Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM III

“SHOLAT TARAWIH”

Dosen pengampu : Ahmad Fauzan, S.E., S.Pd., M.EI

Di susun oleh :

1. Kharisma Ira Safitri (19041006)


2. Rizka Adziima (19041021)
3. Sindy Wijayanti (19041022)
4. Bimbi Aditya Firmansyah (19041025)

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN

2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah, sang Pencipta alam
semesta beserta isinya untukkepentingan hidup manusia. Shalawat dan salam
semoga dicurahkan kepada Nabipenutup semua risalah samawi, yaitu Muhammad
SAW, beserta keluarga, parasahabat, dan pengikutnya.Alhamdulillah, dengan izin
Allah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Shalat Tarawih. Oleh
karenanya, kami mengharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai monitoring
terhadap mahasiswa/i lainnya dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi kami dan kelompok lain mengenai shalat tarawih.Walaupun dalam makalah
ini tidak lepas dari kekurangan dan kekhilafan,kami mengharapkan kritik dan
saran dari Dosen Pembimbing untuk perbaikannya,agar makalah ini bisa lebih
baik lagi. Mudah-mudahan makalah yang saya buat inidengan sangat sederhana,
dapat bermanfaat bagi kita bersama. Amin

Lamongan, 15 Desember 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................. ii
BAB I : Pendahuluan.......................................................................................... 1
1.1 Latar belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................. 1
BAB II : Pembahasan........................................................................................ 2
2.1Pengertian Sholat Tarawih......................................................................2
2.2Waktu dan Hukum Shalat Tarawih........................................................ 2
2.3Fadhilah Shalat Tarawih..........................................................................2
2.4Cara Mengerjakan Shalat Tarawih..........................................................3
2.5 Tahapan Diperintah-Nya Shalat Tarawih.............................................6
2.6 Beberapa Riwayat Menerangkan Banyaknya Jumlah Rakaat Shalat
Tarawih....................................................................................................7
BAB III : Penutup..............................................................................................10
3.1Kesimpulan...........................................................................................10
3.2Saran......................................................................................................11
Daftar pustaka....................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bulan Ramadhan adalah merupakan bulan suci, bulan yang dimuliakanAllah Swt,
bulan penuh maghfiroh (ampunan) dan berkah-Nya, bulan dimana pintu-pintu surga dibuka
lebar-lebar dan pintu neraka ditutup rapat, syaiton-syaiton dibelenggu, bulan dimana jiwa
menjadi tenang dan hati menjadi tentram.Oleh sebab itulah Rasul Saw dalam bulan
Ramadhan mengajak umatnya agar meningkatkan ibadah, termasuk didalamnya beliau
menggalakkan tuntunannya dalam melaksanakan shalat dimalam bulan Ramadhan yang
dinamakan Shalat Tarawih. Didalam shalat tarawih ini, Rasul Saw hanya memberikan contoh
tuntunan dan tidak memberikan batasan dalam jumlah raka’atnya. Hal tersebut tentunya
memberikan kebebasan, kelonggaran kepada umatnya untuk menentukan sendiri pilihannya
dengan melihat kondisi dan kemampuan sendiri,apakah ia mampu melaksanakan dengan 11
raka’at atau 23 raka’at atau bahkandengan 39 raka’at.Dengan demikian, ini adalah
merupakan rahmat bagi umatnya, Allah telah berfirman didalam Al-Quran :

ۚ ‫َاخ ْذنَٓا إِن نَّ ِسينَٓا أَوْ أَ ْخطَأْنَا‬


ِ ‫ت ۗ َربَّنَا اَل تُؤ‬ ْ َ‫ت َو َعلَ ْيهَا َما ٱ ْكتَ َسب‬ ْ َ‫ا يُ َكلِّفُ ٱهَّلل ُ نَ ْفسًا إِاَّل ُو ْس َعهَا ۚ لَهَا َما َك َسب‬
‫طاقَةَ لَنَا بِِۦه ۖ َوٱعْفُ َعنَّا‬ َ ‫َربَّنَا َواَل تَحْ ِملْ َعلَ ْينَٓا إِصْ رًا َك َما َح َم ْلتَ ۥهُ َعلَى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِنَا ۚ َربَّنَا َواَل تُ َح ِّم ْلنَا َما اَل‬
َ‫َوٱ ْغفِرْ لَنَا َوٱرْ َح ْمنَٓا ۚ أَنتَ َموْ لَ ٰىنَا فَٱنصُرْ نَا َعلَى ْٱلقَوْ ِم ْٱل ٰ َكفِ ِرين‬

