Anda di halaman 1dari 14

PENGUATAN KEBIJAKAN

BOS/BOP LINGKUP
MADRASAH
Amich Alhumami, Ph.D.
Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan

Jakarta, 12 November 2021


Tema, Prioritas, Pengarusutamaan, dan Kaidah 2

RPJMN 2020-2024
Tema RPJMN IV 2020-2024
Prioritas RPJMN IV 2020-2024
“Terwujudnya Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”
1. Memperkuat Ketahanan 2. Mengembangkan Wilayah 3. Meningkatkan SDM
Ekonomi untuk untuk Mengurangi Kesenjangan berkualitas dan berdaya
Pengarusutamaan RPJMN IV 2020-2024 Pertumbuhan yang dan Menjamin Pemerataan saing
Berkualitas
Kesetaraan Pembangunan
Gender Transformasi Digital

Pembangunan Modal Sosial Budaya


Berkelanjutan 5. Memperkuat Infrastruktur 6. Membangun Lingkunagn
4. Revolusi Mental
Mendukung Pengambangan Hidup, Meningkatkan
dan Pembangunan
Ekonomi dan Pelayanan Dasar Ketahanan Bencana dan
Kebudayaan
Perubahan Iklim

Kaidah Pembangunan RPJMN IV 2020-2024

7. Memperkuat Stabilitas
Polhukhankam dan
Membangun Menjamin Transformasi Pelayanan
Menjaga Publik
Kemandirian Keadilan Keberlanjutan
PROGRAM PRIORITAS RPJMN 2020-2024 3
PEMERATAAN LAYANAN PENDIDIKAN BERKUALITAS
KP: Peningkatan Tata Kelola KP: Peningkatan Kualitas
Pengajaran dan Pembelajaran
Pendidikan
Proyek Prioritas:
1. Penguatan Tata Kelola Pemenuhan SPM
05 01 Proyek Prioritas:
1. Penerapan Kurikulum dan Pola Pembelajaran
Inovatif
Pendidikan
2. Peningkatan Kompetensi dan
2. Penguatan Strategi Pembiayaan dan
Profesionalisme Pendidik
Efektivitas Pemanfaatan Anggaran
Pendidikan 3. Penguatan Kualitas Penilaian Pendidikan
4. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

04 02
3. Peningkatan Sinkronisasi Data Pokok
Pendidikan Komunikasi
4. Sinkronisasi Pelaksanaan PAUD-HI 5. Pengintegrasian Soft-Social Skills dalam
Pembelajaran
KP: Penjaminan Mutu
KP: Afirmasi Akses (Berbagai
Pendidikan
Proyek Prioritas: 03 Jenjang) dan Percepatan Wajib
Belajar 12 Tahun
1. Penguatan Kapasitas dan
Akselerasi Akreditasi
KP: Peningkatan Pengelolaan dan Penempatan Proyek Prioritas:
2. Perluasan Budaya Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pendidikan Proyek Prioritas:
2. Bantuan Pendidikan bagi Anak Kurang
1. Revitalisasi LPTK Mampu, dari Daerah Afirmasi dan Berbakat
2. Pendidikan Profesi Guru dan Peningkatan Kualifikasi Pendidik
3. Penanganan Anak Tidak Sekolah
3. Pemenuhan dan Distribusi Tenaga Pendidik Berbasis Kebutuhan
4. Peningkatan Kesejahteraan Pendidik Berbasis Kinerja 4. Penguatan Pelayanan 1 Tahun PraSekolah
Perkembangan Akses Layanan Pendidikan 4

Angka Partisipasi Kasar Berbagai Jenjang Anak Usia 7-18 yang Tidak Sekolah (ATS)

