Konon setelah Mbah Lebai dan rombongan pergi, hati Mbah Dermo sangat
sedih sekali. Apalagi melihat warganya sulit diatur, menyebabkan Mbah Dermo
menjadi putus asa. Pada suatu hari beliau mempunyai niat, akan menyusul Mbah Lebai
di pedukuhan baru. Dengan diiringi sanak keluarga, pergilah Mbah Dermo
meninggalkan pedukuhan Kuwaron. Setelah tiba di pedukuhan baru, diutarakan
maksud kedatangannya itu. Dikatakan pula bahwa dirinya tidak mampu menjadi
pemimpin pedukuhan Kuwaron, karena penduduknya sulit diatur. Tentu saja Mbah
Lebai terkejut mendengar permintaan Mbah Dermo, karena pedukuhan yang dulu
pernah dipimpinnya berdua harus ditinggalkan. Beliau juga prihatin terhadap
pedukuhan Kuwaron, karena tidak ada pemimpinnya. Dengan halus beliau menolak
permintaan itu dengan ucapan : ”Balio maneh menyang dukuh Kuwaron, podo wae
wong dukuh iki sejatine uga pecahane dukuh Kuwaron”. (Kembalilah ke pedukuhan
Kuwaron, sama saja desa ini sebenarnya adalah pecahan pedukuhan Kuwaron).
Tetapi Mbah Dermo sudah bertekad, tidak akan kembali ke dukuh Kuwaron.
Beliau akan mencari tempat baru, bila tidak diizinkan tinggal di pedukuhan itu. Karena
merasa kasihan, beliau berkata : ”Yo wis yen pancen koyo ngono karepmu, kowe
manggono ono sisih kidul dene aku tak manggon ana sisih lor” (Ya sudah kalau
memang seperti itu kehendakmu, kamu tinggal di sebelah selatan sedang saya tinggal
di sebelah utara).
Akhirnya Mbah Dermo dan sanak keluarga menetap di pedukuhan itu, dan
tinggal di sebelah selatan atau tepatnya di dekat sungai Tuntang. Sedangkan Mbah
Lebai tetap di tempat semula, di daerah yang terletak di sebelah Utara. Setelah Mbah
Lebai berkata bahwa pedukuhan baru itu sebenarnya pecahan Kuwaron, maka
pedukuhan itu kemudian diberi nama ”Jatipecaron”. Konon nama itu sebenarnya
kependekan dari kata ”Sejatine Pecahane Kuwaron”.
Untuk menghormati Mbah Dermo sebagai tokoh yang berjasa mendirikan dan
memimpin dukuh Kuwaron dulu, pada setiap bulan Apit perangkat desa Kuwaron
datang berziarah ke makam beliau di dukuh Polaman desa Jatipecaron. Di tempat itu
mereka mengadakan selamatan, minta kepada Allah SWT agar desa Kuwaron dan
penduduknya diberi keselamatan.