Artinya :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Qs. Al-
Baqarah : 286)
Dari kasus-kasus yang kita hadapi mengenai shalat tarawih dalamperbedaan jumlah
rakaat dikalangan umat muslim terutama di Kota Palembang, maka kelompok kami akan
membahas dalam bentuk sebuah makalah yang berjudul Shalat Tarawih.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Pengertian Shalat Tarawih.
2. Bagaimana Waktu dan Hukum Shalat Tarawih.
3. Fadhilah/keutamaan Shalat Tarawih.
4. Bagaimana Cara Mengerjakan Shalat Tarawih.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Shalat Tarawih

Lafadz Tarawih bentuk jamak dari mufrad Tarwihah ( ٌ‫ )تَرْ ِوي َحة‬yang mempunyai arti
istirahat.Shalat Tarawih adalah : Shalat malam yang dikerjakan pada bulan suci Ramadhan
sesudah mengerjakan shalat fardhu isya’. H. Mochtar mendefinisikan Shalat Tarawih ialah
Shalat malam pada bulan Ramadhan hukumnya sunnahmu’akkad, bagi pria dan wanita boleh
dikerjakan sendiri-sendiri, boleh berjama’ah dengan waktunya setelah shalat isya’ sampai
terbit fajar. Disebut Shalat Tarawih oleh karena shalat ini mempunyai rakaat dan bacaan yang
panjang sehingga dalam melaksanakannya memakan waktu yang lama dengan demikian
memerlukan istirahat, dan istirahat ini biasanya dilakukan pada setiap 2 kali salam dari 4
rakaat.
2.2 Waktu dan Hukum Shalat Tarawih
Waktu untuk mengerjakan shalat tarawih adalah dari sesudah dikerjakannya shalat
isya sampai terbitnya fajar. Adapun waktu yang utama dan afdhol untuk mengerjakan shalat
tarawih para ulama membagi atas 2 (dua)bagian, apakah dikerjakan pada awal atau akhir
malam.
1. Awal malam lebih utama, bagi mereka yang tidak terbiasa atau khawatirtidak mampu
untuk bangun malam.
2. Akhir malam lebih utama, bagi yang terbiasa dan tidak mempunyai kekhawatiran sama
sekali untuk bangun malam.Hukum Shalat Tarawih adalah Sunnah Mu’akkadah.
2.3 Fadhilah Shalat Tarawih
Sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas, yang diriwayatkan oleh Al-Jama’ah dari
Abu Hurairah ra menunjukkan bahwa fadhilah bagi orang yang mengerjakan shalat tarawih
adalah mendapatkan ampunan dosa-dosanya yang telah lewat. Sedangkan fadhilah yang lain
adalah mendapatkan fitrah (bersih suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya),
sebagaimana hadits yang diriwiyatkan oleh Imam Ahmad, Nasai dan Ibn Majah dari
Abdurraman Ibn Auf,yaitu :

Artinya :