Persentase Anak Kelas 1 SD Sudah Pernah PAUD

Angka Penyelesaian Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

▪ Partisipasi pendidikan masih rendah pada jenjang


menengah, tinggi dan PAUD;
▪ Partisipasi pendidikan yang belum optimal menyumbang
pada masih rendahnya tingkat penyelesaian pendidikan;
▪ Selain itu, masih terdapat anak usia sekolah yang tidak
memperoleh layanan pendidikan (termasuk yang drop
out dan tidak melanjutkan);
▪ Kesiapan sekolah masih perlu ditingkatkan, yang
diharapkan akan mendorong keberlanjutan anak untuk
berpartisipasi dan menyelesaikan pendidikan pada
jenjang lebih tinggi.
Sumber: Olahan Data Susenas 2010-2020
Penanganan Anak Usia Sekolah yang Tidak Mendapatkan
Layanan Pendidikan (ATS)
PENANGANAN ATS PERLU
DIAKSELERASI:
▪ Penanganan ATS perlu dilakukan oleh
lintas sektor, pusat dan daerah.
Kemdikbud perlu menjadi leading
untuk pelaksanaannya
▪ Pendataan ATS secara tepat sehingga
ATS dapat dijangkau: SID-SIPBM
(Kemendes PDT, Pemda, Desa),
Adminduk (Kemdagri), pemadanan
dengan Dapodik Kemdikbud dan Emis
Kemenag
Sumber: Olahan Data Susenas 2020 ▪ Pola penjangkauan dan
pendampingan untuk menumbuhkan
▪ Pulau Jawa menjadi penyumbang terbesar untuk kasus ATS; minat sekolah baik pada anak, orang
▪ Sebagian besar ATS terjadi karena keterkaitan dengan permasalahan tua, maupun masyarakat: Kemsos,
ekonomi, selain itu, ATS ada karena belum optimalnya langkah lintas Kemdikbud (Pendidikan Keluarga),
sektor dan pelaku dalam mengeliminasi hambatan yang menyebabkan Pemda
anak tidak sekolah, antara lain terkait dengan isu anak yang bekerja, ▪ Pola pembelajaran dengan fleksibilitas
anak terlantar/anak jalanan, anak berhadapan dengan hukum, anak yang sesuai kondisi ATS, dan konteks
berkebutuhan khusus, anak/remaja dalam pernikahan. wilayah (3T) 🡪 Kemdikbud, Kemenag,
Pemda
Kondisi Ekonomi Peserta Didik 6

Persentase Peserta Didik Madrasah Menurut Pengeluaran Per Kapita Rumah Tangga

Sumber: Susenas (2020)

▪ Secara umum, peserta didik di Madrasah cenderung berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih lemah
dibandingkan peserta didik di Sekolah Umum. Sebanyak 36,6% peserta didik di Madrasah berasal dari 25% keluarga
termiskin. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan peserta didik di Sekolah Umum (31,2%).
▪ Oleh karena itu, kebijakan afirmasi di Madrasah perlu diperkuat untuk memastikan siswa dari keluarga tidak mampu
mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik.
Sebaran Madrasah Menurut Status 7

Persebaran Menurut Lembaga Persebaran Menurut Peserta Didik


  Negeri Swasta Total Persentase   Negeri Swasta Total Persentase
Swasta Swasta

MA 810 8.474 9.284 91,28% MA 478.597 1.112.393 1.590.990 69,92%


MTs 1.526 17.032 18.558 91,78% MTs 773.032 2.621.725 3.394.757 77,23%
MI 1.711 24.259 25.970 93,41% MI 561.788 3.655.067 4.216.855 86,68%
RA   30.375 30.375 100,00% RA   1.190.854 1.190.854 100,00%
Total 4.047 80.140 84.187 95,19% Total 1.813.417 8.580.039 10.393.456 82,55%

Sumber: EMIS (15 Oktober 2021)

▪ Secara umum, Madrasah didominasi oleh lembaga swasta yang merupakan lembaga pendidikan milik masyarakat,
berbasis di komunitas umat Islam, serta banyak di antaranya memiliki sejarah kontribusi yang panjang.
▪ Lebih dari 90% lembaga Madrasah merupakan lembaga swasta dan menampung lebih dari 80% peserta didik
Madrasah secara keseluruhan.
▪ Angka ini menunjukkan bahwa Madrasah Swasta merupakan backbone akses pendidikan Madrasah.
Perkembangan Jumlah Lembaga dan Peserta Didik 8

Madrasah 2011-2021
↑19,42%
↑13,44%
↑23,36%
↑43,48%
↑1,48% ↑6,19% ↑6,86%

↑31,11%
↑25,23%
↑10,87% ↑57,77%
↑ 36,17% ↑18,66% ↑34,91%

Perkembangan jumlah lembaga dan peserta didik di Madrasah Swasta cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih
tinggi dibandingkan Madrasah Negeri. Sebagai sasaran terbesar dari BOS/BOP, pemanfaatan BOS/BOP di Madrasah
Swasta perlu diarahkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan peningkatan layanan pendidikan.
9
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Tujuan BOS
❑ Membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik terhadap biaya operasi sekolah, khususnya di satuan
pendidikan negeri.
❑ Membebaskan pungutan seluruh peserta didik miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di
sekolah negeri maupun swasta.
❑ Meringankan beban biaya operasional satuan pendidikan bagi peserta didik di sekolah swasta.

