Anda di halaman 1dari 8

RISIKO KECURANGAN MANAJEMEN

Oleh:

Nama NIM

1. Nyoman P. Uttari Candra Dewi 1902622010359


2. Ni Made Sapnawati 1902622010385

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PRODI AKUNTANSI

TAHUN 2021
1.1 Risiko Kecurangan Manajemen
Beberapa penulis menyarankan sebuah struktur tiga elemen yang akan digunakan dalam
proses evaluasi.Ketiga elemen tersebut adalah:
1. Kondisi yang memungkingkan terjadinya kecurangan manajemen.
2. Motivasi yang dapat melandasi terjadinya kecurangan.
3. Tingkah Laku manajemen yang dapat mendorong manajemen untuk melakukan
tindakan kecurangan.
1.2 Membuat Rencana Penentuan Risiko
Pembahasan penentuan risiko oleh COSO menyatakan bahwa tujuan organisasi, sistem
kontrol dan penentuan risiko tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tidak mungin untuk
menentukan risiko jika seseorang tida mengetahui bahayanya. Begitu risiko telah
diidentifikasi, langkah logis selanjutnya adalah membuat sarana untuk mengandalkan risiko
tersebut. Penentuan risiko tercakup dalam definisi control intrnal. Studi COSO adalah
member definisi kontrol internal yang ada saat ini dan diakui secara luas.
Kontrol internal adalah sebuah proses, ayang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas,
manajemne, dan karyawan lainnya, yang dirancang untuk memenuhi keyakinan yang wajar
mengenai pencapaian tujuan pada kategori-kategori berikut:
 Efektivitas dan efisiensi operasi.
 Keandalan pelaporan keuangan.
 Ketaatan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.

Dalam pembahasan mengenai penentuan risiko, studi COSO menyatakan:


Meskipun terdapat beragam tujuan, kategori-kategori umum tertentu dapat ditetapkan:

 Tujuan operasional – Hal ini berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi


operasi entitas, termasuk tujuan dan kinerja profitabilitas dan pengamanan
sumber daya terhadap kerugian. Tujuan-tujuan tersebut bervariasi
berdasarkan pilihan manajemen berdasarkan struktur dan kinerja.
 Tujuan Pelaporan Keuangan – Hal ini berkaitan dengan penyajian laporan
keuangan yang andal, termasuk pencegahan pelaporan keuangan publik yang
mendukung kecurangan. Tujuan-tujuan tersebut terutama diarahkan oleh
pernyataan-pernyataan eksternal.
 Tujuan-tujuan Ketaatan – Tujuan-tujuan ini berkaitan dengan ketaatan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku bagi entitas. Tujuan-tujuan
tersebut tergantung pada faktor-faktor ekternal, seperti peraturan lingkungan,
dan cenderung serupa untuk semua entitas dalam beberapa kasus dan
beberapa entitas.

Definisi dari tujuan-tujuan ini membrikan titik awal untuk penentuan risiko.
Tujuan-tujuan umum tersebut dapat dirinci ke dalam tujuan-tuuan khusus dengan risiko-
risiko yang dapat diidentifikasi. Jika risiko-risiko telah diidentifikasi, berbagai  pilihan
kontrol dapat ditetapkan untuk risiko-risiko tersebut dalam rangka menentukan prosedur
kontrol optimal yang akan diterapkan.

Auditor harus memulai pemeriksaan dengan mengidentifikasi tujuan opersional,


keuangan, dan ketaatan untuk operasi tersebut:

 Untuk menerima semua pembayaran secara tepat waktu (operasional).


 Untuk memastikan kebenaran dokumen yang akan diberikan ke sistem
akuntansi piutang usaha (keuangan).
 Untuk memastikan bahwa kemampuan untuk menegosiasikan jumlah yang
tertera di cek memang telah di setujui (operasional).
 Untuk mencegah cek dari kehilangan atau disalahgunakan (operasional).
 Untuk menyetorkan ke bank secara tepat waktu agar bisa mendapatkan
pendapatan bunga maksimum (operasional).
 Untuk memastikan informasi yang dicatat pada rekening pelanggan akan
menghasilkan catatan kredit yang akurat untuk umur piutang dan sejarah
kredit pelanggan (operasional dan ketaatan).
 Untuk menetapkan akuntabilitas bagi tindakan-tindakan yang sehubungan
dengan penanganan cek untuk menghindari tidak adanya pihak yang
bertanggungjawab ketika terjadi kehilangan atau kecurangan (operasional dan
ketaatan).
 Untuk menyediakan metode pengelolaan dan persetujuan hal-hal yang tidak
sesuai prosedur (operasioan dan keuangan).
 Untuk memberikan pengukuran kinerja bagi unit karyawan di dalamnya untuk
memberikan penghargaan bagi kinerja dengan kualitas yang tinggi dan
memperbaiki kinerja yang memiliki kualitas yang rendah dan tidak dapat
diterima.

