Anda di halaman 1dari 7

Jurnal AUDHI Vol. 4, No.

2, Januari 2022, Pages 72-78


p-ISSN: 2662-2469; e-ISSN: 2774-8243
https://jurnal.uai.ac.id/index.php/AUDHI

MENGENAL MODEL PAUD BEYOND CENTRE AND CIRCLE TIME


(BCCT) UNTUK PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Aida Nur Fitri1, Christine Steffani Hutasoit1, Salsabila Afifah1


1
PGPAUD, Kampus Daerah Cibiru, Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Raya Cibiru KM 15
Bandung, Indonesia
Penulis untuk korespondensi/ E-mail: aida.nf@upi.edu

Abstrak - Artikel ini membahas mengenai model pembelajaran BCCT atau dikenal dengan model
sentra yang memaparkan sejarah, kekurangan dan kelebihan, ciri utama, prinsip-prinsip, serta tujuan
dari model BCCT/ Sentra ini. Artikel ini dibuat mengingat pentingnya model pembelajaran dalam
pelaksanaan pendidikan anak usia dini, sehingga diharapkan dapat memperluas pengetahuan
khususnya para pendidik sebagai pihak yang memiliki peran penting dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi anak usia dini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan merujuk
pada penganalisisan deskriptif dari berbagai sumber yang relevan. Jenis studi yang digunakan yaitu
studi kepustakaan dengan mengumpulkan informasi dari buku, jurnal, pembahasan artikel dan
lainnya. Hasil penelitian ini diketahui bahwa model pembelajaran BCCT/ Sentra dapat mengarahkan
anak untuk membangun pengetahuan mereka melalui sejumlah pengalaman yang didapatkan dari
berbagai kegiatan bermain maupun lingkungan, ditambah lagi dalam implementasinya model ini tidak
tergantung pada seberapa mahal alat dan bahan permainan, tetapi tergantung dengan seberapa kreatif
dan inovatifnya pendidik tersebut merancang kegiatan belajar dan mengajar.
Kata kunci: Model Pembelajaran BCCT/ Sentra, Pendidikan Anak Usia Dini, Bermain
Abstract
This article discusses the BCCT learning model or known as the Sentra model that describes the
history, shortcomings and advantages, main characteristics, principles, and objectives of this BCCT /
Sentra model. This article was created considering the importance of learning models in the
implementation of early childhood education, so that it is expected to expand knowledge, especially
educators as parties who have an important role in the implementation of education for early
childhood. This research uses this type of qualitative research by referring to descriptive analysis
from a variety of relevant sources. The type of study used is literature study by collecting information
from books, journals, article discussions and others. The results of this study found that the learning
model that is suitable for use in early childhood education in Indonesia is the BCCT / Sentra learning
model, because it does not require much equipment, but children's intelligence can still be optimized.
Keywords: BCCT/Center Learning Model, Early Childhood Education, Play

PENDAHULUAN proses pembelajaran agar peserta didik secara

P
endidikan merupakan salah satu hal yang aktif menggembangkan potensinya sehingga
penting untuk dicapai oleh seorang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
individu, karena sejatinya pendidikan pengendalian diri, kepribadian berakhlak
adalah kebutuhan dasar bagi setiap mulia, memiliki pengetahuan yang baik, serta
kehidupan manusia. Sebagaimana telah ditetapkan dapat terampil di lingkungan masyarakat
dalam Undang-Undang Republik Indonesia hingga bangsa dan negara. Artinya, setiap
tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun individu memiliki hak dan kesempatan untuk
2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan mengembangkan seluruh potensi mereka
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan melalui lembaga pendidikan yang tersedia di
suatu bangsa dan negara sehingga individu
1
Fitri, Hutasoit, Afifah., Vol. 4 No. 2, pp. 72-78

tersebut dapat terampil dalam mengembangkan karakteristik utamanya memberikan pijakan


