Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM (PAI)
MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur Mata Pelajaran PAI (Pendidikan
Agama Islam)

Oleh :
Muhammad Naufal Fakhriy
Kelas :
XI IPS 5

SMA NEGERI 5 KOTA SUKABUMI


JL. SARASA BLOK LOASARI NO.1 SUKABUMI, Limusnunggal, Kec. Cibeureum, Kota
Sukabumi Prov. Jawa Bara
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke khadirat Allah swt, karena atas rahmat dan karunianya
makalah yang berjudul “Membiasakan Perilaku Terpuji” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini menjadi bahan materi yang di peruntukkan bagi siswa SMA kelas XII
untuk mata pelajaran pendidikan agama islam. Makalah ini dibuat sebagai upaya penyelesaian
tugas mandiri yang telah di berikan oleh guru pengajar sekaligus menjadi menjadi bahan
materi yang dapat dipelajari oleh siswa-siswi. Dan dibuatnya makalah ini, memberikan
pemahaman dan sebagai analisis tentunya saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.
Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, tak lupa
saran dan kritik dari pembaca terhadap makalah ini selalu saya harapkan.

Sukabumi, Juli 2019


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persatuan dan Kerukunan
2.2 Menjaga Persatuan dan Kerukunan
2.3 Penerapan Perilaku
2.4 Nilai Positif Persatuan dan Kesatuan
2.5 Perilaku Terpuji Persatuan dan kesatuan
2.6 Perilaku Persatuan dan Kerukunan dalam Kehidupan Sehari-hari
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengertian akhlak itu bermacam-macam pendapat. Akhlak pada umumnya
menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak itu sangat penting bagi
manusia. Akhlak manusia itu ada dua, yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang buruk.
Akhlak merupakan kehendak manusia dan sumber akhlak pun bermacam-macam. Untuk
meraih kesempurnaan akhlak, seseorang harus melatih diri dan membiasakannya dalam
kehidupan sehari-hari. Seseorang harus melatih diri dan membiasakan diri berfikir dan
berkehendak baik. Akhlak seseorang bukanlah tindakan yang direncankan pada saat-saat
tertentu saja. Akhlak juga merupakan keutuhan kehendak dan perbuatan yang melekat pada
seseorang yang akan tampak pada perilakunya sehari-hari.
Akhlak juga memiliki istilah lain yaitu etika, moral dan kesusilaan. Akhlak itu
tersumber dari agama dan dari bukan agama. Akhlak bagi manusia itu sangatlah penting,
karena sifat seseorang itu akan terlihat dari akhlaknya. Banyak manfaat yang didapat dari
ilmu tentang akhlak. Kerukunan adalah adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan
antar semua orang walaupun mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan golongan.
Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya ada
ketidakkerukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama
dengan damai serta tenteram (berhubungan dengan Pancasila sila 1 yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Akhlak Persatuan dan Kerukunan?
2. Bagaimana penerapan Akhlak Persatuan dan Kerukunan dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa nilai positif dari Akhlak Persatuan dan Kerukunan?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Akhlak Persatuan dan Kerukunan.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Akhlak Persatuan dan Kerukunan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Untuk mengetahui nilai positif dari Akhlak Persatuan dan Kerukunan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan


a. Pengertian Persatuan
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, arti persatuan adalah gabungan yang
terdiri atas bagian yang telah bersatu. Umat islam, kususnya di Indonesia hidup rukun
dan damai, maka Insyaallah persatuan bangsa Indonesia akan dapat terwujud.
b. Pengertian Kerukunan
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, kata dasar kerukunan adalah rukun
yang artinya hubungan persahabatan, damai dan tidak saling berselisih. Oleh karena
itu tugas pemimpin didalam pemerintah antara lain adalah berusaha menciptakan
kerukunan hidup beragama.
Dengan demikian persatuan dan kerukunan merupakan gabungan dari berbagai
macam unsur yang berbeda yang diikat menjadi satu ikatan yang menyatu yang lebih
mengutamakan aspek kesamaan dibandingkan perbedaan. Dengan kata lain berbicara
persatuan dan kerukunan berarti lebih banyak berbicara kesamaan dan
mengesampingkan perbedaan.
Persatuan kan kerukunan merupakan aspek penting kehidupan. Rasulullah
yang mampu menyatukan kaum anshar dan muhajirin yang memiliki latar bekajang
perbedaan baik secara sosial, politik, geografis maupun secara budaya. Secara
perbedaan itu beliau ikat dalam ikatan keimanan yang ternyata jauh lebih kokoh dan
abadi dibandingkan dengan ikatan-ikatan primordialisme (dasar) yang lainnya. Bahkan
jauh lebih kuat dibandingkan ikatan darah sekalipun. Ikatan keimanan ini kemudian
tumbuh menjadi ukhuwah islamiyah yang sebuah istilah menunjukkan persaudaraan
antara sesama muslim diseluruh dunia tanpa melihat perbedaan warna kulit, bahasa,
suku, bangsa dan kewarganegaraan.

2.2 Menjaga Persatuan dan Kerukunan


a. Cara menjaga persatuan dan kerukunan
Menurut yunahar ilyas agar persatuan dan kerukunan dapat tegak dan kokoh
diperlukan empat panyangga penting yaitu:
Ta’aruf, artinya saling mengenal baik secara fisik, latar belakang pendidikan,
budaya, keagamaan termasuk ta’aruf pemikiran, ide-ide, cita-cita dan ta’aruf problem
kehidupan yang dihadapi.
Tafahum, artinya memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelamahan
masing-masing sehingga segala macam bentuk kesalahpahaman dapat dihindari.
Ta’wun, artinya saling tolong menolong yaitu yang kuat menolong yang lemah,
yang kaya menolong yang miskin dan sebagainya.
Takaful artinya saling memberikan jaminan sehingga menimbulkan rasa aman.
Dengan adanya saling memberikan jaminan maka tidak ada kekhawatiran dan
kecemasan antar sesama.

b. Perbuatan yang merusak persatuan dan Kerukunan


Agar persatuan dan kesatuan tetap utuh maka kita harus menghindari perbuatan
yang dapat merusak persatuan dan kesatuan sebagaimana yang Allah jelaskan dalam Al-
Qur’an (Q.S. Al Hujarat:12)

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),


karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Dari ayat diatas apa yang menyebabkan runtuhnya persatuan dan kerukunan?
1. Memperolok-olok orang lain baik laki-laki maupun perempuan.
2. Mencaci orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan.
3. Memanggil orang lain dengan gelar-gelar yang tidak disukai.
4. Berburuk sangka.
5. Mencari kesalahan orang lain.
6. Menggunjing
2.3 Penerapan Perilaku
a. Selalu bertutur kata yang santun dan menghindari perkataan yang menyakitkan orang
lain.
b. Karena tersenyum karena hal tersebut termasuk sedekah dan dapat melembutkan hati
seseorang
c. Tidak suka membuka aib orang lain dan selalu berusaha mendamaikan persengketaan
d. Mampu menghindari diri dari hasutan dan usaha untuk mengadu domba dan
bermusuhan.
e. Bersikap ikhlas bila membantu orang yang membutuhkan.
f. Tidak membeda-bedakan pergaulan atas dasar status sosial atau kekayaan, akan tetapi
bergaul dengan orang yang saleh dan bertakwa serta memiliki ilmu pengetahuan yang
luas.
g. Tidak suka berburuk sangka atau menuduh orang lain karena akan menimbulkan
perasaan sakit hati. Akan tetapi apabila terjadi sebaliknya terhadap diri kita, maka
maafkanlah dan do’akan agar mereka menyadari kesalahannya.

2.4 Nilai Positif Sikap Persatuan dan Kerukunan


Mengandung manfaat atau hikmah yang cukup besar bagi setiap orang yang
mengamal kanny, antara lain:
a. Persatuan dan kerukunan umat merupakan awal dan fondasi terjalin nya
ukhuwah dalam masyarakat.
b. Memperkukuh persatuan dan kesatuan yang menjadi syarat mutlak untuk
mencapai cita-cita yang tinggi dan mulia.
c. Memudahkan seseorang untuk mengais rezeki, sebab dengan sikap ini akan
menjadikan kehidupan tenang serta membangun kerjasama dan merentas
jalan untuk memperoleh rezeki.
d. Menimbulkan ketentraman dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat.
e. Menjadi pilar utama untuk memberdayakan potensi dan membangun
masyarakat kearah yang lebih maju dan berperadaban.
f. Menjadi tolak ukur solidaritas kemanusiaan yang akan mengantar kan kea
rah kesejehteraan kehidupan dalam bermasyarakat.
g. Memiliki dampak bagi terciptanya masyarakat yang beradab dan sebagai
sarana mendapat rahmat Allah.
2.5 Perilaku Terpuji Persatuan dan Kerukunan
Persatuan dan kerukunan sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat,
sebab terciptanya persatuan dan kerukunan dalam suatu negara akan menjadikan rakyat
nyaman dan tenteram dalam bekerja, menuntut ilmu, melaksanakan ajaran agama,
melaksanakan pembangunan dan lain sebagaianya. Agama Islam mengajarkan kepada
umatnya untuk membina persatuan dan kerukunan. Firman Allah :
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S.Al
Hujurot{49}:13).
`Ayat tersebut menegaskan bahwa manfaat diciptakan manusia dengan berbeda-beda
suku, bangsa adalah supaya saling mengenal dan memberi manfaat satu dengan yang
lannya.
Pada ayat lain Allah melarang hamba-Nya saling mengolok-olok kaum satu dengan yang
lainnya
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan
pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik… “( Q.S. Al hujurot {49} : 11 )