Tujuan-tujuan khusus ini digunakan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang


akan menghambat pencapaian tujuan unit tersebut.

1.3 Manajemen Risiko


Selain penentuan risiko dan bantuan kepada manajemen dalam mengubah risiko menjadi
elemen pendapatan institusional, auidtor harus memperluas bidang audit agar bisa mencakup
kontrol risiko, pendanaan risiko, dan administrasi risiko. Jadi:
 Kontrol Risiko:
 Mendukung suatu program kontrol risiko dan kerugian secara proaktif.
 Memberikan insentif maksimum untuk peran serta dalam program kontrol
risiko.
 Memonitor efektivitas kontrol risiko.
 Pendanaan Risiko:
 Mempertimbangkan semua sumber kuangan yang tersedia.
 Mempertahankan proteksi terhadap kerusakan yang mungkin muncul.
 Mengalokasikan biaya pendanaan risiko diantara unit-unit operasi secara
wajar.
 Administrasi:
 Menciptakan dan mempertahankan komitmen manajemen terhadap
manajemen risiko.
 Menerapkan struktur manajemen risiko yang teridentifikasi dengan baik.
 Mengembangkan tujuan tahunan yang ditargetkan dengan jelas.
 Menjaga komunikasi yang baik dengan semua tingkat manajemen yang
terpengaruh.
B. Tujuan-tujuan Proses Manajemen Risiko
Dalam mengevaluasi proses manajemen risiko, auditor internal harus
memformulasikan suatu opini mengenai tingkat kesesuaian antara proses dengan
pencapaian lima tujuan kunci yang tercantum pada Practice Advisory 2110-1, “Penilaian
Kecukupan Proses Manajemen Risiko.” Tujuan-tujuan ini adalah:
 Risiko yang muncul dari startegi dan aktivitas usaha diidentifikasi dan
diprioritaskan.
 Manajemen dan dewan komisaris telah memutuskan tingkat risiko yang dapat
diterima oleh organisasi, termasuk penerimaan risiko yang dirancnag untuk
mencapai rencana strategis organisasi.
 Aktivitas penghindaran risiko dirancang dan diimplementasikan untuk
mengurangi, atau justru mengelola risiko pada tingkat yang ditentukan dapat
diterima oleh manajemen dan dewan komisaris.
 Aktivitas-aktivitas pengawasan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk secara
periodik menilai ulang risiko dan efektivitas kontrol untuk mengelola risiko.
 Dewan komisaris dan manajemen menerima laporan periodik mengenai
proses manajemen risiko. Proses tata kelola organisasi harus memberikan
komunikasi periodik tentang risiko, strategi risiko, dan kontrol untuk pihak-
pihak yang berkepentingan.