potensinya sesuai dengan kebutuhan di bidang (scaffolding) untuk membangun konsep
masing-masing. Pendidikan juga dapat ditempuh aturan, ide dan pengetahuan anak (Saputri,
oleh seluruh kalangan jenjang dan usia, termasuk 2019). Dalam kegiatannya, model
pada anak usia dini. Pendidikan pada anak usia pembelajaran ini berfokus pada anak sebagai
dini merupakan salah satu upaya pembinaan yang subjek pembelajaran, berpusat di sentra
diberikan kepada anak berusia 0 hingga 6 tahun bermain dan pada saat anak dalam lingkungan.
sebagai bentuk stimulasi pendidikan yang Peran pendidik lebih banyak sebagai
bertujuan untuk membantu mengembangkan motivator dan fasilitator dengan memberi
seluruh aspek-aspek perkembangan dan pijakan-pijakan. Pijakan yang diberikan
pertumbuhan anak secara optimal serta sebelum dan sesudah anak bermain dilakukan
menyiapkan anak ke jenjang pendidikan dalam setting duduk melingkar sehingga
selanjutnya (Sudirjono, 2013). dikenal dengan sebutan “saat lingkaran”.
Dalam model ini, anak dirangsang untuk aktif
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan perlu melakukan kegiatan bermain sambil belajar di
melibatkan segala bentuk persiapan rangkaian sentra-sentra pembelajaran, dimulai dari
belajar seperti teknik pembelajaran, metode mengembangkan ide hingga tuntas
pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan menyelesaikan hasil karyanya.
pembelajaran, dan model pembelajaran. Hal ini
perlu diterapkan dan dilaksanakan pada suatu METODE PENELITIAN
lembaga pendidikan agar saat menyampaikan
materi pembelajaran tetap mengacu pada teori- Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
teori maupun landasan yang sesuai dengan kualitatif dengan merujuk pada penganalisisan
pendidikan anak usia dini. Karakteristik belajar deskriptif dari berbagai sumber yang relevan.
pada anak usia dini memiliki perbedaan dari Jenis studi yang digunakan yaitu studi
jenjang pendidikan lainnya, dimana gaya belajar kepustakaan dengan mengumpulkan informasi
mereka harus disesuaikan dengan tingkat dan data-data dari, buku, jurnal, pembahasan
kebutuhan, usia serta prinsip belajar yang ada artikel dan lainnya. Metode dalam penulisan
(Hijrati, 2017). Setelah mengetahui karakteristik yaitu menggunakan metode analisis isi dari
belajar setiap anak, guru dapat menentukan berbagai sumber yang terpercaya yang sesuai
rangkaian belajar yang tepat bagi anak didiknya dengan tema atau bahasan yang telah
tersebut. ditetapkan, lalu menyimpulkannya. Tahapan
dalam melakukan penelitian ini yang pertama
Model pembelajaran juga tentunya sangat penting menentukan tema atau bahasan yang akan
dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat dibahas, kemudian mencari dan
dicapai secara efektif dan efisien. Beragam jenis mengumpulkan sumber-sumber yang relevan,
model pembelajaran dapat diterapkan di PAUD, selanjutnya mengkaji dan menganalisis
seperti model Frobel, model Montessori, model berbagai materi dari sumber yang sudah
sistem among, model Reggio Emilia, model High ditemukan, memilih referensi yang akan
Scope, model BCCT/Sentra, dan masih banyak digunakan, lalu yang terakhir dituangkan ke
lagi. Namun, kunci utama pembelajaran anak usia dalam artikel ini (Mizaqon & Purwoko, 2018).
dini terletak pada sistem pembelajaran yang
didalamnya meliputi proses serta tujuan HASIL DAN PEMBAHASAN
pelaksanaan pendidikan. Sistem pembelajaran
tergantung pada model pembelajaran yang A. Sejarah Model Pembelajaran Sentra
digunakan, salah satunya adalah model Beyond
Centers and Circle Time (BCCT). Menurut Fitriah Model pembelajaran sentra adalah sebuah
(2020), model pembelajaran yang menantang dan model pembelajaran yang menjadikan bermain
menyenangkan adalah model pembelajaran sentra di sentra sebagai wahana belajar anak.
karena melibatkan unsur bermain, bergerak, Pendekatan ini lebih menekankan pada
bernyanyi dan belajar. aktivitas eksplorasi lingkungan, anak-anak
belajar di sentra yang dilengkapi dengan
Pembelajaran berbasis sentra merupakan sejumlah alat permainan dengan tujuan agar
pembelajaran yang cocok dilaksanakan di berfungsi sebagai pijakan (Scaffolding).
lingkungan pendidikan anak usia dini, dengan Pijakan-pijakan yang disediakan digunakan