2
“Dari Abdurrahman Ibn Auf ra : Sesungguhnya Nabi Saw bersabda :Sesungguhnya Allah
Azza Wa Jalla telah mewajibkan puasa bulan Ramadhan dan Aku telah menuntunkan shalat
(tarawih)nya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat Tarawih karena Iman dan mengharap
pahala dari Allah, maka dosa-dosanya akan keluar bagaikan bayi yangbaru dilahirkan oleh
ibunya” (HR. Imam Ahmad, Nasai dan Ibn Majah)
2.4 Cara Mengerjakan Shalat Tarawih
1. Jumlah Rakaat Dalam Satu Malam
Sebagaimana diketahui bahwa hukum shalat tarawih adalah sunnahmu’akkadah dapat
dilaksanakan sendiri ataupun berjamaah dengan duarakaat satu kali salam, sebagaimana
ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalammenjawab pertanyaan seorang sahabat yang bertanya
tentang cara (kaifiyah)shalat tarawih, yaitu :
Artinya :
“Berdiri seorang laki-laki dan bertanya : Ya Rasulullah bagaimana(cara) shalat malam?
Rasulullah menjawab Shalat malam itu (terdiridari) dua rakaat, dua rakaat, jika kamu
khawatir (datangnya) subuh,maka shalat witirlah kamu denga satu rakaat” (HR. Al-Jamaah)
Imam Ahmad menambahkan dalam riwayat lain : “Shalat malam itu (terdiridari) dua rakaat,
dua rakaat, dimana kamu melaksanakan salam pada setiap dua rakaat”
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslimdari Kuraib ra
dari Abdullah Ibn Abbas ra, dalam menceritakan kisahnyasewaktu beliau menginap dirumah
bibinya Maemunah Binti Al-Harits, yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw shalat malam
sebanyak 13 rakaat,demikian haditsnya.
Artinya :
“Sesungguhnya Rasul Saw shalat malam (dengan) 13 (tiga belas)rakaat lalu tidur sampai
mendengkur, kemudian ketika fajar sudahmulai nampak beliau lalu shalat dua rakaat ringan”
Begitu juga penegasan senada dengan Imam Nawawi, DR. Wahbah Al-Zuhaili dalam
kitabnya : Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu, demikian beliau menjelaskan
Artinya :
“Shalat Tarawih itu terdiri dari dua puluh rakaat dengan sepuluh kalisalam setiap malam
bulan Ramadhan, (waktunya) antara shalat isyadan shalat subuh, demikian ini karena
mengikuti sunnah Rasul danrutinitas para sahabat dalam mengerjakan shalat tarawih.
Danhendaknya untuk setiap mengerjakan dua rakaat niat shalat tarawihatau shalat malam
Ramadhan, dan apabila shalat dengan empatrakaat, maka tidak sah”.
Dari beberapa riwayat diatas yang menerangkan tentang jumlahrakaat dalam shalat
tarawih, maka kelompok kami menyimpulkan bahwashalat tarawih dapat dilaksanakan
dengan 11 rakaat atau 23 rakaat tergantung diri sendiri yang menentukan pilihannya dan
melihat kondisi dankemampuannya sendiri. Tapi dalam melaksanakan shalat tarawih harus
duarakaat satu kali salam, tidak boleh empat rekaat satu kali salam.
2.Yang Afdhol Dikerjakan Sendiri Atau Berjama’ah

