Brahman (Tuhan) adalah yang kekal, yang maha tinggi dan adanya
di dalam tiap-tiap badan perseorangan disebut Adhyatman. Karma adalah nama yang diberikan
kepada kekuatan cipta yang menjadikan makhluk hidup.
c. Perbedaan orang yg telah mencapai Jiwa Mukti dgn Kalangan Masyarakat Biasa
Orang yg telah mencapai Jiwan Mukti dlm hidupnya tdk lagi terikat pd gelombang kehidupan di
dunia ini. Bagi orang yg telah mencapai Jiwan Mukti bekerja adalah merupakan pemujaan
kepada Tuhan dan semua hasilnya diserahkan pula kepada Tuhan.
Bagi dirinya berpandangan sama terhadap baik kegagalan maupun keberhasilan, trhdp suka dan
duka, memiliki sifat cinta kasih kpd smua makhluk di dunia ini.

Dalam hubungannya dgn ini hayatilah Sloka dibawah ini:


Sloka:
Manmana bhava madhakto madyayi mam namoskuru mam evai shyasi yuktvai vam atmanam
matparayanah (Bagawad-gita IX. 34 & 157).
Artinya:
Pusatkan pikiranmu pada-ku, berbakti pada-ku, sembahlah Aku sujudlah pada-ku. Setelah
melakukan disiplin pada dirimu sendiri dan Aku sebagai tujuan, engkau akan datang padaku
orang suci yg telah mencapai kesadaran akan dirinya yg sejati adalah seseorang yg telah
mencapai Jiwa Mukti. Ia telah mempersembahkan setiap perbuatannya kepada Tuhan dan dgn
demikian segala perbuatannya akan menjadi ibadah.
Namun bagi masyarakat kebanyakan biasa yg belum mencapai kesadaran jiwa mukti, maka
semua yg dikerjakannya merupakan sesuatu yg masih terikat dgn hasilnya. Mereka menganggap,
semua pekerjaannya dilakukan oleh dirinya, maka itu dirinya masih dipenuhi oleh sifat-sifat
egoisme. Mereka belum menyadari sepenuhnya bahwa semuannya ini ada diliputi oleh
Ketuhanan.
Begitulah perbedaan antara seseorang yg telah mencapai jiwa mukti dgn kalangan masyarakat
biasa yg masih sangat terikat dgn akan duniawi, benda-benda duniawi yg serba ilusi. Hendaknya
diantara mereka dapat saling mengisi, mengasihi, sehingga kehidupan ini berlangsung dengan
damai, tentram, harmonis, saling mengasihi dan saling menyayangi satu dgn yg lainnya.
D. Jalan Menuju Moksa
Tujuan terakhir dan tertinggi yang ingin dicapai oleh umat Hindu adalah Moksa.
Berbagai cara/jalan dilakukan oleh umat Hindu guna mewujudkan tujuan utamanya ini dgn
sembahyang. Dgn sembahyang bathin seseorang menjadi tenang, dgn Dharana (menetapkan
cipta), Dhyana (memusatkan cipta) dan Samadhi (mengheningkan cita), manusai berangguranggur ingin dpt mencapai tujuan hidupnya yg tertinggi yaitu bebas dari segala ikatan
keduniawian.
Empat jalan menuju Tuhan atau pemusatan pikiran kpd Tuhan yg disebut dgn Catur Marga Yoga.
1. BhaktiMarga Yoga
proses atau cara mempersatukan Atman dgn Brahman dgn berlandaskan atas dasar cinta kasih
yg mendalam kpd Tuhan.
Bhakti marga yoga berarti jalan cinta kasih atau persembahan. Cinta kasih yg mendalam adlh
suatu cinta kasih yg bersifat umum dan mendalam yg disebut Maitri.

Bagi seorang Bhakta cinta kasihnya kpd semua ciptaan Tuhan sangat subur dan kasih sayangnya
tanpa batas. Seorang Bhakta akan selalu berusaha melenyapkan kebenciannya kpd semua
makhluk. Sebaliknya ia akan selalu mengembangkan sifat-sifat Catur Paramita yaitu Maitri =
persahabatan/persaudaraan, Karuna = sifat kasih sayang, Mudita = sifat simpati dan peduli kpd
penderitaan orang lain, dan Upeksa = sifat yang arif bijaksana kpd semua ciptaan Tuhan tanpa
membedakan statusnya.
2. Karma Marga Yoga
Jalan atau usaha untuk mencapai kesempurnaan atau moksa dgn perbuatan atau kebajikan
tanpa pamrih. Hal yg paling penting dari Karma Marga Yoga adalah melepaskan semua hasil
kerja dan segala perbuatannya hnya kpd Tuhan. Dlm Bhagawadgita III.19. dinyatakan:
tasmad asaktah satatam karyam karma samacara, asakto hy acaran karma param apnoti
purusah
Artinya:
Oleh karena itu, laksanakan segala kerja sebagai kewajiban tanpa terikat pada hasilnya, sebab
dengan melakukan kegiatan yang bebas dari keterikatan, Orang itu sesungguhnya akan mencapai
yang utama.
Bagi seorang Karmin semua perbuatan yg ia lakukan ia serahkan hasilnya kepada Tuhan, karena
penyerahan hasilnya kepada Tuhan bukan berarti kehilangan, bahkan akan datang balasan
berlipat ganda
Ajaran agama selalu menyarankan kepada umatnya agar menjadi seorang Karma Yogin yang
selalu mendambakan pedoman Rame Inggawe Sepi Ing Pamrih ( banyak melakukan pekerjaan
tanpa menginginkan imbalan atau hasilnya).
3. JnanaMarga Yoga
Jnana artinya kebijaksanaan filsafat (pengetahuan). Yoga berasal dari kata Yuj artinya:
menghubungkan diri. Jnana Marga Yoga artinya mempersatukan jiwatman dgn paramatman yg
dicapai dgn jalan mempelajari ilmu pengetahuan dan filsafat pembebasan diri dari ikatan-ikatan
keduniawian.
Ada tiga hal yg penting dalam menghubungkan diri dgn Tuhan, dlm hal ini kebulatan pikiran,
pembatasan pada kehidupan sendiri, dan keadaan jiwa yg seimbang atau tenang maupun
pandangan yg kokoh, tentram, dan damai.
Ketiga hal tersebut merupakan Dhyana Yoga. Untuk mencapai hal trsbut dgn jln Abhyasa, yaitu
latihan-latihan dan Vairagya, yaitu keadaan tidak mengaktifkan diri.
4. Raja Marga Yoga

Suatu jln mistik (rohani) utk mencapai kelepasan atau Moksa. Dgn Raja Marga Yoga seseorang
lbh cpt utk mencapai Moksa, namun tnantangannya yg dihadapinya punlebih berat, dimana orang
yg mencapai moksa dgn jalan ini diwajibkan mempunyai seorang guru kerohanian yg sempurna.
Adapun tiga jalan pelaksanaan yg ditempuh oleh seorang Raja Yogin, yaitu melakukan Tapa
Brata, Yoga, dan Samadhi.
TapaBerata: merupakan suatu latihan untuk mengendalikan emosi dan nafsu yg ada dlm diri kita
kearah yg positif sesuai dgn petunjuk ajaran kitab suci.
Yoga dan Samadhi: latihan utk dpt menyatukan atman dgn Brahman dgn melakukan meditasi
atau pemusatan pikiran.
Seorang Raja Yoga dpt mencapai moksa dgn melalukan Astangga Yoga Yaitu delapan Tahan
Yoga untuk mencapai Moksa. Astangga Yoga di ajarkan Oleh Rsi Patanjali dlm Bukunya Yoga
Sutra Patanjali.
Astangga Yoga:
1.Yama:
suatu bentuk larangan yg hrs dilakukan oleh seseorang dr segi jasmani, sprti Tidak membunuh
(Ahimsa), berbohong (satya), tidak menginginkan sesuatu yg bukan miliknya (Asteya), pantang
melakukan hubungan seksual (Brahmacari), tidak menerima pemberian orang lain (Aparigraha).
2. Nyama:
Bentuk pengendalian diri yg lebih bersifat rohani, misalnya: Sauca (tetap suci lahir batin),
Santosa (selalu puas dgn apayg datang), Swadhyaya (mempelajari kitab-kitab keagamaan), dan
Iswara Pranidhana (selalu bhakti kepada Tuhan), dan Tapa (tahan uji).
3. Asana:
Sikap duduk yang menyenangkan, teratur, dan disiplin.
4. Pranayama:
Mengatur pernafasan sehingga menjadi sempurna melalui tiga jalan yaitu: (1) Puraka (menarik
napas), (2) Kumbhaka (Menahan nafas), dan (3) Recaka (Mengeluarkan nafas).
5. Pratyahara:
Mengontrol dan mengendalikan semua indrya dari ikatan obyeknya, sehingga orang dapat
melihat hal-hal suci.
6. Dharana:

Usaha-usaha untuk menyatukan pikiran dengan sasaran yang diinginkan, terfokus pada satu
obyek tujuan yaitu Brahman.
7. Dhyana:
pemusatan pikiran yang tenang, tidak tergoyahkan kepada suatu obyek. Dhyana dapat dilakukan
terhadap Ista Dewata.
8. Samadhi:
Penyatuan Atman, sang diri sejati dgn Brahman) bila seseorang melakukan latihan Yoga dgn
teratur dan sungguh-sungguh ia akan dpt menerima getaran-getaran suci / wahyu Tuhan.

Didalam kitab suci Bhagawad-gita dijelaskan hanya orang yogi yg mampu memusatkan
pikirannya pada Tuhan. Hal ini dapat kita lihat dalam sloka Bhagawad-gita sebagai berikut:
Sloka:
Yogiyuhjita satatam atmanam rahasi sthitah, ekaki yata-citatma nirasir aparigrahah
(Bg.VI.10).

Artinya:
seorang yogi harus tetap memusatkan pikirannya (kepada atman yg maha besar) tinggal dlm
kesunyian dan tersendiri, menguasai dirinya sendiri, bebas dari anggan-anggan dan keinginan
untuk memiliki.

Lanjutan
Sloka:
Prasanta-manasam hy enam yoginam sukham uttamam, upaiti santa-rajasam brahma-bhutam
akalmasam (Bg. VI.27).

Artinya:
Karena kebahagiaan tertinggi datang pada yogin yang pikirannya tenang, yang nafsunya tidak
bergolak, yang keadaannya bersih bersatu dengan Tuhan.
Empat jalan yang ditempuh untuk mencapai moksa itu sesungguhnya memiliki kekuatan yang
sama bila dilakukan dengan sungguh-sungguh. Maka setiap orang akan mampu mencapai moksa
walaupun dgn jalan yang berbeda namun tujuannya sama yaitu mencapai Moksa atau bersatunya
atman dengan Brahman. Moksa merupakan tujuan hidup spiritual bukanlah janji hampa
melainkan suatu keyakinan yang berakhir dengan kemyataan. Kenyataan dalam dunia batin
merupakan alam super transendental yang hanya dapat dibuktikan berdasarkan intuisi yang
mendalam.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan tertinggi umat Hindu adalah Moksa. Moksa merupakan
kebebasan, bebas dari ikatan keduniawian, bebas dari kelahiran berulang-ulang dan bersatunya
atman dengan paratman. Moksa berarti ketenangan dan kebahagiaan spiritual yang kekal abadi
(suka tan pewali duka).

SUKSMA
Om Santih, santih, Santih Om

Anda mungkin juga menyukai