2
Fitri, Hutasoit, Afifah., Vol. 4 No. 2, pp. 72-78

untuk dapat mendukung berbagai aspek nilai sosial, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai
perkembangan anak, yaitu Moral-Agama, Fisik- etika; serta 3) Pengembangan kemampuan
Motorik, Bahasa, Kognitif, Sosial-Emosional dan dasar. Artinya, inti pokok dari tujuan model
Seni (Saputri, 2019). pembelajaran sentra ini yaitu untuk
menstimulasi berbagai aspek perkembangan
Model pembelajaran sentra ini dikembangkan anak usia dini melalui kegiatan bermain yang
oleh Creative Curriculum, pengelola kegiatan disusun menggunakan berbagai pijakan dan
pembelajaran yang seimbang antara bimbingan memberi keleluasan untuk anak usia dini
guru dengan inisiatif anak. Konsep pembelajaran dalam memperoleh pengalaman yang mana
sentra ditemukan berdasarkan hasil teoritik dan nantinya akan menjadi sumber pengetahuan
pengalaman Dr. Pamela Phelps selama 40 tahun dan informasi serta pembentukan karakter
mengabdi di CCCRT Florida, yaitu sebuah anak.
lembaga penyedia pelatihan dan penelitian tentang
perkembangan anak di Amerika Serikat. C. Prinsip Pelaksanaan Model Pembelajaran
Departemen Pendidikan Nasional Republik Sentra
Indonesia secara resmi mengadopsi pembelajaran
sentra pada tahun 2004 (Fitriah, 2020). Prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan model
pembelajaran sentra adalah sebagai berikut
Saputri dalam artikelnya menyatakan bahwa di (Martuti, 2009):
Indonesia, pembelajaran sentra pertama kali
diadaptasi oleh lembaga PAUD berlatar belakang 1. Keseluruhan proses pembelajaran
Islam, adalah Nibras binti OR Salim, pimpinan berdasarkan teori dan pengalaman
TK Istiqlal Jakarta, yang pernah terbang langsung empiris
ke CCCRT melakukan riset selama tiga bulan ke 2. Setiap proses pembelajaran wajib agar
Florida (Saputri, 2019). Pembelajaran sentra merangsang semua aspek kecerdasan
dianggap paling ideal diterapkan di Indonesia, anak melalui permainan yang terarah dan
selain tidak memerlukan peralatan banyak, dukungan pendidik pada 4 jenis pijakan.
kecerdasan anak tetap bisa dioptimalkan. 3. Menempatkan penataan lingkungan main
Pembelajaran sentra diyakini mampu merangsang menjadi pijakan awal yang merangsang
seluruh aspek kecerdasan anak (Multiple anak agar aktif, kreatif dan terus berfikir
Intelegent) melalui bermain yang terarah. menggunakan pengalaman yang sudah
Semenjak model pembelajaran pembelajaran dilalui.
sentra ini diterapkan di Indonesia, terdapat 7 4. Menggunakan standar operasional pada
kegiatan bermain melalui sentra yaitu, sentra buku proses pembelajaran
bahan alam, sentra seni, sentra balok, sentra 5. Mensyaratkan pendidik dan pengelola
persiapan, sentra imtaq, sentra main peran besar, agar mengikuti pembinaan atau pelatihan
dan sentra main peran kecil. sebelum menerapkan metode ini.
6. Melibatkan orang tua atau pengganti
B. Tujuan Dilaksanakannya Pembelajaran orang tua menjadi satu kesatuan proses
Berbasis Sentra pembelajaran agar mendukung aktivitas
Model pembelajaran sentra merupakan model yang dilakukan oleh anak ketika di
pembelajaran yang berfokus pada anak, yang rumah.
penerapannya berpusat pada sentra bermain dan Setiap anak dapat memilih pusat pembelajaran
saat anak dalam lingkaran dengan memperhatikan mana yang akan digunakan untuk belajar dan
dukungan kepuasan belajar, bermain, dan suasana bermain. Media dan lingkungan bermain yang
emosi anak (Anggraini, 2020). Tujuan digunakan di setiap sentra harus aman,
dilaksanakannya pembelajaran berbasis Sentra nyaman dan menarik bagi anak, dan waktu
adalah 1). Pengoptimalan terhadap potensi yang tersedia akan disesuaikan dengan
kecerdasan jamak: yang mana dapat memecahkan kebutuhan anak sehingga mereka dapat belajar
masalah hingga dapat menciptakan produk yang dengan nyaman saat belajar. Prinsip-prinsip
bernilai; 2) Penanaman nilai-nilai dasar, yang dalam pembelajaran sentra ini terpusat
mana anak dikenalkan dan diproses dengan umumnya mewakili kebutuhan pembelajaran
pemahaman mengenai sopan santun dan tata untuk perkembangan anak yang optimal.
krama yang baik meliputi, nilai-nilai agama, nilai- Kegiatan belajar yang berpusat pada anak