3
Ada 2 macam cara dalam mengerjakan shalat sunnah :a.Tidak disunnahkan cara
mengerjakannya dengan berjama’ah, seperti :shalat rawatib, tahiyyatul masjid, dhuha,
tahajud, witir, istikhoroh, tasbihdan shalat mutlak.b.Disunnahkan cara mengerjakannya
dengan jama’ah, seperti shalat iedulfitri dan iedul adha, kusufain (gerhana matahari dan
rembulan), istisqo’(mohon hujan) dan shalat tarawih.Dalam hal mengerjakan shalat tarawih
para ulama berbeda pendapat,sebagian ulama berpendapat sunnah dikerjakan dengan
berjama’ah dansebagian lagi tidak disunnahkan dikerjakan dengan berjama’ah
(dikerjakansendiri). Tetapi yang afdhol (lebih utama) dalam melaksanakan shalattarawih
dikerjakan dengan berjama’ah, sebagaimana yang diriwayatkansebagian jumhur ulama
diantaranya Imam Syafe’i, Imam Abu Hanifah ImamAhmad Bin Hambal dan sebagian Ashab
Imam Maliki, alasan mereka karenahadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dan Imam At-Turmudzi dari Abu Dzar, yaitu :
Artinya :
“Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw telah mengumpulkan keluargadan sahabatnya dan
bersabda : Barang siapa melaksanakan shalat (malam) berjama’ah bersama imam sampai
selesai, maka baginya pahala seolah ia mengerjakan shalat satu malam penuh”.
3. Bacaan Dalam Shalat Tarawih
Cara mengerjakan shalat tarawih sama seperti mengerjakan shalatfardu (wajib),
mempunyai syarat sah shalat, rukun-rukun shalat dan hal-halyang membatalkan shalat.
Syarat sah shalat ada lima, yaitu :
a.Suci anngota badannya dari hadats kecil dan hadats besar
b.Menutup aurat
c.Berdiri shalat ditempat yang suci dari najis
d.Mengetahui bahwa waktu shalat telah masuk, atau denganmemperkirakannya
e.Menghadap ke kiblat (ke Ka’bah)
Rukun-rukun shalat, yaitu :
a. Niat. Golongan Syafei dan Maliki memasuki niat sebagai rukun shalat,sedangkan golongan
Hanafi dan Hambali memasuki niat sebagai syaratsah shalat.
b. Berdiri bagi yang kuasa/mampu
c. Takbiratul Ihram
d. Membaca Al-Fatihah
e. Ruku’
f. I’tidal serta tuma’ninah
g. Sujud dua kali serta tuma’ninah
h. Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah
i. Duduk akhir

4
j. Membaca tasyahud akhir
k. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad
l. Memberi salam, yang pertama kekanan
m.Menertibkan rukun-rukun.
Hal-hal yang membatalkan shalat, yaitu :
a. Sengaja berbicara, berbincang-bincang layaknya dengan manusia, baikberbicara dalam
rangka pembenahan shalat atau bukan
b. Banyak bertingkah gerak tidak termasuk rukun dan sunnah shalat, seperti3x melangkah,
disengaja atau tidak. Tetapi gerakan kecil yang tidakberarti tidak membatalkan shalat
c. Ditimpa hadats (waktu shalat) hadats kecil atau besar seperti kentut,kencing
d. Tertimpa najis yang bukan najis ma’fu, kecuali najis kering dan menimpapakaian, dan
dengan dikibaskan pakaian itu maka tidak batal shalatnya.
e. Sengaja membuka auratnya, bukan karena ditiup angin
f. Terjadi perubahan niat, seperti berkeras (hatinya) keluar shalat
g. Makan minum sekalipun sedikit adalah membatalkan shalat
h. Tertawa besar dapat membatalkan shalat
i. Murtad (riddah) terputus Islamnya, dia bukan lagi muslim karena ucapan,perbuatan.
Sebagaimana shalat tarawih adalah shalat yang mempunyai banyak keistimewaan,
diantaranya adalah mempunyai bacaan Al-Quran yangpanjang, didalam membaca Al-Quran
inipun ada beberapa pendapat yangmuncul, antara manakah yang afdhal dalam shalat
tarawih, apakah Al-Quranyang terdiri dari 30 juz itu dikhatamkan dalam jangka 1 minggu, 1
bulan atauhanya cukup membaca surat-surat pendek dari akhir Al-Quran?Ada beberapa
riwayat yang dapat dikemukakan disini, antara lain :Hadits Hudzaifah ra yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim :

5
Artinya :
“Sesungguhnya sahabat Hudzaifah ra shalat (tarawih) bersamadengan Nabi Muhammad Saw
pada suatu malam, kemudian beliau(dalam shalat itu setelah membaca surat Al-Fatihah)
membaca surat Al-Baqarah, Ali Imran dan An-Nisa dalam satu rakaat, dan dalammembaca
Al-Quran beliau apabila menjumpai ayat yang adatasbihnya beliau membaca tasbih dan
apabila menjumpai ayat permohonan, beliau memohon kepada Allah dan begitu juga
apabilaada ayat perlindungan, beliau memohon kepada-Nya, (setelah selesaimembaca Al-
Quran) beliau lalu ruku’ (lamanya ruku’ tersebut) samaseperti waktu berdiri, kemudian
berdiri dari ruku’ (iktidal), dimanalamanya sepadan dengan lamanya ruku’, kemudian beliau
sujud,yang lamanya juga sepadan dengan waktu berdiri dari ruku’ (iktidal). Atsar yang
diriwayatkan oleh Imam Malik, dari Muhammad Ibn Yusufdari As-Saib Ibn Yazid :
Artinya :“Khalifah Umar Ibn Khattab memerintahkan sahabat Ubay Ibn Ka’abdan
Tamim Ad-Dary agar mengimami shalat tarawih bersama orang-orang dengan 11 rakaat,
Rowi berkata : dan waktu itu imammembaca surat Al-Quran yang terdiri ratusan ayat
sehingga kitabersandar kepada tongkat karena panjangnya berdiri, dan kita tidakselesai shalat
kecuali sudah masuk (terbit) fajar.
Dari hadits diatas, kelompok kami menyimpulkan bahwa tidakdisunnahkan kurang
dari satu kali khatam Al-Quran dalam shalat tarawihdibulan Ramadhan, dan harus melihat
kondisi makmum, jika mereka siap dansepakat menghendaki bacaan Al-Quran yang panjang
maka lebih yangafdhol/utama adalah mengerjakan dengan apa yang menjadi
kehendak,kesiapan dan kesepakatan mereka. Sebaliknya kalau mereka siap dansepakat
menghendaki bacaan Al-Quran yang pendek maka lebih yang afdhol/utama adalah
mengerjakan dengan apa yang menjadi kehendak, kesiapandan kesepakatan mereka.
4. Doa Qunut Dalam Shalat Witir
Sebagian besar (jumhur) Ulama Salaf dan Khalaf berpendirianmenganggap sunnah
hukumnya membaca doa qunut dalam shalat witir yangdikerjakan bersama-sama dengan
shalat tarawih. Adapun tempat membacadoa qunut adalah setelah ruku’. Sedangkan waktunya
adalah mulai masukhari ke 16 sampai akhir Ramadhan.
2.5 Tahapan Diperintah-Nya Shalat Tarawih
Sebagaimana dijelaskan oleh As-Syaikh Athiyah Muhammad Salim, ImamMasjid An-
Nabawy As-Syareef dalam bukunya : At-Tarawih Aktsar Min Alf AamFi Masjidi An-Nabiy
Alaihi As-Salam, bahwa shalat tarawih itu mempunyaitahapan-tahapan dalam perkembangan
diperintah-Nya shalat tarawih, yangterdiri dari 3 tahapan.
1.Tahapan Pertama
Yaitu tahap dimana Rasulullah Saw secara umum baru memberikansemangat dan anjuran
(At-Targhib al-Muthlaq), tanpa menyebut jumlahrakaat dan tanpa embel-embel, sebagaimana
hadits yang diriwayatkan olehImam Muslim dari Abu Hurairah ra :
Artinya :

