Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENELITIAN SEJARAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu :
Ramandha Rudwi, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Abdurrahmat sy. NIM 180977


Aris Widianto NIM 180967
Ayu Ningsih NIM 180974
Dwi Rachma Sari NIM 180973

JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIDIKAN ISLAM
STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah


menganugrahkan keimanan, keislaman, kesehatan dan kesempatan sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah dengan Judul
“Penelitian Sejarah” ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Metode
Penelitian.
Penyusunan makalah ini tak lepas dari campur tangan berbagai pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal. Oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Meski demikian, penulis meyakini masih banyak yang perlu diperbaiki
dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi sumber, pembahasaan, tata bahasa,
dan bahkan tanda baca. Sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca
sekalian sebagai bahan evaluasi penulis.
Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan
menarik bagi pembaca.

Bintan, 26 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Metode Penelitian Sejarah..........................................................3
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sejarah.....................................................4
C. Sumber Data Penelitian Sejarah....................................................................5
D. Jenis-Jenis Penelitian Sejarah.......................................................................8
E. Langkah-langkah Penelitian Sejarah...........................................................10
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata syajara
dansyajarah.Syajara berarti terjadi dan syajarah berarti pohon yang kemudian
diartikan silsilah. Arti harfiah syajarah melahirkan sejarah dalam pengertian
sempit, yaitu silsilah, asal-usul atau riwayat.Pada awal perkembangan
pengetahuan, sejarah dalam pengertian sempit itulah yang dipahami secara
umum oleh masyarakat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
pengertian sejarah pun mengalami perkembangan. Hasil sejarah tersebut,
meninggalkan suatu bentuk peninggalan budaya bangsa. Peninggalan tersebut
berupa tulisan, simbol, ornamen, bangunan-bangunan bersejarah dan
sebagainya, sehingga peninggalan tersebut dapat dinikmati dan dikenal secara
nyata nilai budayanya oleh generasi-generasi penerus bangsa.
Semakin luasnya pengetahuan mengenai ilmu sejarah ini, diharapkan
dapat membuka wawasan kita mengenai metode penelitian sejarah secara
spesifik dan lebih mendalam. Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua
pihak yang peduli terhadap konsep penelitian ilmu sejarah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode penelitian sejarah?
2. Apa tujuan dan kegunaan metode penelitian sejarah?
3. Apa saja sumber data penelitian sejarah?
4. Apa saja jenis-jenis penelitian sejarah?
5. Bagaimana langkah-langkah penelitian sejarah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari metode penelitian sejarah.
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dan kegunaan metode penelitian sejarah.
3. Untuk dapat mengetahui sumber data penelitian sejarah.
4. Untuk dapat mengetahui jenis-jenis penelitian sejarah.
5. Untuk dapat mengetahui langkah-langkah penelitian sejarah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian Sejarah


Sejarah merupakan pengetahuan fakta masa lampau yang tersisematisasi
dan terbukti kebenarannya secara ilmiah. Adapun pengertian metode penelitian
sejarah menurut beberapa para ahli sebagai berikut:
1. Winarno Surakhmad (1994: 132) mengemukakan bahwa metode penelitian
sejarah merupakan penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan
yang ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Secara lebih spesifik, ia
mengungkapkan bahwa metode sejarah ialah sebuah proses yang meliputi
pengumpulan dan penafsiran gejala, peristiwa ataupun gagasan yang timbul
dimasa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha
untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah, malahan juga dapat berguna
untuk memahami sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan
datang.
2. Sementara menurut M. Nazir (1988: 56), metode penelitian sejarah
merupakan usaha untuk memberikan interpretasi dari bagian tren yang naik
turun dari suatu status dimasa lampau yang memperoleh generalisasi yang
berguna untuk memahami kenyataan sejarah, membandingkan dengan
keadaan sekarang dan dapat meramalkan keadaan yang akan datang.
Metode sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan
sejarah dengan menggunakan cara, prosedur, atau teknik yang sistematis sesuai
dengan asas-asas dan aturan ilmu sejarah.
Dari penjelasan diatas, dapat dicermati bahwa metode penelitian sejarah
memiliki tiga unsur makna, yaitu:
a. Upaya interpretatif
b. Fakta-fakta (yang merupakan tren) masalalu
c. Tujuan memprediksi masa yang akan datang berdasarkan kenyataan masa
lalu.

2
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sejarah
Menurut Nazir (1988:56), metode sejarah memiliki tujuan membuat
rekonstruksi masa lampau secara obyektif dan sistematis dengan
mengumpulkan, mengevaluasi serta menjelaskan dan mensistesiskan bukti-
bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.
Sedangkan kegunaannya, metode penelitian sejarah digunakan untuk
menelusuri jalur-jalur kesejarahan. Kegunaan lainnya, implementasi
(penerapan) metode sejarah secara khusus menghasilkan penelitian yang
bersifat komperatif, penelitian yang bersifat yuridis, penelitian yang bersifat
bibliografik, dan penelitian yang bersifat biografik.

C. Sumber Data Penelitian Sejarah


Sumber data dalam metode penelitian sejarah adalah data yang
digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah. Menurut Nazir (1988:57),
sumber data penelitian sejarah dapat diklafikasikan menjadi berbagai jenis,
seperti (1) remain dan dokumen; (2) sumber primer dan sumber sekunder.
1. Remain dan Dokumen
Klasifikasi sumber data ini didasarkan dari sengaja atau tidak disengaja
bahan atau sumber data tersebut ditinggalkan.
a. Remain atau Relics, yaitu bahan bahan fisis atau tulisan yang mempunyai
nilai-nilai sejarah yang terdapat tanpa suatu kesadaran menghasilkanya
untuk suatu keperluan pembuktian sejarah. Contohnya; alat perkakas,
perhiasan-perhiasan kuno, dan bangunan (piramida, candi, sejata-senjata,
sendok, keramik, benda-benda budaya, dan sebagainya).
b. Dokumen, yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan
serta pemikiran-pemikiran manusia di masa yang lalu. Dokumen tersebut
secara sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan tranmisi keterangan.
Contohnya: buku harian, batu tertulis, daun-daun lontar, relief-relief
candi, surat-surat kabar, dan sebagainya.

3
Untuk kategori ini sumber data diklasifikasikan lagi (secra lebih luas)
menjadi tiga jenis, yaitu (1) keterangan ditinggalkan secara sadar; (2) relic
atau testimoni tanpa sadar, (3) ekripsi, dokumen, serta monumen.
Keterangan ditinggalkan secara sadar yaitu sebagai berikut:
1) Sumber tertulis: catatan harian, memoir, biografi, dan sebagainya.
2) Keterangan tradisional: belada, cerita-cerita tradisional, anekdot-anekdot,
dan sebagainya.
3) Hasil-hasil artistik: potret, gambar, lukisan, patung, dan sebagainya.
Relic atau testimoni tanpa sadar: pakaian, bahan makanan, alat rumah
tangga, mesin-mesin, buku, makam-makam, dan sebagainya.
Inskripsi, dokumen, monumen: memorial, kuburan, candi, dan
sebagainya. Sebuah makam atau kuburan dapat dimasukkan dalam dua
kategori diatas. Bila sebuah makam ditemukan dan pada makam tersebut
hanya ada nama saja yang tertulis, makam itu merupakan relic. Beda
halnya, jika di bawah nama tersebut ada lagi berbagai keterangan, seperti
jabatan, tanggal kelahiran, dan tugas-tugas lain, makam tersebut adalah
dokumen yang sengaja ditinggalkan.

2. Sumber Primer dan Sekunder


Selain pembagian sumber seperti di atas, sumber penelitian metode
sejarah dapat juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber primer dan
dan sumber sekunder.
a. Sumber Primer dan Data Primer
Sumber primer adalah tempat atau gambar gudang penyimpan yang
orisinal dari data sejarah. Sumber primer juga merupakan sumber-sumber
yang memberikan data lansung dari tangan pertama (Surahkmad ,
1994:134). Sementara, dalam pandangan Sulistiyo Basuki (2006:102),
sumber primer adalah sumber yang merupakan bagian dari atau langsung
berhubungan dengan peristiwa sejarah. Jika peristiwa sejarah yang dikaji
masih berada dalam ingatan orang yang masih hidup, sumber primer
meliputi kesaksian orang-orang yang dapat dikelompokan pada saksi
yang dapat dipercayai. Contohnya, pada kejadian menyangkut

4
demonstrasi mahasiswa tahun 1998 yang memaksa Presiden Soeharto
mengundurkan diri. Sedangkan, sumber sejarah primer lainya, seperti
steno rapat, dokumen asli, dan objek aktual yang digunakan pada masa
lampau yang dapat diperiksa (lukisan, patung, arsitektur, alat, pemakaian
dan perlengkapan lainya).
Sementara itu, sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau
saksi utama dari kejadian yang lalu adalah yang disebut data primer
(Nazir, 1988:58). Contohnya, catatan resmi yang dibuat pada suatu acara
atau upacara, surat keterangan oleh saksi mata, keputusan-keputusan
rapat, dan sebagainya. Data primer merupakan tuntutan utama dalam
aturan dasar metode sejarah. Dengan demikian, dalam penelitian ini,
peneliti mesti mencari dan mengumpulkan serta menggunakan data
primer sebanyak mungkin.
b. Sumber Sekunder dan Data Sekunder
Sumber sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa
ataupun catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber asli.
Menurut Winarno Surakhmad (1994:134), sumber yang mengutip dari
sumber lain dan atau terjadi sebagai hasil penggunaan sumber-sumber
lain, tidak langsung merupakan dokumen historik yang murni, ditinjau
dari kebutuhan penyelidiknya.
Dalam pandangan Sulistiyo Basuki (2006:103), sumber sekunder
informasi umumnya bukti yang berada satu langkah atau lebih dari
peristiwa yang sesungguhnya. Sumber sekunder mencakup dokumen atau
rekaman lain yang memberikan bukti mengenai atau tentang sesuatu
yang telah terjadi. Contohnya notulen rapat, sinopsis diskusi, debat,
laporan surat kabar, biografi dan sejarahnya yang ditulis sejarawan lain.
Secara riilnya, bentuk sumber sekunder, semisal keputusan rapat
suatu perkumpulan bukan didasarkan pada minutes (keputusan) rapat,
namun dari sumber berita surat kabar yang memberitakannya. Berita
surat kabar tentang keputusan rapat tersebut adalah yang disebut sumber
sekunder.

5
Dalam aturan main penggunaan sumber data dalam metode sejarah,
penggunaan sumber sekunder, padahal sumber primer ada, adalah
kesalahan yang fatal. Ini dapat diterima karena sumber-sumber data masa
lalu akan terjadi banyak sekali distorsi dalam transmisi. Dengan adanya
distorsi sumber data tersebut, kemungkinan besar interpretasi terhadap
fenomena sejarah yang dibuat pun bisa keliru (Nazir, 1998:58).
Namun, menurut Surakhmad (1994:134) sebuah sumber sekunder
untuk penyelidikan tertentu dapat dijadikan sumber untuk penyelidikan
lainya. Buku karangan Thomas Raffles History Of java adalah sumber
primer untuk penyelidikan tentang kehidupan masyarakat jawa pada
1810-an, namun merupakan sumber sekunder untuk masyarakat Jawa
pada ke 15-an (Basuki, 2006:103)
Dalam metode sejarah, sumber sekunder dapat dipakai hanya
apabila sumber primer tidak dapat diperoleh. Jadi, jika tidak terdapat
sumber primer yang memadai dan sumber sekunder juga kurang
representatif, perlu dipertimbangkan untuk menggukan metode sejarah.
Jika tetap dilakukan, temuan penelitian anda kemungkinan besar kurang
valid, bahkan tidak tepercaya.

D. Jenis-Jenis Penelitian Sejarah


1. Penelitian sejarah Komparatif
Penelitian sejarah komparatif adalah metode penelitian sejarah yang
dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena
sejenis pada suatu periode masa lampau. Contohnya, penelitian sejarah yang
ingin membandingkan antara sistem pendidikan di cina dan di Jawa pada
masa Kerajaan Majapahit. Dalam hal ini si peneliti ingin memperlihatkan
unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis.
2. Penelitian Yuridis atau Legal
Penelitian yuridis adalah metode penelitian sejarah yang ingin
menyelidiki hal hal yang berhubungan dengan hukum, baik hukum formal
maupun hukum non formal dalam masa yang lampau. Seperti, penelitian
tentang pelembagaan suatu cara produksi, timbulnya pengaruh-pengaruh

6
hukum terhadap suatu fenomena, pelaksanaan hukum dan akibatnya, serta
bersangkut paut dengan proses pemasyarakatan. (Surakhmad, 1994:136-
137).
3. Penelitian Biografis
Penelitian biografis salah satu jenis metode sejarah yang digunakan
untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat.
Penelitian ini mengkaji sifat-sifat, watak, dan pengaruh, baik pengaruh
lingkungan maupun pengaruh pemikirannya, dan watak figur yang diterima
selama hayatnya.
Menurut Surakhmad (1994: 137), surat-surat pribadi yang ditulis oleh
subjek semasa hidupnya, karangan-karangan mengenai dirinya, peristiwa-
peristiwa yang digali dari orang-orang yang terdekat denganya, buku harian,
dan hasil-hasil karyanya. Semua ini adalah sumber berharga untuk
menyusun biografi yang baik.
4. Penelitian Bibliografis
Penelitian bibliografis adalah metode sejarah untuk mencari,
menganalisis, membuat interpretasi, serta menggeneralisasi fakta-fakta yang
merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi.
Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh
pemikir-pemikir dan ahli-ahli. Kerja penelitian ini juga mencakup
penyusunan karya tertentu dari seseorang pemikir atau menemukan dan
menerbitkan kembali dokumen-dokumen tua yang telah lama hilang, baik
diterjemahkan ataupun tidak, dengan atau tanpa ulasan penyusun. Bahkan,
penyusunan kembali buku-buku pelajaran di sekolah yang didasarkan atas
tulisan-tulisan terbaru dari berbagai ahli juga termasuk dalam kategori
penelitian bibliografik.

E. Langkah-langkah Penelitian Sejarah


Dalam penelitian sejarah ada lima tahapan yang harus dilakukan oleh
seorang peneliti sejarah dalam melakukan penelitiannya (Basri, 2006), yaitu:
1. Memilih Topik

7
Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang peneliti sejarah adalah
memilih topik yang akan diteliti. Dalam memilih topik ada beberapa
pertimbangan yang biasa digunakan oleh seorang peneliti sejarah yaitu:
a. Pertimbangan Subjektif
Pertimbangan ini memiliki kedekatan emosional dengan peneliti.
Misalnya, meneliti sejarah kampung atau desa tempat penulis dilahirkan,
seperti asal penyebutan atau nama kampung tersebut dan sebagainya.
Peneliti yang melakukan penelitian yang demikian ini tentunya memiliki
kedekatan emosianal yang lebih daripada peneliti yang datang dari luar.
Sebab ia mengetahui dengan baik kandungan informasi yang tidak
terungkap, seperti sosial, budaya, keagamaan, ekonomi masyarakat
setempat dan lain sebagainya.
b. Pertimbangan Objektif
Pertimbangan ini berdasarkan pada kedekatan intelektual.
Kedekatan intelektual mengandung arti bahwa seseorang yang menulis
sejarah tertentu, katakanlah desa, dituntut banyak untuk mampu
menempatkan desa itu dalam konteks persoalan desa secara konseptual.
Karena itu, penguasaan konsep-konsep yang berkenaan dengan persoalan
desa dan sejarahnya menjadi sangat penting untuk dikuasai, misalnya
masalah sosial, budaya, keagamaan, eknonomi, dan lain sebagainya.
Topik penelitian ilmiah harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti:
1) Topik itu harus menarik, dalam arti menarik sebagai objek penelitian.
Dalam hal ini termasuk adanya keunikan.
2) Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting, baik bagi
ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
3) Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti.
Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya
dapat diperoleh. Meskipun topik sangat menarik dan memiliki arti
penting, namun bila sumber-sumbernya, khususnya sumber utama tidak
diperoleh, masalah dalam topik tidak akan dapat diteliti. Oleh karena itu,
calon peneliti harus memiliki wawasan luas mengenai sumber, khususnya
sumber tertulis.

8
Dalam pandangan teori sejarah, memilih topik (permasalahan)
masuk pada kategori menjawab pertanyaan. Kerangka nalar pertanyaan
nya 5 W (What, where, when, who, and why) dan I H (How) inilah yang
harus dicoba untuk dipahami sebagai seorang peneliti karena kerangka
dasar pertanyaan ini harus terjawab dan terjelaskan.

2. Heuristik (Pengumpulan data)


Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang
diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung
dari wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan
teknis penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-
sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat
kabar, dan lain-lain.
Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya
tidak jauh dari waktu peristiwa terjadi. Sumber sekunder adalah sumber
yang waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Peneliti
harus mengetahui benar, mana sumber primer dan mana sumber sekunder.
Dalam pencarian sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena
penulisan sejarah ilmiah tidak ukup hanya menggunakan sumber sekunder.
Sumber menurut bahanya dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Sumber tertulis (dokumen)
Sumber tertulis bisa berupa surat resmi, surat pribadi, memori, buku
harian, notulen, kontrak kerja, bon-bon dan lain sebagainya. Berdasarkan
sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari
waktu peristiwa terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu
pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Peneliti harus
mengetahui benar, mana sumber primer dan mana sumber sekunder.
Dalam pencarian sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena
penulisan sejarah ilmiah tidak ukup hanya menggunakan sumber
sekunder.