3
Fitri, Hutasoit, Afifah., Vol. 4 No. 2, pp. 72-78

dibangun atas dasar bahwa anak-anak yang (baik di pusat maupun di daerah); dan 7).
berbeda memiliki metode belajar, gaya belajar, Anak-anak diatur sebelum dan sesudah
dan minat yang berbeda dalam pengetahuan yang bermain dalam lingkaran.
ingin dimilikinya. Pernyataan ini sesuai dengan
pendapat Day dalam Sujiono (2010) yang E. Kelebihan dan Kekurangan Model
mengatakan bahwa pusat kegiatan belajar dapat Pembelajaran Sentra
mengatasi perbedaan dari gaya belajar, tingkat
Tidak ada satupun model pembelajaran yang
kematangan, dan perkembangan anak, serta
sempurna, termasuk model pembelajaran
perbedaan dari latar belakang.
sentra. Hijriati (2017) mengemukakannya
D. Ciri Utama Model Pembelajaran Sentra sebagai berikut:

Model pembelajaran sentra memiliki ciri utama 1. Kelebihan


memberikan scaffolding untuk membangun Kelebihan yang dimiliki yaitu mampu
bersama berdasarkan konsep, aturan, ide dan memberikan pengalaman bermain secara lebih
pengetahuan anak. Ini juga didukung dalam lengkap dan mendalam melalui pembagian
kurikulum Standard Florida dan Sunshine BCCT. sentra-sentra dalam lingkaran. Selain itu,
Fokus model pembelajaran sentra ini adalah pada kelebihan lainnya bahwa model ini lebih
playcentre, dimana anak-anak berada dalam fleksibel dan kontekstual, sehingga sesuai
lingkaran. Pijakan disini maksudnya berupa dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
bentuk dukungan untuk perkembangan anak (KTSP).
yakni, pijakan lingkungan bermain, pijakan
sebelum anak bermain, pijakan perseorangan 2. Kelemahan
selama anak bermain, dan pijakan setelah anak
Kelemahan model pembelajaran pembelajaran
bermain. Untuk membantu mengoptimalkan
sentra ini, yaitu penekanan pada sentra dapat
pijakan tersebut, pembelajaran sentra
menghalangi serta menghambat anak untuk
menerapkan konsep densitas dan intensitas
bereksplorasi dalam memilih permainan yang
bermain. Konsep densitas menekankan pada
mereka inginkan. Model ini juga menjadikan
bentuk kegiatan seperti apa yang dirancang oleh
anak tidak dapat berpindah kepada kegiatan
seorang pendidik di lingkungan anak usia dini.
lain sebelum menuntaskan permainan yang
Sedangkan, pada konsep intensitas bermain
disajikan oleh guru. Sehingga model ini dapat
menekankan pada alokasi waktu yang dibutuhkan
disebut memberikan pengalaman bermain
anak untuk berpindah bermain melalui lima tahap
yang mendalam, tetapi sempit.
perkembangan selanjutnya (Rismawati, 2009).
Berpijak pada ciri pemberian scaffolding serta Kelemahan lain dari model pembelajaran
penerapan densitas dan intensitas diyakini akan sentra yaitu karena dalam kegiatan
membantu keberhasilan anak dalam menempuh pembelajarannya memerlukan berbagai
pendidikan. macam sentra, maka guru harus
mempersiapkannya. Salah satu sentranya yaitu
Di samping itu, model pembelajaran sentra ini sentra membaca dan menulis. Dari hasil
sangat mengutamakan perasaan puas anak ketika penelitian yang dilakukan oleh Siron (2019)
sedang melakukan pembelajaran, bermain, mengenai kendala guru PAUD
bereksplorasi dan menyalurkan minatnya mengembangkan sentra membaca dan
(Sujiono, 2013, p. 217). Ciri-ciri lain yang harus menulis, didapat kesimpulan bahwa masih
diperhatikan dalam penggunaan model terdapat banyak kendala dalam
pembelajaran sentra, yaitu: 1). Pembelajaran mengembangkan sentra membaca dan menulis
berpusat pada anak; 2). Jadikan lingkungan game diakibatkan berbagai faktor seperti media
sebagai titik awal yang penting; 3). Sebagai pendukung, keadaan peserta didik, dari guru
pendidik, kita harus membantu semua anak itu sendiri, dan sebagainya.
belajar menjadi positif dan kreatif serta membuat
keputusan sendiri; 4). Peran pendidik sebagai Sementara menurut Wahyuningsih (2020),
moderator, motivator dan evaluator; 5). Aktivitas kelebihan model pembelajaran sentra ini,
bermain di Playcentre menjadi fokus minat anak; yaitu: 1). Anak didorong untuk bermain di
6). Adanya standar operasional prosedur (SOP) sentra-sentra kegiatan yang dapat

4
Fitri, Hutasoit, Afifah., Vol. 4 No. 2, pp. 72-78

meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri, membangun pengalaman, pengetahuan,


sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator kreativitas dan kerjasama.
yang merencanakan, mendukung, menilai
kegiatan anak, serta memberikan dukungan, Penerapan pembelajaran dapat dibantu
sehingga anak menjadi aktif, kreatif, dan berani dengan media yakni alat, bahan serta benda-
mengambil keputusan sendiri tanpa takut benda sederhana (Aryanti, 2013). Hal ini
membuat kesalahan; 2). Pembelajaran yang dapat ditemukan pada lingkungan alam
bersifat individual menjadikan rancangan sekitar sebagaimana yang biasanya ditemukan
dukungan dan penilaian yang dilakukan akan oleh anak-anak di dalam kehidupan sehari-
disesuaikan dengan tingkatan perkembangan harinya seperti pasir, botol plastik, biji-bijian,
kebutuhan setiap individu anak; 3). Semua tahap sedotan dan sebagainya. Selain media benda
perkembangan anak dirumuskan dengan rinci dan sederhana dan mudah ditemukan, alat dan
jelas yang sebelumnya telah disiapkan oleh guru, bahannya pun tidak mengeluarkan harga yang
sehingga guru memiliki panduan dalam penilaian mahal. Sehingga dapat meningkatkan minat
terhadap perkembangan anak; 4). Kegiatan anak dalam belajar dan mengembangkan
pembelajaran pada model BCCT ini tertata dalam potensi anak dengan cara pemberian stimulus
urutan yang jelas, mulai dari penataan lingkungan secara optimal.
main sampai pada pemberian pijakan-pijakan; dan Penggunaan pembelajaran sentra dapat
5). Model BCCT dilaksanakan secara bertahap menempatkan anak pada posisi yang
sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga dalam proporsional. anak dirangsang dengan
pelaksanaannya tidak bersifat kaku. bermain sambil belajar. Menurut Romini
Adapun kekurangannya adalah: 1). Membutuhkan (Romini, 2021), terdapat beberapa sentra
waktu yang lebih banyak bagi pendidik untuk yang dapat dikenakan pada anak dimana anak
membuat perangkat pembelajaran lengkap sesuai dapat belajar dan bermain, seperti:
capaian perkembangan setiap anak dan 1. Sentra Persiapan, yang diperuntukan untuk
memerlukan biaya untuk membuat media mempersiapkan kematangan kemampuan
bermain, kecuali pendidik pendidik dasar anak sehingga siap untuk memasuki
memanfaatkan barang daur ulang untuk membuat sekolah dasar. Perlengkapan main yang
media bermain; 2). Banyak pendidik yang belum disediakan dalam sentra persiapan, yaitu
memahami sintak dalam pendekatan BCCT; dan manik-manik, puzzle, timbangan, kartu
3). Kurangnya koordinasi antara pendidik dan huruf, alat tulis, gunting, alat menggambar
orang tua sehingga seringkali apa yang sudah dan alat lainnya yang dapat mendukung
dilakukan oleh anak di sekolah tidak kemampuan klasifikasi, keaksaraan, dan
ditindaklanjuti oleh orang tua di rumah; dan motorik halus anak.
Manajemen pengaturan waktu yang yang sering 2. Sentra Balok, yang diperuntukan untuk
terlewatkan karena kontrol dari pendidik yang mengembangkan kemampuan berpikir
kurang. dengan media pembangunan terstruktur.
F. Alat dan dan Bahan Perlengkapan main yang disediakan dalam
sentra balok, yaitu balok berbagai ukuran
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai seorang dan bentuk, aksesoris seperti boneka-
guru hendaknya mempersiapkan media-media boneka, alas balok, yang semuanya
pembelajaran yang menunjang keberhasilan anak tersedia dalam berbagai warna.
sebagaimana dalam menempuh pendidikannya. 3. Sentra Peran, terdiri dari peran besar dan
Proses pembelajaran bagi anak usia dini dapat peran kecil. Sentra peran besar
dipandang sebagai wahana bermain yang tampak memberikan kesempatan kepada anak
menyenangkan, mengasyikan dan membawa untuk mengembangkan pengetahuan
suasana gembira. Wahana bermain yang tentang dunia sekitarnya dengan cara
dirancang dapat didukung dengan alat dan bahan bermain pura-pura mengikuti peran
dapat mengoptimalkan ruang gerak anak dalam seseorang seperti dokter, ibu, ayah,
mengeksplorasi dunianya lebih lagi karena binatang dan sebagainya. Sedangkan
sejatinya dunia anak adalah bermain dan sentra peran kecil memberikan
lingkungan merupakan tempat yang tepat untuk kesempatan kepada anak untuk bermain
anak dapat memperoleh berbagai hal dalam simbolik, bermain pura-pura dengan
menggunakan

5
Fitri, Hutasoit, Afifah., Vol. 4 No. 2, pp. 72-78

benda-benda kecil dan menggerak-gerakannya. Kerajaan, Kabupaten Pakpak Baharat.