6
“Bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : Barang siapa melaksanakanshalat (tarawih) karena
iman kepada Allah dan mengharap ridha Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah
lewat”
Dalam hadits ini Rasulullah Saw hanyak mengajak dan menggugahkepada siapa saja
dengan memberitahukan tentang fadilah shalat tarawihpada bulan Ramadhan dengan tanpa
menyebut jumlah rakaat, tanpamemberikan contoh dan bahkan tanpa menyuruh dengan
sungguh-sungguh.
2.Tahapan Kedua
Tahap anjuran, dalam anjuran ini dikaitkan antara shalat tarawihdengan bulan
Ramadhan, bahwa shalat tarawih itu hukumnya sunnah, dalamtahapan ini Rasulullah Saw
belum memberikan contoh dan tuntunan, hanyaanjurannya saja yang lebih dipertegas dari
tahap pertama, yaitu bagi yangmengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap ridha
Allah, ia akankembali seperti waktu dilahirkan oleh ibunya, yaitu bersih tanpa noda dandosa,
seperti yang diterangkan hadits dibawah ini :
Artinya :
“Dari Abdurrahman Ibn Auf ra : Sesungguhnya Nabi Saw bersabda :Sesungguhnya Allah
Azza Wa Jalla telah mewajibkan puasa bulanRamadhan dan Aku telah menuntunkan shalat
(tarawih)nya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat Tarawih karena Iman danmengharap
pahala dari Allah, maka dosa-dosanya akan keluarbagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh
ibunya”
(HR. Imam Ahmad,Nasai dan Ibn Majah)
3.Tahapan Ketiga
Pada tahap ini Rasulullah memberikan contoh dan tuntunan denganmengerjakannya
sendiri, yang lalu diikuti oleh sahabat. Dari sinilah lalu shalattarawih berkembang ada
diantara para sahabat yang mengerjakannyadengan keluarganya dirumah, sebagaimana hadits
Jabir ra yang diriwayatkanoleh Imam Al-Marwazy :
Artinya :
“Sahabat Ubay Ibn Ka’ab ra menghadap kepada Rasulullah Sawdalam bulan Ramadhan, ia
bertanya : Ya Rasulullah tadi malam sayaada suatu masalah? Rasulullah bertanya : Apa itu?
Ubay menjawab : perempuan-perempuan keluargaku berkata : kita tidak membaca(hafal Al-
Quran), maka sebaiknya kita shalat (tarawih) berjamaahdenganmu, dan kemudian aku shalat
bersama mereka dengan 8rakaat, Rasulullah diam (tidak menjawab), itu pertanda
beliaumeridhoinya”
Dari hadits tersebut diatas telah nampak jelas bahwa shalat tarawihpada tahapan ini
dilaksanakan dan dikerjakan dengan cara berjama’ah
2.6 Beberapa Riwayat Menerangkan Banyaknya Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
Pada masa sekarang ini banyak menunjukkan adanya kecenderungangejala atau
fenomena yang menghawatirkan karena disini muncul saling menyalahkan, membid’ahkan
antara yang mengerjakan shalat tarawih 11 rakaatdengan yang mengerjakan shalat tarawih 23

7
rakaat.Contohnya di Kota Palembang, Jamaah Masjid Agung Palembang padashalat tarawih
di bulan Ramadhan mengerjakannya 23 rakaat, sedangkan diMasjid Ukhwah pada waktu
shalat tarawih di bulan Ramadhan mengerjakannyahanya 11 rakaat. Disini terjadi perbedaan,
dan perbedaan ini tidak untukdipertentangkan atau saling menyalahkan antara satu dengan
yang lainnyatetapi harus saling menghargai, karena setiap kelompok mempunyai dalil
ataualasan kenapa mengerjakannya demikian. Ada beberapa riwayat yangmenerangkan
tentang banyaknya jumlah rakaat shalat tarawih yang akan kamikemukakan disini adalah
sebagai berikut :
1. Tarawih 8 rakaat dan witir 3 rakaat = 11 rakaat
Berdasarkan riwayat Imam Malik dari Muhammad Ibn Yusuf Ibn Yazid :
Artinya :
“Khalifah Umar Ibn Khattab memerintahkan sahabat Ubay Ibn Ka’ab danTamim Ad-Dary
agar mengimami shalat tarawih bersama orang-orangdengan 11 rakaat, Rowi berkata : dan
waktu itu imam membaca surat Al-Quran yang terdiri ratusan ayat sehingga kita bersandar
kepada tongkatkarena panjangnya berdiri, dan kita tidak selesai shalat kecuali sudah
masuk(terbit) fajar.
2. Tarawih 12 rakaat dan witir tidak disebutkan
Riwayat Imam Malik dari Dawud Ibn Hushein, bahwa ia mendengar dari Abd.Rahman Ibn
Hurmuz Al-A’raj berkata :
Artinya :
“Aku tidak pernah menjumpai orang-orang (sahabat dan tabi’in) kecualimereka melaknati
(dalam doanya) orang-orang kufur dalam bulanRamadhan, Rowi berkata : Dan Imam (ketika
itu) membaca surat Al-Baqarahdalam 8 rakaat, dan jika imam dengan surat Al-Baqarah
(tersebut,membaca) dalam 12 rakaat, maka orang-orang melihat kalau imam
telahmeringankan (shalatnya)
3. Tarawih 10 rakaat, witir 3 rakaat = 13 rakaat
Riwayat Muhammad Ibn Nashr Al-Marwazy dan Muhammad Ibn Ishaq dariMuhamad Ibn
Yusuf dari eyangnya Al-Saib Ibn Yazid :
Artinya
“Kita shalat tarawih pada masa Umar Bin Khattab ra dalam bulanRamadhan dengan 13
rakaat”