2.6 Perilaku Persatuan dan Kerukunan dalam Kehidupan Sehari-hari


Penerapan perilaku persatuan dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Kerukunan Umat Seagama
Rasulullah Muhammad SAW diutus oleh Allah bukan hanya untuk bangsa
arab saja, melainkan untuk seluruh manusia dan menjadi rahmat bagi seluruh
alam. Firman Allah :
“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu
semua” (Q.S. Al A’rof {7} : 158 )
Dalam perkembanganya, agama Islam diterima oleh masyarakat yang berbeda
suku, bangsa dan budaya. perberbedaan pengetauan dan pemahaman masing-
masing suku dan bangsa, mendorong munculnya beberapa aliran dalam
agama. Dalam bidang figh terdapat empat madzhab yang sangat populer yaitu
; madzab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Keempat madzhab tersebut
masing-masing mempunyai banyak pengikutnya, termasuk bangsa Indonesia.
Dalam aqidah terdapat aliran Jabariyah, qodariyah dan Asy’ariyah, dalam
organisasi kemasyarakatan Islam ada Nahdlotul Ulama’, Muhamadiyah, Persis
dan lain sebagainya. Perbedaan paham tersebut adalah merupakan dinamika
umat Islam, sehingga islam benar-benar menjadi rahmatan lil ’alamin.
Perbedaan paham bukan menjadi penyebab permusuhan dan perpecahan umat.
Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya “ perbedaan pendapat pada
umat-Ku hendaknya menjadi rahmat”. Dan Allah SWT berfirman :
“ Sesungguhnya (agama Tauhid) Ini adalah agama kamu semua; agama yang
satu dan Aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku.” ( Q.S. Al Anbiya’
{21} : 92 ).
2. Kerukunan Antar Umat Beragama
Toleransi antar umat beragama telah diajarkan dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW kepada para shahabat dan seluruh umat-Nya. Misalnya pada
masa selesai perang badar, pasukan muslim telah berhasil menawan pasukan
kafir, banyak para shahabat yang menginginkan tawanan tersebut dibunuh,
namun kebijakan Rasul berbeda justru Rasul meminta agar tawanan-tawanan
perang itu dibebaskan
Agama Islam membolehkan umatnya untuk berhubungan dengan pemeluk
agama lain, bahkan toleransi antar umat beragama sangat dianjurkan oleh
Rosulullah SAW. Batasan toleransi antar umat beragama yang dianjarkan oleh
Rosul SAW adalah dalam batasan mu’amalah, yaitu hubungan kerjasama
dalam hal kemanusiaan. Sedangkan toleransi yang menyangkut dalam hal
ibadah dan aqidah Islam secara tegas melarangnya. Firman Allah:
Artinya :
1) Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4) Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5) Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku
sembah.
6) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Q.S. Al Kafirun {109} :
1 – 6 ).
3. Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah
Menurut istilah agamaIslam pemerinth disebut ulil amri (yang memiliki
kekuasaan atau mengurusi). Menurut ahli tafsir ulil amri adalah orang-orang
yang memegang kekuasaan diantara mereka (umat Islam), yang meliputi
pemerintah penguasa, alim ulama dan pemimpin lainnya.
Islam mengajarkan kepada umatnya, bahwa mentaati pemerintah nilainya
sama dengan mentaati Allah dan Rasulnya. Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),
dan ulil amri di antara kamu……” (Q.S. An Nisa’ {4} : 59).
Ayat tersebut mewajibkan setiap umat Islam wajib patuh kepada
pemerintah, patuh pada peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh
pemerinatah, selama peraturan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran
agama. Tetapi jika terdapat peraturan yang tidak sejalan dengan prinsip ajaran
agama, umat Islam wajib mengingatkan dengan cara-cara yang baik dan
bijaksana.
4. Hikmah persatuan dan kerukunan
a. Hidup menjadi damai dan sejahtera
b. Menambahkan sikap saling menghormati dan menghargai
c. Tumbuh rasa aman dalam diri setiap orang karena tidak memiliki
musuh
d. Mendorong kemajuan masyarakat
e. Dengan persatuan dan kesaatuan bangsa menjadi kuat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku terpuji merupakan perilaku yang disukai Allah SWT, untuk dapat
menjalankan perilaku terpuji kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
dan ikhlas menjalaninya semata-mata karena Allah SWT. Siapa mereka yang
mengingikan hidup bahagia dunia-akhirat harus bisa berperilaku terpuji.
Jadi dari penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita
berikan kesimpulan akhlak tersebut merupakan sutu bentuk atau cerminan yang
tertatanam dalam diri seseorang dan hal tersebut terealisasi dalam kehidupannya
sehari – hari.
3.2 Saran
Dari pembahasan yang telah saya sajikan diatas,saya berharap mudah –
mudahan setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji ini, agar bisa di
jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan baik
berhubungan dengan Allah atau bergaul antar sesama manusia, saya berharap kepada
segenap pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus kepada
materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi mari kita sama –
sama aktif dalam mencari buku – buku dan sumber lainnya yang membahas masalah
akhlak terpuji ini secara mendalam, sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita
mengenai pembahasan akhlak terpuji tersebut.

Anda mungkin juga menyukai