Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

Kepengurusan dan organisasi nahdtul ulama .

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS DALAM MATA KULIAH KE-NU-an

DISUSUN OLEH :

Tata Tobrani (2260202005)

DOSEN PENGAMPU :

Prof Dr H Asassriwarni

PROGRAM SARJANA (S1)

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA (UNU) SUMATERA BARAT

1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami Dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas “ Mata Kuliah Ke- NU-An ” yang diajar oleh Dosen Prof Dr
H Asassriwarni. Makalah ini kami susun dengan sungguh-sungguh. Banyak rintangan yang
kami lewati, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman. Amin.

Padang ,april 2023

Penyusun
Kelompok 5
Kata Pengantar.....................................................................................................I
Daftar Isi.............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN
1.1...........................................................................................Latar Belakang 1
1.2.....................................................................................Rumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur kepengurusan NU.......................................................................3
2.2 Organisasi laznan .....................................................................................4
2.3 Organisasi banom ....................................................................................5
2.4 Organisasi lembaga .................................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1................................................................................................Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nahdlatul Ulama membentuk organisasi yang mempunyai struktur tertentu
dengan fungsi sebagai alat untuk melakukan koordinasi bagi terciptanya tujuan yang
telah ditentukan,baik itu bersifat keagamaan maupun kemayarakatan. Karenapada
dasarnya Nahdlatul Ulama adalah jam'iyyah diniyahyang membawa faham keagaman,
maka Ulama sebagai mataurutan pembawa faham Islam Ahlussunnah wal
Jama'ah,ditetapkan sebagai pengelola, pengendali, pengawas danpembimbing utama
organisasi. Sadang untukmelaksanakan kegiatannya, Nahdlatu Ulama menempatkan
tenaga-tenaga yang sesuai dengan bidangnya guna menanganinya
Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam terbesar dengan
jumlah anggota terbanyak di Indonesia, dan merupakan suatu organisasi yang berbasis
massa di bawah kepemimpinan ulama.Keyakinan yang mendalam terhadap pelbagai
pemikiran, gagasan, konsep di segala hal, serta metode-metode yang diusung NU
diyakini sebagai kunci utama NU untuk dapat eksis dan terus bertahan hingga hari ini.
Untuk memahami NU sebagai jam'iyyah diniyah (organisasi keagamaan)
secara tepat, belumlah cukup dengan melihat dari sudut formal sejak ia lahir. Sebab
jauh sebelum NU lahir dalam bentuk jam'iyyah (organisasi), ia terlebih dahulu ada
dan berwujud jama'ah (community) yang terikat kuat oleh aktivitas sosial keagamaan
yang mempunyai karakteristik tersendiri
Lahirnya jam'iyyah NU tidak ubahnya seperti mewadahi suatu barang yang
sudah ada. Dengan kata lain, wujud NU sebagai organisasi keagamaan itu, hanyalah
sekedar penegasan formal dari mekanisme informal para ulama sepaham, pemegang
teguh salah satu dari empat mazhab: Syafi'i, Maliki, Hanafi, dan Hambali yang sudah
berjalan dan sudah ada jauh sebelum lahirnya jam'iyyah NU. Tujuan didirikannya NU
adalah memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam
Ahlusunnah wal jamaah yang menganut salah satu dari mazhab empat, dan
mempersatukan langkah para ulama dan pengikut-pengikutnya serta melakukan
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat,
kemajuan bangsa dan ketinggian harkat serta martabat manusia. Dan untuk
mewujudkan tujuan tersebut, maka NU melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Di bidang agama mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang
menganut faham Ahlusunnah Wal Jamaah dan menurut salah satu mazhab empat
dalam masyarakat dengan melaksanakan dakwah Islamiyah dan Amar Ma'ruf Nahi
Munkar.
2. Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan
terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan
kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat agar menjadi
muslim yang taqwa dan berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil serta
berguna bagi agama, bangsa dan negara.
3. Di bidang sosial, mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi untuk
pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil pembangunan, dengan
pengutamakan tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan
4. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak
guna terwujudnya Khaira Ummah.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana struktur kepengurusan NU ?


b. Bagaimana kepengurusan laznan ,banom dan lemaga ?
c. Siapa saja yang pernah memangku kepengurusan dalam NU ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR KEPENGURUSAN NAHDLATUL ULAMA (NU)


Struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama ada 3 yaitu struktur organisasi Lajnah, Banom, dan
Lembaga.
2.1.1 Struktur organisasi Nahdlatul Ulama
a.       PBNU ( Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ) beralamat di Jl. Kramat Raya 164
Jakarta
b.      PWNU ( Pengurus Nahdlatul Ulama )
untuk tingkat provinsi, Jawa Tengah beralamat di Jl. Dokter cipto 180 Semarang
c.       PCNU ( Pengurus Cabang Nahdlotul Ulama )
Pengurus ini untuk tingkat Kabupaten/Kota dan PCINU (Pengurus Cabang
Istimewa Nahdlatul Ulama ) untuk berkedudukan di luas negeri
d.      MWC NU ( Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama )
Pengurus ini untuk tingkat kecamatan
e.       Ranting
Untuk kelurahan Nahdlatul Ulama
2.2.1 Struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama

a. Mustasyar ( Penasehat )
b. Mustasyar adalah lembaga penasehat Nahdlatul Ulama terdiri dari beberapa
orang kiai sepuh yang diberi kewenangan untuk member masukan, nasehat-
nasehat kepada pengurus bila diperlukan.

c. Syuriah
d. Syuriah adalah pemimpin tertinggi dalam jamiah Nahdlatul Ulama yang terdiri
dari ulama pilihan yang bertugas sebagai  Pembina, Pengendali, Pengawas,
dan Penentu dalam kebijakan Nahdlatul Ulama.

e. Struktur kepengurusan ditingkat pengurus besar:


1. Rais Aam
2. Wakil Rais Aam
3. Beberapa Rais Aam
4. Khatib Aam
5. A’wam
Para Rais Syuriah dari masa kemasa:
1. Hadratus Syariah K.H. M. Hasyim asy’ari (1926-1947)
2. K.H. A. Wahab Hasbullah (1947-1971)
3. K.H. Bisri Syamsuri (1947-1981)
4. K.H. Ali Maksum (1982-1984)
5. K.H. Ahmad Siddiq (1984-1991)
6. K.H. Ilyas Ruhiyat / PJS Rois ‘Aam (1992-1994)
7. K.H. Ilyas Ruhiyat (1994-1999)
8. K.H. M.A. Sahal Mahfudz (1999-sekarang)

Susunan pengurus PBNU yang tahun 1926


Syuriah
Rois akbar                   : K.H. Hasyim asy’ari  (Jombang)
Wakil Rois Akbar       : K.H. Dahlan Ahyat ( Kebondalem, Surabaya )
Khotib Tsani               : K.H. Abdul khalim ( Cirebon )
A’wan                         : K.H. Mas Alwi Abdul Aziz ( Surabaya )
                                      K.H. Ridwan Abdullah ( Surabaya )
                                      K.H. Said ( Surabaya )
                                      K.H. Bisri Syansuri ( Jombang )
                                      K.H. Abdullah Ubaid ( Surabaya )
                                      K.H. Nahrowi ( Malang )
                                      K.H. Amin ( Surabaya )
                                      K.H. Masykuri ( Lesem )
                                      K.H. Nahrawi ( Surabaya )
Mustasyar                    : K.H. R. Asnawi ( Kudus )
                                      K.H. Ridwan ( Semarang )
                                    : K.H. Masnawi ( Sidogiri, Pasuruan )
                                      K.H. Doro Muntoha ( Bangkalan )
                                     Syaikh Ahmad Ghonaim al-Misri ( Mesir )
                                     K.H. R. Hambali ( Kudus )
f. Tanfidziah
Tanfidziah adalah pelaksana kebijakan suriyah.
Struktur kepengurusan tanfidziyah ditingkat pengurus besar adalah:
1.      Ketua Umum
2.      Beberapa Ketua
3.      Sekretaris Jendral
4.      Beberapa Wakil Sekretaris jendral
5.      Bendahara
6.      Beberapa Wakil Bendahara
Para ketua umum tanfidziyah dari masa kemasa:
1.      H. Hasan Dipo (1926-1929)
2.      K.H. Achmad  Nor (1929-1944)
3.      K.H. Mahfudz Siddiq (1937-1944)
4.      K.H. Nahrowi Tohir (1944-1951)
5.      K.H. A. Wahid Hasyim (1952-1953)
6.      K.H. M. Dahlan (1953-1956)
7.      DR. K.H. Idam Kholid (1956-1984)
8.      K.H. Abdurrohman Wahid (1984-1999)
9.      K.H. A. Hasyim muzadi (1999-Sekarang)
10.  K.H. Said Aqil Aradj ( Sekarang )
2.2 Struktur organisasi Lajnan, Banom dan Lembaga
2.2.1 Organisasi lajnan
a.       PP (Pemimpin Pusat )
Untuk tingkat pusat. Puncak pemimpin berada di Ibu Kota Negara (Jakarta).
b.      PW ( Pemimpin Wilayah )
Untuk tingkat provinsi.
c.       PC ( Pemimpin Cabang )
Untuk tingkat Kabupaten / kota madya.
d.      MWC ( Pimpinan Anak Cabang )
Untuk tingkat kecamatan.
e.       PR ( Pimpinan Ranting )
Untuk tingkat kelurahan / Desa dan Komisariat untuk kepengurusan disuatu tempat
tertentu.
2.2.2 Banom
Banom adalah perangkat organisasi yang berfungsi melaksanakan kebijakan yang
berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu, beranggotakan perorangan.
Nahdlatul Ulama mempunyai anggota 10 banom:
1.      Jamiah ahli Thoriqoh al Muktabaroh An-Nahdliyah, yang bertugas melaksanakan
kebijakan pada pengikut thoriqot yang muktabar di lingkungan Nahdlatul Ulama,
serta membina dan mengembangkan seni Hadrah.
2.      Jamiah Qurra Wal Huffadz ( JQH ), bertugas melaksanakan kebijakan pada
kelompok Qori/Qoriah dan hafidzah.
3.      Muslimat, melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan Nahdlatul Ulama
4.      Fatayat, melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan Nahdlatul Ulama usia
maksimal 45 tahun.
5.      Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor), melaksanakan kebijakan pada anggota
pemuda Nahdlatul Ulama. GP Anshor menaungi Banser (Barisan Anshor Serbaguna)
yang menjadi salah satu unit bidang garapannya.