Perlengkapan main yang disediakan dalam Jurnal Usia Dini, 6(2), 20-27.
sentra peran, yaitu berbagai alat rumah tangga, Aryanti, N. M. W., Suarni, N. K., & Ambara,
alat berbagai profesi, benda-benda berukuran D. P. (2013). Penerapan model
mini, dan alat-alat lain yang mendukung anak pembelajaran BCCT (beyond center
untuk bermain peran. and circle time) berbantuan media
benda sederhana untuk meningkatkan
SIMPULAN DAN SARAN perkembangan kognitif pada anak.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Adapun simpulan dari paparan mengenai model Undiksha, 1(1).
pembelajaran sentra ini adalah bahwa model Fitriah, W. (2020). Implementasi model bcct
pembelajaran sentra mengarahkan anak untuk (beyond center and circle time dalam
membangun pengetahuan mereka melalui pendidikan anak usia dini di paud dori
sejumlah pengalaman yang didapatkan dari way kanan (Doctoral dissertation, UIN
berbagai kegiatan bermain maupun lingkungan. Raden Intan Lampung).
Anak didorong untuk bermain di setiap sentra- Hijriati, H. (2017). Pengembangan model
sentra yang dirancang, sedangkan pendidik pembelajaran pendidikan anak usia dini.
berperan sebagai perancang, pendukung serta Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 3(1),
fasilitator bagi anak dengan mengacu pada 74-92.
prinsip-prinsip, langkah-langkah serta tahapan Martuti, A. (2009). Mendirikan dan
belajar model pembelajaran sentra. Mengelola PAUD Manajemen
Administrasi Strategi Pembelajaran.
Implementasi model ini tidak tergantung pada Yogyakarta: Kreasi Wacana.
seberapa mahal alat dan bahan permainan, tetapi Mirzaqon, A., & Purwoko, B. (2018). Studi
tergantung dengan seberapa kreatif dan Kepustakaan Mengenai Landasan Teori
inovatifnya pendidik tersebut merancang kegiatan dan Praktik Konseling Expressive
belajar dan bermain terlaksana. Banyak hal yang Writing. Jurnal BK Unesa, 8(1), 1-8.
dapat pendidik gunakan agar menjadi media Romini, R. (2021). Implementasi Model
pembelajaran yang mendukung proses Pembelajaran Beyond Center and Circle
pembelajaran salah satunya dengan memanfaatkan Time (BCCT) Sebagai Upaya
bahan-bahan alam ataupun lingkungan sekitar Meningkatkan Kualitas Pendidikan.
yang mampu mengembangkan seluruh aspek EDULEAD: Journal of Christian and
perkembangan anak usia dini. Leadership, 2(2), 219-234.
Sehubungan dengan simpulan yang telah Rusmawati, N. (2009). Pelaksanaan
dipaparkan, terdapat saran dalam pelaksanaan pembelajaran pendekatan Beyond
pembelajaran sentra seperti, sebagai fasilitator Centers and Circle Time (BCCT) di Pusat
guru harus dapat memfasilitasi penciptaan Paud Firdaus International Preschool
informasi baru, memberikan siswa kesempatan Banjarnegara (Doctoral dissertation.
untuk menemukan dan menerapkan ide-ide UNS (Sebelas Maret University).
mereka, dan membuat mereka peka terhadap jalan Saputri, E. E. (2019). Implementasi model
mereka sendiri, maka dari itu guru di semua pembelajaran sentra untuk meningkatkan
sekolah juga harus dapat mengidentifikasi nilai kemandirian anak usia dini di KB Merak
yang ditanamkan pada anak-anaknya melalui Ponorogo. (Doctoral dissertation, IAIN
kegiatan bermain. Dengan begitu, aktivitas Ponorogo).
bermain lebih dari sekedar aktivitas fisik, bukan Siron, Y. (2019). Kendala guru paud
hanya sebagai sarana pembentukan perilaku anak mengembangkan sentra membaca dan
saja. menulis (studi kasus di Jakarta Timur
2018). Cakrawala Dini: Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Anak Usia Dini, 10(2), 142-
150.
Anggraini, E. S. (2020). Penanaman nilai karakter Sujiono, Y.N. Sujiono, B. (2010). Bermain
anak usia dini pada model pembelajaran kreatif berbasis kecerdasan jamak di
BCCT (beyond centers and circle time) di sertai langkah pengembangan program
TK Pembina Sukaramai, Kecamatan kegiatan bermain di kelompok bermain,

6
Fitri, Hutasoit, Afifah., Vol. 4 No. 2, pp. 72-78

taman kanak-kanak, dan pos PAUD. Jakarta: Wahyuningsih, D. (2020). Model


INDEKS. pembelajaran bcct bagi anak usia dini
Sujiono, Y.N. (2013). Konsep Dasar Pendidikan sesuai dengan tahap perkembangan.
Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Dunia anak: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 3(1), 58-69.

Anda mungkin juga menyukai