9
b. Tidak tertulis (artefak)
Data sejarah yang tidak tertulis dapat berbentuk artefak (berupa foto-foto,
bangunan, alat-alat seperti perabot rumah tangga dan sebagainya) dan
lisan. Untuk sumber lisan, pemilihan sumber didasarkan pada pelaku atau
saksi mata pada peristiwa. Narasumber yang hanya mendengar atau tidak
hidup sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan.

3. Verifikasi (kritik sumber)


Verifikasi adalah melakukan kritik terhadap data sejarah guna
memperoleh keabsahan data yang telah terkumpul atau suatu kegiatan
menganalisa keaslian sumber-sumber yang telah di temukan.
Winarno Surakhmad (1994:135) mengungkapkan, kritik historis yang
umum digunakan dibagi ke dalam dua fase, yaitu kritik eksternal dan kritik
internal.
a. Kritik eksternal
Kritik eksternal terhadap sumber sejarah adalah menyelidiki keadaan
“luar” dari sumber. Kritik esternal mempersoalkan tentang apakah
sumber sejarah itu asli atau palsu sehingga peneliti harus mampu menguji
tentang keakuratan dokumen tersebut. Misalnya peneliti menemukan
dokumen berupa surat, maka yang dilakukan peneliti adalah melihat
autentik atau tidaknya suatu tulisan, meneliti bentuk kertasnya, gaya
tulisannya, dan semua penampilan surat seperti keaslian tanda tangan
untuk mengetahui apakah data tersebut asli atau palsu.
b. Kritik internal
Kritik internal adalah melihat dan menyelidiki isi bahan sejarah dan
dokumen (Nazir, 1988:60). Tujuan dari kritik internal adalah untuk
meneliti kebenaran isi (data) sumber sejarah apakah bisa dipercaya atau
tidak.

4. Interpretasi (Penafsiran)
Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti
cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan

10
makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran
atas fakta harus dilandasi oleh sikap obyektif. Interpretasi dilakukan supaya
data sejarah yang telah terkumpul dapat dipahami oleh orang lain sehingga
menjadi fakta sejarah.

5. Penulisan (Historigrafi)
Penulisan sejarah atau historigrafi merupakan tahap terakhir dalam
penulisan sejarah. Penulisan sejarah merupakan cara pemaparan atau
penulisan laporan hasil penelitian sejarah berdasarkan bukti-bukti atau data-
data yang di peroleh. Menulis penelitian sejarah bukanlah sekedar
menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga
menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta
hasil penelitian. Untuk itu penulisan sejarah memerlukan kecakapan dan
kemahiran. Penulisan hasil laporan hendaknya dapat memberikan gambaran
yang jelas mengenai proses penelitian dari fase awal hingga akhir
(penarikan kesimpulan).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan
penulisan sejarah dengan menggunakan cara, prosedur, atau teknik yang
sistematis sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu sejarah. Menurut Nazir
(1988:56), metode sejarah memiliki tujuan membuat rekonstruksi masa lampau
secara obyektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasi serta
menjelaskan dan mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan
menarik kesimpulan secara tepat. Sedangkan kegunaannya, metode penelitian
sejarah digunakan untuk menelusuri jalur-jalur kesejarahan.
Sumber data penelitian sejarah dapat diklafikasikan menjadi berbagai
jenis, seperti (1) remain dan dokumen (2) sumber primer dan sumber sekunder.
Jenis-jenis penelitian sejarah ada 4 yaitu: 1) penelitian komparatif, 2) penelitian
yuridis, 3) penelitian biografis, 4) penelitian bibliografis.
Kemudian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sejarah ada
5, yaitu: 1) memilih topik, 2) heuristik (pengumpulan data), 3) verifikasi (kritik
sumber), 4) interpretasi (penafsiran), 5) penulisan (historigrafi).

B. Saran
Dalam pembuatan metode penelitian sejarah kita harus benar-benar
memiliki data yang otentik karena mengingat tujuan dan kegunaannya yang
digunakan untuk menelusuri jalur-jalur kesejarahan, sehingga tidak ada
kesalahpahaman sumber.

12
DAFTAR PUSTAKA

A. Daliman. 2015. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak


Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedetama Widya Sastra.
Listiyani, Dwi Ari. 2009. Sejarah ( Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS).
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Moh. Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ndraha, Taliziduhu. 1985. Pembangunan Desa dan Administrasi Pemerintah
Desa. Jakarta: Yayasan Karya Dharma.
Surakhmad, Winarno. 1994. Penganntar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode
Teknik, Bandung: Transito.

13

Anda mungkin juga menyukai