4. Tarawih 20 rakaat, witir 3 rakaat = 23 rakaat

Riwayat dari Imam Malik dari Yazid Ibn Ruman :


Artinya :
“Orang-orang (sahabat dan tabi’in) menjalankan shalat pada masa khalifahUmar Bin Khattab
ra di bulan Ramadhan dengan 23 (dua puluh tiga) rakaat”

5. Tarawih 34 rakaat, witir 1 rakaat = 35 rakaat

8
Riwayat dari Imam Zararah Ibn Aufa :
Artinya :
“Sesungguhnya ia shalat Tarawih dengan mereka dikota Bashrah dengan 34rakaat dab 1
witir”
6. Tarawih 36 rakaat, witir 3 rakaat = 39 rakaat
Riwayat dari Muhammad Ibn Nashr dari riwayat Imam Dawud Ibn Qois, iaberkata :
Artinya :
“Aku menjumpai orang-orang pada masa pemerintahan Abas Ibn Utsmandan Umar Ibn Abd.
Aziz di Madinah Al-Munawwarah, mereka mengerjakanshalat tarawih dengan 36 rakaat dan
witir 3 rakaat”
(Fathul Bari : 205/4)
7. Tarawih 40 rakaat, witir 1 rakaat = 41 rakaat
Riwayat Imam Turmudzi :
Artinya :
“Yang paling sering dikatakan : bahwasanya shalat tarawih itu dikerjakandengan 41 rakaat
dengan witir”
Demikian beberapa riwayat yang menggambarkan begitu banyaknyaragam dan
macam jumlah rakaat dalam shalat tarawih dan witir yang dikerjakanoleh para sahabat,
tabi’in dan tabi’it tabi’in, yang dapat kelompok kamisimpulkan bahwa semua sepakat,
sependapat, tidak ada seorang pun darimereka yang mengingkari dan tidak menyetujui.
Permasalahannya adalah sebagaimana yang dikemukakan Imam Malikdan Imam As-Syafe’i
berikut ini, dan bahkan Imam As-Syafe’i mempertegaspendapatnya dengan
mengemukakannya demikian :
Artinya :
“Dan tidak ada masalah dan kesulitan dalam hal ini, dan tidak ada batashabisnya (berapa saja
jumlah rakaatnya) karena ini adalah merupakanshalat sunnah, jika menghendaki
memperpanjang berdiri (karenabanyaknya bacaan Al-Quran dan bacaan lain) dan
memperpendek sujud(menyedikitkan rakaat), maka itu adalah (perbuatan) baik, dan lebih
akusukai. Dan apabila menghendaki memperbanyak ruku’ dan sujud(rakaat)nya dan
memperpendek bacaan, maka (yang demikian ini) jugabaik.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lafadz Tarawih bentuk jamak dari mufrad Tarwihah yang mempunyai artiistirahat.
Shalat Tarawih adalah : Shalat malam yang dikerjakan pada bulan suciRamadhan hukumnya
sunnah mu’akkad, bagi pria dan wanita boleh dikerjakansendiri-sendiri, boleh berjama’ah
dengan waktunya setelah mengerjakan shalatfardhu isya’ sampai terbit fajar.Waktu untuk
mengerjakan shalat tarawih adalah dari sesudah dikerjakannyashalat isya sampai terbitnya
fajar. Adapun waktu yang utama/afdhol untukmengerjakan shalat tarawih, ialah :
1. Awal malam lebih utama, bagi mereka yangtidak terbiasa atau khawatir tidak mampu
untuk bangun malam;
2. Akhir malamlebih utama, bagi yang terbiasa dan tidak mempunyai kekhawatiran
sama sekaliuntuk bangun malam. Sedangkan hukum Shalat Tarawih adalah Sunnah
Mu’akkadah.
Fadhilah atau keutamaan mengerjakan shalat tarawih adalah mendapatkanampunan
dosa-dosanya yang telah lewat, dan mendapatkan fitrah (bersih sucibagaikan bayi yang baru
dilahirkan oleh ibunya).Cara mengerjakan shalat tarawih sama seperti mengerjakan shalat
fardu(wajib), mempunyai syarat sah shalat, rukun-rukun shalat dan hal-hal yangmembatalkan
shalat.Syarat sah shalat, yaitu :
a. Niat. Golongan Syafei dan Maliki memasuki niat sebagai rukun shalat,sedangkan
golongan Hanafi dan Hambali memasuki niat sebagai syaratsah shalat.
b. Berdiri bagi yang kuasa/mampu
c. Takbiratul Ihram
d. Membaca Al-Fatihah
e. Ruku’
f. I’tidal serta tuma’ninah
g. Sujud dua kali serta tuma’ninah
h. Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah
i. Duduk akhir
j. Membaca tasyahud akhir
k. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad
l. Memberi salam, yang pertama kekanan
m. Menertibkan rukun-rukun.
Sedangkan Hal-hal yang membatalkan shalat, yaitu :