6.      Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), melaksanakan kebijakan pelajar dan santri
laki-laki. IPNU menaungi CBP (Corp Brigade Pembangunan) semacam satgas
khusus.
7.      Ikatan Pelajar Perempuan Nahdlatul Ulama (IPPNU), melaksanakan kebijakan pada
pelajar santri perempuan.
8.      Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), melaksanakan kebijakan pada kelompok
sarjana dan kaum intelektual.
9.      Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), melaksanakan kebijakan pada
bidang kesejahteraan dan pengembangan ketenagaan.
10.  Ikatan Pencak Silat Nahdhatul Ulama Pagar Nusa, melaksanakan kebijakan pada
pengembangan seni bela diri.
2.2.3 Lembaga
Lembaga perangkat depertemen organiasasi yang berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan, berkaitan dengan suatu bidang tertentu.
Nahdlatul Ulama mempunyai 14 lembaga, yaitu:
1.      Lembaga Dakwah (LDNU), melaksanakan kebijakan dibidang dakwah agama islam
yang menganut faham ahlusunnah waljamaah.
2.      Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama, melaksanakan kebijakan dibidang
pendidikan dan pengajaran formal.
3.      Robithoh Ma’ahid al Islamiyah (RMI), melaksanakan kebijakan dibidang
pengembangan pondok.
4.      Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), melaksanakan kebijakan
dibidang pengembangan perekonomian.
5.      Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU), melaksanakan
kebijakan dibidang pengembangan pertanian, lingkungan hidup dan eksplorasi
kelautan.
6.      Lembaga Keslamatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), melaksanakan
kebijakan dibidang kesejah teraan keluarga, sosial, dan kependudukan.
7.      Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Laspesdam),
melaksanakan kebijakan dibidang pengkajian dan pengembangan Sumber Daya
Manusia.
8.      Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul ulama (LPBHNU),
melaksanakan penyuluhan dan pemberian bantuan hukum.
9.      Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi), melaksanakan kebijakan
dibidang pengembangan seni budaya.
10.  Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), bertugas
menghimpun, mengelola, dan mentasharufkan zakat, infak, dan sedekah.
11.  Lembaga Pertahanan dan Wakaf Nahdlatul Ulama (LPWNU), mengurus, mengelola
serta mengembangkan tanah dan bangunan serta harta benda wakaf lainnya milik
Nahdlatul Ulama.
12.  Lembaga Bahtsul masail (LBM), membahas dan memecahkan masalah-masalah yang
memerlukan kepastian hukum.
13.  Lembaga Takmir Masjid Indonesia (LTMI), melaksanakan kebijakan dibidang
pengembangan dan pemberdayaan masjid.
14.  Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama(LPKNU), melaksanakan kebijakan
dibidang kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Struktur dalam kepengurusan organisasi sebesar nahdatul ulama sudah sangatlah komplit
karena susunannannya terstruktur dari pusat sampai kepaling bawah .dan kepengurusan
nahdtul ulama berkembang dari awal didirikan sampai sekarang . Dari materi yang sudah
disampaikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Nahdlatul ulama sebagai jamiyah
diniyah adalah wadah para ulama dan pengikut-pengikutnya dengan tujuan memelihara
memelihara mengembangkandan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnah
wal jamaah.NU sebagai oraganisasi masyarakat terbesar diIndonesia telah
memainkan peranan yang penting dalam kemerdekaan dan perkbaangan bangsa dan
agama. Sebagai oraganisasi yang bergerak dalam bidang social, pendidikanm dan dakwah
Islamiyah, NUtelah memberikan banyak perubahan dan kemajuan. Semangat NU"aman
dahulu hinggasekarang seharusnya harus tetap tumbuh sehingga dapat terus
mewujudkan apa yangtelah di cita-citakan oleh sang pendiri kh. hasyim As’ari.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muchit Muzadi, K.H, NU dalam Perspektif Sejarah dan Ajaran, Surabaya: Khalista,
2006
Abdurrahman, A Imam Jalaludin bin Abi Bakri As-Suyuti, Al-Jamius Shaghir, Darul Qalam,
1996
Abdurrah, Al-Juzairy, Kitab Fiqih ’ala Muzaibul Arba’ah, Mesir: Al-Maktabah Attijayah Al-
Kubra, 1969
http:// www.tugas63.com

Anda mungkin juga menyukai