Anda di halaman 1dari 3

Pak Lebai Malang , Cerita rakyat Sumatra

Suatu hari, Pak Lebai mendapatkan dua buah undangan pesta kenduri dengan lokasi
saling berjauhan. Satu undangan kenduri berasal dari daerah hulu sungai, sedangkan satu
undangan lagi berasal dari daerah hilir sungai.

"Pak Lebai, datanglah esok hari ke rumah kami di hilir sungai. Kami hendak mengadakan
kenduri dengan memotong dua ekor kerbau." ujar tetangganya yang tinggal di bagian hilir
sungai, mengundang Pak Lebai.

"Baiklah aku akan datang esok." jawab Pak Lebai.

Tidak lama kemudian datang pula tetangganya yang tinggal di hulu sungai, mengundang Pak
Lebai.

"Pak Lebai, apa bisa datang esok hari ke rumah kami di hulu sungai. Kami hendak mengadakan
kenduri." ujar tetangganya dari hulu sungai.

"Baik tetanggaku, aku akan datang besok ke rumahmu." Pak Lebai mengiyakan.

Kendati merasa gembira, namun setelah tetangganya pulang, Pak Lebai justru merasa
kebingungan. Ia ingin menghadiri undangan di bagian hulu sungai karena masakan orang
bagian hulu sungai terkenal lezat. Sementara itu, ia ingin pula menghadiri undangan di hilir
sungai karena ingin mencicipi daging kerbau.

Keesokan harinya, Pak Lebai mengayuh sampannya untuk menghadiri kenduri di hulu sungai.
Ia memutuskan berangkat ke kenduri di hulu sungai karena masakan orang hulu sungai terkenal
lebih enak. Namun baru setengah perjalanan ia berubah pikiran karena ingin mencicipi daging
kerbau. Pak Lebai kemudian berbalik arah mengayuh sampannya menuju kenduri di hilir
sungai.

"Sudah lama aku tidak makan daging kerbau. Biar aku ke hilir saja." gumam Pak Lebai.

Sesampainya di hilir, Pak Lebai melihat beberapa tamu mendayung sampan mereka hendak
pulang.

"Hai bagaimana kenduri disini?" tanya Pak Lebai kepada para tamu tersebut ketika berpapasan.

"Kerbau yang disembelih disini sangat kurus Pak Lebai. Dagingnya sedikit." jawab para tamu
tersebut.

Mendengar hal tersebut Pak Lebai segera berbalik arah menuju kenduri di hulu sungai. Karena
hari sudah mulai sore, Pak Lebai mempercepat laju perahunya agar tidak ketinggalan kenduri
di hulu. Sesampainya di hulu sungai, Pak Lebai melihat para tamu sudah bersiap untuk pulang.
Mereka mengatakan bahwa kenduri telah usai. Akhirnya Pak Lebai kecewa, karena
keserakahannya ia malah tidak bisa menghadiri kedua kenduri tersebut.
Dongeng Rakyat Sumatera Barat : Kisah Pak Lebai Malang

Kisah Pak Lebai yang hidup di tepi sungai, di sebuah desa di Sumatra Barat. Pada
suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua orang kaya yang diadakan pada hari dan
waktu yang bersamaan. Pak Lebai bingung harus mendatangi undangan yang mana, karena
kedua undangan memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Ia berpikir, kalau ia
pergi ke pesta di hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau.
Namun ia belum begitu kenal dengan tuan rumah tersebut dan masakan orang-orang hulu
sungai tidak seenak orang hilir sungai. Tetapi, kalau pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan
mendapat hadiah seekor kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Ia juga kenal betul
dengan tuan rumah tersebut. Bedanya lagi, tuan rumah di hulu sungai akan memberi
tamunya dengan tambahan kue kue yang lezat. Akhirnya, ia mulai mengayuh perahunya,
meskipun belum juga dapat memutuskan pesta mana yang akan dipilih.

Dikayuhnya sampan menuju hulu sungai. Baru tiba di tengah perjalanan, ia mengubah
pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke arah hilir. Begitu hampir sampai di hilir
sungai, ia melihat beberapa tamu menuju hulu sungai. Tamu tersebut mengatakan bahwa
kerbau yang disembelih di sana sangat kurus. Ia pun mengubah perahunya menuju hulu
sungai. Setibanya di tepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesta disana
sudah selesai. Lalu, ia cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hilir sungai.
Sayangnya, di sana pun pesta sudah berakhir.

Kedua pesta telah berakhir, Pak Lebai hanya tinggal menyesali kenapa ia tak menghadiri
salah satunya, sehingga kerbau yang diinginkannya pun lenyap begitu saja. Padahal saat itu
ia sangat lapar. Kemudian ia memutuskan untuk memancing ikan dan berburu. Lalu ia
membawa bekal nasi dan tidak lupa ia pun mengajak anjing kesayangannya. Setibanya di
sungai, ia mempersiapkan peralatan untuk memancing. Setelah menemukan tempat yang
nyaman untuk memancing, Pak Lebai melemparkan kailnya ke tengah-tengah sungai.
Dengan sabar, ia menunggu kailnya dimakan ikan. Setelah memancing agak lama, akhirnya
kailnya dimakan ikan. Namun, kail itu menyangkut di dasar sungai. Pak Lebai pun terjun
untuk mengambil ikan tersebut.

Namun sayang, ikan itu dapat meloloskan diri. Sementara ia terjun, anjingnya memakan
nasi yang dibawanya. Akhirnya, ia menggigit jari dan tak ada lagi yang dapat dimakan untuk
mengisi perutnya yang semakin keroncongan. Kemalangan telah menimpanya hingga
diketahui banyak orang. Sejak saat itu, Pak Lebai mendapat julukan dari orang-orang
sekampung sebagai Pak Lebai Malang Perahu.

a. Amanat
Amanat dari Cerita Dongeng Rakyat Sumatera Barat : Pak Lebai Malang
adalah Hendaknya memutuskan segala sesuatu bukan atas dasar untung rugi, tetapi
dengan keikhlasan dan keteguhan hati, sehingga terhindar dari nasib malang.
b. Makna

Anda mungkin juga menyukai