Prinsip BOS
❑ BOS menjadi instrumen penting untuk menekan angka putus sekolah serta angka tidak melanjutkan, dan
meringankan biaya pendidikan bagi orangtua siswa
❑ Pengelolaan dana BOS oleh satuan pendidikan sebagai perwujudan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis
Sekolah
❑ Penyaluran dana BOS harus mempertimbangkan aspek:
(a) tepat waktu; (b) tepat sasaran; dan (c) tepat penggunaan

Penerima Manfaat
❑ Semua satuan pendidikan (SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMK/SMLB/MA), pondok pesantren penyedia
pendidikan wajib belajar 12 tahun, serta pendidikan keagamaan formal di agama Kristen, Katolik, Hindu, dan
Buddha.
BOS/BOP MADRASAH TA 2022 10

Sumber: Krisna(2021)

▪ Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) bertujuan untuk
meningkatkan ketersediaan/keterjaminan akses, dan mutu layanan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dalam rangka pelaksanan Wajib Belajar 12 Tahun yang berkualitas.
▪ Pada TA 2022, BOS/BOP mencakup hampir 10 juta siswa Madrasah di seluruh jenjang dengan total alokasi anggaran
sebesar Rp. 10,09 Triliun.
REALISASI BOS/P MADRASAH DAN R.A
FISIK (SISWA) ANGGARAN
NO RINCIAN OUTPUT TAHUN
TARGET REALISASI % PAGU REALISASI %
2019 3,894,737 3,848,545 98.81 3,116,440,650,000 3,079,479,693,921 98.81

1. Siswa MI penerima BOS 2020 3,896,432 3,866,585 99.23 3,506,789,062,000 3,479,926,529,894 99.23

2021 4,443,747 3,808,575 85.71 3,516,110,236,000 3,428,187,411,326 97.50

2019 3,358,105 3,223,258 95.98 3,361,422,787,000 3,226,442,309,010 95.98

2. Siswa MTs penerima BOS 2020 3,360,824 3,272,799 97.38 3,696,907,337,000 3,600,079,114,837 97.38

2021 3,990,736 2,423,521 60.73 3,566,110,900,000 3,411,755,731,120 95.67

2019 1,498,488 1,460,892 97.49 2,093,520,688,000 2,040,995,845,118 97.49

3. Siswa MA penerima BOS 2020 1,496,366 1,463,630 103.46 2,244,550,057,000 2,195,445,905,039 97.80

2021 1,865,042 1,090,466 58.47 2,146,757,400,000 2,009,267,078,880 93.60

2019 1,331,150 1,309,286 98.36 399,375,150,000 392,815,485,150 98.36

4. BOP RA 2020 869,518 860,485 98.96 521,711,144,000 516,291,057,667 98.96

2021 1,334,451 1,334,451 100.00 800,670,816,000 800,670,816,000 100.00

Sumber: Laporan Evaluasi Ditjen Pendis

▪ Pada TA 2021, realisasi fisik untuk BOS MTs dan MA masih rendah meski realisasi anggarannya sudah di atas 95%.
REKOMENDASI KEBIJAKAN BOS/BOP MADRASAH TA 2022

Penguatan basis data Madrasah untuk penyaluran


BOS/BOP yang lebih efektif dan efisien.

Penguatan sistem verifikasi dan pengendalian


penyaluran BOS/BOP untuk memastikan penyaluran
yang tepat sasaran dan tepat waktu.

Mendorong pemanfaatan BOS/BOP untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran.

Latar foto dari https://news.detik.com/berita/d-5787017/kemenag-komitmen-perkuat-ekosistem-digital-


madrasah
Penguatan Perencanaan dan Pelaksanaan BOS Madrasah
• Sumber data dan penghitungan
(EMIS, realisasi tahun sebelumnya, tren perubahan)
• Ketepatan waktu penyaluran • Cut-off data
• Tren periode pencairan Jumlah (Semester/Tahun Ajaran, SBPI April T-1, SBPA Juli T-1)
• Jenis belanja/pemanfaatan Sasaran • Verifikasi data
• Realisasi anggaran dan komposisi
pemanfaatan • Unit cost
(seragam, majemuk)
• Kebutuhan total
Monev Pagu (afirmasi madrasah kecil, batas
kriteria)
• Penempatan alokasi
(DIPA Pusat, DIPA Satker, DIPA
Kanwil/KanKemenag)

• Periode
• Periode (Triwulan, Semester)
Penyaluran
(Triwulan, Semester, Tahunan) Pelaporan
dan • Rekening
• Mekanisme dan Instrumen Pemanfaat
Pelaporan (Rekening madrasah, Rekening
(e-RKAM, manual) an Bank Penyalur)
Pencairan
• Laporan pemanfaatan • Laporan pencairan menjadi
menjadi pertimbangan penyaluran pertimbangan penyaluran
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai