Anda di halaman 1dari 2

Nama: Aris Widianto

NIM: 180967
Tugas Kajian Naskah Melayu

LEBAI MALANG
Gelar lebai adalah diberikan kepada seseorang yang dihormarti, ia dihormati orang.
Orang yang digelari lebai dipercayakan oleh masyarakat untuk menyampaikan acara
keagamaan, umpamannya kepada guru ngaji, orang alim dan orang yang bisa membaca doa
apabila ada kenduri.
Lebai malang kita maksudkan disini adalah seorang lebai yang mempunyai kisah
yang lucu dan unik sehingga ia digelari dengan lebai malang. Adapun ceritanya adalah
sebagai berikut:
Dipinggir sebuah sungai hiduplah suami-istri, mereka belum lagi mendapat anak.
Walaupun sudah agak berumur, karena ia sering dipanggil orang kampung untuk membaca
doa maka ia diberi gelar dengan pak lebai. Rumah pak lebai ini terletak antara kampung hulu
dan kampung hilir. Apabila antara kedua kedua kampung ini mengadakan kenduri pak lebai
ini tidak ketinggalan, dan segala acara diserahkan kepadanya. Karna pintarnya pak lebai
membawakan acara, segalanya berjalan lancar dan orang yang mengadakan acarapun merasa
puas. Karna itulah pak lebai ini lebih dikenal oleh masyarakat kampung hulu dan kampung
hilir.
Pada suatu hari secara kebetulan kedua kampung ini mengadakan kenduri secara
besar-besaran. Kampung hulu memotong kerbau, sedangkan kampung hilir memotong lembu
jantan. Berita kenduri ini telah tersiar antara kedua kampung. Dalam hal ini tentu pak lebai
tidak ketinggalan untuk datang.
Pagi itu datanglah utusan dari kampung hulu untuk mengundang pak lebai agar ia
hadir dikampung hulu selesai solat zuhur, dan pak lebailah yang membawakan pembacaaan
doa selamat. Insyaallah akan datang, kata pak lebai.
Tak lama setelah itu, datang pula utusan dari kampung hilir mengundang pak lebai
pula untuk hadir dikampung hilir dalam rangka selamatan, dan segala acara diserahkan
kepada pak lebai. Waktunya adalah sehabis solat zuhur. Baiklah, insyaallah saya akan datang.
Jawab pak lebai.
Setelah orang itu pergi barulah teringat oleh pak lebai bahwa pelaksanaan doa itu
bersamaan. Karna waktunya bersamaan membuat pak lebai berpikir panjang. Tak habis
habisnya pak lebai berpikir mencari jalan keluar yang lebih baik. Namun cara pecahnya tidak
juga ditemui.
Hari yang telah ditetapkanpun tiba, sehabis solat zuhur pak lebai mulai bersiap-siap
untuk berangkat, karna untuk menuju kampung hilir dan hulu hanya dengan menggunakan
sampan. Dengan tidak berpikir panjang pak lebai turun kesungai dan melepaskan ikatan tali
sampan, dan pak lebaipun duduk sambil mendayung sampannya kekampung hulu. Tapi baru
saja sampan didayungnya, dia berpikir, jika saya kekampung hulu tentu tidak ada orang yang
membaca doa dikampung hilir kalau begitu lebih baik saya pergi kekampung hilir, maka pak
lebai memutar sampan dan mendayung sampan menuju kampung hilir.
Setelah sejenak berdayung menuju kampung hilir teringat pula oleh pak lebai bahwa
dikampung hulu orang memotong seekor kerbau tentu kepalanya besar dan dagingnya
banyak, kalau begitu lebih baik saya pergi kekampung hulu, maka pak lebaipun memutar
sampan kehulu, dan mendayung sampan itu kekampung hulu. Sambil mendayung sampan
pak lebai berpikir juga. Kemana yang baik, kampung hulu atau kampung hilir.
Hampir sampai ketepian tempat naik, datang pikiran pak lebai lebih baik saya pergi
kekampung hilir. Disana orang memotong lembu jantan daging lembu lebih enak dari daging
kerbau. Lagi pula masakan kampung hilir terkenal kemana-mana. Sudah tiga tanjung dilalui
pak lebai untuk pergi kekampung hilir.
Setelah lama mendayung sampan sampailah pak lebai ketepian tempat
menyangkutkan sampan. Sampan diikatkan dan pak lebai naik menuju rumah dimana kenduri
diadakan, namun apa hendak dikata, pak lebai sudah terlambat semua undangan sudah pulang
kerumah masing-masing.
Melihat keadaan ini pak lebai berkata: hai malang…malang… dan semenjak itu lebai
yang satu ini diberi nama dengan lebai malang – malang karna perbuatan sendiri dan karna
mengharap untung yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai