INTERNAL
Made Laksmi Sena Hartini, SE.,M.Ak
TEAM FOUR
RYAN ARSANA/05 DIKA SURYAWAN/06
RISIKO KECURANGAN
MANAJEMEN
MANAJEMEN
02 RENCANA PENENTUAN
RISIKO
04
METODE ANALITIS ATAU
KOMBINASI DARI METODE
ANALITIS
KECURANGAN
1. RISIKO KECURANGAN MANAJEMEN
Model risiko yang dapat digunakan oleh auditor internal, maka para penulis menganjurkan penggunaan
prosedur analitis dimana:
Untuk setiap area di atas terdapat risiko-risiko internal Untuk menunjukan laba yang meningkat
dan eksternal yakni : Untuk menghilangkan persepsi pasar
yang negative
1. Kondisi :
3. Tingkah laku
Tidak adanya atau lemahnya control internal
Ketidakjujuran
Tidak adanya atau lemahnya komite audit
Kurangnya perhatian terhadap aturan
Pesatnya pertumbuhan
dan regulasi
Sedikitnya produk-produk utama
Kurangnya komitmen terhadap etika
2. RENCANA PENENTUAN RISIKO
Tujuan Operasional : Hal ini berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi entitas,
temasuk kinerja dan tujuan profitabilitas dan pengamanan sumber daya terhadap
kerugian.
Tujuan Pelaporan Keuangan : Hal ini berkaitan dengan penyajian laporan keuangan
yang handal, termasuk pencegahan pelaporan keuangan public yang mengandung
kecurangan tujuan tujuan tersebut terutama diarahkan oleh persyaaratan persyaratan
eksternal.
Tujuan Ketaatan : Tujuan ini berkaitan dengan ketaatan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku bagi entitas.
3. MANAJEMEN RISIKO DAN TUJUAN TUJUAN PROSES MANAJEMEN RISIKO
Resiko biasanya dipandang negatif, padahal resiko merupakan esensi usaha dan fungsi
jenis usaha.
Fungsi-fungsi ini biasanya menggunakan control untuk menetralkan resiko yang berlebihan
dan mencoba seperangkat parameter risiko ditempatkan pada tingkat dimana aspek positif
melebihi aspek negatifnya.
Akan tetapi di samping penentuan risiko dan membantu kepada manajemen dalam
mengubah risiko menjadi elemen pendapatan institusional auditor harus memperluas
bidang audit agar bisa mencakup kontrol risiko, pendapatan risiko, dan administrasi risiko.
Jadi :
1. Kontrol Risiko:
Mendukung suatu program kontrol risiko dan kerugian secara proaktif.
Memberikan insentif maksimum untuk peran serta dalam program kontrol risiko.
2. Pendanaan Risiko :
Mempertimbangkan semua sumber keuangan yang tersedia.
Mengalokasikan biaya pendanaan risiko di antara unit-unit operasi secara wajar.
3. Administrasi :
Menciptakan dan mempertahankan komitmen manajemen terhadap manajemen risiko.
Menerapkan struktur manajemen risiko yang terdefinisi dengan baik.
TUJUAN TUJUAN PROSES MANAJEMEN RISIKO
1. Manajemen dan dewan komisaris telah menentukan tingkat
risiko yang dapat diterima oleh organisasi termasuk
penerimaan risiko yang dirancang untuk mencapai rencana
strategis organisasi.
2. Aktivitas penghindaran risiko dirancang dan
diimplementasikan untuk mengurangi atau justru mengelola
risiko pada tingkat yang ditentukan dapat diterima oleh
manajemen dan dewan komisaris.
3. Aktivitas-aktivitas pengawasan yang berkelanjutan
dilaksanakan untuk secara periodik menilai ulang risiko dan
efektivitas kontrol untuk mengelola risiko.
4. Risiko yang muncul dari strategi dan aktivitas usaha
diidentifikasi dan diprioritaskan
4. METODE ANALITIS ATAU KOMBINASI DARI METODE
ANALITIS
1. PEMBUATAN BAGAN ALIR
(FLOWCHARTING)
Sebuah metode analisis efisiensi dan
kontrol operasi. Menyajikan grafik dua
dimensi dari sebuah operasi dalam hal
aliran aktifitas melalui proses. Bagan
tersebut memungkinkan untuk
“melihat” operasi, mengidentifikasikan
ketidakefisienan, langkah-langkah yang
terabaikan, dan kelemahan-kelemahan
kontrol.
2. KUESIONER KONTROL INTERNAL
Perangkat komponen merujuk pada analisis komponen- Risiko dan Aktivitas Kontrol
komponen system kontrol. Komponen-komponen tersebut Digunakan untuk menilai tujuan-
adalah:
tujuan khusus, risiko, dan kontrol.
1. Lingkungan Kontrol
2. Penentuan Risiko
3. Aktivitas-aktivitas kontrol
HANDS
SESI