10
a. Sengaja berbicara, berbincang-bincang layaknya dengan manusia, baikberbicara dalam
rangka pembenahan shalat atau bukan
b. Banyak bertingkah gerak tidak termasuk rukun dan sunnah shalat, seperti3x
melangkah, disengaja atau tidak. Tetapi gerakan kecil yang tidakberarti tidak
membatalkan shalat
c. Ditimpa hadats (waktu shalat) hadats kecil atau besar seperti kentut,kencing
d. Tertimpa najis yang bukan najis ma’fu, kecuali najis kering dan menimpapakaian, dan
dengan dikibaskan pakaian itu maka tidak batal shalatnya.
e. Sengaja membuka auratnya, bukan karena ditiup angin
f. Terjadi perubahan niat, seperti berkeras (hatinya) keluar shalat
g. Makan minum sekalipun sedikit adalah membatalkan shalat
h. Tertawa besar dapat membatalkan shalat
i. Murtad (riddah) terputus Islamnya, dia bukan lagi muslim karena ucapan,perbuatan.
3.2 Saran
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari sebuah kesalahan. Oleh sebab itu, jika
pembaca menemukan sebuah kesalahan kami sebagai penulis memohon maaf dan apabila
pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun, kami sangat terbuka
menerimanya dan akan dijadikan sebagai bahan evaluasi. Terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA
KH. M. Hanif Muslih, Lc,Kesahihan Dalil Shalat Tarawih 20 Rakaat , 1997, PenerbitSantri
& Dinamika Press, Surabaya
DR. H. Mochtar Effendy, SE,Fiqh Islam Seri Islamologi II, 2003, Penerbit
UniversitasSriwijaya, Palembang
Prof. Dr. Amir Syarifuddin,Garis-Garis Besar Fiqh, 2003, Penerbit Media, JakartaTimur
Drs. H. Ahmad Rivai MM, Apt,Memakmurkan Masjid Melalui Shalat Jama’ah, 2006,Dicetak
oleh IAIN Raden Fatah Press, Palembang

1. Dwi nur syafika


Sejak masa siapa sholat tarawih
2. Febbi adelia
Setelah witir boleh sholat tahajjud
3. Dian
Bagaimana jika seseorang tarawih
4. Aliyah
Mengapa terjadi perbedaan dalam jumlah rakaat sholat tarawih dalam

12

Anda mungkin juga menyukai