1.4 Metode-Metode Analistis


Identifikasi dan penggunaan risiko untuk mengembangkan sebuah struktur kontrol yang
optimal menerapkan suatu metode analitis atau kombinasi dari beberapa metode. Metode-
metode ini adalah sebagai berikut:
 Pembuatan bagan alir, Pembuatan bagan alir (flowcharting ) adalah sebuah
metode analisis efisiensi dan kontrol operasi. Bagan alir adalah penyajian
grafik dua dimensi dari sebuah operasi dalam hal aliran aktivitas melalui
proses. Bagan tersebut memungkinkan untuk “melihat” operasi,
mengidentifikasi ketidakefisienan, langkah-langkah yang terabaikan, dan
kelemahan-kelamahan kontrol. Bagan alir merukan sarana komunikasi yang
bagus antara auditor dan karyawa operasional. Bagaikan sebuah peta jalan
yang merupakan alat komunikasi yang lebih baik dibandingkan sebuah narasi
berisi putaran dan lampu lalu lintas di jalan. Bagan alir juga menawarkan
peluang untuk menajikan secara komparatif suatu gambar mengenai
pendekatan alternatif untuk suatu proses.
 Kuesioner kontrol internal, Kuesioner Kontrol Internal dibahas sebagai
sebuah sarana untuk mendapatkan informasi tentang fungsi yang akan
disurvey dan segera diaudit. Kuesioner kontrol internal (internal control
questionnaire – ICQ) sering digunakan oleh aduitor. Kuisioner ini berbeda
dengan pertanyaan terbuka yang digunakan dalam survey pendahuluan.
Kusioner pertanyaan terbuka menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan jawaban naratif dari responden. Kuesioner seperti ini mencari
informasi untuk memperluas pemahaman auditor. ICQ dimulai dengan
jawaban yang diketahui atau diinginkan dan membutuhkan jawaban “ya” atau
“tidak” disertai komentar. ICQ membutuhkan jawaban yang langsung dan
tepat mengenai ketaatan dengan prosedur-prosedur yang diharapkan. ICQ
digunakan untuk mengevaluasi berkelanjutan atas kontrol yang ada dan dapat
digunakan dalam analisis risiko. ICQ juga biasanya dikembangkan setelah
sebuah aktivitas atau proses telah dianalisis dan dikontrol yang sesuai telah
diterapkan. ICQ merupakan uji ketaatan yang dimaksudkan untuk memastikan
bahwa kontrol masih diterapkan dan bahwa risiko dapat dievaluasi.
 Analisis matriks, Analisis matriks diperkenalkan dalam Kontrol Komputer
dan Audit. Meskipun Metodologi tersebut diperkenankan pada konsep audit
EDP ,analisis matriks tersebut dapat digunakan untuk analiasis control di
aktivitas manapun. Suatu matriks kontrol merupakan alat untuk
membandingkan kontrol dengan risiko guna memastikan bahwa setiap risiko
memiliki ontrol yang layak. Matriks kontrol juga mengakui bahwa kontrol
tertentu dapat memberikan perlindungan untuk lebih dari satu risiko. Sebagai
contoh, sebuah kunci dari melindungi aset dari kemungkinan hilang dengan
membatasi akses. Hal ini juga memberikan akuntabilitas untuk menangani
aset akrena orang yang memegang kunci akan bertanggungjawab jika aset
yang telah diamankan tersebut hilang. Suatu angaran menetapkan tujaun dan
sasaran yang akan dicapai dan menjadi alat ukur kinerja. Anggaran juga
menetapkan otoritas manajer untuk bertindak dalam kendala keuangan berupa
anggaran.
 Metodologi ilustratif COSO, Studi COSO mencakup satu volume berjudul
Evaluation Tools (perangkat evaluasi). Perangkat Evaluasi berisi dua jenis
umum perangkat, yaitu:
a) Perangkat Komponen
Perangkat komponen merujuk pada analisis komponen-
komponen system kontrol. Komponen-komponen tersebut adalah:
o Lingkungan Kontrol
o Penentuan Risiko
o Aktivitas-aktivitas control
o Informasi dam komunikasi
o Pengawasan

Perangkat komponen dirancang untuk mengevaluasi setiap


komponen tersebut dalam struktur entitas. Setiap komponen dapat
dibagi ke dalam hal-hal substantif yang disebut “masalah-masalah
yang menjadi fokus”. Masalah-masalah ini kemudian dirinci kedalam
contoh-contoh aplikasi khusus yang dapat diperiksa dan ditanggapi.

b) Lembar Kerja Penilaian Risisko dan Aktivitas Kontrol

Digunakan untuk menilai tujuan-tujuan khusus, risiko, dan


kontrol. Tata letak lempar kerja tersebut menuntun pembuatnya
melalui proses analitis. Bila analisis tujuan, risiko dan aktivitas kontrol
telah dilakukan, program audit diterapkan bersama-sama untuk
menguji aktivitas kontrol memang diterapkan seperti yang dirancan.
Kesimpulan audit akan menjadi sebuah ukuran kualitas kinerja.

 Metode Courtney, Teknik Courtney melibatkan perhitungan yang


menempatkan nilai uang (dolar, rupiah) ke risiko potensial, dan estimasi
terbuat dari frekuensi yang bersama denagan risiko bisa menciptakan
kesulitan. Jika pendekatan ini digunakan, auditor internal harus berupaya
mencapai kesepakatan dengan manajemen tentang niai-nilai yang diberikan
dan frekuensi yang diestimasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35251749/MODUL_STRATEGI_PENENTUAN_RISIKO_docx

Anda mungkin juga menyukai