Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN PIUTANG
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu Yuli Kurnia Firdausia, S.E., M.Ak.

Disusun Oleh :

Kelompok VI

1. Andy Pratama Pandian (201500079/Manajemen A)


2. Mochamad Ivan Ardhana (201500089/Manajemen A)
3. Ferdianto Saputra (201500076/Manajemen A)

KELAS A
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA (UNIPA)
SURABAYA 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kondisi persaingan yang semakin tajam, akan memaksa perusahaan


untuk berlomba memberikan kemudahan dalam penjualan. Hal ini dapat
dilakukan misalnya dengan mengubah syarat, perusahaan dapat menjual
produknya yang semula dengan cara tunai kemudian diubah dengan cara kredit.
Dengan demikian maka akan timbul piutang, semakin longgar persyaratan yang
diberikan tentunya dengan asumsi langganan tidak mengubah kebiasaan
membayarnya maka akan semakin besar jumlah piutang yang dimiliki.

Masalah piutang ini menjadi begitu penting dalam kaitannya dengan


perusahaan ketika harus menentukan berapa jumlah piutang yang optimal?. Di
samping itu piutang juga harus dikelola dengan efisien. Untuk itu perlu adanya
analisis kredit yang menyangkut laba yang diperoleh dengan beban yang timbul
dengan adanya piutang itu.

Seperti halnya keputusan investasi pada aktiva yang lain, penentuan kebijakan
kredit yang optimal memerlukan perhitungan yang cermat yang menyangkut
tambahan biaya dan tambahan laba pada berbagai kebijakan kredit.

Apabila kita asumsikan bahwa semua faktor relatif konstan seperti kondisi
ekonomi, harga, biaya produksi, biaya iklan, maka kenaikan penjualan akan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Tetapi dilain pihak kenaikan penjualan
kredit tersebut juga akan mengakibatkan kenaikan biaya yang meliputi
opportunity costs tambahan dana untuk investasi pada piutang, tambahan biaya
pengumpulan piutang. Akhirnya perubahan kebijakan kredit yang makin longgar
sering menimbulkan adanya piutang yang tidak dapat ditagih.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi piutang?


2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi piutang usaha?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi terhadap piutang?
4. Apa risiko kerugian yang timbul dari kebijakan piutang?
5. Bagaimana kebijakan pengumpulan piutang dan kredit dalam perusahaan?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk memahami dengan baik mengenai piutang.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi piutang usaha.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi


terhadap piutang.

4. Untuk mengenali risiko kerugian yang timbul dari kebijakan piutang.

5. Untuk mengetahui kebijakan pengumpulan piutang dan kredit dalam


perusahaan.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Piutang

Dalam istilah akuntansi, piutang kerap disebut dengan AR. Istilah ini berasal
dari kata “Account Receiveable”, terjemahan kata piutang dalam bahasa inggris.
Pengertian piutang sendiri bisa diterjemahkan sebagai salah satu jenis dari
transaksi akuntansi yang memiliki pengertian penagihan kepada konsumen yang
telah berutang.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa piutang adalah hak milik kita yang masih ada di
tangan orang atau pihak lain, baik berupa uang atau penjualan yang belum dibayar
lunas.
Pengertian Piutang Menurut para Ahli
 Soemarso (2004:338)
Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-
kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan.
Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk
memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan
barang atau jasa yang dilakukan.
 Wibowo dan Abu Bakar Arif (2005:151)
Piutang adalah klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh
pada masa yang akan datang.
 Rusdi Akbar (2004:199)
Pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain
untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai
akibat kejadian pada masa yang lalu.

 Enny pudjiastuti (2004;117)


Piutang (receivables) merupakan proses penjualan barang hasil produksi secara
kredit.
 Martono dan Harjito (2007 : 95)
Piutang dagang (account receivable) merupakan “tagihan perusahaan kepada
pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan”.
 Warren Reeve dan Fess (2005:404)
Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya,
termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya
 Horne (2005 : 258)
Piutang meliputi jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang
telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit.
 Mohammad Muslich (2003:109)
Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit
yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Usaha


 Volume Barang Yang Dijual Secara Kredit

Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat semakin
memperbesar anggaran dalam piutang usaha dan sebaliknya. semakin besar
piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko dalam piutang.

 Standar Kredit

Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar pula piutang
yang tertanam dan semakin besar resiko kerugian piutang. semakin ketat standar
kredit yang diberikan maka semakin kecil piutang yang dianggarkan dan semakin
kecil risiko kerugian piutang. Standar kredit yang ketat dan ekstrem artinya calon
debitor diseleksi secara ketat.

 Jangka Waktu Kredit


Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang
tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan
volume barang atau jasa yang dijual, di samping juga mengakibatkan piutang
usaha semakin besar.

 Pemberian Potongan

Pemberian potongan harga juga dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam


piutang. Pemberian potongan yang besar akan memperkecil piutang usaha yang
tertanam. Sebaliknya, pemberian potongan yang kecil memperbesar piutang yang
tertanam

 Pembatasan Kredit

Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan kredit dalam arti
kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan
diberikan. Pembatasan kredit juga dapat mempengaruhi besar kecilnya piutang
usaha. Semakin tinggi batasan (plafon) kredit maka semakin besar piutang usaha
yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit maka semakin kecil piutang
yang tertanam.

 Kebijakan Penagihan Piutang

Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang


tertanam. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara
aktif ataupun pasif. Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil
piutang usaha yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif
dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi


Terhadap Piutang
 Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan
lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas.

 Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafon
bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafon yang
ditetapkan bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang
diinvestasikan dalam piutang.

 Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang


secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif
dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut

 Kebiasaan membayar dan para langganan

Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan


menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount, dan ada sebagian lain
yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. Perbedaan cara pembayaran ini
tergantung kepada cara penilaian mereka terhadap mana yang lebih
menguntungkan antara kedua alternatif tersebut.

2.4 Risiko Kerugian Yang Timbul Dari Kebijakan Piutang


 Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang muncul dikarenakan debitur tidak membayar
semua atau sebagian piutang atau tidak membayar secara tepat waktu dan akan
menyebabkan kerugian Perusahaan.

 Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah suatu risiko yang dapat terjadi dimana pendapatan jangka
pendek tidak dapat menutupi pengeluaran jangka pendek.Pada saat ini Perusahaan
berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk
memenuhi komitmen kas, Perusahaan berharap kegiatan operasinya dapat
menghasilkan arus kas masuk yang cukup. Perusahaan memelihara rekening bank
yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

 Risiko Mata Uang Asing

Risiko mata uang merupakan risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang
disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing. Perusahaan secara signifikan
terekpos risiko mata uang asing karena sebagian transaksi Perusahaan dalam mata
uang asing. Untuk meminimalkan risiko ini, Perusahaan selalu berusaha menjaga
aliran kas dengan mengatur waktu pembayaran dengan mempertimbangkan kurs
yang berlaku pada saat akan dilakukan pembayaran, serta merencanakan secara
cermat alokasi penempatan dana dalam mata uang asing, untuk mengantisipasi
perubahan kurs yang signifikan pada sisi liabilitas serta menghindari spekulasi
ambil keuntungan atas penempatan dana dalam mata uang asing.

 Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko suku bunga terdiri dari risiko suku bunga atas nilai wajar, yaitu risiko
fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar,
dan risiko suku bunga atas arus kas, yaitu risiko arus kas di masa datang akan
berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.

 Risiko Harga
Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrument keuangan sebagai akibat
perubahan harga pasar, terlepas dari apakah perubahan tersebut disebabkan oleh
faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor yang
mempengaruhi seluruh instrument yang diperdagangkan di pasar Perusahaan
terkena dampak risiko harga yang terutama diakibatkan oleh pembelian tetes tebu
yang merupakan bahan baku utama. Harga tetes tebu tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain permintaan dan pasokan.

2.5 Kebijakan Pengumpulan Piutang Dan Kredit Dalam


Perusahaan
 Buat Standar Kredit

Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit
yang ditentukan oleh perusahaan. Penetapan standar kredit memerlukan
pengukuran kualitas yaitu probabilitas terjadinya penunggakan oleh pelanggan.

 Tentukan Syarat Kredit

Suatu syarat kredit biasanya akan menetapkan sebuah periode kredit diberikan dan
potongan tunai untuk pelanggan yang melakukan pembayaran lebih awal. Faktor
yang memengaruhi syarat kredit adalah sifat ekonomi produk, kondisi penjual dan
pembeli, periode kredit, potongan tunai, dan juga tingkat bunga bebas risiko.

 Berikan Kebijakan Kredit

Dalam memberikan kebijakan kredit, Anda harus menentukan beberapa keputusan


yang mencakup kualitas jumlah yang diterima, periode kredit, potongan tunai,
persyaratan khusus, dan tingkat pengeluaran untuk pengumpulan utang.

 Lakukan Penagihan Secara Rutin


Jika Anda telah memberikan kredit terhadap pelanggan, yang harus Anda lakukan
selanjutnya adalah melakukan penagihan secara rutin. Anda dapat mengirimkan
pesan melalui telepon, email, atau media lainnya untuk mengingatkan pelanggan
untuk melakukan pembayaran.

BAB 3
PENUTUP

3.1Kesimpulan

Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena
terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang, salah satu jenis transaksi akutansi yang
mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu
perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan
pada konsumen tersebut. Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening
yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang diberikan, discount/potongan
tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal.

3.2Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana


dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan
dan saran bagi pembahasan materi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai